Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Philpott, William H.
Los Angeles: Keats Publishing, 2000
616.975 PHI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
London: Academic, 2013
616.610 654 NUT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Utarmi Wiguno
"Ringkasan
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK). Diet rendah lemak dan tinggi serat merupakan salah satu upaya untuk menurunkan kadar lemak serum. Apel manalagi mengandung 2,64 % (dari berat segar) pektin, suatu komponen serat yang larut air dan dilaporkan mempunyai efek hipokolesterolemik yang kuat.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah apel manalagi yang diberikan dalam diet dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, serta menaikkan kadar HDL-kolesterol, serum kelinci hiperlipidemik. Duabpuluh ekor kelinci New Zealand White, jantan, berumur 6 bulan dan berat badan 3 - 3,5 kg, dijadikan hiperlipidemik dengan pemberian diet kolesterol 0,5% selama 2 minggu. Kelinci hiperlipidemik tersebut selanjutnya dibagi secara acak dalam dua kelompok, masing-masing 10 ekor. Kelompok kontrol diteruskan dengan diet kolesterol 0,5% selama 4 minggu, kelompok perlakuan memperoleh diet yang sama dengan tambahan apel manalagi, dalam waktu yang sama. Pada akhir penelitian berat badan, kadar kolesterol total, trigliserida dan HDL-kolesterol dibandingkan secara statistik dengan uji Student t.
Hasil dan Kesimpulan: Berat badan kelinci kedua kelompok, pada awal dan akhir penelitian, tidak menunjukkan perbedaan. Pada awal penelitian hiperlipidemia), serum kelompok kontrol mengandung (X ± SEM) kolesterol 661,3 ± 34,6 mg/dL, trigliserida 322,2 ± 23,5 mg/dL dan HDL-kolesterol 77,3 ± 4,8 mg/dL. Pada akhir penelitian diperoleh nilai, berturut-turut: 2372,4 ± 101,1 mg/dL; 557,0 ± 30,1 mg/dL; dan 233,8 ± 14,3 mg/dL. Pada kelompok perlakuan kadar lipid serum, masing-masing, pada awal penelitian: 721,7 } 43,7; 301,8 ± 19,3; dan 75,6 ± 3,2 mg/dL, dan pada akhir penelitian: 859,0 ± 49,2; 408,6 ± 22,5; dan 103,6 ± 5,2 mg/dL.
Pengujian statistik menunjukkan bahwa fraksi lipid serum kedua kelompok mengalami peningkatan pada akhir penelitian. Namun fraksi lipid kelompok perlakuan pada akhir penelitian lebih rendah daripada kelompok kontrol (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diet apel manalagi, yang mengandung pektin, mempunyai pengaruh menghambat kenaikan kadar lipid serum pada kelinci yang memperoleh diet tinggi kolesterol.
Summary
Scope and Method of Study: Hypercholesterolemia is one of the risk factors of coronary heart disease. Low fat and high fiber in the diet can be used as an intervention to reduce serum lipids. Manalagi apple contain 2.64% (of fresh weight) pectin, a water-soluble fiber component which was reported to have a strong hypocholesterolemic effect.
This study was conducted to evaluate if manalagi apple given in the diet of rabbits could decrease serum total cholesterol and triglyceride, and increase HDL-cholesterol in rabbits with hyperlipidemia. Twenty male New Zealand White rabbits, 6 months of age and weighing 3-3.5 kg, were given a 0.5% cholesterol diet for 2 weeks to induce hyperlipidemia. The rabbits were then randomly allocated into 2 equal groups. The control group continues to receive the cholesterol diet, while the treatment group was given manalagi apple (= 5.26% pectin) in addition to the cholesterol diet. After 4 weeks, body weight, serum total cholesterol, triglyceride and HDL-cholesterol in both groups were determined and compared by student t test.
Findings and Conclusions: The rabbits were of similar body weight initially and at the end of the stud period. Serum cholesterol, triglyceride, and HDL-cholesterol (X i- SEM), respectively, of the hyperlipemic rabbits were initially: 661.3 ± 34.6 mg/dL, 322.2 ± 23.5 mgldL, and 77.3 ± 4.8 mg/dL (control group), and 721.7 ± 43.7, 301.8 ± 19.3, and 75.6 ± 3.2 mg/dL (treatment group). At the end of the study period the values of the control group were, respectively: 2372.4 ± 101.1, 557,0 ± 30,1, and 233.8 ± 14.3 mg/dL, whereas in the treatment group they were: 859.0 ± 49.2, 408.6 ± 22.5, and 103.6 ± 5.2 mg/dL.
