Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sartono Kartodirdjo, 1921-2007
Yogyakarta: Seksi Penelitian, Djurusan Sedjarah, Fakultas Sastra dan Kebudajaan, Universitas Gadjah Mada, 1959
959.8 SAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Panitia Lokakarya Pengamalan Pancasila, kerjasama Departemen Dalam Negeri - Universitas Gadjah Mada, 1976
320.5 BEB I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Laju alir saliva tanpa stimulasi terkait dengan tingkat keparahan xerostomia: evaluasi dengan Kuesioner Xerostomia dan Groningen Radiotherapy-Induced Xerostomia Questionnaire. Radioterapi kanker kepala dan leher dapat mengakibatkan xerostomia; sel-sel asinar kelenjar saliva rusak sehingga kualitas dan kuantitas saliva menurun. Penilaian keparahan xerostomia menggunakan pemeriksaan obyektif dan subyektif. Pemeriksaan obyektif dilakukan dengan pengukuran sekresi saliva tanpa stimulasi. Pemeriksaan subyektif dilakukan
dengan pengisian kuesioner tentang mulut kering diantaranya Xerostomia Questionnaire (XQ) dan Groningen Radiotherapy-Induced Xerostomia Questionnaire (GRIX). Tujuan: Mengetahui hubungan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dan penilaian keparahan xerostomia menggunakan dua kuesioner. Metode: Penelitian ini melibatkan
30 pasien kanker kepala dan leher yang menjalani radioterapi di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan Januari-April 2013. Keparahan xerostomia dinilai menggunakan kuesioner xerostomia (XQ dan GRIX). Sekresi saliva tanpa stimulasi diukur selama 15 menit. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank Correlation. Hasil: Ada hubungan negatif yang signifikan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dengan penilaian keparahan xerostomia menggunakan XQ dan GRIX dengan nilai koefisien korelasi -0,452 (p<0,05) dan -0,511 (p<0,05). Simpulan: Ada hubungan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dengan penilaian keparahan xerostomia menggunakan XQ dan GRIX pada pasien radioterapi kepala dan leher di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Semakin rendah sekresi saliva tanpa stimulasi maka semakin parah xerostomia yang dirasakan pasien.

Unstimulated Salivary Flow Rate Corresponds with Severity of Xerostomia: Evaluation using Xerostomia Questionnaire and Groningen RadiotherapyInduced Xerostomia Questionnaire.;Laju alir saliva tanpa stimulasi terkait dengan tingkat keparahan xerostomia: evaluasi dengan Kuesioner Xerostomia dan Groningen Radiotherapy-Induced Xerostomia Questionnaire. Radioterapi kanker kepala dan leher dapat mengakibatkan xerostomia; sel-sel asinar kelenjar saliva rusak sehingga kualitas dan kuantitas saliva menurun. Penilaian keparahan xerostomia menggunakan pemeriksaan obyektif dan subyektif. Pemeriksaan obyektif dilakukan dengan pengukuran sekresi saliva tanpa stimulasi. Pemeriksaan subyektif dilakukan
dengan pengisian kuesioner tentang mulut kering diantaranya Xerostomia Questionnaire (XQ) dan Groningen Radiotherapy-Induced Xerostomia Questionnaire (GRIX). Tujuan: Mengetahui hubungan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dan penilaian keparahan xerostomia menggunakan dua kuesioner. Metode: Penelitian ini melibatkan
30 pasien kanker kepala dan leher yang menjalani radioterapi di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan Januari-April 2013. Keparahan xerostomia dinilai menggunakan kuesioner xerostomia (XQ dan GRIX). Sekresi saliva tanpa stimulasi diukur selama 15 menit. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank Correlation. Hasil: Ada hubungan negatif yang signifikan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dengan penilaian keparahan xerostomia menggunakan XQ dan GRIX dengan nilai koefisien korelasi -0,452 (p<0,05) dan -0,511
