Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Aisyah Nur Faidah
"

Manusia bertindak atas dasar pengalaman yang terekam dalam memori manusia, kumpulan rekaman ini nantinya membentuk nilai diri manusia. Dalam menanggapi lingkungannya, manusia meninggalkan bekas yang kumpulannya membentuk milieu sehingga ruang dapat mencirikan penggunanya. Di sisi lain, semakin tua manusia semakin berkurang kemampuan untuk beraktivitas yang berimbas pada pengurangan nilai diri, terlebih jika dihadapkan dengan lingkungan yang tidak terkoneksi. Jika memori-tindakan-milieu identitas saling berkaitan, bagaimana jika suatu hari manusia lupa identitas dirinya seperti pada pederita Alzheimer? Penderita Alzheimer tidak dapat merespon lingkungannya dengan baik dan bahkan lupa akan hal yang biasa dilakukan. Salah satu cara untuk tetap mempertahankan memori dirinya yaitu dengan membuat memory box, sebuah box yang didalamnya terdapat kumpulan benda yang merangsang memori dengan 4 indera. Karena adanya keterkaitan antara lingkungan dengan manusia, penderita dapat merasa lebih dekat dan tinggal dalam memori ketika memory box diimplementasikan dalam bentuk arsitektur. Ruang dengan ciri fisiknya akan dipahami oleh manusia melalui proses identifikasi-orientasi- inhabitasi sebagai upaya mengulik kembali memori yang pernah ada. Pemahaman milieu ruang dari kumpulan cues merupakan fase yang penting dalam proses eksplorasi lingkungan. Jika arsitektur ini dapat diidentifikasi sebagai memory box, dalam hal ini, arsitektur dapat ikut andil dalam pemertahanan memori dan peningkatan kualitas akhir hidup penderita Alzheimer.


Experience that recorded in humans memory is the basis of humans act, the collection of this record create the value of human. In response to their environment, human leave traces of which the assemblies of traces create milieu, so that space can depict their inhabitant. In the other hand, human decrease their capability to do their activity as they goes older which affect in reduction of their value, especially if the environment doesnt connects with them. If memory actmilieu identity  linked to each other, what if one day human forget their identity as what happen in Alzheimers? Alzheimers cant respond their environment as well as they forget their usual activity. One way to keep their memories themselves is creating memory box, a box with the collection of objects that stimulate 4 sense inside it. Because of theres connection between human and their environment, Alzheimers could be more close and live in their memories when memory box can be implemented as architecture. Space with its physical characteristic would be understood by human through identification-orientatio-inhabitation process as an effort to recall memories. The understanding process of spaces milieu which from the assemblies of cues is the important phase of spaces exploration. If architecture can be identified as memory box, so that prove architecture can play a role in memories retention and enhancement of life quality of Alzheimers.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Kurnia Andika
"Penyakit Alzheimer adalah penyakit bersifat neurodegenerative atau terdapat penurunan fungsi pada neuron yang bercirikan terdapat gangguan memori yang parah pada bagian otak. Penelitian ini bertujuan menganalisis Alzheimer disease (AD) dalam bentuk data microarray untuk mencari bicluster dengan algoritma BicHPT (Biclustering based on Hamming Pattern Table). Bagian otak manusia akan dibagi terlebih dahulu menjadi enam bagian yang menjadi penyebab AD yakni Entorhinal Cortex (EC), Hippocampus (HIP), Middle Temporal Gyrus (MTG), Posterior Cingulate Cortex (PC), Superior Frontal Gyrus (SFG), dan Visual Cortex (VCX). Algoritma untuk mendapatkan Bicluster pada umumnya hanya dapat digunakan dalam matriks dengan entri bilangan real namun pada penelitian ini akan digunakan algoritma BicHPT yang dapat digunakan untuk mendapatkan bicluster dari matriks yang berisi entri dengan nilai biner yakni 0 dan 1. Data microarray dari Alzheimer disease akan dibinerisasi terlebih dahulu melalui threshold dari mean keseluruhan matriks. Jika nilai suatu entri melebihi nilai threshold maka entri tersebut akan bernilai 1 dan sebaliknya jika entri kurang dari nilai threshold maka entri matriks tersebut akan bernilai 0. Setelah semua entri pada matriks dibinerisasi akan diaplikasikan algoritma BicHPT. Konsep utama algoritma ini adalah mencari jarak Hamming pada masing-masing kolom matriks untuk mendapatkan kandidat bicluster. Algoritma BicHPT terdiri atas beberapa langkah yakni: Mereduksi kolom matriks, mencari tabel dari jarak Hamming, mendapatkan candidat bicluster, dan terakhir diperoleh hasil bicluster dalam bentuk submatriks. Gen dari hasil bicluster yang didapatkan akan dianalisis dengan gene ontology (GO) untuk mengetahui fungsi biologis dari bicluster tersebut. Dengan mendapatkan informasi dari fungsi biologis tersebut melalui algoritma BicHPT diharapkan dapat memberikan potensi dalam analisis diagnosis penyakit Alzheimer di bidang medis.

