Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Made Winaya
"Wilayah Kabupaten Barito Selatan dilalul oleh sungai Barito yang bermeander dan banyak dijumpai sungai mati (oxbow lake) di Barat Timurnya. Disetalah Timur sungai Barito merupakan perbukltan pegunungan masif, dengan sungai sungai yang mengalir dan bermuara di sungai Barito. Di sebelah Barat merupakan daerah cekungan Barito.
Sepanjang pematang sungai Barito merupakan konsentrasi , pengusahaan tanah secara menetap. Konsentrasi pengusahaan tanah ini juga dijumpai di sebelah Barat sungai Barito bagian Tengah, sedangkan di sebelah Timur sungai tidak pernah di usahakan oleh penduduk.
Yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah :
1. Mengapa wilayah sebelah Barat sungai Barito tidak diusahakan oleh penduduk?
2. Bagaimana pengaruh faktor fisik terhadap pola penggunaan tanah di sebelah Barat dan Timur sungai Barito?
3. Kemana wilayah perkebunan nantinya dikembangkan?
Hipotesa : Barito sebelah Barat lebih rendah dari. Barito sebelah Timur. Kedua tempat itu sebenarnya merupakan satu wilayah yang berlereng dengan puncak tertinggi di pegunungan masif Meratus dan bagian terendah disekitar Pulau Pisau, Sampit ( jauh di sebelah Barat sungai Barito). Sehubungan dengan itu rawa yang cukup dalam dan berair asam terdapat di sebelah Barat Barito dan Wilayah Timur Barito merupakan tanah pertanian yang landai dan tidak banyak tergenang air. Atas dasar kenyataan itu perkebunan sebaiknya dikembangkan di wilayah Timur Barito.
Analisa : Dari penampang melintang wilayah, terlihat gambaran profil wilayah bahwa ada perbedaan fisik di sebelah Barat dan Timur sungai Bario. Di sebelah Barat Barito merupakan daerah cekungan semakin ke Barat menurun, sedangkan di sebelah Timur Barito makin ke Timur makin naik dan tertinggi di pegunungann Meratus"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washington, DC: American Anthropological Association, 1976
305.598 3 SOC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwoto Kertodipoero
Bandung: Sumur, 1963
306.598 3 SAR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Banjarmasin: Departemen Sosial Kalimanta Selatan bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat, 1995
306.6 KEH
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Leondy Tristan
"Kemampuan orangutan untuk mengenali sumber pakan alaminya merupakan salah satu syarat yang perlu dipenuhi sebelum hewan tersebut dilepasliarkan kembali dari fasilitas rehabilitasi seperti Sintang Orangutan Center (SOC). Tujuan dari pengamatan terhadap kemampuan orangutan rehabilitan dalam mengenali pakan alaminya adalah untuk menilai kelayakan individu tersebut untuk dilepasliarkan. Pengamatan dilakukan dari pukul 08.30 sampai 15.30 WIB setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat pada bulan Januari – Maret 2024 menggunakan metode focal animal sampling dan ad libitum untuk mengamati kemampuan orangutan rehabilitan dalam mengenali sumber pakan alaminya. Individu yang diamati merupakan orangutan kandidat rilis dengan nama Awin, Kingkong, Tom, dan Oli. Aktivitas harian dan penggunaan tajuk juga digunakan sebagai data penunjang. Individu Awin mengenali 27 jenis pakan dengan preferensi berupa buah kempilik (Lithocarpus lucidus), buah bungkang (Syzygium polyanthum), dan buah kayu (Muntingia calabura). Individu Kingkong mengenali 38 jenis pakan dengan preferensi buah kempilik, buah bungkang, dan kubal (Willughbeia angustifolia). Individu Tom mengenali 39 jenis pakan dengan preferensi serit (Scleria sp.), buah leban (Vitex pinnata), dan kempilik serta semut dengan jumlah yang sama. Individu Oli mengenali 20 jenis pakan dengan preferensi daun muda entelang (Garcinia parvifolia), semut, dan rayap. Standar internasional yang digunakan sebagai syarat pelepasliaran orangutan adalah mengenali setidaknya 25 jenis makanan lokal, dan tiga dari empat individu orangutan kandidat rilis sudah memenuhi syarat tersebut. Individu Awin, Kingkong, dan Tom sudah memenuhi salah satu syarat untuk dilepasliarkan, sedangkan individu Oli masih butuh waktu lebih banyak untuk pembelajaran di sekolah hutan.

The ability of orangutans to recognize their natural food sources is one of the prerequisites for release into the wild from rehabilitation facilities like Sintang Orangutan Center (SOC). This study aims to observe the ability of rehabilitant orangutans to recognize their natural food sources and ultimately assess the suitability of said individual for release into the wild. Monitoring was conducted from 08.30 to 15.30 WIB four times a week on Mondays, Tuesdays, Thursdays, and Fridays of January through March in the year 2024 using focal animal sampling and ad libitum method to observe the ability of rehabilitant orangutans to recognize their natural food sources. Individuals used as subjects are release candidates Awin, Kingkong, Tom, and Oli. Daily activities and canopy preference were recorded as supplementary data. Awin recognized 27 kinds of food with preference for Lithocarpus lucidus, Syzygium polyanthum, and Muntingia calabura. Kingkong recognized 38 kinds of food with preference for Lithocarpus lucidus, Syzygium polyanthum, and Willughbeia angustifolia. Tom recognized 39 kinds of food with preference for Scleria sp., Vitex pinnata, and Lithocarpus lucidus as well as ants with the same eating frequency. Oli recognized 20 kinds of food with preference for Garcinia parvifolia, ants, and termites. The standard prerequisite for release into the wild used internationally stated that at minimum, the orangutan should be able to recognize at least 25 kinds of food, with at least half available year-round. Three of the four release candidates have met the requirement, with only Oli needing more time in the forest school."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Direktorat Bina Masyarakat Terasing, Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI, 1999
306.6 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Williamsburg: The Borneo Research Council, 1993
201.44 SEE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This article examines the dynamics of Javanese labour immigration to British North Borneo (present-day Sabah) during the colonial period, under the tutelage of the british North Borneo Charterred Company. It seeks to expound the types of labour recruitment schemes available for Javanese emigrants, the variation in the labour contracts, the immigration and repatriation procedures and the issues inherent within the system. By utilising mostly raw primary documents derived from various archives, the article argues that the Javanese labourers were considered to be the backbone of British North Borneo labour force and a major contributing factor in the success of many capitalistic endeavours in the state. Javanese labour immigration took centre stage during the period of study with workers labouring under written civil contracts with penal sanction.
"
BUMA 1:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>