Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvira Sahara
"Keaktifan lansia datang ke posyandu memiliki peran penting bagi kesehatan lansia. Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia adalah dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia datang ke posyandu. Melalui penggunaan desain kuantitatif korelatif melalui pendekatan cross-sectional dengan sampel 370 lansia secara random sampling, menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan daftar hadir lansia di posyandu. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam menghadiri posyandu (p<0,05). Peran penting keluarga sebagai pendukung moral dan fasilitator utama dalam menjaga kesehatan lansia melalui penyediaan layanan kesehatan yang teratur. Diperlukan penguatan peran keluarga dalam membantu lansia memanfaatkan posyandu lansia melalui dukungan emosional, instrumental, informasi dan penghargaan sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia.

The activeness of the elderly coming to the posyandu has an important role for the health of the elderly. In this case, the factor that influences the activeness of the elderly is family support. This study aims to determine the relationship between family support and the activeness of the elderly to come to the posyandu. Through the use of correlative quantitative design through a cross-sectional approach with a sample of 370 elderly by random sampling, using a family support questionnaire and a list of elderly attendance at posyandu. This study shows that there is a significant relationship between family support and the activeness of the elderly in attending posyandu (p<0.05). The important role of the family as a moral supporter and the main facilitator in maintaining the health of the elderly through the provision of regular health services. It is necessary to strengthen the role of the family in helping the elderly utilise the elderly posyandu through emotional, instrumental, informational and appreciation support so as to improve the health and quality of life of the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Marfuah
"Peningkatan jumlah lansia di Indonesia setiap tahun dan diperkirakan tahun 2020 sekitar 11.34% dari jumIah penduduk Indonesia. Melihat peningkatan ini ada perhatian dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan lansia dengan mendirikan posyandu lansia. Pemanfaatan posyandu lansia masih rendah hanya sekitar 6.8% in menurut informasi kepala desa tanggal 29 September 2004 di Desa Cimanggu ll Kec. Cibungbulang Kab. Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi lansia mengenai keberadaan dan manfaat posyandu Iansia. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan sekitar 57% lansia yang mempunyai persepsi positif terhadap posyandu lansia menurut uji statistik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5382
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Nursiah Hasri
"Tesis ini membahas yang sudah berjalan yaitu integrasi Posyandu Lansia dan Posbindu PTM di Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan konfirmasi dan eksplorasi data dengan penelitian kualitatif melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menemukan sumber pendanaan, kompentensi kader dan petugas kesehatan, dan sistem insetif kader memengaruhi aspek proses dalam pemenuhan ketersediaan materi edukasi ataupun buku monitoring FR PTM dan buku kesehatan lansia. Selain itu, pada aspek outcome diketahui masih ada hasil triwulan 1 pada Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) lanjut usia, hipertensi, diabetes mellitus, dan usia produktif masih belum mencapai dari beberapa puskesmas. Oleh sebab itu, peningkatan kompetensi kader, upaya penyusunan sistem insentif kader kesehatan yang layak, dan alternatif media edukasi yang lebih terjangkau menjadi saran dalam penelitian ini sehingga besar harapan dapat meningkatkan mutu program intgerasi posyandu.

This thesis discusses the quality of the posyandu integration program in terms of programs that are already running, namely the integration of Posyandu for the Elderly and Posbindu for PTM in Depok City. This research is quantitative research with a descriptive design and confirmation and data exploration with qualitative research through document review and in-depth interviews. The research results found that funding sources, competency of cadres and health workers, and the cadre incentive system influenced aspects of the process in fulfilling the availability of educational materials or FR PTM monitoring books and elderly health books. Apart from that, in the outcome aspect, it is known that there are still quarter 1 results on Community Service Standards (SPM) for the elderly, hypertension, diabetes mellitus, and productive age that have not yet been achieved by several health centers. Therefore, increasing cadre competency, efforts to develop an appropriate health cadre incentive system, and alternative educational media that are more affordable are suggestions in this research so that there is great hope of improving the quality of the posyandu integration program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia pada
umumnya mengalami kemunduran fisik, mental, maupun sosial. Karena fungsi organ
tubuh menurun, maka lansia harus Iebih sering memeriksakan kesehatnnya. Menurut
Hardywinoto, dkk, 1999 lansia memerlukan waktu 3 kali lebih sering dalam
memeriksakan kesehatannya dari pada usia muda. Namun pada kenyataannya lansia
sering terlambat dalam memeriksakan kesehatannya, karena masalah kesehatan pada
lansia sering timbul secara perlahan-lahan tampa ada tanda atau keluhan. Oleh karena itu
agar kesehatan lansia tetap optimal diperlukan adanya motivasi dari lansia itu sendiri
untuk memeriksakan kesehatan secara teratur. Berdasarkan kondisi di atas peneliti
mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi lansia dalam memeriksakan kesehatanya di puskesmas Beji.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi melalui desain cross sectional.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi lansia dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan dipengaruhi oleh faktor intrinsik berupa; umur, pendidikan,
pengetahuan, dan kepuasan. Sedangkan faktor ekstrinsik berupa; ekonomi, sosial,
budaya, dukungan keluarga, dan akses ke puskesmas."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5461
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdana Eka Putri
"Penuaan adalah suatu proses terjadinya perubahan pada setiap sistem tubuh. Berbagai perubahan ini dapat mempengaruhi tingkat aktivitas fisik lansia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik pada lansia. Penelitian ini dilakukan pada 99 responden di Kelurahan Mekarwangi Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor.
Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas lansia memiliki tingkat aktivitas fisik sedang (49,5%); selebihnya tingkat aktivitas fisik rendah (25,3%); dan tingkat aktivitas fisik tinggi (25,3%). Hasil penelitian ini sudah menunjukkan tingkat aktivitas fisik pada lansia yang sesuai akan tetapi perlu diteliti lebih lanjut keterkaitan aktivitas fisik dengan istirahat yang diperlukan lansia.