Alzheimer’s disease is a neurodegenerative disesase or a decline function in neurons which is characterized by severe memory impairment in parts of the brain. In this study we aim to analyze this Alzheimer’s disease (AD) from microarray data to look after a bicluster using BicHPT (Biclustering based on Hamming Pattern Table) algorithm. First we divide the humain brain into six parts that cause the AD, there is Entorhinal Cortex (EC), Hippocampus (HIP), Middle Temporal Gyrus (MTG), Posterior Cingulate Cortex (PC), Superior Frontal Gyrus (SFG), and Visual Cortex (VCX). An algorithm to get a bicluster used only available on real number of matrices. But in this study the BicHPT algorithm can be used to get bicluster from matrices that contain entries with binary number which is 0 or 1. The microarray data from AD will be binarized first through the threshold of the mean from the whole matrices. If the value of an entry exceeds the threshold then the entry will be 1 on the other side if the value of the entry is less than the threshold the matrice will become 0. After all entries in the matrice are binarized, the BicHPT algorithm will be applied. The main concept of this algorithm is to find the Hamming distance in each column to get the bicluster candidates. BicHPT algorithm consist of several steps, which is reducing the matrices column, filling the Hamming distance table, seek for bicluster candidat, and build a bicluster in form of submatrices. Genes from the obtained bicluster will be analyzed by Gene Ontology (GO) to determine the biological function of the bicluster. By that information from these biological functionsthrough the BicHPT algorithm we hope to provide some potential in the analysis of Alzheimer diagnosis in the medical in the future."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Setyaningrum
"

Alzheimer Disease (AD) merupakan salah satu gangguan saraf yang menyerang otak manusia yang lambat namun progresif yang menyebabkan masalah serius pada otak, sikap, dan masalah percakapan pasien. Penyakit itu sampai sekarang belum ada obatnya tetapi perkembangannya bisa dihambat. Untuk membantu menghambat perkembangan AD, analisis studi tentang Alzheimers diperlukan. Dalam penelitian ini kami bertujuan menganalisis data microarray penyakit AD dengan menyeleksi gen yang signifikan pada enam daerah otak manusia untuk mengidentifikasi adanya kandidat biomarker AD dengan pendekatan metode sparse biclustering berbasis factor analysis. Dengan metode biclustering ini kami menggelompokkan secara simultan baris yang mewakili gen dan kolom yang mewakili sampel, sehingga terbentuklah bicluster-bicluster. Model metode kami adalah multiplikatif generative yaitu metode yang menguraikan matriks menjadi dua faktor matriks sparse plus noise. Dengan analisis gen hasil bicluster dengan gen ontology (GO) maka diketahui fungsi biologi bicluster tersebut. Hasil dari sparse biclustering berbasis factor analysis akhirnya terdeteksi kandidat biomarker AD di dua  daerah otak yaitu EC dan SFG. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan buat kemajuan analisis pengembangan obat dan diagnosis Alzheimer di bidang medis.

 


Alzheimer's Disease (AD) is one of the nervous disorders that attacks the slow but progressive human brain that causes serious problems in the brain, attitudes, and problems with patient conversation. There is no cure for the disease but the development can be inhibited. To help inhibit AD development, an analysis of studies on Alzheimers is needed. In this study we aimed to analyze AD microarray data by selecting genes that were significant in six regions of the human brain to identify candidates for biomarker AD with a factor analysis sparse biclustering method approach. With this biclustering method, we group together the rows representing genes and columns that represent the sample, so that bicluster-bterluster is formed. Our model method is a generative multiplicative method that describes the matrix into two sparse plus noise matrix factors. By analyzing the gene produced by bicluster with the ontology (GO) gene, the biological function of the bicluster is known. The results from sparse biclustering based factor analysis finally detected AD biomarker candidates in two brain regions namely EC and SFG. The results of this study are expected to provide input for the progress of the analysis of drug development and Alzheimer`s diagnosis in the medical field.

