Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Roro Herliani
"Keberhasilan prestasi belajar Sains seorang siswa dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor internal yang diperkirakan ikut mempengaruhi hal tersebut adalah sikap (attitude) siswa terhadap obyek yang berkaitan dengan pelajaran Sains. Sikap Terhadap sekolah, Sikap Terhadap Biologi, Sikap Terhadap Ilmu Bumi dan Sikap Terhadap Fisika adalah sikap-sikap yang ikut mempengaruhi Sikap Terhadap Sains yang selanjutnya akan mempengaruhi prestasi belajar Sains.
Dengan menggunakan data sarnpel study TIMSS 2003 sebanyak 3796 siswa usia 13 tahun atau kelas 8 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dari dua instrumen yaitu instrumen kuesioner sikap dengan skala Likert dan instrumen prestasi belajar Sains pilihan ganda, dicari hubungan analisa faktor antara variabel-variabel pengukuran dengan variabel konstruk sikap dan hubungan struktural antara variabel-variabel konstruk yang satu dengan variabel konstruk lainnya.
Analisis data dengan ITEMAN dan SPSS pada instrumen sikap menyeleksi 9 butir soal yang tidak memenuhi syarat untuk dibuang. Reliabilitas instrumen kuesioner sikap hasil ITEMAN dan SPSS bemilai sama dan cukup besar (di atas 0,8) untuk keempat variabel sikap. Analisis data prestasi belajar Sains menggunakan BILOG dua parameter sebagai aplikasi Item Response Theory menghasiikan 9 butir soal dibuang dan basil akhir menunjukkan reliabilitas tes cukup besar (indeks reliabilitas = 0,923) . Tingkat kesukaran butir-butir soal tes prestasi belajar Sains lebih banyak berada pads kategori sedang dan sukar dengan diskriminasi item rata-rata rendah.
Hasil analisis selanjutnya dengan metode LISREL pada measurement model menunjukkan hasil yang tidak fit antara model dengan data pada variabel laten Sikap Terhadap Biologi, Ilmu Bumi dan Fisika, namun pads Sikap Terhadap Sekolah model fit dengan data Hasil analisis structural model melalui 7 model konseptual , didapatkan 4 model fit dengan data sedangkan tiga lainnya tidak fit Model yang fit adalah model dengan variabel Sikap berupa jumlah skor, sedangkan variabel Prestasi Belajar Sains berupa gabungan materi Sains maupun pembagian 3 materi Sains. Pengujian model strukturaI antar gender menunjukkan adanya pengaruh gender pads Sikap Terhadap Sains dan kaitannya dengan Prestasi Belajar Sains."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luzi Adriyanti
"Latar belakang: Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh mereka yang mengalami gangguan jiwa adalah masalah stigma. Berbagai upaya dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan stigma yang ada pada gangguan jiwa. Salah satu langkah yang dilakukan adalah melalui pendidikan. Pengetahuan mengenai psikiatri diterima oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam tiga tahap selama mereka menjadi peserta didik. Tahap pertama adalah pada awal pendidikan yaitu tingkat I kemudian pada tingkat III selanjutnya pada tingkat IV dan V yaitu pada tahap akhir pendidikan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran peranan pendidikan psikiatri terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa FKUI terhadap psikiatri, gangguan jiwa dan profesi psikiater.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran yaitu kuantitatif dan kualitatif. Bentuk penelitian kuantitatif adalah studi observasional (non eksperimental), bersifat deskriptif, cross sectional. Sampel adalah semua mahasiswa FKUI tingkat I, III dan VI yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dengan memilih sepuluh mahasiswa tingkat I, sepuluh mahasiswa tingkat III dan sepuluh mahasiswa tingkat VI.
Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan dan peningkatan sikap terhadap psikiatri, gangguan jiwa dan profesi psikiater sejalan dengan peningkatan paparan psikiatri yang diterima. Terdapat persepsi yang salah bahwa guna-guna sebagai penyebab gangguan jiwa, obat-obat psikiatri menyebabkan ketergantungan dan menurunkan kualitas hidup pasien. Ilmu psikiatri sulit, tidak jelas dan kurang ilmiah, pengertian yang kurang tepat mengenai psikoterapi dan pemahaman yang kurang sesuai mengenai profesi psikiater.
Simpulan: Peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap psikiatri cukup sesuai dengan paparan yang diterima pada tiap tingkat akademis. Terdapat persepsi yang salah mengenai etiologi dan penatalaksanaan di bidang psikiatri serta pemahaman profesi psikiater.

