Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enday Tarjo
Jakarta: Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Pendidikan bahasa dan Seni UPI, , 2004
371.102 END s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dalifah Yunus
"Satu fenomena masalah pendidikan khususnya SMP di Kabupaten Belitung Timur yaitu rendahnya kualitas pembelajaran. Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memajukan proses pembelajaran di sekolah, serta meningkatkan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif.Guru sebagai pengelola pembelajaran memegang kendali untuk keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran.Tesis ini membahas pengaruh kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran SMP di Kabupaten Belitung Timur.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatip. Hasil penelitian adalah kinerja guru mempengaruhi secara signifikan terhadap kualitas pembelajaran. Pelaksanaan supervisi yang tepat akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan prestasi belajar juga meningkat.

The low of learning quality is one the phenomenon faced by SMP in Belitung Timur. The Principal as the supervisor has rule and responsibility, not only in improving teaching learning process but also to chance teacher's professional growth in order to increase the quality of learning through effective learning. The research was conducted to explain the influence of principal supervising and teacher performance toward learning quality in SMP Belitung Timur District.
The research applied quantitative, and explanating method.The result of the research teacher performance coefecient has significantly influence toward learning quality. The proper implementation of supervision has contributed to teacher performance. This, It will make students are able to study effectively in order to increase their learning high learning achievement."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29779
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Setyanto Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara teacher efficacy kepuasan kerja pada guru SD Negeri inklusi. Partisipan penelitian ini adalah guru SD Negeri inklusi yang berada di wilayah JABODETABEK sebanyak 77 orang. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan instrumen JSS (Job Satisfaction Survey) yang dikembangkan oleh Paul E. Spector (1985) yang terdiri atas sembilan aspek kepuasan kerja seperti gaji, kenaikan pangkat, atasan, imbalan, penghargaan, kondisi operasi kerja, Rekan kerja, pekerjaan itu sendiri dan komunikasi. Teacher efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi oleh Winafaisal (2010) berdasarkan instrumen OSTES (Ohio State Teacher Efficacy Sense) yang dikembangkan oleh Tschannen-Moran & Woolfolk Hoy (2001) dengan tiga dimensi yakni Efficacy in Student Engagement, Efficacy in Instructional Strategies dan Efficacy in Classroom.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan teacher efficacy mengunakan teknik korelasi pearson (r = 0.249). Aspek nature of work pada kepuasan kerja juga memiliki korelasi positif dengan teacher efficacy (korelasi parsial = 0,336). Implikasi dari penelitian ini penting bagi pengembangan dunia pendidikan inklusi di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan teacher efficacy dan kepuasan kerja bagi guru sekolah dasar negeri inklusi.

The purpose of this study is to find out whether there is any between teacher efficacy and job satisfaction among public inclusive elementary school teachers. Participants of this study are inclusive public elementary school teacher located around JABODETABEK. Job satisfaction was measured by instrument modified by researcher based on JSS (Job Satisfaction Survey) which originally developed by Paul E. Spector (1985) with nine aspect of job satisfaction (Pay, Promotion, Supervision, Fringe Benefit, Contingen reward, Operating condition, Co-worker, Nature of work and Communication). Teacher efficacy was measured by instrument modified by Winafaisal (2010) based on OSTES (Ohio State Teacher Efficacy Sense) originally developed by Tschannen-Moran & Woolfolk Hoy (2001) with three dimention (Efficacy in Student Engagement, Efficacy in Instructional Strategies and Efficacy in Classroom Management).
This current study shows that there is a significant correlation between job satisfaction and teacher efficacy using Pearson Correlation (r=0,249). The nature of work aspect in job satisfaction also has positive correlation with instructional engagement aspect in teacher efficacy (partial correlation= 0,336). This study has important implications for the development of inclusive education in Indonesia, particularly those related to teacher efficacy and job satisfaction for public inclusive elementary school teachers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinal Lafendry
