Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Adakah sunyi yang lebih menyakitkan dari saat-saat di mana orang yang paling kita cinta, dimasukkan ke dalam liang lahat? Dan bakal menyatu dengan tanah? Adakah yang lebih menyakitkan dari semua itu? Oo, adakah nyeri yang lebih memilukan dari saat-saat di mana kita menemukan kenyataan bahwa hidup adalah fana?"

"Sejak awal perkenalannya dengan Wibisono, Ana telah mempunyai firasat bahwa laki-laki itu memandang rendah padanya, meremehkannya, dan tidak bisa dipercaya. Karenanya ia ingin melepaskan diri dari daya pikat lelaki itu. Namun sayang, jerat-jeratnya terlalu kuat dan terlalu liat. Sayangnya pula, Ana tidak pernah menyangka bahwa Wibisono memang berniat menjeratnya untuk membalaskan dendam keluarganya.”Buruk merak itu harus kutangkap,” begitu berulang kali Wibisono berkata kepada dirinya sendiri dengan perasaan geram. Lelaki itu menjulukinya ”buruk merak”, burung berbulu indah yang angkuh. Burung merak yang munafik, karena Wibisono merasa gadis itu sok suci dan sok jual mahal padanya.Dan Wibisono yang sudah dibutakan dendam itu tidak bisa melihat lagi dengan hati yang jernih bahwa Ana sesungguhnya memang gadis baik-baik yang selalu berhati-hati dalam pergaulannya dengan laki-laki. Ana sangat berbeda dengan saudara-saudara perempuannya yang lain. Maka ketika dendam telah dituntaskan, penyesalan pun menyergap kuat dirinya. Namun nasi telah menjadi bubur...."

"Sejak awal perkenalannya dengan Wibisono, Ana telah mempunyai firasat bahwa laki-laki itu memandang rendah padanya, meremehkannya, dan tidak bisa dipercaya. Karenanya ia ingin melepaskan diri dari daya pikat lelaki itu. Namun sayang, jerat-jeratnya terlalu kuat dan terlalu liat. Sayangnya pula, Ana tidak pernah menyangka bahwa Wibisono memang berniat menjeratnya untuk membalaskan dendam keluarganya.”Buruk merak itu harus kutangkap,” begitu berulang kali Wibisono berkata kepada dirinya sendiri dengan perasaan geram. Lelaki itu menjulukinya ”buruk merak”, burung berbulu indah yang angkuh. Burung merak yang munafik, karena Wibisono merasa gadis itu sok suci dan sok jual mahal padanya.Dan Wibisono yang sudah dibutakan dendam itu tidak bisa melihat lagi dengan hati yang jernih bahwa Ana sesungguhnya memang gadis baik-baik yang selalu berhati-hati dalam pergaulannya dengan laki-laki. Ana sangat berbeda dengan saudara-saudara perempuannya yang lain. Maka ketika dendam telah dituntaskan, penyesalan pun menyergap kuat dirinya. Namun nasi telah menjadi bubur...."

"Nike membenci olahraga. Namun dia jatuh dalam lingkungan kerja yang memuja bulu tangkis. Hingga ia mulai menaruh perhatian pada Sonny Wibisono, sang juara yang dipuja di mana-mana.Namun cap yang diberikan oleh orangtua, yaitu aneh dan liar, terus membayangi. Juga Nike merasa bahwa orangtuanya lebih menyayangi Ida, kakaknya, yang bersuamikan seorang insinyur bernama Surya, anak seorang pengusaha yang berada.Sonny pernah menaruh hati pada Yenny, adik Surya, yang sekolah di jerman. Tapi itu dulu. Dan Nike dekat dengan Lely, yang teman Sonny dan juga adik bekas pelatihnya. Ketika bunga-bunga asmara mulai merekah, muncullah Yenny. Gadis kaya ini masih mendambakan Sonny...."