Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Farouk Riza
"Dewasa ini material komposit berkembang amat cepat, penemuan baru terus bermunculan untuk mengimbangi kcbutuhan dunia pasar dan inclustri yang kian hari kian menuntut jenis material yang memiliki sifat dan penampakan terbaik. Dan agaknya di masa mendatang, komposit akan menjadi material yang andal dan amat dibutuhkan.
Salah satu hal yang menarik dalam perkcmbangan material Komposit adalah terkuaknya fenomena alam tentang komposit alami dan dewasa ini para penellti dan rekayasawan material banyak yang berpaling dan tertarik altan hal tersebut. Penulis sendiri mencoba menguak rahasia yang terdapat di dalam pclcpah pisang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap pelepah tersebut. ternyata pelepah pisang memiliki susunan anatomi dari jaringan-jaringan di dalamnya membentuk sebuah sistem penguatan material scpcrti yang tcrdapat pada material Komposit penguaran serat. Selain itu tlari sifat Mckaniknya didapat nilai kekuatan tarik pelepah pisang dapat mcncapai angka 627 MPa dengan kadar air 11%-17% dan berat jenis 1,11 gr/cm3. Dari struktumya sendiri, polcpah pisang memililti struktur lapis seperti pada komposit lamina, dimana sebuah lapisan struktur diapit oleh dua buah lapisan bcrscrat."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S41229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: CRC Press, 2009
660.6 BIO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zetryana Puteri
"Polianilin (PANI) (emeraldin terprotonasi / ES) berukuran kecil disintesis secara Bulk Polymerization dengan mengoksidasi anilin menggunakan Amonium Peroksodisulfat (APS) dengan dopan HCl. Hubungan antara pengaruh kondisi polimerisasi seperti: konsentrasi HCl, rasio mmol APS/Anilin, konsentrasi reagen, dan temperatur polimerisasi dengan distribusi ukuran partikel dipelajari menggunakan PSA (Particle Size Analyzer). Pengaruh ukuran partikel terhadap waktu kontak pembentukan PANI terdeprotonasi (emeraldin basa / EB) dipelajari dengan menggunakan ES berukuran terkecil. Sulfonasi pada EB dilakukan dengan menggunakan jumlah H2SO4 pekat (95-97%) yang berbeda menghasilkan emeraldin basa tersulfonasi, EBS 1 dan EBS 2, dimana EBS 2 diperoleh menggunakan H2SO4 pekat kurang lebih dua kali lebih banyak daripada EBS 1. Selanjutnya EB, EBS 1, dan EBS 2 digunakan untuk mereduksi Cr(VI). Karakterisasi produk dilakukan dengan menggunakan PSA, SEM, spektrofotometer UV-Vis, dan FT-IR. Ukuran partikel terkecil ES 0,452μm (24,4% Vol.) didapatkan dari rasio mmol APS/Anilin 0,07 dengan konsentrasi APS/Anilin 3,12x10-2 M/87,2x10-2 M dalam HCl 3 M. Pengamatan menggunakan SEM terhadap partikel tersebut menghasilkan morfologi nanofiber (diameter ±100nm). Dedoping Nanofiber ES dalam NaOH 0,1M berlangsung dalam waktu kontak optimum selama 3 Jam. EB, EBS 1, dan EBS 2 mampu mereduksi Cr(VI) dalam larutan. Kecepatan dan kapasitas reduksi Cr(VI) diperoleh dengan urutan EBS2 > EBS1 > EB.