Background: One of the biggest problem faced by mentally disordered person is the problem of stigma. There venous attempts to erase or to minimize the stigma. One of the steps taken was through education. The knowledge of psychiatry is taught to die medical students of Faculty of Medicine of University of Indonesia (Fakullas Kedokteran Universitas Indonesia, FKUI) in three phases during their study. The first phase is at the beginning of the study, the second phase is at the third year and the final phase is at the end of their study, to enable have them to sufficient psychiatric exposure.
Aims: This study is to know and to obtain the role of psychiatric education to the knowledge and attitude of the medical students in Faculty of Medicine of University of Indonesia towards psychiatry, mental disorder and psychiatric profession.
Methods: Quantitative and qualitative methods were used in this study. The first method is observational (non experimental), cross sectional and descriptive study. Sample consisted of all the first, third and sixth year medical students who fulfilled the inclusion criteria. A qualitative study was done through deep interview technique to ten students ranging from the first, the third and sixth year students.
Results: There was an increase of knowledge and increase of attitude to psychiatry, mental disorder and psychiatric profession in line with the increase of the psychiatric exposure being received. There was a wrong perception that "witch craft" was the etiology of mental disorder, psychiatric medicine cause addiction and decrease the quality of life of the patients. Psychiatry is a difficult science and not scientific enough, incorrect understanding about psychotherapy and insufficient understanding about psychiatric profession.
Conclusion: The increase of the knowledge and attitude toward psychiatry fitted with the exposure received in each academic year. There were wrong perceptions concerning the issues of etiology and treatment in psychiatry, as well as the misunderstandings about the psychiatry profession."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Sukesti
"Pendidikan dan Pelatihan Instruktur Penyuluh Narkoba Untuk Guru seringkali dinyatakan kurang efektif dalam menciptakan sekolah bersih dari Narkoba. Oleh karena itu perlu mengevaluasi keefektivan pendidikan dan pelatihan guru tentang narkoba dalam menciptakan sekolah bersih dari Narkoba. Dalam mengevaluasi keefektifan pendidikan dan pelatihan guru tersebut populasi pelatihan ini meliputi SMA 7, 30, 70 dan 95 di Jakarta yang pernah dilatih Pusat Dukungan Pencegahan Lakhar BNN Tahun 2003 dan sebagai sampelnya adalah Guru dan Siswa. Berdasarkan empat tingkat evaluasi Kirkpatrick menyebutkan mengenai Reaksi, Pembelajaran, Perilaku dan Hasi1 Dimana dari hasil pengujian korelasi Product Moment karl Pearson dalam mengukur hubungan efektivitas Diktat Guru mengenai narkoba dalam menciptakan sekolah bersih narkoba dengan program SPSS Versi 11 for window diperoleh nilai r sebesar + 0, 740 dengan signifikansi (p) = 0, 000.
Artinya terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara Diklat Guru mengenai narkoba dalam menciptakan sekolah bersih narkoba. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik sebagaimana telah diuraikan, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menyertakan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh dalam menciptakan sekolah bebas narkoba, misalnya variabel kompetensi Guru, kondisi lingkungan sekolah, dan sebagainya.
2. Kepada Manajemen BNN selaku pelaksana Diktat Guru mengenai narkoba perlu melakukan peningkatan kualitas pelaksanaan diktat dengan memperhatikan aspek-aspek terkait misalnya, kesesuaian materi diktat dengan profesi peserta, kompetensi instruktur dalam menyampaikan materi, rancangan waktu pemberian materi yang memadai, pelaksanaan keefektifan evaluasi termasuk pelaksanaan program diktat secara berkala.
3. Kepada pihak sekolah khususnya para Guru peserta diktat mengenai narkoba disarankan sebagai berikut:
a. Berperan aktif melakukan berbagai upaya dan aplikasi Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari diktat tersebut dalam menciptakan sekolah bebas narkoba.
b. Lebih luas lagi para Guru peserta diktat mengenai narkoba diharapkan dapat menjadi penggerak dan motivator bagi komponen sekolah lainnya dengan cara membagi dan menularkan pengetahuan yang diperolehnya kepada Guru lain.
4. Berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner sekolah bebas narkoba terungkap beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan, yaitu:
a. Berupaya meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba kepada siswa tidak hanya melaiui penyuluhan tetapi melalui tindakan-tindakan yang lebih tegas.
b. Berupaya meningkatkan ketaatan siswa dalam mematuhi peraturan tata tertib sekolah dengan meningkatkan kedisiplinan dan pemberian sanksi yang tegas serta konsisten, dengan demikian lingkungan sekolah dan siswa yang bersih dan narkoba akan dapat terwujud.

Training and Education of Drugs Instructor Counselor for Teachers is often stated not effective in creating the school clean of Drugs. So it is necessary to evaluate the effectiveness of teacher's training and education on drugs in creating the school clean of Drugs. We include the population of SMA 7, 30, 70 and 95 in Jakarta who have been trained by The Prevention Center of National Narcotics Board in 2003, and as the samples are the teachers and students, in evaluating the effectiveness of teacher's training and education.
Based on the four level of evaluation Kirkpatrick mentions about Reaction, Learning, Attitude, and Result. The result of examination correlation of Product Moment Karl Person in measuring the effectiveness correlation of Teacher's Training and Education on drugs in creating the school clean of Drugs with SPSS 11 Version windows programmer, found that r is + 0.740 with significance is (p)= 0.000.
It means that there is significant and strong positive correlation between Teacher's Training and Education on drugs in creating the school clean of Drugs.
Based on the research found through statistic examination as stated above, we will submit some suggestions as follows:
1. It is necessary to do further research by including other variables which is estimated can affect in creating the schools free of Drugs, for example Teachers competence, the condition of school environment, etc.
2. For NNB management as the implementer of the Teacher's Training and Education on drugs needs to improve the quality of the implementation of training and education by considering related aspects such as the coherence of the training material and the participants profession, the instructor competence in presenting the material, enough time of the material presentation, effective implementation including the implementation of training program periodically.
3. For the schools especially teachers as the participants of training and education on drugs, we suggest that:
a. Be active in doing any efforts and applying the knowledge got from the training and education in creating school free of drugs.
b. Widely, teachers as the participants of training and education on drugs hoped to be able to support and motivate the other school components by sharing the knowledge got from other teacher.
4. Based on the respondents? answers of the questioner on the school free of drugs, we found some matters that still need to be improved, namely:
a. Try to improve the students' awareness of dangerous drugs not only through training but also through stern measures.
b. Try to improve the loyalty of students to obey the school regulation by improving the disciplines and giving stern and consistent sanction, so that the school environment and student clean of drugs can be created."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Rama Setiawan
"Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Penyidik dan Penyidik Pembantu Polda Metro Jaya. Kinerja penyidik dan penyidik pembantu sangat penting karena berkontribusi kepada kinerja Polda Metro Jaya dalam melaksanakan salah satu  tugas dan fungsinya yaitu penegakan hukum. Penelitian ini menggunakan metode survey sampel. Data yang digunakan adalah data primer dengan bantuan kuesioner yang diadaptasi dari teori pelatihan, motivasi, kompetensi dan kinerja. populasi penelitian ini bejumlah 1179 (anggota penyidik dan penyidik pembantu pada Ditreskrimum, Ditreskrimsus dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya). Sampel penelitian yang diambil adalah 100 orang penyidik dan penyidik pembantu. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis SEM (Stuctural equation modeling) dengan bantuan software SPSS dan SmartPLS.
Penelitian ini menemukan bahwa pelatihan mempunyai pengaruh signifikan dengan kinerja. Selanjutnya motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pelatihan juag mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi dan motivasi juga memiliki pengaruh terhadap komptensi Temuan dalam penelitian ini adalah kompetensi dapat memdiasi pengaruh pelatihan kepada kinerja dan sebaliknya kompetensi tidak dapat memediasi pengaruh motivasi terhadap kinerja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan sangat dibutuhkan oleh penyidik dan penyidik pembantu karena memiliki pengaruh paling besar diantara variabel lainnya terhadap kinerja. Pelatihan juga dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi yang kemudian dapat meningkatkan kinerja.

This study was conducted to examine the effect of Training, Motivation and Competence on the Performance of Polda Metro Jaya Assistant Investigators and Investigators. The performance of investigators and assistant investigators is very important because it contributes to the performance of the Metro Jaya Regional Police in carrying out one of its tasks and functions, namely law enforcement. This study uses a sample survey method. The data used are primary data with the help of a questionnaire adapted from the theory of training, motivation, competence and performance. the study population was 1179 (members of investigators and assistant investigators at Ditreskrimum, Ditreskrimsus and Ditresnarkoba Polda Metro Jaya). The research sample taken was 100 investigators and assistant investigators using the Slovin formula. The analysis technique used in this study is descriptive analysis and SEM analysis (structural equation modeling) with the help of SPSS and SmartPLS software.