Jakarta: Salemba Humanika, 2019
370.711 FER g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: McGraw-Hill, 2000
370.15 EDU (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elliott, Stephen N.
Boston : McGraw-Hill , 2000
370ELLE002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Rifameutia Umar Ali
"Perguruan tinggi merupakan salah satu institusi yang ?mempersiapkan? sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya. Interaksi pengajar dengan mahasiswa, khususnya dalam pembelajaran, perlu mendapat perhatian agar tercapai kualitas pada hasil belajar rnahasiswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, pemberian umpan balik oleh mahasiswa tanpa tindak lanjut nyata merupakan inefisiensi dalam pelaksanaan pendidikan, dan tidak efektif dalam usaha pencapaian akuntabilitas pelaksanaan pendidikan serta lulusan yang berkualitas. Bila institusi memiliki komitmen pembelajaran yang berorientasi kcpada pembelajar, maka seyogyanya evaluasi pengajaran berfokus pada usaha yang dilakukan pengajar untuk membangun atmosfir pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, dalam hal ini mahasiswa. Bagaimana pengajaran dan pengajar yang berhasil menurut pendapat mahasiswa seharusnya ditelaah. Bila tidak, umpan balik dari mahasiswa yang diperoleh pengajar akan tidak akurat dan sia-sia sebagai pendukung pemelajaran aktif.
Menurut Biggs (199l) belajar melibatkan tiga variabel yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu variabel masukan (presagc), variabel proses (process), dan variabel hasil (product). Setelah mengikuti pembelajaran dalam instilusi perguruan tinggi, mahasiswa memiliki pengalaman belajar dan pendapat tertentu mengenai pengajar yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan model teoritik pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (1) membuktikan bahwa konsep belajar dan orientasi belajar mahasiswa memiliki pengaruh Iangsung yang bermakna terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif (2) membuktikan bahwa motif mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan ulama pengajar yang efektif; (3) membuktikan bahwa focus of control mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif; (4) membuktikan bahwa konsep belajar mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif; (5) membuktikan bahwa lamanya mahasiswa belajar di perguruan tinggi memiliki pengaruh tidak langsung yang bernakna, yaitu melalui konsep belajar dan orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengaiar yang efektif.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori motif mahasiswa ke perguruan tinggi dari Gibbs, Morgan dan Taylor (Morgan, 1993), teori locus of control dari Rotter (Robinson Shaver, 1973), teori orientasi belajar dari Ramsden (1992), teori konsep belajar clari Marten, dall? Alba, dan Beary (Chalmers & Fuller, 1996), dan teori keterampilan pengajar yang efektif dari Centra (1993).
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling (Schwab, 1999). Responden penelitian ini berjumlah 360 yang mewakili 12 fakultas di Universitas Lndoncsiag terdiri dari laki-laki (49.2%) dan perempuan (50.8%) Alat ukur yang digunakan adalah Internal. Poweful others, and Chance Scales (or untuk internal scale=0.73, or untuk external scale=0.76), Skala Orientasi Belajar (cr meaning 0rientation= 0.79, 0. reproduction orientation=0.74, or. achievement orientation?-?0.72). Alat ukur konsep belajar dan lama belajar adalah pilihan jawaban. Pendapat mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif diperoleh dari peringkat pertama yang diberikan responden terhadap keterampilan pengajar efektif yang dikemukakannya.
Analisis jalur (path analysis) dengan bantuan perangkat lunak Linear Structural Relations (LISREL) terhadap model utama menunjukkan bahwa model teoritik utama yang diajukan dapat diterima, artinya variabel karakteristik mahasiswa (motif locus of control, dan konsep belajar), Serta variabel orientasi belajar dan variabel lama belajar dapat digunakan untuk memprediksi dan menerangkan variabel pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep belajar mahasiswa paling besar pengaruhnya terhadap pendapat mereka mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif. Makin konstruktif konsep belajar mahasiswa, maka pendapat mereka mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif adalah keterampilan motivasional.
Dari analisis tambahan untuk masing-masing semester, hanya data dari mahasiswa semester empat dan enam yang dapat digunakan untuk memprediksi model yang dikemukakan pada penelitian ini. Mahasiswa semester dua sangat beragam dalam motif dan pengalaman belajar. Pengaruh pembelajaran di pendidikan menengah masing-masing diperkirakan masih sangat besar, sehingga data yang diperoleh pada semester dua menjadi sangat beragam. Mereka cenderung tidak tahu secara pasti tujuan mereka melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa semester delapan pada penelitian ini motifnya kembali kuat pada motif vokasional. Diperkirakan ada kecenderungan pada mereka untuk mencari Jalan menyelesaikan pendidikannya, sehingga usaha belajar mereka menjadi sangat bcrvariasi, tergantung yang menurut mereka akan mempermudah cara mereka untuk selesai dan bekerja.
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan membuat alat ukur yang diujicobakan untuk mahasiswa dari berbagai program studi. memasukkan faktor konteks pengajaran agar dapat diteliti secara lebih komprehensif pengaruh variabel presage dan process terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang elektif dan melakukan penelitian tidak saat mahasiswa menghadapi ujian tengah semester, agar dapat diperoleh data yang lebih akurat.

