Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hauser, Arnold
London: Routledge & Kegan Paul, 1959
709 HAU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academy Editions, 1996
700.103 ART
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Margareth Wilson
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan sebuah penelitian yang berada dalam ruang lingkup Estetika. Teori estetika yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini adalah estetika Immanuel Kant. Objek kajian dalam penelitian ini merujuk pada salah satu konsep yang terdapat dalam teori estetika Kant, yaitu konsep Genius. Dengan menggunakan metode studi kepustakaan deskriptif ndash;analisis, konsep genius akan dijelaskan dan didefinisikan oleh penulis agar para pembaca dapat mengetahui karakteristik apa saja yang terdapat di dalam konsep ini. Setelah genius dijelaskan secara deskriptif, penulis akan masuk ke dalam pembahasan analisis, yaitu implikasi konsep genius di dalam tiga karya seni, diantaranya puisi, musik, dan lukis. Genius memiliki implikasi pada penciptaan karya seni di jamannya, salah satunya adalah aliran Romantik. Dari sini penulis mengharapkan penelitian ini akan menghasilkan sebuah kejelasan tentang apa itu genius dan bagaimana sebuah karya seni dapat disebut sebagai karya seorang genius. Dalam penelitian ini penulis ingin menyatakan tesis yang membuktikan adanya justifikasi sosial yang ditemukan dalam proses menciptakan suatu karya seni pada jaman Romantik, sebagai implikasi kemunculan konsep genius. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan terlebih dahulu perihal deskripsi dan karakteristik konsep genius dari filsuf Immanuel Kant dan menjelaskan implikasinya di dalam tiga contoh karya Romantik yang penulis ambil untuk membuktikan adanya justifikasi sosial yang terikat dalam seni Romantik.

ABSTRACT
This thesis is a study that is within the scope of Aesthetic. Aesthetic theory that became the theoretical basis of this research is the aesthetics of Immanuel Kant. The object of study in this research refers to one of the concepts contained in Kant 39 s aesthetic theory, the concept of Genius. By using the methods of literature study and descriptive analysis, the concept of genius will be explained and defined by the author so that readers may know the characteristics of what is contained in this concept. Once the concept of genius described, the author will get into the discussion of the analysis, the implications of the concept of genius in three works of art, such as poetry, music, and painting. Genius has implications on the creation of works of art at the time, one of them is Romantic. From here the author expect the study will yield a clarity about what genius is, and how a work of art can be described as work of a genius. In this study, the author would like to express the thesis that prove their social justification is found in the process of creating works of art in the Romantic era, as the implications of the emergence of the concept of genius. The purpose of this study is to explain in advance regarding the description and characteristics of the genius concept of the philosopher Immanuel Kant and to explain its implications in three examples of Romantics works which tooks to prove their social justification bound in Romanesque art."
2017
S68771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sloterdijk, Peter, 1947-
"In this wide-ranging book, renowned philosopher and cultural theorist Peter Sloterdijk examines art in all its rich and varied forms: from music to architecture, light to movement, and design to typography. Moving between the visible and the invisible, the audible and the inaudible, his analyses span the centuries, from ancient civilizations to contemporary Hollywood. With great verve and insight he considers the key issues that have faced thinkers from Aristotle to Adorno, looking at art in its relation to ethics, metaphysics, society, politics, anthropology and the subject. Sloterdijk explores a variety of topics, from the Greco-Roman invention of postcards to the rise of the capitalist art market, from the black boxes and white cubes of modernism to the growth of museums and memorial culture. In doing so, he extends his characteristic method of defamiliarization to transform the way we look at works of art and artistic movements. "
Malden, MA: Polity Press, 2017
700 SLO a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ranciere, Jacques
"In this important new book the leading philosopher Jacques Rancière continues his reflections on the representative power of works of art. Rancière considers these questions in relation to the works of Claude Lanzmann, Goya, Manet, Kandinsky and Barnett Newman, among others, and demonstrates that these issues are not only confined to the spectator but have greater ramifications for the history of art itself."