Polianilin (PANI) (emeraldine salt / ES) with small particle size was synthesized by Bulk Polymerization from aniline with ammonium peroxodisulfate (APS) as oxidator and HCl as a dopan. The relationship between polymerization conditions such as: concentration of HCl, the mmole ratio of APS/aniline, reagent concentration, and temperature of polymerization with the distribution of particle sizes studied using PSA (Particle Size Analyzer). The contact time of deprotonated PANI (emeraldine base / EB) formation from ES with smallest particle size was studied. Furthermore, sulfonation on EB was carried out using different amount of concentrated H2SO4 (95-97%) to produced sulfonated emeraldin, EBS 1 and EBS 2. EBS 2 was preparered by using twice amount of concentrated H2SO4 than for EBS 1. Finally, the EB, EBS 1 and EBS 2 prepared were used for reducing Cr(VI). Characterizations of products were observed by using PSA, SEM, UV-Vis spectrophotometer, and FT-IR. ES with smallest particle size 0.452 μm (24.4% Vol.) was obtained from the mmole ratio of APS/aniline 0.07 with the APS/aniline concentration 3.12 x10-2 M/87.2x10-2 M in HCl 3 M. The morphology of the particles shown nanofiber (diameter ± 100nm). Dedoping nanofiber ES in 0.1 M NaOH took place within 3 hours. EB, EBS 1 and EBS 2 prepared can be used to reduce Cr (VI) in solution. The reduction rate and capacity for Cr(VI) is in order of EBS 2 > EBS 1 > EB."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1003
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Winarno
"Aspergillus sp. dapat digunakan sebagai sumber senyawa bioaktif untuk menemukan obat-obatan baru antikanker. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik ekstrak Aspergillus sp. Aspergillus sp. diisolasi dari Halymenia durvillaei yang diambil dari Pantai Binuangeun, Banten Selatan. Aspergillus sp. dikultivasi selama empat minggu pada suhu 27--29°C dalam medium Malt Extract (ME) pada kondisi statis. Senyawa metabolit sekunder dari medium kultur (broth) diekstraksi dengan etil asetat (2:1) sedangkan dari miselium diekstraksi dengan campuran metanol dan n-heksan (1:1). Uji sitotoksik dilakukan menggunakan sel kanker payudara T47D dengan metode uji 3-[4,5-dimetilthiazol-2yl]-2,5-difeniltetrazolium bromide (MTT). Hasil ekstraksi diperoleh ekstrak broth dan miselium sebesar 18,30 g dan 0,93 g. Uji sitotoksik terhadap sel kaker payudara T47D dengan metode MTT menghasilkan nilai IC50 untuk ekstrak broth dan miselium sebesar 153,266 ppm dan 208,305 ppm.

Many Aspergillus sp. were used as bioactive compound resources for obtaining a new anticancer. The aims of the research were to study cytotoxic activity of extract Aspergillus sp. againts Mammae Cancer Cell T47D. Aspergillus sp. was isolated from Halymenia durvillaei collected from Binuangeun Beach, South Banten. Aspergillus sp. was cultivated in medium ME (broth) for four weeks at room temperature at 27--29°C. Secondary metabolite produced from broth culture was extracted using ethyl acetate (2:1) and from the mycelium was sonicated followed by extraction using methanol and n-hexan (1:1). Cytotoxic assay of Mammae Cancer Cell T47D was carried out by 3-[4,5-dimetilthiazol-2yl]-2,5-difeniltetrazolium bromide (MTT) method. The yield of extract from broth and mycelium were 18,30 g and 0,93 g, respectively. Cytotoxic assay of Mamae Cancer Cell T47D resulted of IC50 153,266 ppm and 208,305 ppm for broth and mycelium extract."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1072
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gefin Yesya
"Kelebihan kandungan ion fluorida dalam air berpotensi mencemari badan air terutama apabila badan air tersebut digunakan sebagai bahan baku air minum. Dengan mengkonsumsi air minum yang memiliki kandungan ion fluorida berlebih dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan seperti fluorosis gigi dan tulang. Pada penelitian ini, kitosan telah dimodifikasi dengan penambahan praseodimium (Pr3+) sebagai adsorben untuk menyerap ion fluorida dalam air minum. Penambahan praseodimium bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyerapan ion fluorida oleh kitosan.
