Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5894 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miller, Amy Bess
"This vibrant revision of a vintage treatise on medicinal herbs documents Shaker usage of 300 plants, shrubs, and trees. This edition features botanical drawings painted in 1880 by Sister Cora Helena Sarle, Shaker seed labels, catalogs, diary excerpts, and more. Published in association with Hancock Shaker Village in Pittsfield, Mass."
Vermont: Storey Books, 1998
615.321 MIL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wika Mardhiyah
"Pengembangan manfaat tumbuhan obat dimulai dengan mengumpulkan informasi dari pengetahuan lokal yang dimiliki berbagai etnis. Salah satu etnis yang unik di Indonesia adalah etnis Minangkabau yang berasal dari Nagari Tuo Pariangan karena memiliki sistem matrilineal. Berdasarkan survey pendahuluan diketahui bahwa sebagian besar tumbuhan obat di Nagari Tuo Pariangan dibudidayakan di pekarangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengetahuan tradisional masyarakat mengenai tumbuhan obat dan potensi pekarangan sebagai kawasan konservasi. Penelitian dilaksanakan selama sembilan bulan pada bulan Januari sampai September 2019. Pengambilan data etnobotani dilakukan dengan wawancara semiterstruktur pada 7 orang informan kunci dan 46 orang responden umum. Pengambilan data etnoekologi pekarangan dilakukan dengan analisis vegetasi pada 30 buah rumah. Data etnobotani diolah dengan menghitung Use Value (UV), Index of Cultural Significance (ICS), dan Relative Frequency of Citation (RFC). Data etnoekologi diolah dengan menghitung Indeks Nilai Penting (INP), Indeks Keanekaragaman (H), Indeks Kemerataan (e), dan Kekayaan Spesies (DMg). Analisis data dilakukan secara statistika deskriptif. Masyarakat memanfaatkan 139 spesies tumbuhan obat yang tergolong ke dalam 110 genus dan 59 famili. Tumbuhan obat digunakan untuk mengobati 73 jenis penyakit yang dikelompokkan menjadi 10 kategori. Curcuma longa, Kalanchoe laciniata, Zingiber officinale, dan Orthosiphon aristatus merupakan tumbuhan obat dengan UV, ICS, dan RFC yang tinggi. Sebagian besar tumbuhan obat menurut masyarakat memiliki UV, ICS, dan RFC yang termasuk ke dalam kategori rendah sehingga perlu dikonservasi. Masyarakat menanam 197 sepesies tanaman di pekarangan, termasuk ke dalam 148 genus dan 67 famili. Jumlah spesies tanaman terbanyak ditemukan di pekarangan Jorong Pariangan (117 spesies), sementara persentase tanaman obat tertinggi ditemukan di pekarangan Jorong Guguak (65,6%). Indeks keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan spesies tanaman obat di pekarangan yang tergolong tinggi membuktikan bahwa masyarakat Nagari Tuo Pariangan menanam cukup banyak spesies tanaman obat. Pekarangan dapat dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi tanaman obat.