Statistical analysis indicates an increase of all the lipid fractions in both groups, but those of the treatment group were less severe than the control group (p < 0.05). It was concluded that manalagi apple, given in the diet, could inhibit an increase of serum lipids in rabbits given a high cholesterol diet. The increase in HDL-cholesterol could not be attributed to the apple diet."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Dewiastuti
"Latar Belakang/Tujuan: Pasien IBD berisiko terjadi defisiensi Zink. Sedangkan Zink memiliki peran dalam menstimulasi sistem imun, regenerasi sel, dan berperan sebagai koenzim yang berperan sebagai antioksidan. Pemberian suplementasi Zink diharapkan dapat menurunkan aktivitas penyakit dan meningkatkan aktivitsas antioksidan.
Metode: Penelitian ini merupakan kajian sistematis dan meta-analisis. Pencarian literatur dilakukan sampai desember 2020 dengan mencari pada tiga database yaitu Cochrane central, Pubmed, dan Embase. Berdasarkan kriterian eligibilats didapatkan 9 artikel yang menilai efek Zink terhadap aktivitas penyakit IBD. Aktivitas penyakit dinilai berdasarkan skor CDAI dan skor Mayo, serta aktivitas enzim SOD.
Hasil: Sebanyak 9 studi didapat dari pencarian, dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Meta-analisis dilakukan dengan membagi menjadi 3 subgrup, yaitu Zink terhadap aktivitas penyakit IBD, Zink terhadap aktivitas enzim SOD, serta aktivitas penyakit sebelum dan sesudah pemberian. Empat studi menilai efek Zink terhadap aktivitas penyakit menunjukkan tidak terdapat penutunan aktivitas penyakit IBD, dua studi menilai efek Zink terhadap aktivitas SOD menunjukkan tidak terdapat peningkatan aktivitas SOD, dua studi menilai efek Zink terhadap ekspresi metalotinonin datu studi menunjukkan peningkatan dan satu studi tidak menunjukkan peningkatan. Tiga studi pre dan post dari dua studi menunjukkan tidak terdapat penurunan aktivitas penyakit dan 1 studi menunjukkan penurunan aktivitas jika diberikan jangka panjang.
Simpulan: Tidak didapatkan perbedaan aktivitas penyakit, aktivitas SOD, aktivitas metalotionin dengan suplementasi Zink jangka pendek, suplementasi jangka panjang dapat menurunkan aktivitas penyakit IBD

Background/Aim: IBD patients are at risk of Zinc deficiency. Zinc has a role in stimulating the immune system, cell regeneration, and as a coenzyme acts as an antioxidant. Zinc supplementation will decrease disease activity and increase antioxidant activity.
Method: This research is a systematic review and meta-analysis. Literature searches are conducted until December 2020, we searched in three databases Cochrane central, Pubmed, and Embase. Based on eligibility criteria, there are 9 articles evaluate effect of Zinc on disease activity of IBD. Disease activity is assessed based on CDAI score and Mayo score, as well as SOD enzyme activity.
Result: We identified 9 studies, Of all the potentially relevant papers, 9 studies were identified. All of the studies were assessed for risk of bias along with qualitative analysis. Pre-specified outcomes were Zinc and disease activity, Zinc and SOD activity, metallothionine expression as well as disease activity before and after administration. Four studies evaluated effect of Zinc on disease activity showed no improvement in IBD disease activity, two studies evaluated effect of Zinc on SOD activity showed no increase in SOD activity, two studies evaluated effect of Zinc on metalotinonin expression, one study showed increase of expression and the other had no increase. There are 3 pre and post studies from two studies showed no decrease in disease activity and 1 study showed a decrease in activity if supplemented for long term.
Conclusion: The results of the systematic review revealed there were no difference in disease activity, SOD and methalotionen activity with short term Zinc supplementation, long term supplementation decrease disease activity of IBD
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ning Fitri
"Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat, tidak terkecuali anak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Rawamangun 01 Pagi Jakarta Timur. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=150).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dan makanan jajanan, besar uang jajan, kebiasaan membawa bekal, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh orangtua dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan terkait gizi dan makanan jajanan pada siswa dan orangtua melalui kegitan penyuluhan yang hendaknya rutin dilakukan oleh SDN Rawamangun 01 Pagi.