Dari hasil karakterisasi FTIR diketahui keberadaan praseodimium yang berikatan dengan gugus aktif pada kitosan dan hasil SEM-EDX juga membuktikan adanya praseodimium yang terikat pada permukaan kitosan. Proses adsorpsi dilakukan dengan menggunakan larutan ion fluorida 20 mg/L pada pH 7. Kondisi optimum untuk loading praseodimium dalam kitosan diperoleh pada konsentrasi praseodimium sebesar 1 g/L dengan efisiensi adsorpsi ion fluorida sebesar 72% dan kapasitas adsorpsi 7,2 mg/g. Pada uji adsorpsi diperoleh waktu kontak optimum antara adsorbat dengan adsorben berlangsung selama 60 menit dengan jumlah adsorben yang ditambahkan sebesar 0,1 g. Adanya anion kompetitor seperti Cl-, NO3 -,CO3 2- dan SO4 2- menyebabkan menurunnya efisiensi penyerapan ion fluorida menjadi 68,65%, 64,75%, 33,50% dan 58,70%. Model isoterm adsorpsi yang sesuai adalah isoterm Langmuir dan kinetika adsorpsi mengikuti pseudo orde kedua.

Excess content of fluoride ion in water potentially polluted the water bodies especially if water bodies are used as raw material for drinking water. Consuming drinking water that contains excess fluoride ion can cause a wide range of health problems such as dental fluorosis and bone. In this study, chitosan has been modified by the addition of praseodymium (Pr3+) as an adsorbent to absorb fluoride ions in drinking water. The addition of praseodymium aims to improve the performance of fluoride ion uptake by chitosan.
The result from FTIR characterization, note the presence of praseodymium binds to the active group on chitosan and SEM-EDX results also prove the existence of praseodymium on the surface of chitosan. Adsorption process is done using fluoride ion solution 20 mg/L at pH 7. The optimum conditions for loading of praseodymium on chitosan obtained at concentrations of praseodymium 1 g/L for efficiency adsorption of fluoride ion by 72% and the adsorption capacity of 7.2 mg/g. In the adsorption test obtained the optimum contact time between adsorbate with adsorbent lasted for 60 minutes with the amount of adsorbent was added at 0.1 g. Presence of competitor anions such as Cl-, NO3 -,CO3 2- dan SO4 2- were caused decrease in the efficiency adsorption of fluoride ion to be 68.65%, 64.75%, 33.50% and 58.70%. The bestfit adsorption model adsorption isotherms are Langmuir isotherm and the adsorption kinetics followed pseudo second order.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43423
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Destrimita Risma
"ABSTRAK
Enzim α-glukosidase (EC. 3.2.1.20, α-D-glukosida glukohidrolase) adalah enzim terikat membran yang terdapat pada epitel usus halus dan berperan pada pencernaan karbohidrat makanan yang memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim ini diperlukan pada pencarian senyawa analog sebagai inhibitor enzim tersebut dalam rangka penemuan obat Diabetes Melitus tipe dua. Pada penelitian ini, sebagai sumber enzim digunakan beras baru, beras lapuk, dan dedak dari tiga varietas, yaitu Sarinah, IR 64, dan IR 46. Beras baru, beras lapuk, dan dedak selanjutnya dibuat menjadi ekstrak kasar enzim tepung beras baru, tepung beras lapuk, dan tepung dedak. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari sembilan ekstrak kasar enzim, tepung beras lapuk IR 46 menunjukan aktivitas tertinggi yaitu 90,3 mU/mL. Aktivitas tertinggi ditemukan pada tingkat kejenuhan 20-50% pada fraksinasi dengan ammonim sulfat sebesar 228,2 mU/mg. Enzim hasil dialisis memiliki aktivitas spesifik 238,9 mU/mg dan pH optimum 5,00. Enzim α-Glukosidase dari beras lapuk IR 46 memiliki nilai Km = 5,17 mM dan Vmax =0,55 mM/menit. Hasil uji logam menunjukkan bahwa merupakan aktivator enzim α-glukosidase sedangkan berperan sebagai inhibitornya. Pada uji inhibisi, quersetin dan ekstrak buah mahkota dewa dengan kadar 1% menyebabkan persen inhibisi tertinggi masing-masing sebesar 19,84% dan 28,20%.

