Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niko Rulando
"Industri hiburan Indonesia khususnya dibidang musik sekarang ini diwarnai bentuk baru yang dibawa dari Jepang dengan kehadiran JKT48 di Indonesia. JKT48 merupakan grup idola Jepang pertama yang didirikan di luar negeri oleh Yasushi Akimoto. Bentuk hiburan ini menjadi populer dikalangan masyarakat Indonesia khususnya di usia remaja di perkotaan. Akan tetapi, dibalik popularitas JKT48 mengakibatkan penggemar mereka cenderung terkena pengaruh yang bernama fetisisme komoditas. Jurnal ini mencoba menganalisis fenomena JKT48 dan fetisisme komoditas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yang dengan sumber data yang diperoleh melalui kajian pustaka baik buku, jurnal, artikel, maupun diforum penggemar JKT48 di internet. Selain kajian pustaka, disertakan data analisis hasil penyebaran angket yang dilakukan Pitra Satvika melalui media internet melalui aplikasi Survey Monkey selama dua minggu pada bulan februari kepada para penggemar JKT48 di Indonesia sebagai responden. JKT48 yang beranggotakan 51 perempuan muda ini menjadi bentuk komoditas yang di jual ke masyarakat. Masyarakat yang menggemari mereka rela menyisihkan uang dan waktu mereka untuk membeli produk asli JKT48, menonton pertunjukkan mereka baik di teater maupun panggung musik harian, atau sekedar dapat berjumpa dan bersalaman dengan salah satu anggota mereka. Mereka percaya dengan melakukan itu, JKT48 akan tetap ada untuk menghibur mereka.

Indonesia entertainment industry particularly in music tinged new forms brought from Japan with JKT48 presence in Indonesia. JKT48 is a Japanese idol group first established abroad by Yasushi Akimoto. This kind form entertainment popular among the people of Indonesia, especially in urban teens. However, behind the popularity of JKT48 result they tend to be exposed to influence of the fans called commodity fetishism. This journal tried to analyze the phenomenon of JKT48 and commodity fetishism. This study uses descriptive analysis to data sources obtained through literature review by books, journals, articles, and di JKT48 fans forum on the internet. In addition to literature review, the data included analysis the results of questionnaire distribution by Pitra Satvika conducted via the Internet through Survey Monkey application for two weeks in February to the fans in Indonesia JKT48 as respondents. JKT48 consisting of 51 young women is a form of commodities that are sold to the public. People who idolize them willing to set aside their money and time to buy the original product JKT48, watch their performances both in theater and music stage daily, or just to meet and shake hands with one of their members. They believe by doing that, JKT48 will still be there to entertain them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dobb, Maurice
New York: International Publishers, 1947
330.5 DOB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lukacs, Georg
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012
335.410 8 LUK ht
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pigou, Arthur Cecil, 1877-1959
London: Macmillan, 1958
330.126 PIG s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Insan Praditya Anugrah
"Skripsi ini membahas mengenai kapitalisme semu dalam Industri otomotif Indonesia pada era Orde Baru, kurun waktu 1969-1998. Penulis menggunakan konsep kapitalisme semu yang diutarakan oleh Kunio Yoshihara, untuk melihat dominasi para kapitalis ersazt dalam industri otomotif Indonesia, serta mengapa kapitalisme semu gagal menciptakan kemandirian otomotif Indonesia selama era Orde Baru. Sesuai dengan konsep yang diutarakan Kunio, maka skripsi ini menganalisis struktur kapitalisme di Indonesia dari empat komponen utama mengenai kapitalisme yang diutarakan kunio, yakni Modal asing, Ketergantungan teknologi,Intervensi Negara, dan Modal Cina. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa para kapitalis yang berperan dalam terciptanya integrasi vertikal dan dominasi modal prinsipal dalam dalam industri otomotif. Para kapitalis enggan mendukung program-program pemerintah menuju kemandirian otomotif, oleh karena itu mereka lebih memilih mempererat hubungan mereka dengan prinsipal asing, agar mereka dapat memperoleh keuntungan cepat, tanpa investasi dan riset teknologi yang banyak.