Aging is a process in which all systems of the body undergo changes. These changes can influence physical activities level of the elderly. Thus, this work is a descriptive research which aims to discern physical activities level of the elderly. The data of this research are 99 people in Mekarwangi village, Tanah Sareal subdistrict, Bogor city.
The results show that the majority of the elderly have moderate level of physical activities (49,5%); the rest has low physical activities (25,3%) and high physical activities (25,3%). The results show the appropriate level of physical activities for the elderly, yet further research is needed to understand the relation between physical activities and the amount of rests required.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sobol, Evelyn G.
Sant Louis : Mosby, 1975
610.73 SOB f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Arlyando Hezron
"Latar Belakang. Densitas tulang yang rendah pada usia lanjut antara lain dipengaruhi oleh gangguan produksi dan metabolisme vitamin D, konsumsi alkohol, aktivitas fisik yang kurang, indeks massa tubuh (IMT) yang rendah, merokok yang berlebihan dan asupan kaisium yang rendah. Asupan kalsium, indeks massa tubuh dan kapasitas fisik diketahui berpengaruh pada densitas massa tulang.Korelasi antara asupan kaisium, IMT dan kapasitas fisik dengan densitas massa tulang masih kontroversi dan di Indonesia masih belum banyak diteliti khususnya di Panti Werda.
Tujuan. Mengetahui korelasi asupan kalsium, IMT, kapasitas fisik dengan densitas massa tulang lumbal dan femur wanita usia lanjut serta gambaran densitas massa tulang lumbal dan femur, jumlah asupan kalsium, gambaran IMT,dan kapasitas fisik wanita usia lanjut di Panti Werda.
Metodalogi. Studi potong lintang dilakukan pada wanita usia lanjut (?60 tahun) di Panti Werda. Subyek penelitian didapat dengan metode cluster random sampling dan yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusinya adalah berusia 60 tahun atau lebih, jenis keiamin perempuan, masih dapat mandiri (ADL Barthel >16), dan bersedia ikut daiam penelitian. Dilakukan uji korelasi Pearson dengan aiternatif uji korelasi Spearman jika sebaran data tidak normal untuk mengetahui korelasi antara asupan kalsium, IMT dan kapasitas fisik dengan densitas massa tulang lumbal dan femur.
Hasil. Selama periode Maret-Mei 2005 dilakukan penelitian terhadap 51 wanita usia lanjut di 2 Panti Werda Jakarta dan Bekasi. Median usia 70,5 (7,5) tahun, median asupan kalsium 283 gram/hari, IMT 22,28 (4,2) kg/m2 dan kapasitas fisik sebesar 4,8(1,6) Metz. Sedangkan rerata densitas tulang lumbal 0,842(0,I64) gramlcm2 dan densitas tulang femur 0,652(0,097) grarnlcm2. Didapatkan korelasi bermakna antara IMT dengan densitas massa tulang lumbal dan femur (r = 0,677 ; p = 0,000 dan r = 0, 508 ; p = 0,000), dan tidak didapatkan korelasi antara asupan kalsium dengan densitas massa tulang lumbal dan femur (r = 0,146 ; p = 0,308 dan r = 0,096 ; p = 0,501) dan kapasitas fisik dengan densitas massa tulang lumbal dan femur (r=0,016; p=0,913 dan r=0,143 dan nilai p=0,318).
Kesimpulan. Didapatkan korelasi antara IMT dengan densitas massa tulang lumbal dan femur sedangkan korelasi antara asupan kalsium dan kapasitas fisik dengan densitas tulang lumbal dan femur wanita usia lanjut di Panti Werda belum dapat dibuktikan. Prevalensi densitas tulang lumbal dan femur wanita usia lanjut di panti werda Jakarta dan Bekasi berkurang sebesar 100% dan 99,8%., asupan kalsiumnya rendah, indeks massa tubuh normal dan kapasitas fisik tingkat menengah.