This study found that training has a significant effect on performance then motivation has a significant effect on performance and competence has a significant effect on performance.Training also has a significant effect on competence and motivation also has an influence on competence The findings in this study are that competencies can influence the effect of training on performance and conversely competencies cannot mediate the effect of motivation on performance. This research concludes that training is needed because it has the most influence among other variables on the performance. Training is also needed to improve competencies which can then improve the performance.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Patricia Evelyn
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dari teacher efficacy dan kecerdasan emosional terhadap motivasi belajar siswa dari sudut pandang guru SD. Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru perlu memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam mengajar atau yang disebut sebagai teacher efficacy. Selain itu, guru juga perlu memiliki kecerdasan emosional untuk dapat memahami emosi diri sendiri dan siswanya. Partisipan dari penelitian ialah para guru dari SDN X dan Y. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Teachers’s Sense of Efficacy Scale (TSES), dan Perception of Student Motivation (PSM). Data diolah menggunakan Cronbach’s alpha, Mann-Whitney U, Kruskal-Wallis, dan uji regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya karakteristik teacher efficacy yang memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa dari sudut pandang guru. Penelitian ini merupakan studi awal yang dapat membentuk model penelitian baru menggunakan ketiga variabel tersebut.

The current study aimed to see the role of teacher efficacy and emotional intelligence on perceived student motivation among teachers in Elementary School. To increase student motivation in learning, teachers need to have confidence in their ability to teach or teacher efficacy. Teachers also need emotional intelligence to deal with their emotions and students emotions. The participants were teachers in Elementary School X and Y in Depok. This research uses quantitative research design. The Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES), and Perception of Student Motivation (PSM) was administered to collect data from teachers. Data were analysed using Cronbach’s alpha, Mann-Whitney U, Kruskal-Wallis, and simple regression. The researcher suggests that only teacher efficacy able to influence the perceived student motivation. This study is a preliminary study to establish a new research model using these three variables."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Aprilianto
"Indonesia merupakan pasar otomotif terbesar di Asia yang potensi pengembangannya masih sangat besar. Persaingan yang semakin sengit memaksa para pabrikan kendaraan untuk terus berinovasi baik dari segi produk maupun layanannya. Peningkatan retensi pelanggan sedikitnya 5% dipercaya dapat menghasilkan peningkatan laba sebesar 25-95% sehingga tidak hanya mencari pelanggan baru, para pabrikan kendaraan juga harus berusaha untuk tetap menjaga dan mempertahankan para pelanggannya. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa kualitas layanan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan, sehingga inovasi dalam rangka meningkatkan kualitas layanan sangat dibutuhkan untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa masing-masing atribut layanan, menentukan atribut layanan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan, serta melakukan perancangan service blueprint dengan mempertimbangkan aspek prioritas perbaikan yang harus dilakukan. Proses perancangan service blueprint dilakukan dengan mengintegrasikan metode Servqual dan Kano Model dimana untuk respondennya merupakan pelanggan B2B dari salah satu merek kendaraan niaga yang ada di wilayah Jabodetabek. Berdasarkan penilaian Servqual, semua atribut layanan masih memiliki gap score negatif sehingga masih perlu dilakukan improvement dan atribut layanan yang memiliki gap score terbesar adalah atribut “waktu servis yang tidak sesuai dengan janji sebelumnya”. Kemudian dari 25 atribut layanan yang dinilai, diklasifikasikan dengan menggunakan Kano Model dimana 6 atribut layanan termasuk dalam kategori must-be dan 19 atribut layanan termasuk dalam kategori one-dimentional. Hasil pengukuran Servqual kemudian diintegrasikan dengan Kano Model untuk menentukan prioritas perbaikan yang nantinya akan digunakan sebagai voice of customer dalam proses perancangan service blueprint. Adapun 5 prioritas perbaikan yang harus dilakukan yaitu terkait waktu pengerjaan servis yang belum sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya, karyawan dealer yang belum memberikan pelayanan dengan baik, karyawan dealer belum mampu menjawab pertanyaan pelanggan dengan tepat, karyawan dealer belum menunjukkan kepeduliannya terkait permasalahan pelanggan, dan pekerjaan servis yang dilakukan belum sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan. Dengan adanya service blueprint ini, diharapkan dapat menjadi solusi dan referensi bagi dealer otomotif untuk meningkatkan kualitas layanannya sehingga upaya dalam menjaga dan mempertahankan para pelanggannya dapat tercapai.