This thesis focus on ersazt capitalism in Indonesia’s automotive Industry during New Order Era, from 1969-1998. Based on Kunio Yoshihara concept, this thesis analyze the dominant of ersazt capitalists and how it failed to make self-reliance in Indonesian Automotive Industry during New Order’s periods. The analysis is follows to Yoshihara's Ersazt Capitalism concept, that will concern on four main aspects such as Foreign investment, technological dependency, state intervention, and chinese capital. This research found the role of Capitalists in creating vertical integration and strenghten of foreign investment and technological domination in Indonesian automotive Industry. They reluctant to support government programs toward selfreliance of national automotive Industry, therefore, the capitalists choose to strenghten their ties with foreign principals, in order to get immediate profit without much investment and technological research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The early twenty-first century is witnessing both an increasing internationalization of many markets, firms, and regulatory institutions, and a reinforcement of the key role of nation states in managing economic development, financial crises, and market upheavals in many OECD and developing economies. Drawing on a variety of interdisciplinary perspectives from leading US and European scholars, this book analyses how capitalism and national capitalisms are changing in this context. It focuses on the economic rise of new countries such as the BRICs, the increasing influence of regional organizations such as the EU and NAFTA, and new forms of private and public international regulation. It also considers how states are adapting their economic policies and processes in this new environment, and the consequences of these adaptations for inequality and risk within different societies. These changes are linked to how firms are developing new strategies for organizing global value chains and the application of scientific knowledge to the commercialization of products in contexts where financial markets are becoming more uncertain and crisis prone, and where different groups are making new demands for more effective forms of corporate governance and corporate social responsibility. Drawing on examples from Europe, North and Latin America, and Asia, it illustrates the complex ways in which different forms of national capitalism are adapting and changing their institutions in response to international financial markets, the global financial crisis, the development of cross-border value chains, and expansion of multinational firms"
New York: Oxford University Press, 2012
330.122 CAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mavroudeas, Stavros
"Whilst the regulation approach has gone beyond its peak of influence and has been diluted of much of its radical content, this outstanding critical appreciation of its strengths and weaknesses will prove an invaluable point of reference for all those engaged in the political economy of the national within the global economy.' - Ben Fine, University of London, UK"
Cheltenham, UK : Edward elgar, 2012
330.122 MAV l ;330.122 MAV l (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Kemunculan kapitalisme merupakan konsekuensi tidak langsung dari etika protestan, khususnya calvinisme. Kaum calvinis percaya bahwa seseorang telah ditakdirkan apakah termasuk kelompok yang diselamatkan atau tidak. Agar termasuk kelompok yang diselamatkan seseorang mesti sukses di bidang ekonomi. Untuk itu setiap individu harus bekerja keras. Dalam kegiatan ekonomi mereka tidak hanya mengejar kepuasan material, karena tugas itu merupakan tugas suci yang harus diwujudkan dalam kehidupan nyata guna menghindari kemurkaan Tuhan. Kegagalan di bidang ekonomi tidak lain akibat dari kemalasan dan ketidakberpihakan Tuhan.
Meskipun tidak seperti calvinisme yang sampai melahirkan kapitalisme dan “aturan main” dalam pengelolaan harta kekayaan, namun salah satu dari lima ajaran pokok tarekat Shadziliyah, yakni taqwa juga menekankan untuk-bukannya mendiskreditkan-mensyukuri dan menikmati kehidupan dunia. Taqwa yang benar pasti membuahkan kejayaan hidup di dunia dan di akhirat. Sebab itu, mursyid dalam aliran tarekat ini menuntut salik supaya aktif dan sukses di bidang ekonomi. Materi bukanlah tujuan akhir tetapi sarana untuk beribadah. Meskipun bergelimang harta, salik harus tetap zuhud dan dermawan."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Muhammad Taqy Arraihan
"ABSTRAK
Penulisan skripsi ini merupakan bentuk kritik terhadap buku Ketukangan: Kesadaran Material yang ditulis oleh Tim Kurator Paviliun Indonesia sebagai hasil dari keikutsertaannya dalam Pameran Arsitektur Internasional Ke-14 – La Biennale di Venezia. Pembahasan mencakup ketukangan di Indonesia dan perjalanannya dalam kurun waktu seratus tahun yang bersinggungan dengan modernisasi yakni terkait dengan singularitas, kemajuan teknologi – industrialisasi, dan kapitalisme.

ABSTRACT
This essay is critic on Craftsmanship: Material Consciousness a book written by Indonesian Pavilion Curatorial Team for its participation in The 14th International Architecture Exhibition – la Biennale di Venezia. The research is about craftsmanship in Indonesia and its experiences in a hundred years encountering modernity, in relationship with singularity, technology-industrialization, and capitalism.
"
2015
S60297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika
"ABSTRAK
Permasalahan kesenjangan sosial di dunia, pada esensinya disebabkan oleh kapitalisme yang tidak adil dalam mendistribusikan nilai hasil produksi. Kapitalisme mempunyai kecenderungan memperlebar kesenjangan antara yang kaya dan miskin. Pemikir ekonomi institusionalis telah mengungkapkan berbagai pendekatan untuk memfasilitasi mekanisme pasar, sayangnya belum berhasil dalam mengatasi kesenjangan. Di sisi lain, varian kapitalisme menunjukkan bahwa sistem kapitalis yang lebih terkoordinasi secara umum berhasil mengurangi kesenjangan sosial. Terbukti dari komparasi dua negara yang menggunakan sistem kapitalis yang berbeda seperti Amerika Serikat dan Jerman.
Hasil temuan memperlihatkan sistem kapitalis seyogyannya mendukung terjadinya transparansi pengetahuan dan peningkatan kemampuan. Selain itu, kapitalisme sebaiknya mengkoordinasikan pihak-pihak yang bertransaksi dalam perekonomian secara seimbang.

ABSTRACT
Inequality in the world in general is caused by unjust capitalism in distributing the value of production. Capitalism tends to widen the societal gap between the rich and the poor. Scholars of economic institutionalism have introduced several approaches to facilitate market mechanism, but it is not yet fully effective in solving inequality. On the other hand, varieties of capitalism pointed out that coordinated capitalism generally is able to reduce inequality. This is evident from the comparison of the way capitalism works in the United States and Germany.
The findings show that a capitalist system should support knowledge transparency and skill development. In addition, capitalism needs to coordinate economic stakeholders in a balanced manner.
"
2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>