(p<0,05). Simpulan: Ada hubungan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dengan penilaian keparahan xerostomia menggunakan XQ dan GRIX pada pasien radioterapi kepala dan leher di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Semakin rendah sekresi saliva tanpa stimulasi maka semakin parah xerostomia yang dirasakan pasien.;Laju alir saliva tanpa stimulasi terkait dengan tingkat keparahan xerostomia: evaluasi dengan Kuesioner Xerostomia dan Groningen Radiotherapy-Induced Xerostomia Questionnaire. Radioterapi kanker kepala dan leher dapat mengakibatkan xerostomia; sel-sel asinar kelenjar saliva rusak sehingga kualitas dan kuantitas saliva menurun. Penilaian keparahan xerostomia menggunakan pemeriksaan obyektif dan subyektif. Pemeriksaan obyektif dilakukan dengan pengukuran sekresi saliva tanpa stimulasi. Pemeriksaan subyektif dilakukan
dengan pengisian kuesioner tentang mulut kering diantaranya Xerostomia Questionnaire (XQ) dan Groningen Radiotherapy-Induced Xerostomia Questionnaire (GRIX). Tujuan: Mengetahui hubungan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dan penilaian keparahan xerostomia menggunakan dua kuesioner. Metode: Penelitian ini melibatkan
30 pasien kanker kepala dan leher yang menjalani radioterapi di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan Januari-April 2013. Keparahan xerostomia dinilai menggunakan kuesioner xerostomia (XQ dan GRIX). Sekresi saliva tanpa stimulasi diukur selama 15 menit. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank Correlation. Hasil: Ada hubungan negatif yang signifikan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dengan penilaian keparahan xerostomia menggunakan XQ dan GRIX dengan nilai koefisien korelasi -0,452 (p<0,05) dan -0,511
(p<0,05). Simpulan: Ada hubungan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dengan penilaian keparahan xerostomia menggunakan XQ dan GRIX pada pasien radioterapi kepala dan leher di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Semakin rendah sekresi saliva tanpa stimulasi maka semakin parah xerostomia yang dirasakan pasien.;Laju alir saliva tanpa stimulasi terkait dengan tingkat keparahan xerostomia: evaluasi dengan Kuesioner Xerostomia dan Groningen Radiotherapy-Induced Xerostomia Questionnaire. Radioterapi kanker kepala dan leher dapat mengakibatkan xerostomia; sel-sel asinar kelenjar saliva rusak sehingga kualitas dan kuantitas saliva menurun. Penilaian keparahan xerostomia menggunakan pemeriksaan obyektif dan subyektif. Pemeriksaan obyektif dilakukan dengan pengukuran sekresi saliva tanpa stimulasi. Pemeriksaan subyektif dilakukan
dengan pengisian kuesioner tentang mulut kering diantaranya Xerostomia Questionnaire (XQ) dan Groningen Radiotherapy-Induced Xerostomia Questionnaire (GRIX). Tujuan: Mengetahui hubungan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dan penilaian keparahan xerostomia menggunakan dua kuesioner. Metode: Penelitian ini melibatkan
30 pasien kanker kepala dan leher yang menjalani radioterapi di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan Januari-April 2013. Keparahan xerostomia dinilai menggunakan kuesioner xerostomia (XQ dan GRIX). Sekresi saliva tanpa stimulasi diukur selama 15 menit. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank Correlation. Hasil: Ada hubungan negatif yang signifikan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dengan penilaian keparahan xerostomia menggunakan XQ dan GRIX dengan nilai koefisien korelasi -0,452 (p<0,05) dan -0,511 (p<0,05). Simpulan: Ada hubungan antara sekresi saliva tanpa stimulasi dengan penilaian keparahan xerostomia menggunakan XQ dan GRIX pada pasien radioterapi kepala dan leher di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Semakin rendah sekresi saliva tanpa stimulasi maka semakin parah xerostomia yang dirasakan pasien."
