Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
J. Suprapto
Jakarta: Erlangga, 1989
519.5 SUP s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
C.H. Suprapto
Jakarta: Murnibaru, 1974
651.3 SUP p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Suprapto
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997
327 SUP h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggoro Suprapto
Semarang : Media Wiyata, 1992
899.221 ANG n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Suprapto
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2021
923.5 EDD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Suprapto
"ABSTRAK
Unit Pengelola Dokumen Administrasi Kependudukan UPDAK Pemprov DKI Jakarta adalah sebuah unit yang bertugas mengelola dan melayani pelayanan arsip catatan sipil di Provinsi DKI Jakarta. Saat ini pelaksanaan pelayanan arsip catatan sipil berjalan belum optimal, dengan indikator bahwa 30.22 masih terjadi keterlambatan pelayanan kepada masyarakat serta masih ada arsip catatan sipil yang berusia diatas 5 tahun dan belum masuk ke record center UPDAK. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada instansi UPDAK maka diperlukan sebuah sistem informasi manajemen pelayanan arsip catatan sipil. Untuk membangun sebuah sistem informasi manajemen pelayanan dipilih tahapan pengembangan sistem informasi yang mengacu ke System Development Life Cycle SDLC dengan tahapan planning, analysis, design dan implementation dan menggunakan Unified Modelling Language UML. Dari hasil perancangan sistem informasi manajemen pelayanan arsip catatan sipil terbentuk 2 modul besar yaitu modul Loket Pelayanan dan modul Pengelolaan Pelayanan. Dari hasil rancangan sistem informasi manajemen pelayanan arsip didapat manfaat berupa 5 Bussiness Process Automation BPA yaitu Melengkapi Permohonan, Pemutahiran Data Pelayanan, Berita Acara Penelitian Register, Pencatatan Akta dan CP, Pembuatan/Distribusi Laporan dan 3 Bussiness Process Improvement BPI yaitu Permohonan Pelayanan Online, Pelayanan Mutasi Data dan Monitoring Pelayanan serta 1 Bussiness Process Reengineering BPR : Permohonan Legalisir Online.

ABSTRACT
Unit Pengelola Dokumen Administrasi Kependudukan UPDAK Pemprov DKI Jakarta is a unit that serves records archive in DKI Jakarta. Nowday, civil registration records services is not optimal yet, with an indicator of 30.22 delayed services and there are civil records aged over 5 years and does not entered the UPDAK record center. To solve the problems that occur in the UPDAK agency it is necessary an information management service system records civil records. Waterfall model and Unified Modeling Language UML selected as methodology to build a management information system services. There are 4 stages of design planning, analysis, design and implementation. As a result, formed 2 large module Loket Pelayanan Service Submission module and Pengelolaan Pelayanan Service Management module. As results of information management system archive services design we obtained benefits of 5 Business Process Automation BPA Melengkapi Permohonan, Pemutahiran Data Pelayanan, Berita Acara Penelitian Register, Pencatatan Akta dan CP, Pembuatan Distribusi Laporan also 3 Business Process Improvement BPI Permohonan Pelayanan Online, Pelayanan Mutasi Data and Monitoring Pelayanan and 1 Business Process Reingeering BPR Permohonan Legalisir Online."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Suprapto
"Latar Belakang: Dermatitis seboroik (DS) merupakan kelainan inflamasi kronik pada area kulit yang kaya kelenjar sebasea. Hingga saat ini patogenesis DS terus berkembang, termasuk dikaitkan dengan kejadian sindrom metabolik. Oleh karena sindrom metabolik terjadi akibat resistensi insulin yang diperankan oleh jaringan lemak viseral, maka diduga kedua hal tersebut juga memiliki peran terhadap kejadian DS.
Tujuan: mengetahui rerata HOMA-IR dan skala jaringan lemak viseral pada pasien DS, serta menilai perbedaannya dibandingkan dengan kontrol.
Metode: Penelitian kasus-kontrol berpasangan ini dilakukan di Poliklinik Dermato-venereologi RSCM selama Juli-Agustus 2022. Kelompok kasus ialah pasien berusia ≥18 tahun, tidak hamil, IMT ≥18,5 kg/m2 yang terdiagnosis DS secara klinis, serta tidak memiliki penyakit imunokompromais, infeksi kronis, kanker, autoimun, atau degeneratif lainnya. Kelompok kontrol ialah pasien non-DS yang match berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kategori IMT. Seluruh subjek menjalani pemeriksaan klinis, laboratorium, dan pengukuran skala lemak viseral menggunakan alat BIA TANITA® SC330.
Hasil: Masing-masing kelompok DS dan kontrol berjumlah 36 subjek pada studi ini. Median(min-maks) usia kelompok DS ialah 26,5(20-45) tahun, jenis kelamin laki-laki 52,8%, dan median(min-maks) IMT sebesar 24,2(18,5-38,8) kg/m2. Median HOMA-IR ditemukan lebih tinggi pada kelompok DS dibandingkan kontrol (1,54[0,72-4,09] VS. 1,22[0,53-2,73]; p=0,031). Namun, tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik untuk skala lemak viseral antara kelompok DS dengan kontrol (6,5[1-14] VS. 6,0[1-12]; p=0,149).
Kesimpulan: Nilai median HOMA-IR dan skala jaringan lemak viseral pada pasien DS adalah masing-masing 1,54 (IK95% 0,72-4,09) dan 6,5 (IK95% 1-14). Nilai HOMA-IR pada pasien DS lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan bermakna secara statistik, tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik untuk skala lemak viseral.

