Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Describes the nature of pain, discusses both conventional and alternative pain-relief therapies, and includes common pain syndromes for all parts of the body."
New York: The Reader's Digest Association, 2000
615.854 REA c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Waldman, Steven D.
"Abstract:
Provides an essential pain management injection technique. From head and neck to foot and ankle - and everywhere between - this title equips you to perform a range of clinical injection techniques with greater confidence."
Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders, 2013
615.6 WAL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill, 2006
616.047 2 CUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Toronto: Health Care and Financial, 2002
616.047 2 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2003
616.047 2 PAI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Wolters Kluwer Health; Lippincott Williams & Wilkins, 2013
617.964 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London : Bailliere Tindall, 2000
612.88 PAI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Hanum
"Latar belakang: Nyeri kronis dapat mempengaruhi berbagai aspek di dalam kehidupan penderitanya. Tingginya penerimaan terhadap nyeri kronis dapat membantu penderita untuk menghadapi nyeri kronisnya dengan baik.
Tujuan: Untuk melihat efektivitas pemberian manajemen nyeri dengan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) dalam meningkatkan penerimaan lansia Depok terhadap nyeri kronis yang dideritanya.
Metode: Enam orang lansia yang menderita nyeri kronis diberikan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) sebanyak delapan kali pertemuan. Intervensi ini terdiri dari sharing, latihan relaksasi, psikoedukasi, self-monitoring, activity scheduling, restrukturisasi pikiran negatif, dan teknik pemecahan masalah. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan metode pretest-posttest menggunakan Chronic Pain Acceptance Questionnaire (CPAQ).
Hasil: Seluruh partisipan mengalami peningkatan penerimaan nyeri kronis setelah mengikuti manajemen nyeri dengan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) ini. Meskipun demikian, tidak seluruh partisipan mengalami peningkatan dalam masing-masing komponen penerimaan nyeri kronis, yaitu pain willingness dan activity engagement. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa para partispan dapat beradaptasi dengan nyeri kronis yang dideritanya dengan cara yang lebih baik. Di samping itu, latihan relaksasi nampak bermanfaat untuk menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan partisipan.
Kesimpulan: Intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan penerimaan lansia Depok terhadap nyeri kronis yang diderita.

Background: Chronic pain can affect many aspects of sufferers?s life. High level of acceptance towards chronic pain can helps sufferers to cope well with chronic pain.
Purpose: To see the effectiveness of the provision of pain management with multi-component group cognitive behavioral therapy (CBT) intervention in improving acceptance of chronic pain of elderly in Depok.
Methods: Six elderly people who have chronic pain are given multi-component group cognitive behavioral therapy (CBT) intervention as much as eight times. This intervention consist of sharing, relaxation training, psychoeducation, self-monitoring, activity scheduling, negative thought restructuring, and problem solving techniques. Measurement of effectiveness was assessed with pretest-posttest method using the Chronic Pain Acceptance Questionnaire (CPAQ).
Results: All participants have improvement in acceptance of chronic pain after participating in this pain management. However, not all participants experienced improvement in component of acceptance toward chronic pain, the pain willingness and activity engagement. The result also indicate that the participant can adapt to chronic pain in a better way. In addition, relaxation training seems beneficial to reduce the intensity of pain felt by the participants.
Conclusion: The multi-component group cognitive-behavioral therapy (CBT) intervention is effective to improve acceptance of chronic pain of elderly in Depok.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30330
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trowce Lista Nalle
"ABSTRAK
Nyeri merupakan keluhan utama penderita kanker yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Langkah awal untuk menanggulangi nyeri akibat kanker adalah penilaian nyeri. Penatalaksanaan nyeri yang adekuat akan tercapai bila nyeri dijadikan tujuan utama dalam pengobatan kanker, hal ini dapat terpenuhi bila ada kesesuaian antara derajat nyeri yang dilaporkan pasien dengan analgesik yang diresepkan. Tujuan penelitian yaitu menilai ketepatan pemilihan analgesik dan keadekuatan terapi analgesik pada pasien nyeri kanker. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional prospektif dengan cara melakukan kajian penggunaan analgesik pada pasien dewasa dengan nyeri kanker yang menjalani rawat inap di RSCM periode Maret-Mei 2016, pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling yaitu semua pasien baru dengan nyeri kanker dan sesuai kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian ini sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Keadekuatan terapi dinilai dengan Pain Management Index PMI . Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Hasil yang didapat dari 96 pasien yang dirawat, pada awal masuk didapatkan nyeri ringan pada pada 55 pasien 57,29 , setelah 24 jam rawat pada 60 pasien 62,5 dan setelah 48 jam rawat; nyeri ringan didapatkan pada 80 83,33 pasien. Nyeri sedang di awal masuk 41 42,7 pasien, setelah 24 jam 36 37,5 pasien dan 48 jam sebanyak 16 16,66 pasien. Dari 96 pasien yang dirawat terdapat 672 penggunaan analgesik. Jenis analgesik yang paling banyak digunakan adalah Parasetamol tablet 51,63 . Persentase cara pemberian analgesik secara oral 77,23 dan intravena 21,87 . Ketepatan penggunaan analgesik berdasarkan derajat nyeri adalah 290 43,1 penggunaan dari 672 penggunaan. Skor PMI nol dan positif didapatkan 95 98,9 pasien dan skor negatif 1 0,01 pasien. Overtreatment didapatkan pada 79 82,2 pasien. Tingkat kepuasan pasien dengan skor kepuasan > 5 pasien yang merasa puas adalah 77,08 . Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan ketepatan pemilihan jenis analgesik masih relatif rendah, meskipun tingkat kepuasan tinggi 77,08 Kata kunci :Analgesik, nyeri kanker, derajat nyeri