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, Faculty of Dentistry, Undergraduate Program;Journal of Dentistry Indonesia;Journal of Dentistry Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdarni
"Perilaku seksual pranikah yang tinggi pada remaja disebabkan oleh faktor
personal seperti pengetahuan kesehatan seksual, Infeksi Menular Seksual
(IMS) dan HIV / AIDS, sikap terhadap seksualitas, harga diri dan efikasi diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor personal seperti
pengetahuan tentang kesehatan seksual, IMS dan HIV / AIDS, sikap, harga
diri dan efikasi diri terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di
Kota Kendari yang diukur melalui kuesioner dan wawancara mendalam.
Desain penelitian adalah studi potong lintang dengan jumlah sampel 200 remaja
yang berasal dari empat sekolah negeri di Kota Kendari mulai dari
Agustus sampai dengan Oktober 2014. Analisis regresi logistik menunjukan
bahwa remaja yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan
seksual, IMS dan HIV / AIDS berisiko sebesar 4,28 kali, sikap permisif terhadap
seksualitas berisiko 5 kali, harga diri rendah berisiko sebesar 3,3 kali
dan efikasi diri rendah sebesar 2,5 kali untuk melakukan perilaku seksual
pranikah berisiko. Analisis kualitatif menunjukan variabel sikap sebagai faktor
yang memberikan risiko terbesar di dalam berperilaku seksual pranikah
yang berisiko pada remaja.
High premarital sexual behavior among teenagers are caused by personal
factors, such as health sexual knowledge, Sexually Transmitted Infections
(STIs) and HIV / AIDS, attitudes towards sexuality, self-esteem and self-efficacy.
This study aimed to find out the influence of personal factor to premarital
sexual behavior among teenagers in the Kendari City as assessed
through questionnaires and in-depth interviews.The study design was
cross-sectional study with a sample of 200 adolescents from four public
schools in Kendari City from August to October 2015. Logistic regression
analysis showed teenagers having lack of knowledge of sexual health, STIs
and HIV / AIDS had 4.28 times risk having permissive attitude toward sexuality
had 5 times risk, having low self-esteem had 3.3 times risk and having
low self-efficacy had 2.5 times to perform premarital sexual behavior.
Qualitative analysis showed that attitude variable was the factor giving the
biggest risk in risky premarital sexual behavior among teenagers."
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran, Magister Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sang G. Purnama,a author
"Kecamatan Denpasar Selatan merupakan salah satu daerah dengan kasus demam berdarah dengue paling tinggi di
Provinsi Bali. Jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk dan kepadatan jentik dapat menjadi salah satu faktor risiko
yang mempengaruhi penyebaran nyamuk. Maya index merupakan indikator untuk mengukur jumlah tempat
penampungan air yang dapat sebagai tempat berkembang biak nyamuk. Mengetahui hubungan antara tingkat maya
index serta kepadatan jentik dan pupa Ae. aegypti terhadap infeksi dengue di Kecamatan Denpasar Selatan. Penelitian
ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian kasus-kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan
wawancara dan observasi lapangan pada 150 responden. Survei entomologi dengan indikator maya index, house index
(HI), container index (CI), Breteau index (BI), dan pupa index (PI) untuk melihat kepadatan larva dan pupa di daerah
survei. Risiko penularan DBD dikategorikan ringan, sedang, dan berat bedasarkan density figure. Tempat penampungan
air yang diperiksa pada sebanyak 1.215 kontainer, yaitu pada kasus 675 buah dan pada kontrol 540 buah. Tempat
penampungan air (TPA) paling banyak jentik yakni bak mandi (29,27%), dispenser (18,29%), wadah tirta (10,98%),
sumur (10,98%). Status Maya index rendah pada kasus (24%) lebih kecil dibandingkan dengan kontrol (37,33%). Nilai
HI = 23,33; CI = 10,69; BI = 55; PI = 15,33. Berdasarkan indikator HI dan CI Kecamatan Denpasar Selatan berarti
memiliki risiko penularan sedang terhadap penyebaran penyakit DBD. Berdasarkan BI, memiliki risiko penularan tinggi
terhadap penyebaran penyakit demam berdarah dengue. Berdasarkan maya index menunjukkan rumah kasus berisiko
tinggi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dibandingkan dengan rumah kontrol. House index, Breteau index,
container index, pupa index dan maya index memiliki hubungan dengan kejadian DBD. Jenis tempat penampungan air
yang paling berisiko adalah bak mandi.