Low bone density in elderly may be caused by decreased production and metabolic dysfunction of vitamin D metabolism, alcohol consumption, decreased physical activity, low BMI, excessive smoking, and low calcium intake. Calcium intake, BMI and physical capacity had already been known to have influence on BMD. The correlation between calcium intake, BMI and physical capacity with BMD is still controversial and there is not much data in Indonesia regarding of it especially in elderly population.
Objective
To investigate the correlation between calcium intakes, body mass index and physical capacity with lumbar and femoral bone mass density of elderly women in nursing homes.
Methods
A cross sectional study was conducted in elderly women in nursing homes. Subjects were obtained by cluster random sampling method and fulfilled inclusion criteria Inclusion criteria were age more than 60 years old, female, and Barthel index >16. We have done Pearson correlation test with Spearman test as alternative if data distribution was not normal.
Result
A cross sectional study was conducted on 51 elderly women in 2 nursing homes in Bekasi between March and May 2005. Median age was 70.5 years, median calcium intake 283 gram/day, BMI 22.28 ± 42 kg/m2 and physical capacity 4.8 ± 1,6 metz. Mean of lumbar BMD was 0.842 ± 0.164 gram/cm2 and mean femoral BMD was 0.652 ± 0.097 gram/cm2. We found significant correlation between BMI and lumbar and femoral BMD (r).677;p).000 and r =508; p=0.000) and there was no correlation between calcium intake and lumbar and femoral BMD (rO.146;p-0.000 and r=0.096;p=0.50 l ). There were no correlation found between physical capacity and lumbar and femoral BMD (r).016;p 0.913 and r-0.143 and p O.318).
Conclusion
This study showed correlation between BMI and lumbar and femoral BMD. We found no correlation between calcium intake and physical capacity with femoral and lumbar BMD in elderly women in nursing homes in Jakarta and Bekasi. Prevalensi of lumbar BMD and femoral BMD of elderly women in nursing homes in Jakarta was decreased (100% and 99,8%).Calcium intake was low, BMI was normal and physical capacity was moderate level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidiansjah
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
D1767
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferrini, Rebecca
New York: McGraw-Hill, 2013
613.043 8 FER h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rr Asyurati Asia
"Meningkatnya populasi lansia di dunia termasuk Indonesia merupakan dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan dan sosial ekonomi. Keadaan ini mengakibatkan bertambahnya berbagai penyakit lanjut usia termasuk gigi dan mulut. Berbagai faktor risiko yang muncul seiring proses penuaan mengakibatkan hilangnya gigi geligi. Akan tetapi faktor risiko yang paling berperan dengan kehilangan gigi di Indonesia masih belum diketahui. Tujuan penelitian ini memperoleh indeks prediksi kehilangan gigi berdasarkan faktor-faktor risiko. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol pada 208 lansia berusia >60 tahun, 82 subjek kasus dengan kehilangan gigi >12 dan 126 kontrol dengan kehilangan gigi < 12. Mayoritas subjek adalah perempuan 82,7%; usia >65 tahun 53,9%; pendidikan menengah 51,9%, kebersihan mulut sedang 51,2%, pendarahan gusi ringan 44,4%; penghasilan rendah 94,7%; periodontal indeks berat 61,2%; tekanan darah tinggi 79,8%; fungsi kognitif normal 74,5%; dugaan diabetes melitus 22,6%; perilaku baik 52,4%; kepadatan tulang normal 81,6%, kehilangan perlekatan gingiva baik 62,9%, aktivitas sehari-hari normal 90,4%. Model akhir yang didapat adalah dugaan diabetes melitus, perilaku, dugaan demensia, kehilangan perlekatan sedang dan buruk memiliki hubungan dengan kehilangan gigi pada lansia. Penelitian ini menghasilkan suatu indeks prediksi kehilangan gigi dengan faktor risiko yang paling berperan terhadap kehilangan gigi pada lansia.

The expanding population of elders in Indonesia and worldwide influenced by the advances in science and technology, especially the health and socio-economic progress. The aging process results in susceptibility to infection of the oral cavity resulting in loss of teeth. The aim of this study was to develop and test a model of tooth loss prediction index based on risk factors. A case-control study was conducted among 208 elders aged above 60 years old, 82 subjects who had lost more than 12 teeth were participated as case group while 126 subjects who had lost 12 or less teeth were participated as control group. At examination, 53.9% of participants were aged above 65 years old, with 82.7% females, 51.9% were middle educated, 51.2% have moderate oral hygiene level, 44.4% have mild level of gingival bleeding, 94.7% have low income, 61.2% have severe periodontal index, 79.8% having hypertention, 74.5% having normal cognitive function, 22.6% diabetes melitus, 52.4% having good oral health behavior, 81.6% with normal bone density, 62.9% good level of gingival attachment loss, 90.4% having normal daily activity. Logistic regression analyses demonstrated that diabetes melitus, oral health behavior, cognitive function, moderate and severe level of gingival attachment loss were associated with tooth lost. The study produced a tooth loss prediction index based on risk factors most responsible for tooth loss in elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>