Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
Shinta Widianti
"Skripsi ini membahas pandangan antikekerasan dan antirevolusi Goethe yang digambarkan melalui metafora-metafora dalam Novella (1826). Beberapa perubahan dari konsep awalnya berjudul Die Jagd (1797) hingga proses penulisannya di tahun 1826 menggambarkan perkembangan pandangan Goethe mengenai kekerasan dan revolusi. Untuk menganalisis permasalahan itu, digunakan teori Hermeneutik Gadamer, yang mengedepankan peleburan cakrawala pembaca dan cakrawala teks, terutama unsur historisnya. Makna berbagai metafora ini menggambarkan pandangan antikekerasan dan antirevolusi Goethe, bahwa semua itu bisa diatasi dengan seni dan keyakinan.
The focus of this study is Goethe's of anti-violence and anti-revolution through metaphors in his work, Novella (1826). Some changes from the first concept titled Die Jagd (1797), to the process in 1826 show the expand of his view about violence and revolution. To analyze this, I used Gadamer?s hermeneutic theory, which point the fusion of the reader's and the text?s horizon, especially from the historical side. The meaning of these metaphors explains Goethe?s view that art and faith can conquer violence and revolution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14819
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Marina A. Sofjan
"Manusia adalah zoom politikon, makhluk sosial yang hampir dalam setiap aktivitasnya membutuhkan manusia lain. Namun, dalam bersosialisasi, manusia terkadang tidak mampu mengontrol dorongan-dorongan irasional dalam dirinya sehingga dapat menghancurkan manusia lain. Sisi Homo homini lupus dalam diri manusia ini diangkat oleh Tilman Rohrig dalam karyanya In dreihundert Jahren vielleicht. Ia melihat kenyataan di sekelilingnya bahwa sekelompok manusia senantiasa menghancurkan sekelompok yang lain. Melalui skripsi ini ditunjukkan apa-apa saja yang mempengaruhi Tilman Rdhrig dalam menulis roman tersebut serta kritik_kritiknya terhadap hubungan antarmanusia. Rohrig menyampaikan kritik-kritiknya melalui judul romannya yang ironis dan melalui beberapa peristiwa di dalam roman itu sendiri. Ia memperlihatkan dalam In dreihundert Jahren vielleicht bahwa perang tidak saja membuat para serdadu kehilangan rasa prikemanusiaan, tetapi juga membuat penduduk desa Eggebusch menderita dan tidak dapat bersosialisasi dengan baik. Dari uraian-uraian seluruh bab, dapat disimpulkan bahwa manusia mempunyai dua kecenderungan yang saling bertolak belakang yaitu: zoon politikon dan horno homini lupus. Jika manusia tidak dapat mengendalikan dorongan-_dorongan irasionalnya, maka ia akan menjadi homo homini lupus. Melalui In dreihundert Jahren vielleicht, Rohrig mencoba mengingatkan kepada kita agar menggunakan akal budi, menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap sesama dan toleransi, untuk mengontrol dorongan-dorongan irasional tersebut, dan kemudian bersama-sama berusaha mewujudkan perdamaian di muka bumi."
2000
S14802
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hutagalung, Gomgom Basa
Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1997
830.9 HUT k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Merker, Begr. von Paul
Berlin : De Gruyter, 1984
R 830.3 MER r
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Boor, Helmut de
Munchen: Beck, 1964
830 B 305
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hartung, Harald
Gottingen: Vandenhoeck & Ruprecht, 1975
JER 830.9 HAR e
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Bowie, Andrew
New York : Routledge , 1997
801.959 BOW f
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library