This research was aimed to prove a theoretical model of students opinion about the primary skills of ejective teachers. Specyically, the objectives of this research are ( I ) to prove that student 's learning conception and learning orientation will have direct and significant eject to the student 's opinion about the primary skills of ejfective teachers, (2) to prove that student?s motivation has indirect yet signyicant effect, through the learning orientation, to the students opinion about the primary skills of ejjective teachers, (3) to prove that student 's locus of control has indirect yet signwcant effect. through the learning orientation, to student 's opinion about the primary skills of effective teachers, (4) to prove that students learning conception has indirect yet significant eject, through the learning orientation, to student 's opinion about the primary skills of effective teachers, (5) to prove that the duration of study at the university will have indirect yet significant effect, through learning conception and learning orientation, to students opinion about the primary skills of effective teachers.
Path Analysis, with the help of software called Linear Structural Relations (LISREL), to the model .showed that the primary theoretical model can be accepted. It means that the student 's characteristic (motivation, locus of control, and learning conception), learning orientation and duration ofstudy are variables that can be used to predict and explain the student 's opinion about the primary skills of effective teachers.
The result of this research showed that student?s learning conception has the strongest eject on their opinion about the primary skills of ejective teachers. Students with constructive learning conception consider motivational skills as the primary skills of effective teachers.
In the additional analysis of data from students in dyferent semesters, only the data from the students who are in their 4 and 6 .semester that can be used to predict the model proposed in this research. ln the analysis of data from students of different branch of science, only the data from the students ofthe humanities science that can be used to predict the model proposed in this research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
D681
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Reza Fahlevi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dan perencanaan instruksional pada guru sekolah dasar negeri yang ada di Jakarta. Pengukuran teacher efficacy menggunakan alat ukur Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES) (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), dan pengukuran perencanaan instruksional menggunakan alat ukur yang dibuat berdasarkan teori perencanaan dan persiapan dari Cole dan Chan (1986). Partisipan penelitian ini berjumlah 57 orang guru sekolah dasar negeri di Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara teacher efficacy dengan perencanaan instruksional pada guru sekolah dasar negeri di Jakarta (r = 0.387; p = 0.003, signifikan pada los 0.01). Artinya, semakin tinggi teacher efficacy yang dimiliki seorang guru, maka semakin tinggi pula perencanaan instruksionalnya. Selain itu, hasil tambahan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan mean skor teacher efficacy dan perencanaan instruksional berdasarkan data demografis partisipan.

The purpose of this research is to investigate the correlation between teacher efficacy and instructional planning among elementary school teachers in Jakarta. Teacher efficacy was measured using Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES) (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), and instructional planning was measured using an instrument that being constructed based on Cole and Chan’s planning and preparation theory (1986). The participants of this research are 57 elementary school teachers in Jakarta.
The main result of this research shown that there is a positively significant correlation between teacher efficacy and instructional planning among elementary teachers in Jakarta (r = 0.387; p = 0.003, signicant at the 0.01 level). It means, the higher teacher’s efficacy, the higher on their instructional planning. As an additional result, this research shown that there is no differences in mean score teacher efficacy and instructional planning based on participant’s demographic data.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S44599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Zulkaida
"ABSTRAK
Perkembangan di berbagai bidang menyebabkan semakin besar
kemungkinan seseorang untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang
dari berbagai kalangan, dengan latar belakang kultur dan gaya hidup yang
berbeda. Hal ini akan berpengaruh terhadap adanya perubahan budaya di
masyarakat, terutama dalam pola komunikasi atau hubungan interpersonal.
Dalam situasi seperti ini, hubungan interpersonal mulai lebih dihargai, karena
dinilai sebagai sumber utama dari kepuasan dan cara mencapai self worth di
dalam kehidupan. Banyak orang menyadari bahwa mereka kurang memiliki
keterampilan dan merasa tidak memiliki kehidupan yang cukup memuaskan,
karena merasakan adanya ktidak-adekuatan personal dalam berinteraksi
dengan orang lain. Ellis (dalam Lange & Jakubowski, 1976) melihat bahwa
cara untuk membantu individu untuk dapat mempertahankan dirinya dalam
dunia yang sulit namun dalam bentuk yang lebih rileks, lebih menyenangkan
dan lebih sehat adalah dengan tingkah laku asertif.