ABSTRACT
The enzyme α-glucosidase (EC.3.2.1.20, α-D-glukohidrolase) is a membrane bound enzyme found in intestinal ephitelium and plays role in carbohydrate digestion cleavaging carbohydrate into glucose. This enzyme is needed to find analogous compound as inhibitor of this enzyme in the context of drug exploration for Diabetes Mellitus type two. In this study, the sources of the enzyme used are new rice, moldy rice, and rice bran that for each from three varieties of rice: Sarinah, IR 64, and IR 46. Those nine sources of the enzyme was made into crude enzyme of new rice flour, moldy rice flour, and rice bran flour. The result showed that moldy rice flour IR 46 had the highest activity to be 90,3 mU/mL. The highest activity in fractionation with ammonium sulphate was founded in saturation level of 20-50% to be 228,2 mU/mg. In dialysis, the enzyme had the specific activity to be 238,9 mU/mg and pH optimum was 5,00. α-glucosidase from moldy rice IR 46 had Km value = 5,17 mM and Vmax value = 0,55 mM/minute. The result in metal assay showed that Mg2+ and Mn2+ were activator of α-Glucosidase whereas Co2+ and Zn2+ acted as inhibitor. Mahkota Dewa fruit extract and Quersetin caused the highest percent of inhibition in 1% for each 19.84% and 28,20%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1414
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Randy
"Lipase B Candida antarctica (CALB) secara ekstensif dipelajari dalam produksi biodiesel, produk farmasi, deterjen, dan senyawa lainnya secara enzimatis. Salah satu kekurangan penggunaan CALB adalah suhu optimumnya yang relatif rendah pada 40oC (313 K). Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang mutan CALB yang lebih termostabil dibanding CALB wild type dengan rekayasa penambahan ikatan disulfida. Simulasi dinamika molekul dilakukan untuk mengamati proses unfolding atau denaturasi termal CALB. Denaturasi termal CALB dipercepat dengan melakukan simulasi pada suhu tinggi. Simulasi dinamika molekul CALB dilakukan dengan perangkat lunak GROMACS pada suhu 300-700 K. Prediksi pasangan residu yang dapat dimutasi menjadi sistein dilakukan dengan perangkat lunak ?Disulfide by DesignTM?. Pemilihan residu yang dimutasi, didasarkan pada hasil analisis fleksibilitas CALB.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dirancang tiga mutan enzim CALB yaitu Mutan-1 (Leu73Cys/Ala151Cys), Mutan-2 (Trp155Cys/Glu294Cys), dan Mutan- 3 (Thr43Cys/Ser67Cys). Parameter yang digunakan untuk membandingkan termostabilitas enzim mutan dengan wild type adalah RMSD, SASA (solvent accessible surface area), jari-jari girasi (Rg), dan struktur sekunder. Simulasi dinamika molekul yang dilakukan pada ketiga mutan tersebut menunjukkan bahwa Mutan-1 memiliki termostabilitas yang lebih baik dibanding CALB wild type. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan saran rancangan mutasi yang dapat diimplementasikan ke dalam laboratorium basah (wet experiment).

Candida antarctica lipase B (CALB) is extensively studied in enzymatic production of biodiesel, pharmaceutical products, detergents, and other chemicals. One drawback of using CALB is its relatively low optimum temperature at 313 K (40oC). The objective of this research is to design CALB mutant with improved thermostability by introducing extra disulfide bond. Molecular dynamic simulation was conducted to get better insight on the process of thermal denaturation or unfolding in CALB. Thermal denaturation of CALB was accelerated by conducting simulation at high temperature. Molecular dynamic simulation of CALB was performed with GROMACS software package at 300-700 K. Prediction of possible mutation was conducted using ?Disulfide by DesignTM? software. Selection of mutated residues was based on flexibility analysis of CALB.