Development of the benefits of medicinal plants begins with gathering information from local knowledge held by various ethnic groups. One of the unique ethnic groups in Indonesia is the Minangkabau ethnic originating from Nagari Tuo Pariangan because it has matrilineal system. Based on preliminary surveys it is known that most of the medicinal plants in Nagari Tuo Pariangan are cultivated in the yard. The purpose of this study is to examine the traditional knowledge of community about medicinal plants and the potential of yard as a conservation area. The research was conducted for nine months from January to September 2019. The collection of ethnobotanical data was carried out by semistructured interviews with 7 key informants and 46 general respondents. Ethnoecological data was collected by analyzing vegetation in 30 houses. Ethnobotanical data was processed by calculating the Use Value (UV), Index of Cultural Significance (ICS), and Relative Frequency of Citation (RFC), while ethnoecological data is processed by calculating the Importance Value Index (INP), Diversity Index (H), Evenness Index (e), and Species Richness (DMg). Data analysis was performed by descriptive statistics. The community utilizes 139 species of medicinal plants belonging to 110 genera and 59 families. Medicinal plants are used to treat 73 types of diseases which are grouped into 10 categories. Curcuma longa, Kalanchoe laciniata, Zingiber officinale, and Orthosiphon aristatus are medicinal plants with high UV, ICS, and RFC. Most of the medicinal plants according to the community have UV, ICS, and RFC which are included in the low category, so it needs to be conserved. The community planted 197 species in the yard, including 148 genera and 67 families. The highest number of plant species was found in Jorong Pariangan (117 species), while the highest percentage of medicinal plants was found in Jorong Guguak (65.6%). Index of diversity, evenness, and richness of medicinal plants in the yard which are classified as high prove that Nagari Tuo Pariangan community plant quite a number of medicinal plants. The yard can be used as conservation area for medicinal plants.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nikmatullah
"Etnoekologi dan Etnobotani Tumbuhan Obat pada Masyarakat Baduy-Dalam di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Telah dilakukan kajian pengetahuan pemanfaatan lanskap dan pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Baduy-Dalam. Tujuan penelitian ini mengungkapkan keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang tersebar pada berbagai lanskap yang sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Baduy-Dalam. Penelitian telah dilaksanakan pada September 2017 sampai Januari 2018. Pengambilan data menggunakan pendekatan emik dan etik melalui wawancara semi terstruktur close ended, open ended, observasi partisipatif, Focus Group Discussion FGD, analisis vegetasi dan jelajah bebas. Wawancara dilakukan pada 3 informan kunci dan 108 responden umum. Data dianalisis secara kualitatif dengan statistika deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan lokal masyarakat dan kuantitatif dianalisis dengan menghitung nilai kultural Index of Cultural Significance, ICS, dan nilai kepentingan lokal Local User Value Index, LUVI. Berdasarkan hasil penelitian, Baduy-Dalam mengenal 7 unit lanskap, yaitu Leuweng lembur Pemukiman, Cai sungai, Huma ladang, Jami bekas ladang ditinggalkan 1 tahun, Rheuma bekas ladang ditinggalkan 3 tahun, Rheuma kolot bekas ladang ditinggalkan 7 tahun, dan Leuweng kolot hutan lindung. Lansekap yang dianggap paling penting ialah leuweung lembur pemukiman dengan nilai rata-rata kepentingan 28.8. Pada 7 lanskap ditemukan 98 spesies tumbuhan obat yang memiliki 46 kegunaan, terdiri dari 91 genus dan 46 famili. Famili terbanyak ialah Asteraceae dan Zingiberaceae. Nilai ICS dan LUVI tumbuhan obat tertinggi di Cibeo dimiliki oleh Cocos nucifera ICS=24, LUVI=2.25 untuk laki-laki muda, Cocos nucifera ICS=24 dan Kaempferia galanga LUVI=1.91 untuk laki-laki dewasa, Kaempferia galanga ICS=16 dan Cocos nucifera LUVI=1.95 untuk laki-laki tua, Psidium guajava ICS=24, LUVI=2.15 untuk perempuan muda, K. galanga dan Z. cassumunar ICS=12 dan Zingiber cassumunar LUVI=1.63 untuk perempuan dewasa, Pterocarpus indicus, Kaempferia galanga, Dinochloa scandens, Gigantochloa apus, Zingiber officinale, dan Crassocephalum crepidioides ICS=9 dan Cyrtandra pendula LUVI=1.57 untuk perempuan tua. Adapun Nilai ICS dan LUVI tumbuhan obat tertinggi di Cikeusik dimiliki oleh Cocos nucifera ICS=18, LUVI=2 untuk laki-laki muda, Cocos nucifera ICS=24 dan Cassia alata LUVI=1.35 untuk laki-laki dewasa, Cassia alata, Ageratum conyzoides, Cyrtandra pendula, Kaempferia galanga, Abrus precatorius, Mikania cordata ICS=9 dan Bridelia monoica LUVI=1.65 untuk laki-laki tua, Cocos nucifera ICS=24, LUVI=1.35 untuk perempuan muda, Kaempferia galanga ICS=12 dan Bridelia monoica LUVI=1.06 untuk perempuan dewasa, dan Gigantochloa apus, Blumea balsamifera ICS=12 dan Cassia alata LUVI=1.01 untuk perempuan tua.