Lange dan Jakubowski (1976) mengatakan karena kebanyakan masalah
psikologi yang melibatkan assertion memiliki komponen kognitif afektif, dan
tingkah laku, maka kombinasi pendekatan kognitif, afektif dan tingkah laku
dalam pelatihan asertif dianggap tepat. Oleh karena itu, mereka kemudian
mengembangkan suatu bentuk pelatihan asertif dengan menggunakan
pendekatan kognitif - tingkah laku (cognitive-behavioral procedures).
Penelitian ini ingin melihat apakah program pelatihan asertif dengan
pendekatan kognitif-tingkah laku dapat menjadi sarana unmk meningkatkan
tingkah laku asertif pada mahasiswa.
Subjek penelitian mahasiswa Universitas Gunadarma tingkat 2 (dua), laki-
laki dan perempuan, berusia antara 18 - 20 tahun, memiliki skor tingkah laku
non asertif yang lebih dominan berdasarkan hasil Tes Skrining Subjek, bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian (mengikuti seluruh program pelatihan
selama 8 kali berturut-turut, mengisi kuesioner dan mengeljakan tugas-tugas
yang diminta - untuk kelompok eksperimen)
Jumlah subjek penelitian 12 orang pada kelompok eksperimen dan 12
orang pada kelompok kontrol. Rancangan yang digunakan di dalam penelitian
ini adalah true experimental design, dengan bentuk randomized matched
prestest-posttest control group design. Pelatihan asertif unluk kelompok
eksperimen diberikan selama 4 minggu dengan 8 kali pertemuan, sekitar 2,5 -
3 jam setiap pertemuan. Adapun untuk kelompok kontrol hanya diberikan
pretest dan posttest.
Untuk mengumpulkan data digunakan Tes Skrining Subjek untuk
menyeleksi individu yang akan diikutsertakan dalam pelatihan, Skala Tingkah
laku sertif yang cligunakan untuk pretest dan posttest (denan I0 aspek yaitu
melakukan percakapan, mencari informasi, mernberikan pendapat, mengajukan
permintaan, menolak permintaan, mengekspresikan perasaan, memberikan
pujian, memberikan kritikan, menerima pujian dan menerima kritikan) Serta
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Asertif. Untuk analisis data digunakan
Wilcoxon Signed Rank Test, Mann Whitney U Test dan distribusi frekuensi.
Kesimpulan yang diperoleh adalah 1) Ada peningkatan tingkah laku
asertif secara sangat signifikan setelah mengikuti pelatihan. Peningkatan terj adi
dalarn semua aspek tingkah laku asertif 2) Ada perbedaan tingkah laku asertif
secara signifikan antara subjek yang mengikuti pelatihan dengan yang tidak
mengikuti pelatihan. Namun jika dilihat secara lebih khusus berdasarkan aspek-
aspeknya, perbedaan yang signifikan terjadi pada aspek kernampuan
melakukan percakapan dan memberikan kritik. Faktor yang mungkin
menyebabkan adalah karena mated yang diberikan untuk setiap sesi (dan tugas
rumah yang diberikan) cukup banyak sedangkan pertemuan dilakukan
seminggu 2 kali, sehingga selang waktu pertemuan yang hanya 2-3 hari
tampaknya menyebabkan peserta pelatihan rnerasa bebannya menjadi banyak
(karena bersamaan dengan pengerjaan tugas-tugas kuliah) dan menyebabkan
beberapa dari mereka menjadi belum sempat untuk menerapkan secara optimal
berbagai keterampilan yang telah mereka pelajari di pelatihan. Komponen
active experimentation, dimana subjek diminta untuk mempraktikkan berbagai
materi yang telah dilatihkan ke dalam situasi sosial keseharian (membuat
keputusan, menyelesaikan masalah), tampaknya kurang berjalan dengan
optimal.
Kesmpulan 3) bentuk tingkah laku asertif yang sulit dilakukan subjek
adalah mengekspresikan orasaan dan menolak permintaan 4) materi yang
dianggap membantu meningkatkan tingkah laku asertif subjek adalah
percakapan sosial, memperkenalkan diri, memberikan pujian, seb’ statement,
imajinasi emosi dan memberikan kritikan S) teknik yang dianggap membanlu
meningkatkan tingkah laku asertif subjek adalah diskusi dalam kelompok besar (sharing masalah dan pengalaman)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halsey, Victoria
San Francisco: Berrett Koehler, 2011
658.312 4 HAL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>