From those analyses, three mutants were designed, which are Mutant-1 (73LeuCys/151AlaCys), Mutant-2 (155TrpCys/294GluCys), and Mutant-3 (43ThrCys/67SerCys). Parameters that were used to compare the thermostability of mutant with wild type enzyme were RMSD, SASA (solvent accessible surface area), radius of gyration (Rg), and secondary structure. Molecular dynamic simulation conducted on those three mutants showed that Mutant-1 have better thermostability compared to wild type CALB. The resulted mutant design will be used as a suggestion to engineer CALB mutant in wet experiment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30038
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Noer
"Enzim merupakan biokatalis yang banyak dimanfaatkan dalam industri sebagai alternatif dari penggunaan bahan-bahan kimia yang mencemari lingkungan, salah satu diantaranya adalah enzim xilanase. Xilanase dalam industri dapat digunakan dalam proses pemutihan kertas, campuran pakan ternak, penjernihan sirup, produksi gula xilosa, dan sebagainya. Teknologi proses dalam industri umumnya dilakukan pada suhu dan pH yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkan xilanase yang bersifat alkalotermofilik. Teknologi DNA rekombinan dilakukan agar enzim yang diproduksi mudah dimanipulasi dan dikembangkan untuk efesiensi. Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Laboratorium Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang berada di Puspiptek, Serpong, Jawa Barat telah mengisolasi isolat CMU dari Sumber Air Panas Cimanggu yang positif menghasilkan xilanase alkalotermofilik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan kloning gen penyandi enzim xilanase alkalotermofilik serta ekspresi enzim rekombinannya pada Escherichia coli. Hasil identifikasi daerah 16S rRNA secara parsial pada isolat ini menunjukkan bahwa isolat CMU berafiliasi pada Bacillus halodurans. Gen penyandi xilanase alkalotermofilik telah berhasil diamplifikasi dari genom isolat CMU dan dikloning ke dalam E.coli DH5α dengan menggunakan vektor pGEM-T Easy. Dari proses transformasi hasil ligasi vektor dan produk PCR menghasilkan 2 bakteri rekombinan, yang membawa gen xilanase yang mempunyai perbedaan sekuens, dinamakan Klon 2 dan Klon 3. Analisa aktivitas produk gen dari E.coli DH5α rekombinan Klon 2 dan Klon 3 menunjukkan bahwa bakteri rekombinan ini menghasilkan enzim xilanase yang alkalotermofilik dengan profil berbeda. Aktivitas enzim xilanase pada Klon 2 optimal pada pH 11 dan suhu 70oC (16,52 U/mg) sedangkan Klon 3 optimal pada pH 8 dan suhu 60oC (17,65 U/mg).

Enzyme known as a catalyst that has been widely used in industries as an alternative of chemicals process that polluted the environment. One of the important enzymes in industries is xylanase enzyme. Xylanase in industry can be used for bleaching process of pulp, rarefaction of syrup, producing of xylose sugar, mixed fodder, and so forth. Technology process in industry are generally conducted at high temperature and pH. Therefore, it requires a xylanase that has alkalothermophilic character. Recombinant DNA technology can make the gene product easily manipulated for efficiency. Center for Bio-industrial technology, The Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) has isolated an isolate from Cimanggu Hot Spring that potentially produced an alkalothermophilic xylanase. The isolate designed as CMU.
The purpose of this study is to clone the encoding gene of alkalothermophilic xylanase and to express this gene in Escherichia coli. The region identification result of 16S rRNA of this isolate showed that the CMU isolate is closed relative to Bacillus halodurans species. The gene encoding for alkalothermophilic xyalanase has been amplified from chromosomal DNA of CMU isolate and succesfully cloned into E.coli DH5α using the pGEM-T Easy vector. The ligation and transformation produces two recombinant bacteria with different sequence, namely Clone- 2 and Clone- 3. Xylanase activity assay showed that both recombinant E. coli have xylanase activity. The maximum activity of xylanase in clone-2 and clone-3 were reached at pH 11 and 700C (16.52 U/mg), and at pH 8 and 600C (17.65 U/mg), respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29986
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press , 1991
660.62 BAC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Springer Science, 2008
660.602 322 CAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>