Maya Index and Larva Density Aedes Aegypti Toward Dengue Infection. South Denpasar District was of there as
with the highest dengue cases in Bali province. The number of mosquito breeding places and larvae density become risk
factor that influenced the spreading of mosquitoes. Maya index was an indicator to measure the amount of water
reservoirs can be breeding places for mosquitoes. Knowing the relationship between maya index and density of larvae
and pupae of Ae.aegypti toward dengue infection in South Denpasar District. The study was observational analytic with
case-control design. Data was collected through interviews and field observations to 150 respondents. The survey
entomologist with indicators maya index, house index (HI), container index (CI), breteau index (BI) and pupa index
(PI) to see the density of larvae and pupae in survey area. Dengue transmission risk was categorized mild, moderate and
severe based on density figure. Water storage containers inspected in 1215 containers that as many as 675 containers in
the case and 540 containers in control. Water reservoirs (TPA) that the most larvae was tub (29.27%), dispenser
(18.29%), container tirta (10.98%), wells (10.98%). Maya index status was lower in the case (24%) smaller than
controls (37.33%). Value of HI = 23.33; CI=10.69; BI=55; PI=15.33. Based on HI and CI indicator South Denpasar
District means have moderate the risk of transmission spread of dengue disease. Based on the BI, have a high risk of
transmission to the spread of dengue disease. Based on the maya index showed house cases have highest risk as
breeding place compare than control house. House index, Breteau index, container index, pupa index and maya index
have correlation with dengue infection. Kind of breeding place have the high risk is bath tub."
Universitas Udayana. Fakultas Kedokteran ; Universitas Gadjah Mada. Program Studi Kedokteran Tropis, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Heruanto Hadna
"The backdrop to this research is the existence of dissatisfaction that has become pervasive among many local governments, producers of oil and gas in Indonesia, towards unjust oil and gas Revenue Sharing Fund (DBH) between central and local governments. To that end, the main objective of this research is to formulate a Revenue Sharing Fund of oil and gas production that is just for all parties by using a Rights-Based Approach (RBA). To provide the basis for the formula, the study uses qualitative method and the data collection techniques are in-depth interviews, FGD, and document analysis (desk study). The findings recommend two scenarios. The first scenario posits indigenous communities under two possibilities, i.e. either conferring share ownership in oil and gas business or the right to lease land in areas where oil and gas production occurs. The second scenario is to calculate oil and gas revenue sharing fund on the basis of governmental tier in a just and proportional manner, starting from the provincial, district, sub-district, village, and kampong levels, particularly for native and indigenous communities who are producers and non-producers of oil and gas.
Studi ini dilatarbelakangi adanya ketidakpuasan banyak pemerintah daerah di Indonesia yang menjadi penghasil minyak dan gas (migas) terhadap pembagian Dana Bagi Hasil (DBH) migas yang tidak adil antara pusat dan daerah. Berdasarkan hal tersebut, tujuan utama dari kajian ini adalah untuk merumuskan formula DBH Migas yang adil bagi semua pihak dengan menggunakan Pendekatan Berbasis Hak. Untuk merumuskan formula tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan datanya adalah wawancara mendalam, FGD dan pengumpulan data sekunder. Penelitian ini menghasilkan dua scenario sebagai rekomendasi. Skenario pertama menempatkan penduduk asli atau masyarakat adat di bawah dua kemungkinan yakni ikut menjadi pemilik saham bisnis migas atau hanya menyewakan tanah yang di dalamnya mengandung migas. Skenario kedua adalah menghitung perolehan DBH sesuai level pemerintahan secara proporsional mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, distrik, kampung dan masyarakat adat baik yang menjadi penghasil maupun bukan penghasil migas."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Gadjah Mada, Department of Public Policy and Management, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan ilmu kedokteran dan juga teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini tidak dapat dipisahkan.