Street/snack food is one type of food is very well-known and commonly consumed by all ages, including school children. The purpose of this study was to determine the factors associated with snack food consumption behavior in students of SDN 01 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur. Research design used in this study is a cross sectional and total sample was all students grades 4 and 5 (n=150).
Result in this study showed that there was a relationship between knowledge of nutrition and food snacks, pocket money, a packed for lunch habits, peer influence and parental influence with street/snack food consumption behavior. The researcher suggest that school should improve knowledge about nutrition and street/snack food to their student and parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Al Ilham Ksatria Gagah Perkasa
"Depresi merupakan gangguan suasana hati yang apabila tidak dicegah atau ditangani dapat berpengaruh terhadap produktivitas, serta kesehatan individu secara keseluruhan, bahkan menjadi penyebab kematian lewat bunuh diri. Lewat gizi, ditemukan beberapa zat gizi serta faktor-faktor lain yang diduga berhubungan dengan pencegahan depresi. Siswa SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan sebagai siswa dari sekolah unggulan lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan sekolah lainnya. Dari situ dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kecukupan asupan omega-3, folat, vitamin D, vitamin C, dan zinc beserta faktor-faktor lainnya terhadap depresi pada siswa SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Terdapat 144 responden dari siswa kelas 10 dan 11 SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data penelitian diambil menggunakan Patient Health Questionnaire-8 for adolescents (PHQ-A), Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ), Depression Literacy Questionnaire (D-Lit), dan kuesioner sosioekonomi rancangan peneliti. Dari hasil univariat, ditemukan proporsi depresi pada responden sebesar 51,4%. Berdasarkan uji bivariat menggunakan chi-square, tidak ditemukan hubungan signifikan pada 7 variabel independent (p >0,05) kecuali pada variabel jenis kelamin (p = 0,048).

Depression is a mood disorder that if not prevented or treated can affect productivity, as well as the overall health of an individual, and even cause death through suicide. Through nutrition, several nutrients and other factors have been found that are suspected of being related to preventing depression. Students of SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan as students from excellent schools are at higher risk of experiencing depression than other schools. From there, a study was conducted that aimed to see the relationship between adequate intake of omega-3, folate, vitamin D, vitamin C, and zinc along with other factors to depression in students of SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. There were 144 respondents from grade 10 and 11 students of SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. This study used a cross-sectional design. The research data were taken using the Patient Health Questionnaire-8 for adolescents (PHQ-A), Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ), Depression Literacy Questionnaire (D-Lit), and a socioeconomic questionnaire designed by the researcher. From the univariate results, the proportion of depression in respondents was 51.4%. Based on the bivariate test, no significant relationship was found in the 7 independent variables (p > 0.05) except for the gender variable (p = 0.048)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sousa, David A.
"Contents :
Basic brain facts -- How the brain processes information -- Memory, retention, and learning -- The power of transfer -- Brain organization and learning -- The brain and the arts -- Thinking skills and learning -- Putting it all together."
Singapore: Corwin Sage, 2011
370.152 3 SOU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyifa Rahma Maulida
"Keragaman makanan telah diketahui berhubungan dengan kecukupan dan status gizi. Sehingga, metode skor keragaman makanan sebagai indikator yang mudah untuk memprediksi berat lahir bayi memiliki ketertarikan untuk diketahui. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang di Jakarta Timur yang terdiri dari 288 ibu hamil, usia 19?44 tahun pada umur kehamilan >32 minggu.