Ethnoecology and Ethnobotany of Medicinal Plants in Baduy Dalam Society Kanekes Village, Leuwidamar District, Lebak Regency, Banten.A study of utilization of landscape and medicinal plants has been undertaken in Baduy Dalam society. The purpose of this study is to reveals the diversity of medicinal plant species scattered in various landscapes that have been known and utilized by Baduy Dalam society. The study has been conducted from September 2017 to January 2018. Data was collected through semi structured close ended, open ended, participatory observation, focus group discussion FGD interviews, vegetation analysis and free roaming interviews. Interviews were conducted from 3 key informants and 108 general respondents. Data were analyzed qualitatively by descriptive statistics to describe local knowledges society and quantitative analyzed by calculating of Index of Cultural Significance ICS, and local user 39 s value Index LUVI. Based on research results, Baduy Dalam society recognizes 7 landscape units, namely Leuweung lembur residential area, Cai river, Huma field, Jami one year abandoned field, Rheuma three years abandoned field, Rheuma kolot seven years abandoned field, and Leuweung kolot protected forest. Leuweung lembur residential area considered the most important landscape which it has average of importance value of 28.8. It has been found 98 species of medicinal plants which is have 46 usefulness. It consists of 91 genera and 46 families. The most of families are Asteraceae and Zingiberaceae. The highest of ICS and LUVI values in Cibeo, category of young male chosen C. nucifera ICS 24, LUVI 2.25, category of adult male Cocos nucifera ICS 24 and Kaempferia galanga LUVI 1.91, category of old male Kaempferia galanga ICS 16 and Cocos nucifera LUVI 1.95, Psidium guajava category of young female chosen ICS 24, LUVI 2.15, category of adult female Kaempferia galanga and Zingiber cassumunar ICS 12 and Zingiber cassumunar LUVI 1.63, and category old female Pterocarpus indicus, Kaempferia galanga, Dinochloa scandens, Gigantochloa apus, Zingiber officinale, and Crassocephalum crepidioides ICS 9 and Cassia pendula LUVI 1.57. The highest of ICS and LUVI values in Cikeusik category young male chosen Cocos nucifera ICS 18, LUVI 2, category of adult male Cocos nucifera ICS 24 and Cassia alata LUVI 1.35, category of old male Cocos alata, Ageratum conyzoides, Cyrtandra. pendula, aempferia. galanga, Abrus precatorius, Mikania cordata ICS 9 and Bridelia monoica LUVI 1.65, category of young female Cocos nucifera ICS 24, LUVI 1.35, category of adult female Kaempferia galanga ICS 12 and Bridelia monoica LUVI 1.06 and category of old female Gigantochloa apus, Blume balsamifera ICS 12 and Cassia alata LUVI 1.01."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2018
T49831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2002
581.6 WOR w II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Grasindo, 2003
615.321 SEL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ben-Erik Van Wyk
"[