Indonesia is the largest automotive market in Asia, with huge development potential. Increasingly fierce competition forces vehicle manufacturers to continue innovating in products and services. An increase in customer retention of at least 5% is believed to increase the profit by 25-95%, so vehicle manufacturers must not only find new customers but also try to keep and retain them. Several previous studies have stated that service quality significantly influences customer satisfaction and loyalty, so innovation to improve service quality is needed to overcome existing problems. This study aims to determine the performance of each service attribute, determine the service attributes that must be maintained and improved, and design a service blueprint by considering the priority aspects of improvements that must be made. The service blueprint design process is carried out by integrating the Servqual and Kano Model methods. The respondents are B2B customers from one of the commercial vehicle brands in the Jabodetabek area. Based on Servqual's assessment, the service attribute that has the most significant gap score is the attribute "service time that is not in accordance with the previous promise." Then from the 25 service attributes assessed, they are classified using the Kano Model, where 6 service attributes are included in the Must-be category, and 19 service attributes are in the One-dimensional category. The Servqual measurement results are then integrated with the Kano Model to determine priority improvements which will later be used as the voice of the customer in the service blueprint design process. The five priority improvements that must be made are related to service times that have not been in accordance with previously promised, dealer employees who have not provided good service, dealer employees have not been able to answer customer questions correctly, dealer employees have not shown concern regarding customer problems, and the work done is not appropriate by customer requests and needs. With this research, it is hoped that it can become a solution and reference for automotive dealers to improve the quality of their services so that efforts to maintain and retain their customers can be achieved"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Wahyuni
"Layanan perpustakaan memiliki peranan yang cukup penting di dalam sebuah penyelenggaraan perpustakaan. Kualitas layanan perpustakaan menjadi indikator keberhasilan suatu institusi perpustakaan. Untuk itu, peningkatan kualitas layanan perpustakaan perlu menjadi prioritas utama Lembaga perpustakaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya yang bertugas di layanan perpustakaan, melalui pelatihan. Diklat layanan perpustakaan merupakan diklat teknis yang diselenggarakan oleh pusat pendidikan dan pelatihan perpustakaan nasional. Diklat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam memberikan layanan perpustakaan. Namun, teridentifikasi bahwa proses penciptaan pengetahuan di dalam diklat layanan kurang sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan peserta diklat. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan pengetahuan sesama peserta diklat, sesama SDM di penyelenggara diklat dan antara peserta diklat dan penyelenggara diklat. Kesenjangan pengetahuan tersebut tetap terpelihara seiring terselenggaranya diklat layanan. Upaya alternatif yang dapat dilakukan untuk menjembatani kesenjangan tersebut antara lain melalukan analisis kebutuhan diklat, evaluasi pascadiklat layanan dan meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar unit di pusat pendidikan dan pelatihan.

Library services have an important role in a library operation. The quality of library services determines the succesfull indicator of a library institution. For this reason, improving the quality of library services needs to be main priority for library institutions. One of the efforts to be done is to improve the quality of human resources through training, especially those assigned in library services. Library service training is a technical training that is managed by the Education and Training Cente of National Library of Indonesia. This training aims to increase the knowledge and skills of participants in providing library services. However, it was identified that the process of knowledge creation in the library service training was not in accordance with the expectations and needs of the training participants. It happens as knowledge gap among participants, among units in education and training centre, and also between participants and the training host (education and training centre) occur. Alternative efforts that could be done to fill in the gaps are conducting training need analysis, post training evaluation, and increasing the coordination and communication among units in the education and training centre."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartati Hassan
"This research has the aims to describe the students' motivation in learning English as a foreign language and to prove whether motivation influences students' achievement. The researcher replicates motivational construction from Tremblay and Gardner (1995) with some adaptation to the social environment of learners. In this construction, language attitude is determined as a factor to arise motivation. Motivation is divided into motivational antecedent and motivational behavior. This research has three variables: language attitude as an independent variable; motivational antecedent and motivational behavior as a mediating variable; and students' learning achievement as a dependent variable. The subjects consist of ninety-nine participants of Lembaga Bahasa LIA Afiliasi Bandar Lampung, one of the private English courses in Bandar Lampung. Questioners are distributed for collecting the data of motivation and the English test is used for students ' achievement. The data are analyzed in two ways: the simple profile model and the causal model. The simple profile model shows that students' motivation stresses more on instrumental rather than integrative. Most of the students studying English for the reason of having a good job in the future. Seven hypotheses have to be proved to see the influence of each part of the motivational"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T38082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Jannes Freddy
"The objectives of this research are to find the relationship between language attitude and self-concept with English writing ability and to describe the language attitude, self-concept, and English writing ability based on social factors such as gender, ethnicity, and college background. The survey was conducted at five universities/colleges in Jakarta.