Hasil menunjukkan bahwa keragaman makanan berhubungan secara statistik dengan berat lahir dan merupakan prediktor yang paling kuat (Adj.OR=2.8) dari faktor lainnya yang dapat meningkatkan berat badan lahir bayi ≥ 3.000 gram secara statistik, seperti usia ibu (Adj. OR=2.5) dan berat ibu di trimester tiga (Adj. OR=2.6). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Giovani Anggasta Hanafi
"Salah satu karakteristik klinis yang sering diamati pada TB paru adalah adanya kavitas paru pada pemeriksaan radiologis dada. Kavitas paru akan menyebabkan prognosis lebih buruk akibat keterlambatan konversi kultur sputum, hasil klinis yang buruk, dan penularan infeksi yang lebih tinggi. Beberapa faktor yang telah ditemukan berkaitan dengan kavitas paru adalah usia tua, jenis kelamin laki-laki, penyakit penyerta diabetes mellitus, dan malnutrisi. Prevalensi malnutrisi pada pasien dengan TB diperkirakan berkisar antara 50% sampai 57%, dan malnutrisi dikaitkan dengan dua kali lipat risiko kematian. Telah lama diketahui bahwa terdapat hubungan antara TB dan malnutrisi, tetapi dampak malnutrisi terhadap derajat keparahan TB, yang dilihat dari adanya kaviats paru, masih kurang diketahui dan data yang telah ada masih saling bertentangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan kavitas paru pada pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Sebanyak 134 pasien yang memenuhi kriteria menjadi subjek penelitian di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Pasien pada penelitian ini umumnya berjenis kelamin laki-laki (61,9%) dan berusia 18-59 tahun (92,5%). Mayoritas subjek penelitian termasuk dalam kategori status gizi SGA B (malnutrisi ringan-sedang) sebanyak 77 orang (57,5%), SGA A (status gizi baik) sebanyak 35 orang (26,1%), dan SGA C (malnutrisi berat) sebesar 22 orang (16,4%). Proporsi kavitas paru pada pasien TB paru dalam penelitian ini sebanyak 42 orang (31,3%). Penelitian ini mendapatkan hubungan bermakna secara statistik antara status gizi berdasarkan SGA dan kavitas paru (OR=6,933; 95%CI=1,986-24,205; p=0,002; aOR=7,303 (95%CI=2,060-25,890; p=0,002). Variabel lain yang mempengaruhi terbentuknya kavitas paru adalah pemeriksaan bakteriologis (p=0,016), TB resisten obat (p<0,001), dan perubahan BB (p=0,033). Analisis multivariat mendapatkan bahwa pemodelan dapat memenuhi 29,3% faktor prediktor kejadian kolonisasi dan setelah dimasukkan ke dalam perhitungan, maka probabilitas seorang pasien yang mengalami TB resisten obat dan malnutrisi untuk pembentukan kavitas paru adalah sebesar 95,16%. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dan kavitas paru pada pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan.

One of the clinical characteristics that is often found in pulmonary TB is the presence of lung cavities on chest radiological examination. Lung cavities will lead to a worse prognosis due to delayed sputum culture conversion, poor clinical outcome, and higher transmission of infection. Several factors that have been found to be related to the lung cavity are elder age, male gender, comorbid diabetes mellitus, and malnutrition. The prevalence of malnutrition itself in patients with TB is estimated to range from 50% to 57%, and malnutrition is associated with a twofold risk of death. It has long been known that there is a relationship between TB and malnutrition, but the impact of malnutrition on the severity of TB, which is observed from lung cavity presence, is still poorly understood and the available data are conflicting. This study aims to determine the relationship between nutritional status and lung cavity in pulmonary tuberculosis patients at Persahabatan General Hospital. This research is a cross-sectional study. A total of 134 patients who met the criteria became research subjects at the Outpatient and Inpatient Department at the Persahabatan General Hospital. Patients in this study were generally male (61.9%) and aged 18-59 years (92.5%). The majority of research subjects were included in the SGA B (mild-moderate malnutrition) category of 77 people (57.5%), SGA A (good nutritional status) of 35 people (26.1%), and SGA C (severe malnutrition). by 22 people (16.4%). The proportion of lung cavities in pulmonary TB patients in this study were 42 people (31.3%). This study found a statistically significant relationship between nutritional status based on SGA and lung cavities (OR=6.933; 95%CI=1.986-24.205; p=0.002; aOR=7.303 (95%CI=2.060-25.890; p=0.002). Variables Other factors that influenced the formation of lung cavities were bacteriological examination (p=0.016), drug-resistant TB (p<0.001), and changes in weight (p=0.033). Multivariate analysis found that modeling could fulfill 29.3% of the predictors of colonization and after taken into account, the probability of a patient with drug-resistant TB and malnutrition for lung cavity formation is 95.16%. Conclusion: There is a relationship between nutritional status and lung cavity in pulmonary tuberculosis patients at Persahabatan General Hospital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>