Telah dilakukan penelitian makrozoobentos di Situ Agathis dan Situ Mahoni masing-masing pada 2014 dan 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur komposisi, keanekaragaman, kemerataan, dan dominasi, kemudian mengukur nilai kesamaan kedua komunitas makrozoobentos. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2024. Setiap perairan dibagi menjadi 3 titik berdasarkan arah aliran air, yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel makrozoobentos diperoleh dengan ekman grab dan jaring. Parameter air yang diukur adalah suhu, keasaman, turbiditas, kecerahan, dan kadar DO (dissolved oxygen). Komunitas makrozoobentos masing-masing perairan dianalisis dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks dominasi Simpson. Komunitas kedua perairan dibandingkan dengan menghitung indeks kesamaan Sorensen. Teramati 8 spesies makrozoobentos selama penelitian: Pomacea canaliculata, Filopaludina javanica, Pila scutata dan Lymnaea rubiginosa teramati pada kedua perairan. Gyraulus convexiusculus dan Indoplanorbis exustus hanya teramati di Situ Agathis. Melanoides tuberculata, dan Parathelphusa Bogoriensis hanya teramati di Situ Mahoni. Hasil penelitian di Situ Agathis dan Situ Mahoni menunjukan bahwa nilai keanekaragaman rata-rata adalah sedang, nilai kemerataan rata-rata adalah tinggi, nilai dominasi rata-rata adalah rendah, dan nilai kesamaan antara kedua komunitas adalah 67%. Parameter air air yang tidak ideal untuk makrozoobentos memiliki dampak negatif terhadap keanekaragaman komunitas makrozoobentos.


There have been previous studies on the communities of macrozoobenthos in lake Agathis and lake Mahoni in 2014 and 2010 respectively. This study aims to measure the diversity, eveness, and dominance level of macrozoobenthos communities in both lakes. Sampling is done on August 2024. Each lake is divided into 3 spots based on the flow of the water; inlet, midlet, and outlet. Makrozoobentos samples are obtained with an ekman grab and a net. The water parameters measured are temperature, acidity, turbidity, clarity, and dissolved oxygen levels. Eack macrozoobenthos community is analyzed with the Shanno-Wiener diversity index, the eveness index, and the Simpson dominance index. Both communities are compared with the Sorensen similarity index. Eight species of makrozoobentos are observed in the study. Pomacea canaliculata, Filopaludina javanica, Pila scutata and Lymnaea rubiginosa are found in both lakes. Gyraulus convexiusculus and Indoplanorbis exustus are only found in lake Agathis. Melanoides tuberculata and Parathelphusa Bogoriensis are only found in lake Mahoni. The study finds that lake Agathis and lake Mahoni have an average level of diversity, a high eveness value, a low dominance value, and have a 67% similarity value. Unideal water parameters have a negative effect on the diversity of macrozoobenthic communities.

;;, ]"
south africa: Briza Publication, 2004
580 BEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ben-Erik Van Wyk
"[

Telah dilakukan penelitian makrozoobentos di Situ Agathis dan Situ Mahoni masing-masing pada 2014 dan 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur komposisi, keanekaragaman, kemerataan, dan dominasi, kemudian mengukur nilai kesamaan kedua komunitas makrozoobentos. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2024. Setiap perairan dibagi menjadi 3 titik berdasarkan arah aliran air, yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel makrozoobentos diperoleh dengan ekman grab dan jaring. Parameter air yang diukur adalah suhu, keasaman, turbiditas, kecerahan, dan kadar DO (dissolved oxygen). Komunitas makrozoobentos masing-masing perairan dianalisis dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks dominasi Simpson. Komunitas kedua perairan dibandingkan dengan menghitung indeks kesamaan Sorensen. Teramati 8 spesies makrozoobentos selama penelitian: Pomacea canaliculata, Filopaludina javanica, Pila scutata dan Lymnaea rubiginosa teramati pada kedua perairan. Gyraulus convexiusculus dan Indoplanorbis exustus hanya teramati di Situ Agathis. Melanoides tuberculata, dan Parathelphusa Bogoriensis hanya teramati di Situ Mahoni. Hasil penelitian di Situ Agathis dan Situ Mahoni menunjukan bahwa nilai keanekaragaman rata-rata adalah sedang, nilai kemerataan rata-rata adalah tinggi, nilai dominasi rata-rata adalah rendah, dan nilai kesamaan antara kedua komunitas adalah 67%. Parameter air air yang tidak ideal untuk makrozoobentos memiliki dampak negatif terhadap keanekaragaman komunitas makrozoobentos.