Background: Seborrheic dermatitis (SD) is a chronic inflammatory disorder in sebaceous gland-rich skin. Until today the pathogenesis of SD continues to develop, including investigation about the link association between SD and metabolic syndrome. Metabolic syndrome is a disease caused by insulin resistance in which visceral fat tissue may play important role, therefore insulin resistance and visceral fat tissue are hypothesized to influence the development of SD.
Objective: To measure the HOMA-IR and visceral fat rating scale in SD patients, and to investigate the differences compared to the control group.
Methods: A matched case-control study was conducted in Dermatovenereology Clinic Cipto Mangunkusumo General Hospital in July-August 2022. Case group was non-pregnant patients aged ≥18 years old and BMI ≥18,5 kg/m2 which were clinically diagnosed with SD, and did not have any of immunocompromise, chronic infection, cancer, autoimmune, or degenerative disease. Control group was non-SD patients that were matched according to the age, gender, and BMI categories. All the subjects assigned for clinical and laboratory examination, and visceral fat measurement using BIA TANITA® SC330.
This study involved 36 subjects in each SD and control group. Median(min-max) of age in SD group was 26.5(20-45) yo, male 52.8%, and median(min-max) of BMI was 24.2(18.5-38.8) kg/m2. Median HOMA-IR was significantly higher in SD group compared to the control group (1.54[0.72-4.09] VS. 1.22[0.53-2.73]; p=0.031). However, there was no significant difference for visceral fat rating scale between SD and control group (6.5[1-14] VS. 6.0[1-12]; p=0.149).
Conclusion: The median HOMA-IR and visceral fat rating scale in SD were 1.54 (95%CI 0.72-4.09) and 6.5 (95%CI 1-14). HOMA-IR in SD group is higher to the control group and statistically significant, but there is no significant difference for visceral fat rating scale.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Primadian Suprapto
"Pada paru yang menua, terjadi perubahan pada komponen penyusun jaringan alveolus dan jaringan interstitial paru. Perubahan morfologi ini berpengaruh terhadap proses pertukaran gas yang terjadi di alveolus serta penurunan fungsi faal paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara ketebalan septum dan rongga udara alveolus pada paru yang mengalami penuaan dengan menggunakan model hewan coba tikus Sprague-Dawley. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectionalanalitic observational. Pengukuran ketebalan septum dan rongga udara alveolus dilakukan pada jaringan paru tikus Sprague-dawley yang dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: kelompok usia 2 hari, 16 hari, 3-4 bulan, dan lebih dari 12 bulan. Hasil pengukuran rata-rata ketebalan septum interalveolar sesuai dengan urutan kelompok usia adalah 0,436 ± 0,059 μm , 0,399 ± 0,022 μm, 0,474 ± 0,043 μm, 0,512 ± 0,020 μm. Sedangkan rata-rata diameter rongga udara alveolus secara berurutan adalah 0,467 ± 0,038 μm, 0,410 ± 0,052 μm, 0,370 ± 0,046 μm, 0,378 ± 0,028 μm. Berdasarkan uji korelasi Pearson, didapatkan hasil bahwa ketebalan septum alveolus mempunyai berkorelasi sedang dengan rongga udara alveolus (r = -0,528). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penuaan tikus Sprague-Dawley, ketebalan septum interalveolar akan bertambah dan rongga udara alveolus akan berkurang.

