Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kakuzo, Okakura
"This "object d'art" will be sure to add grace and elegance to tea shelves, coffee tables and bookshelves. A keepsake enjoyed by tea lovers for over a hundred years, The Book of Tea Classic Edition will enhance your enjoyment and understanding of the seemingly simple act of making and drinking tea."
New York: Kodansha, 1989
394.14 KAK b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kakuzo, Okakura
Tokyo: Charles E. Tuttle Company, 1956
394.15 KAK b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoo, Yang-seok
Seoul: Myung Won Culture, 2007
KOR 663.94 YOO b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Firdha Amalia Nurdiwanti
"ABSTRAK
Upacara minum teh di Jepang di sebut sebagai Chanoyu. Chanoyu merupakan ritual tradisional yang menerapkan kedisiplinan, tujuan hidup dan cara berpikir. Teh bubuk hijau pekat yang di buat dan disuguhkan kepada tamu adalah pengaruh kuat dari Zen Buddha. Jepang menganut sistem Ie yang menempatkan wanita pada posisi kedua. Chanoyu menerapkan sistem Ie yang berbeda, pemimpin ritual bukan dilihat berdasarkan gender namun keahlian seeoarng dalam memahami dan mendalami pembuatan teh. Periode Meiji wanita diajarkan untuk menjadi wanita yang ideal yaitu ryosai kenbo. semenjak itu kurikulum sekolah khusus wanita di periode meiji menerapkan pelajaran moral kepada murid nya melalui Chanoyu. Setelah Perang Dunia ke II berakhir wanita tertarik kepada Chanoyu untuk melapaskan diri dari peran seorang Istri dan Ibu, untuk bersosialisasi di luar rumah. Wanita muda yang belum menikah mengikuti Chanoyu untuk melatih diri sebagai calon Istri dan Ibu yang baik. Mayoritas kaum Pria yang menduduki jumlah pemimpin ritual chanoyu kini berbading terbalik. Sejak saat itu peran wanita Jepang di dalam Upacara minum teh Jepang berubah.

ABSTRACT
The Japanese tea ceremony is called chanoyu. chanoyu is a traditional way to express a dicipline, way of life, and the way of thinking. Green thick powder tea that is make and serve to the guests actively strongly influenced by Zen Buddhism. Japan has a system Ie that put woman in a second position. Chanoyu has a different system of Ie, in this system the leader of Chanoyu is not seen by a gender but by how that person realling pursuing themselves into the skills and mastery in the tea ceremony. At the Meiji Period woman are teach as an ideal woman that is called ryosai kenbo. since then they put chanoyu into their curricullum especially for girl rsquo s school to teach them a moral lesson that adopted from chanoyu. After the world war II end woman are into Chanoyu because of to release a role from a mother and a wife, and to socialize outside the house. Young woman who are not yet married, get into the Chanoyu class to prepare themselves to become a good wife and good mother. Whereas the great majority of the chanoyu rsquo s leader, the resulted now overturned. Since that time Japanese woman roles in Japanese Tea Ceremony has changed."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Shaumi Widyanisa
"Skripsi ini membahas memahami kebudayaan Jepang dengan melalui sebuah ritual chado atau upacara minum teh. Upacara minum teh yang merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang ternyata dapat mewakili nilai kebudayaan Jepang yang begitu kompleks. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa orang Indonesia perlu memahami kebudayaan Jepang sebelum berinteraksi dengan orang Jepang; frame sangatlah penting bagi orang Jepang dalam memposisikan dirinya dalam kehidupan sehari-hari; selain itu juga adanya hubungan vertikal dan hubungan horizontal yang mempengaruhi bagaimana pola interaksi orang Jepang.

This thesis discusses the understanding of Japanese culture through a Chado or tea ceremony. Tea ceremony, which is one of Japanese culture represents the values of Japanese culture; which is so complex. Qualitatively researched through descriptive design, the results suggest that Indonesian people need to understand Japanese culture before interacting with the Japanese; frame is very important to the Japanese people in positioning themselves in every size of daily life. Also it is found that there is a vertical and horizontal relation that affect how the interaction patterns of the Japanese."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S44443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layla Kautsarrani
"

Skripsi ini membahas tentang makna tradisi upacara minum teh di Jepang (Chanoyu) dan kaitannya terhadap fungsi ruang dan estetika. Upacara minum teh di Jepang mengalami perkembangan, berawal dari pengobatan sampai menjadi sebuah ritual upacara. Upacara minum teh Jepang merupakan salah satu budaya turun menurun yang masih aktif dilaksanakan hingga sekarang, dimana dalam masyarakat Jepang budaya kesenian dan keagamaan Budha berpengaruh di setiap aspek kehidupan masyarakat Jepang, maka dari itu upacara minum teh di Jepang menarik untuk di bahas. Tujuan dari penelitian adalah menjelaskan makna upacara minum teh Jepang dan kaitannya terhadap space (ruang) dengan penerapan Zen, Tao dan prinsip estetika Wabi-Sabi.

 

 


This thesis discusses the meaning of the tradition of the tea ceremony in Japan (Chanoyu) and its relation to space. The tea ceremony in Japan is developing, starting from medicine to becoming a ceremonial ritual. Japanese tea ceremony is one of the hereditary cultures that is still actively carried out until now, where in Japanese society Buddhist culture and religious culture influences in every aspect of Japanese people's life, therefore the tea ceremony in Japan is interesting to discuss. The purpose of this research is to explain the meaning of Japanese tea ceremony and its relation to space with the application of Zen, Tao and Wabi-Sabi aesthetic principles.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanaka, Sen`o
Tokyo: Kodansha International, 1974
709.52 TAN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harler, C.R.
London: Oxford University Press , 1958
633.72 HAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Irene Cendani Putriadji
"ABSTRAK
Teh merupakan minuman yang berasal dari negara Cina. Teh selain dikonsumsi oleh masyarakat Cina sebagai minuman sehari-hari untuk memuaskan dahaga, sering pula dikonsumsi pada saat bermeditasi, untuk tujuan menjaga kesehatan, dan menjaga ketenangan hati. Semangat di dalam teh mendasari karakter masyarakat Cina. Budaya minum teh ini dapat pula dikaitkan dengan hubungan tiga dasar konsep pemikiran Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Tiga dasar pemikiran ini menjadi landasan berpikir masyarakat Cina dalam menjalani kehidupan mereka. Secara khusus, jurnal ini meneliti tentang teh yang mempunyai makna penting bagi kehidupan masyarakat Cina yang berkaitan dengan konsep pemikiran Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kualitatif yang memaparkan bahwa teh ternyata memang mempunyai makna yang amat penting bagi orang Cina dan berhubungan erat dengan konsep pemikiran Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme.

ABSTRACT
Tea is a drink from China. Tea is consumed by Chinese people as a daily drink to quench thirst, often consumed during meditation, for the purpose of maintaining health, and maintaining peace of mind. The spirit in tea underlies the character of Chinese society. The culture of tea drinking can also be linked to the relationship of the three basic ideas of Confucius, Buddhism and Daoist. These three rationale are the foundation of Chinese peoples thinking in living their lives. In particular, this journal examines tea which has important significance for the lives of Chinese people related to the thought concepts of Confucius, Buddhism and Daoists. The research method used in this journal is a qualitative method which explains that tea does indeed have a very important meaning for Chinese people and is closely related to the concept of thought of Confucius, Buddhism and Daoist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>