 

"
2019
T54067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Perlmutter, David
"Loss of memory is not a natural part of aging-and this book explains why.
Celebrated neurologist David Perlmutter reveals how everyday memory-loss-misplacing car keys, forgetting a name, losing concentration in meetings-is actually a warning sign of a distressed brain. Here he offers a simple plan for repairing those problems, and regaining and maintaining clarity by offering the tools for:
Building a better brain through nutrition, lifestyle changes, and brain workouts
Coping with specific brain disorders such as stroke, vascular dementia, Alzheimer's, Parkinson's, multiple sclerosis, and Lou Gehrig's disease
Understanding risk factors and individually tailoring a diet and supplementary program Features a "Life Style Audit," quizzes, brain boosting exercises, and a food and supplement program.
Author Biography: David Perlmutter, M.D., is a board-certified neurologist, is a leader in the field of complementary medicine. His scientific publications have appeared in The Journal of the American Medical Association and The Journal of Neurosurgery. In addition to founding the Perlmutter Health Center, he is host of the medical television series LifeGuide with David Perlmutter, M.D.
Carol Colman is the New York Times bestselling co-author of Curves."
New York: Riverhead Books, 2004
616.8 PER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Perlmutter, David
"Loss of memory is not a natural part of aging-and this book explains why.
Celebrated neurologist David Perlmutter reveals how everyday memory-loss-misplacing car keys, forgetting a name, losing concentration in meetings-is actually a warning sign of a distressed brain. Here he offers a simple plan for repairing those problems, and regaining and maintaining clarity by offering the tools for:
Building a better brain through nutrition, lifestyle changes, and brain workouts
Coping with specific brain disorders such as stroke, vascular dementia, Alzheimer's, Parkinson's, multiple sclerosis, and Lou Gehrig's disease
Understanding risk factors and individually tailoring a diet and supplementary program Features a "Life Style Audit," quizzes, brain boosting exercises, and a food and supplement program.
Author Biography: David Perlmutter, M.D., is a board-certified neurologist, is a leader in the field of complementary medicine. His scientific publications have appeared in The Journal of the American Medical Association and The Journal of Neurosurgery. In addition to founding the Perlmutter Health Center, he is host of the medical television series LifeGuide with David Perlmutter, M.D.
Carol Colman is the New York Times bestselling co-author of Curves."
New York: Riverhead Books, 2004
616.8 PER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Mufida Hadini
"Alzheimer merupakan penyebab paling umum dari demensia dan penyakit dengan jumlah pasien yang terus meningkat setiap tahunnya. β-Site Amyloid Precursor Protein Cleaving Enzyme1 (BACE1) diketahui sebagai protein yang sangat toksik dan dapat memicu penyakit Alzheimer. Propolis dengan flavonoid yang terkandung di dalamnya dilaporkan memiliki sifat pelindung saraf dalam studi in vitro dan in vivo melalui tindakan antioksidan, anti-inflamasi, dan imunomodulator. Pada penelitian ini, dilakukan studi in silico untuk mengetahui interaksi protein target BACE1 dan ligan pada senyawa propolis lokal Indonesia dengan melakukan molecular docking. Senyawa ligan yang digunakan pada penelitian ini yaitu, Sulawesin A, Broussoflanovol F, Sulawesin B, Glyasperin A, Deoxy-podophyllotoxin, Isorhamnetin, Xanthoxyletin, (--)- Isocalolongic acid, 2’,3’-Dihydro-3’-hydroxypapuanic acid, Isopapuanic acid, (1’s)-2-Cis,4 trans-abscisic acid, Curcumene, (1’s)-2-Trans,4 trans-abscisic acid, Tetraline, P-coumaric acid, dan Thymol. Hasil menunjukkan bahwa molecular docking antara protein target BACE1 dengan native ligand memiliki nilai docking terbaik yaitu, -11 kkal/mol. Sedangkan, senyawa ligan yang memiliki nilai docking terbaik yaitu, Sulawesin A dengan nilai -9,3 kkal/mol.