There are three approaches used in this research. sociolinguistic, psychological, and language teaching approaches. The collecting data technique applied in this research was randomly purposive sampling. Questionnaires are used to obtain the language attitude and self-concept data. Writing tests are conducted to get the writing ability scores. The obtained writing scores are the mean provided by two qualified writing raters. All data in the form of numbers are statistically analyzed by computer using SPPS (Slalislical Packages./or Social Studies) 1 1.0 for windows by using parametric and nonparametric tests such as Pearson Product Moment, Regression, Anova, T-testnd Kruskal-Wallis H.
The study reveals that there are positive relationships between:
(1) attitude toward English and English writing ability;
(2) self-concept and English writing ability; and
(3) attitude toward English and self-concept with English writing ability.
The study also proves that:
(4) except for the kind of work that needs English, the social variables such as gender, ethnicity, college background do not seem to contribute to the attitude toward English;
(5) the social variables do not seem to contribute to the writing self-concept; and
(6) except for college background and the kind of work that needs English, the social variables do not seem to contribute to the writing self-concept.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rini Hastuti Ramelan
"ABSTRAK
Studi korelasional ini bertujuan untuk mengemukakan peran berpikir deduktif dan berpikir induktif sebagai fungsi kognitif dalam pemahaman teks ekspositori pada siswa sekolah menengah atas (SMA) dan untuk menguji bagaimana korelasi kemampuan berpikir deduktif dan berpikir induktif pada pemahaman teks ekspositori. Penelitian ini telah memperluas kajian dan pengetahuan kita tentang bahasa dan pikiran karena berbeda dari studi penelitian sebelumnya tentang pemahaman teks yang umumnya melibatkan siswa sekolah dasar. Subjek penelitian adalah 91 siswa kelas II yang secara kognitif telah sampai pada taraf perkembangan berpikir konseptual dan hipotetis yang merupakan kapasitas mental untuk dapat menangkap esensi makna dan memahami teks ekspositori. Mereka terdiri atas 32 laki-laki dan 59 perempuan, 54 di antaranya dari jurusan IPA dan 37 dari jurusan IPS yang dipilih secara acak bertingkat. Mereka diminta untuk menyelesaikan kuesioner yang mengukur pemahaman teks ekspositori, berpikir deduktif, dan berpikir induktif. Temuan utama dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara pemahaman teks ekspositori, terutama teks ekspositori tipe A dengan gagasan utama di awal teks, dan kemampuan berpikir deduktif. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan menganalisis, mengaitkan sejumlah elemen, dan menarik simpulan logis telah mendukung proses pemahaman teks ekspositori dalam tingkatan abstraksi. Juga, ada perbedaan signifikan dalam pemahaman teks ekspositori dan berpikir deduktif antara kelompok siswa jurusan IPA dan siswa jurusan IPS, dengan kelompok IPA lebih tinggi daripada kelompok IPS. Latar belakang dan proses belajar turut berperan di dalamnya. Di sisi lain, berpikir induktif tida berhubungan secara signifikan dengan pemahaman teks ekspositori, baik dengan gagasan utama di awal teks maupun di akhir teks. Perbedaan yang signifikan dalam variabel ini ditemukan pada kelompok siswa laki¬laki dan siswa perempuan, dengan rerata kelompok perempuan lebih tinggi daripada kelompok laki-laki. Selain itu, variabel nonpenelitian lain seperti sikap subjek terhadap teks, minat dan latar belakang pengetahuan yang dimiliki subjek, dalam penelitian ini, tidak berhubungan secara signifikan dengan pemahaman teks ekspositori."
2007
T37328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>