There have been previous studies on the communities of macrozoobenthos in lake Agathis and lake Mahoni in 2014 and 2010 respectively. This study aims to measure the diversity, eveness, and dominance level of macrozoobenthos communities in both lakes. Sampling is done on August 2024. Each lake is divided into 3 spots based on the flow of the water; inlet, midlet, and outlet. Makrozoobentos samples are obtained with an ekman grab and a net. The water parameters measured are temperature, acidity, turbidity, clarity, and dissolved oxygen levels. Eack macrozoobenthos community is analyzed with the Shanno-Wiener diversity index, the eveness index, and the Simpson dominance index. Both communities are compared with the Sorensen similarity index. Eight species of makrozoobentos are observed in the study. Pomacea canaliculata, Filopaludina javanica, Pila scutata and Lymnaea rubiginosa are found in both lakes. Gyraulus convexiusculus and Indoplanorbis exustus are only found in lake Agathis. Melanoides tuberculata and Parathelphusa Bogoriensis are only found in lake Mahoni. The study finds that lake Agathis and lake Mahoni have an average level of diversity, a high eveness value, a low dominance value, and have a 67% similarity value. Unideal water parameters have a negative effect on the diversity of macrozoobenthic communities.

;;, ]"
south africa: Briza Publication, 2004
580 BEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2007
581.6 WOR w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Fauziah
"Tradisi penggunaan tumbuhan lokal untuk penyembuhan patah tulang oleh masyarakat Kerajaan Jambu Lipo, konservasi tumbuhan obat yang berkelanjutan salah satunya dapat dilestarian melalui budaya lokal dan pengetahuan tradisional. Masalah dalam penelitian ini adalah kajian etnobotani tumbuhan obat untuk patah tulang di wilayah Kerajaan Jambu Lipo belum ada. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk menganalisis pengetahuan lokal, sikap, dan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan obat, kandungan fitokimia tumbuhan obat, serta menyusun konsep konservasi tumbuhan obat. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode campuran, informan dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dan kuisioner yang disebar ke responden di tiap nagari di Kecamatan Lubuk Tarok. Hasil penelitian menunjukkan 17 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh dukun patah tulang, masyarakat Kerajaan Jambu Lipo memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang saling berkorelasi terkait tumbuhan obat patah tulang, tumbuhan obat memiliki kandungan senyawa yang berperan dalam proses penyembuhan patah tulang, serta konsep konservasi yang disusun melalui pengukuran populasi tumbuhan, penggunaan berkelanjutan, dan pengetahuan tradisional. Kesimpulan penelitian ini yakni melalui budidaya di area pekarangan dan juga perkebunan menjadi bentuk pelestarian dari tumbuhan obat dan juga menjadi sumber ekonomi pengembangan desa.

The tradition of using local plants for healing fracture by the people of Kerajaan Jambu Lipo, sustainable conservation of medicinal plants can be preserved through local culture and traditional knowledge. The problem in this research is that there is no ethnobotanical study of medicinal plants for fractures in Kerajaan Jambu Lipo. The purpose of this study was to analyze local knowledge, attitudes and behavior of the community in utilizing medicinal plants, the phytochemical content of medicinal plants, and to develop a concept of conserving medicinal plants. This research method used a quantitative approach with mixed methods, the informants in this study were conducted through semi-structured interviews and questionnaires which were distributed to respondents in each village in Lubuk Tarok District. The results showed that 17 types of plants were used as medicine by traditional healers for fracture, the people of Kerajaan Jambu Lipo had knowledge, attitudes, and behaviors that correlated with each other related to medicinal plants for broken bones, medicinal plants contain compounds that play a role in the healing process of broken bones, and the concept conservation structured through measurement of plant populations, sustainable use, and traditional knowledge. The conclusion of this study is that through cultivation in the yard area and also plantations it is a form of preservation of medicinal plants and also a source of economic development for village development."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 1999
581.6 WOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>