Artinya adalah dengan semakin cepatnya arus informasi dan pengetahuan yang difasilitasi oleh teknologi informasi dan
komunikasi, membuat perkembangan dunia kedokteran menjadi semakin pesat dan sudah menjadi sebuah keharusan
bagi para aktornya untuk tetap meningkatkan skill-nya baik yang berupa soft skill maupun hard skill. Kondisi ini bukan
tanpa tantangan serius, di mana tidak sedikit individu dokter yang memiliki kelebihan dibandingkan rekan sejawatnya,
masih memiliki keengganan untuk berbagi informasi maupun pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kasus unik
dan kompleks. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seorang
dokter dalam melakukan kegiatan berbagi pengetahuan dengan rekan sejawat khususnya pada rumah sakit pendidikan di
Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah survey langsung kepada responden melalui computer-based
questionnaire. Jumlah kuesioner yang berhasil dikumpulkan dan dapat diolah lebih lanjut sebanyak 76 buah dengan tingkat
partisipasinya sebesar 34,55% (dari total 220 buah kuesioner yang disebar menggunakan bantuan surveymonkey.com).
Hasil pengolahan dan analisis data menggunakan PLS-SEM menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap motivasi seorang dokter untuk berbagi pengetahuan adalah enjoyment helping others dan rewards.
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa hal yang menentukan motivasi seorang dokter untuk berbagi
pengetahuan dengan sejawat masih berasal dari motivasi pribadi bukan dikarenakan adanya stimulus yang berasal dari pihak
pimpinan khususnya manajemen rumah sakit, walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya telah ada
mekanisme pemberian rewards dari pihak manajemen namun bentuk maupun dampaknya belum terasa khususnya kepada
peningkatan motivasi seorang dokter dalam melakukan kegiatan berbagi pengetahuan secara sukarela kepada rekan sejawat.
Motivation to Share Knowledge of Doctors in Teaching Hospital in Indonesia. The development of medical science
and information communication technology recently cannot be separated. Its means that the rapid flow of information
and knowledge, facilitated by information and communication technologies, makes the rapid development of medicine
field and become a mandatory for all actors to keep improving their skills in the form of both soft and hard skills. This
condition is followed with serious challenges, that many doctors still have a reluctance to share information and
knowledge to their colleagues, especially with regard to the unique and complex cases. The main objective of this
research was to determine the factors that affect the motivation of a doctor in conducting knowledge sharing with peers,
especially at 4 (four) teaching hospitals in Indonesia. This research used a direct survey method through computer-based
questionnaire. The number of questionnaires were collected and further processed as many as 76 examples with a
participation rate of 34.55% (from a total of 220 examples of questionnaires were distributed using surveymonkey.com).
The results of processing and data analysis using PLS-SEM showed that variables that had a significant influence on the
motivation of doctors to share knowledge are enjoyment helping others and rewards. The main conclusion of this study
is that doctors who determines the motivation to share knowledge with colleagues is coming from personal motivation
and is not due to the stimulus coming from the head of the hospital's management, although the results showed that in
fact there has been rewards mechanisms of the management, but the impact has not been felt particularly to increased
motivation in performing activities of a doctor voluntarily sharing knowledge to colleagues."
Institut Teknologi Bandung. Program Studi Teknik & Manajemen Industri ; Universitas Widyatama. Fakultas Teknik ; Institut Teknologi Bandung. Fakultas Teknologi Industri ; Universitas Gadjah Mada. Fakultas Kedokteran, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 >>