Aging process on the lung gives a result in morphological changes of alveolus and its interstitial components. These changes alter the respiratory function of the lung as marked as increasing lung residual volume and decreasing lung vital capacity. The aim of this research is to study the morphological changes of alveolus including septum thickness and alveolar air space changes in aging lung. We used cross sectional-analitic observational study to conduct this research. The microscopic observation has been done on Sprague-Dawley rats’ lung preparation from different age group of rats (2 days, 16 days, 3-4 months, and more than 12 months). The means of interalveolar septum measurement are 0.436 ± 0.059 μm, 0.399 ± 0.022 μm, 0.474 ± 0.043 μm, and 0.512 ± 0.020 μm respectively. The means of alveolar air space measurement are 0.467 ± 0.038 μm, 0.410 ± 0.052 μm, 0.370 ± 0.046 μm, and 0.378 ± 0.028 μm respectively. The Pearson correlation study show that there is a moderate correlation between septum thickness and alveolar air space (r = -0.528). As the age of the rats increased, the alveolar septum thickness increased and alveolar air space reduced.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Riadi Alim Suprapto
"Latar belakang: Prediabetes merupakan keadaan dengan kadar gula darah diantara normal dan diabetes. Salah satu komplikasi prediabetes adalah urolithiasis. Berbagai studi telah mengemukakan peran vitamin D dalam memodifikasi risiko prediabetes. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suplementasi vitamin D3 dalam mencegah urolithiasis pada kondisi prediabetes.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada 24 ekor tikus Wistar. Sebanyak 18 ekor tikus diberikan diet tinggi lemak dan tinggi glukosa (DTL-G) untuk menginduksi kondisi prediabetes dan 6 ekor tikus sehat diberikan diet standar selama tiga minggu. Pada akhir minggu ketiga, tikus prediabetes diinjeksi streptozotocin dan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: (1) kelompok prediabetes dengan DTL-G, (2) kelompok prediabetes dengan suplementasi vitamin D3 100 IU/kg/hari dan DTL-G, dan (3) kelompok prediabetes dengan suplementasi vitamin D3 1000 IU/kg/hari dan DTL-G selama 12 minggu. Tikus sehat diberikan diet normal selama 12 minggu. Pengumpulan urin 24 jam dilakukan untuk mengukur kadar kalsium dan pH urin.
Hasil: Pemberian DTL-G tampak meningkatkan kadar kalsium urin tikus prediabetes. Pemberian vitamin D dosis 100 IU/kg/hari dan 1000 IU/kg/hari tampak meningkatkan kadar kalsium urin tikus prediabetes. pH urin pada kelompok prediabetes tampak meningkat dibandingkan kelompok sehat. Perbedaan kadar kalsium dan pH urin ditemukan tidak signifikan secara statistik.
Kesimpulan: Suplementasi Vitamin D3 dosis 100 IU/kg/hari dan 1000 IU/kg/hari tidak memberikan perbedaan pada kadar kalsium dan derajat keasaman (pH) urin tikus prediabetes yang signifikan secara statistik.

Introduction: Prediabetes is a condition with blood sugar levels between normal and diabetes. One of the complications of prediabetes is urolithiasis. Various studies have suggested the role of vitamin D in modifying the risk of prediabetes. This studi analyzes the effect of vitamin D3 supplementation in preventing urolithiasis caused by prediabetes.
Method: This experiment was conducted on 24 Wistar rats. A total of 18 rats were given a high-fat and high-glucose diet (HFD-G) to induce prediabetes and 6 healthy rats were given a normal diet. At the end of the third week, prediabetic rats were injected with streptozotocin and intervened in three groups: (1) HFD-G, (2) vitamin D 100 IU/kg/day and HFD-G, and (3) vitamin D 1000 IU/kg/day and HFD-G for 12 weeks. Healthy rats were given a normal diet for 12 weeks. 24-hour urine was collected to measure urinary calcium levels and pH.
Result: Administration of HFD-G increases urinary calcium levels in prediabetic rats. Administration of vitamin D 100 IU/kg/day and 1000 IU/kg/day increases urinary calcium levels in prediabetic rats. The urine pH of the prediabetic rats increases compared to the healthy rats. However, differences in urinary calcium levels and pH were not found to be statistically significant. Conclusion: Vitamin D3 100 IU/kg/day and 1000 IU/kg/day supplementation did not give a statistically significant difference in urinary calcium levels and pH of prediabetic rats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yufansa Eko Suprapto
"Studi dilakukan dengan latar belakang dikeluarkannya peraturan baru yang mengatur masalah pengungkapan instrumen keuangan secara lebih mendetil yaitu PSAK 60. Penelitian ini berfokus pada dua hal yaitu membuktikan secara empiris perbedaan tingkat pengungkapan instrumen keuangan pada periode sebelum dan setelah penerapan PSAK 60 serta bagaimana tingkat pengungkapan instrumen keuangan mempengaruhi tingkat asimetri informasi yang diukur menggunakan tiga pengukuran yaitu bid-ask spread, volatilitas harga saham, dan volume perdagangan saham.
Penelitian ini secara empiris membuktikan adanya peningkatan dalam tingkat pengungkapan instrumen keuangan pada periode setelah penerapan PSAK 60. Selain itu penelitian ini juga memperlihatkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara tingkat pengungkapan instrumen keuangan dengan bid-ask spread dan hubungan positif yang signifikan dengan volume perdagangan saham. Sementara untuk pengukuran terakhir yaitu volatilitas harga saham tidak ditemukan hubungan yang signifikan.

The background of this study was the issuance of a new regulation that regulates the disclosure of financial instruments in more detail, which is SFAS 60. This research is focused on two things which are empirically proving the difference in the level of financial instruments disclosure on the period before and after implementation of PSAK 60 and how the financial instruments disclosure level affect the level of information asymmetry which is measured by three measures which are bid-ask spread, share price volatility, and trading volume.
This research find there is an increase in financial instruments disclosure level on the period after implementation of PSAK 60. This research also finds a significant negative association between financial instruments disclosure level and bid-ask spread and a significant positive association with trading volume. As for the last measure, which is share price volatility, there is no significant association."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>