ABSTRACT
Abstract Pain is an important problem for cancer patients that can affect their quality of life. The first step to manage cancer pain is assessing the pain. Adequate pain management will be achieved if pain control is the main goal in cancer treatment. This will be fulfilled if there is compatibility between pain level reported by the patient and prescribed analgesic.To evaluate the accuracy of analgesic selection and the adequacy of analgesic therapy in cancer pain patients.This research is a prospective observational study, by reviewing analgesic administration in adult patients with cancer pain that were hospitalized in Cipto Mangunkusumo Hospital in March to May 2016. Subjects were selected by consecutive sampling admissions, i.e. all new admitted patients with cancer pain that meet inclusion criteria were included in the study until required sample was fulfilled. The adequacy of therapy was measured with Pain Management Index PMI . Collected data was analyzed descriptively. Results from 96 selected subjects, mild pain was found in 55 patients 57,29 at the time of admission, 60 patients 62,5 at 24 hours of hospitalization, and 80 patients 83,33 at 48 hours of hospitalization. Moderate pain was found in 41 patients 42,7 at the time of admission, 36 patients 37,5 at 24 hours of hospitalization, and 16 patients 16.67 at 48 hours of hospitalization. From 96 patients, there were 672 analgesic usage. The most frequently used analgesic is paracetamol tablet 51,63 . Percentage of oral route administration is 77,23 , while intravenous is 21,87 . The accuracy of analgesic usage based on pain level is 290 43,1 out of 672 usage. PMI score of positive and zero was found in 98,9 subjects, while negative was found in 0,01 patients. Overtreatment was found in 79 patients 82,2 . Level of patient rsquo s satisfaction for satisfaction score 5 patient is satisfied is 77,08 .Conclusion from this research we found that the accuracy of analgesic selection for cancer pain is relatively low, but level of satisfaction is high 77,08 .Keywords analgesic, cancer pain, pain level"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Anwar
"Latar belakang: Proses pembedahan seperti kraniotomi mengakibatkan inflamasi, dimulai sejak awal insisi dan berdampak pada kejadian nyeri pascabedah yang memengaruhi lama rawat pasien. Lidokain intravena intraoperatif memiliki efek analgesik dan antiinflamasi yang terbukti efektif sebagai terapi ajuvan dalam manajemen nyeri pasca pembedahan abdominal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek pemberian lidokain intravena kontinyu intraoperatif pada kraniotomi, terhadap nyeri pascabedah, kadar TNF-alfa, dan lama rawat.
Metode: Randomized controlled trial ini menggunakan pengambilan sampel secara consecutive sampling. Sebanyak 50 subjek penelitian dengan tumor otak yang menjalani kraniotomi. Kelompok intervensi diberikan bolus intravena lidokain 2% dosis 1,5 mg/kgBB saat induksi, dilanjutkan rumatan 2 mg/kgBB/jam. Kelompok kontrol dengan pemberian NaCl 0,9% dengan volume sama. Luaran penelitian adalah skala nyeri pascabedah berdasarkan nilai NPS, kadar TNF-alfa dan lama rawat.
Hasil: Skor nyeri sesuai nilai NPS pada 1 jam pascabedah, 6 jam pascabedah, dan 24 jam pascabedah antara kelompok intervensi dengan kontrol (p < 0,001). Terdapat perbedaan bermakna antar dua kelompok mengenai selisih kadar TNF-alfa prainduksi dengan 1 jam pascabedah (p = 0,001). Sedangkan selisih kadar TNF-alfa prainduksi dengan 24 jam antar dua kelompok tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p = 0,334). Luaran lama rawat tidak berbeda bermakna.
Simpulan: Pemberian lidokain intravena kontinyu intraoperatif dibandingkan plasebo pada kraniotomi berpengaruh terhadap nyeri pascabedah dan kadar TNF-alfa, namun tidak berpengaruh pada lama rawat.

Background: Surgery such as craniotomy causes inflammation which affects the incidence of postoperative pain and then affect hospitalization duration. Lidocaine has analgesic and anti-inflammatory effects which effective as an adjuvant in the management of postoperative pain in abdominal surgery. This study aims are to investigate the effects of the intraoperative continuous intravenous lidocaine during craniotomy on postoperative pain, TNF-α levels, and hospitalization duration.
Methods: This randomized controlled trial uses consecutive sampling method. A total of 50 subjects with brain tumors underwent craniotomy. The therapy group was given lidocaine 2% intravenous bolus 1.5 mg/kg at induction followed by maintenance at 2 mg/kg/hour, the control group was given NaCl 0.9% with the same volume. The outcomes assessed were postoperative pain, TNF-α levels, and hospitalization duration.
Results: There was a significant difference in NPS 1-hour postoperative, 6-hour postoperative NPS, and 24-hour postoperative NPS scores between the treatment group and the control group (p < 0.001). There was a significant difference between pre-induction TNF-α levels and 1 hour postoperatively (p = 0.001) however pre-induction TNF-α levels with 24 hours was not significantly different (p = 0.334). There was no significant difference in hospitalization duration between those groups.
Conclusions: Intraoperative continuous intravenous lidocaine administration compared to placebo at craniotomy had an effect on postoperative pain and TNF-α levels but had no effect on hospitalization duration.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>