Cambridge: Polity Press, 2014
791.430 9 RAN f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahmat Fadhilah
"Seni merupakan salah satu hasil dari kreasi manusia yang mempunyai nilai keindahan. Seni merupakan media ekspresi konkret yang dapat menyalurkan respons kesadaran kita alas realitas dunia atau alam, sosial, ataupun diri sendiri. Dengan begitu, seni juga dapat menjadi sarana dalam menyalurkan ketrampilan manusia demi pencapaian sisi estetis. Adanya kebutuhan estetis pada manusia. membuat seni berkembang dan selalu diminati. Pada proses penciptaan seni tidaklah hanya memproyeksikannya pada tataran apresiasi saja, namun dari segi kreasi khususnya ide gagasan juga harus diperhatikan. Ketika kita membahas seni sebagai apresiasi maka kita akan bersentuhan dengan aspek-_aspek seperti penerimaan sosial, selera akan keindahan, dan penampilan teknik. Seni sebagai penciptaan, membutuhkan peran ide gagasan, visi dan imajinasi. Seni juga mempunyai aspek kreativitas. Definisi kreativitas pada dunia seni mempunyai variasi pengertian. namun ketika kreativitas ingin ditujukan kepada kebaruan perubahan yang kondusif, ataupun revolusi seni uniuk menuju lebih baik, maka kreativitas seni harus disandarkan kepada originalitas. Originalilas pada penciptaan seni mengalami perkembangan pemahaman. Perkembangan ini berdasarkan pada ada atau tidak adanya originalitas dan penting atau tidak pentingnya sisi originalitas dalam penciptaan seni. Pada masa Yunani Kuno, Plato dengan konsep seni mimesisnya memperlihatkan bahwa seni hanyalah sebagai bagian yang rendah dari kegiatan manusia. Seni merupakan penjiplakan alas dunia real dan dunia real merupakan dari dunia idea, dengan begitu seni adalah tiruan atas tiruan dan peran manusia pun tidak diperhatikan, karena idea dari konsep Plato tidak berada di dalam manusia. Originalilas dalam seni pun tidak ada dalam konsep seni Plato. Aristoteles melakukan perubahan pemahaman akan seni yaitu seni bukanlah sekadar meniru namun terdapat unsur manusia yang nantinya akan menuntun kepada penciptaan yang baru. lni merupakan titik awal menuju seni yang menghargai peran manusia terutama ide gagasannya. Immanuel Kant adalah filsuf masa Romantisisme yang mempunyai perhatian kepada permasalahan keindahan, salah satunya adalah keindahan di dalam seni. Pencarian akan originalitas dilakukan oleh Kant, yaitu manusia sebagai kekuatan yang produktif. Kant memakai konsep genius untuk menjelaskan originalitas. Genius merupakan bakat alamiah dan unik yang dimiliki oleh manusia. Dengan genius maka originalitas dapat tercapai, karena genius selalu menghadirkan karya yang bersifat inspired, mempunyai aturan yang akan menuntun genius yang baru untuk menuntlun kepada originalitasnya sendiri. Fine art menurut Kant adalah karya yang bersandar pada genius dan diterima secara universal. Apabila kita memakai konsep genius dari Kant untuk melakukan pencarian akan originalitas yang bertujuan kepada kreativitas dan kebaruan, maka kita harus melihat konsep genius bukan sebagai konsep yang kaku atau determinan. Konsep genius dilihat sebagai intelejensia dari manusia yang selalu mencari yang baru dan lebih baik, yang nantinya akan memberikan produktivitas kreativitas yang subur terutama pada seni. Fine art dan seni yang inspired pada konsep Kant lebih ditujukan kepada permasalahan selera dan pencrimaan universal, dengan begitu diperlukan kritik akan fine art dari pemikiran Kant apabila kita ingin membebaskan genius agar lebih fokus kepada sisi penciptaan raja. Palsu dan pemalsuan (fake and forgeries) merupakan suatu fenomena di dalam dunia seni yang melibatkan permasalahan originalitas pada suatu karya. Dalam palsu dan pemalsuan kita dapat melihat dari sisi manakah originalitas dapat diusahakan untuk hadir. Palsu dan pemalsuan tidak melibatkan sisi estetis namun lebih kepada permasalahan non estetis. Ketika merefleksikan permasalahan darib palsu dan pemalsuan, maka kehadiran originalitas harus diutamakan demi menjaga sisi kreativitas pada penciptaan suatu karya seni, dikarenakan dalam karya palsu dan pemalsuan sisi originalitasnya tidak ada."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S15857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Couture, Jean-Pierre, 1975-
Cambridge : Polity Press, 2016
193 COU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 >>