Alzheimer's is the most common cause of dementia and disease with the number of patients increasing every year. β-Site Amyloid Protein Precursor Cleaving Enzyme1 (BACE1) is known as a highly toxic protein and can trigger Alzheimer's disease. Propolis with flavonoids contained in it is reported to have neuroprotective properties in in-vitro and in-vivo studies through its antioxidant, anti-inflammatory, and immunomodulatory actions. In this study, an in-silico study was conducted to determine the interaction of the target protein BACE1 and its ligand on local Indonesian propolis compounds by molecular docking. The ligand compounds used in this study were Sulawesin A, Broussoflanovol F, Sulawesin B, Glyasperin A, Deoxy-podophyllotoxin, Isorhamnetin, Xanthoxyletin, (--)-Isocalolongic acid, 2',3'-Dihydro-3'-hydroxypapuanic acid., Isopapuanic acid, (1's)-2-Cis,4 trans-abscisic acid, Curcumene, (1's)-2-Trans,4 trans-abscisic acid, Tetraline, P-coumaric acid, and Thymol. The results showed that the molecular docking between BACE1 protein target and native ligand had the best docking value, namely -11 kcal/mol. Meanwhile, the ligand compound that has the best docking value is Sulawesin A with a value of -9.3 kcal/mol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini menjelaskan bagaimana pikiran, otak dan masyarakat membnetuk kembali masa lalu."
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1995
153.12 MEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rd. Danianti K.P.
"Down Syndrome adalah kelainan yang terjadi pada anak yang mengalami keterbelakangan mental yang disebabkan oleh adanya kelainan pada kromosom nomor 21 yang tidak terdiri dari dua kromosom sebagaimana mestinya, melainkan tiga kromosom (trisomi 21), yang mengakibatkan anak mengalami penyimpangan fisik.
Faktor spesifik yang diduga menjadi penyebab trisomi meliputi pengobatan dan obat-obatan, radiasi, zat-zat kimia, atau virus hepatitis, serta kemungkinan tidak adanya mekanisme kelahiran secara spontan (seperti melalui induksi, vaccum, dll) dan usia ibu waktu hamil dan melahirkan.
Anak dengan down syndrome mudah dikenali karena karakteristik yang dimilikinya, antara lain seperti wajah mirip orang mongol atau datar, telinga kecil dan agak miring (seperti caplang), satu garis telapak tangan melewati telapak tangan, jarak antara ibu jari dan jari kedua terlalu renggang, kelingking hanya sate ruas jari. Selain itu anak dengan down syndrome juga memiliki karakteristik psikologis antara lain cenderung ramah, mudah bergaul, hangat dan memiliki sifat yang menyenangkan. Anak down syndrome biasanya lahir dengan berbagai gangguan medis, seperti gangguan jantung, leukemia, katarak, hypotonia, gangguan pendengaran, dan gangguan wicara. Selain itu, anak down syndrome jugs mengalami kerusakan fungsi otak dan kelainan sensorik dan neuromotor.
Karakteristik anak down syndrome adalah terbatasnya kemampuan kognitif mereka. Dengan kemampuan kognitif yang terbatas, maka akan mempengaruhi akademik mereka. Anak dengan down syndrome ini biasanya mengalami kesulitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan belajar karena kemampuan atensi, metacognition, memory, dan generalisasi yang lambat dibandingkan dengan anak normal. Masalah ini dapat berasal d.ari lemahnya kemampuan persepsi dan menilai (judgement) suatu ingatan yang sudah disimpan dengan keadaan saat ini. Hal ini disebabkan oleh kemampuan dalam menggunakan ingatan jangka pendek yang lemah pada anak down syndrome. Namun demikian anak-anak dengan down syndrome memiliki visual processing skills yang lebih balk. Oleh sebab itu diyakini gambar merupakan metode bagus untuk mengajarkan anak down syndrome belajar, berbicara, dan berinteraksi.
Daya ingat jangka pendek anak dengan down syndrome ini menurut penelitian dapat ditingkatkan melalui pelatihan yang disebut sebagai Memory Skill Training. Pelatihan ini menggunakan dua program, yaitu rehearsal programme dan organisation programme. Pada penelitian yang peneliti lakukan, peneliti menggunakan program organisation, yaitu bertujuan mengajarkan anak untuk mengkategorisasikan dan mengelompokkan sebagai jalan untuk membantu dalam mengingat sesuatu. Pelatihan ini menggunakan gambar-gambar yang memudahlan anak dengan down syndrome untuk mengingatnya.
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, program Memory Skill Training dapat meningkatkan daya ingat jangka pendek anak dengan down syndrome. Program ini sebaiknya dilakukan dengan jangka waktu yang lebih lama dan dilakukan secara berkelanjutan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Hanisya
"ABSTRACT
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sisi psikologi penderitanya. Stres merupakan salah satu akibat dari penyakit kronis. Stres memiliki dampak negatif pada penderita diabetes melitus karena menyebabkan keadaan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan awal mula dari kerusakan fungsi kognitif, salah satunya kerusakan pada fungsi memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stres dengan fungsi memori. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden penderita diabetes melitus di Kecamatan Sawangan Depok. Stres dinilai menggunakan Depression, Anxiety, Stres scale 42 DASS 42 khususnya pada subscale stres sebanyak 14 pernyataan. Sedangkan fungsi memori dinilai menggunakan digit span forward and backward. Uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan fungsi memori pada penderita diabetes melitus di Kota Depok.

ABSTRACT
Diabetes melitus is a chronic disease that affect psychological side of individual with diabetes.Stres is one of the result of chronic disease. Stres has a negative impact on people with diabetes melitus because it causes a state of hyperglycemia. Hyperglycaemia is the beginning of cognitive function impairment, one of which is damage to memory function. This study aims wasto determine the relationship between stres and memory function. The design of this study was correlative analytic with cross sectional approach, using 85 respondents with diabetes melitus in Kecamatan Sawangan Depok. Stress was assessed using Depression, Anxiety, Stres scale 42 DASS 42 , especially on stress subscales consists of 14 statements. While the memory function was assessed using the forward and backward digit span. Bivariate analysis test using Spearman Rank test stated that there was a significant relationship between stress and memory function in people with diabetes melitus in Depok City."
2017
S67459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>