Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shusuke, Michio
"“Beli mahal dan jual murah.” “Kami bahkan membeli hati yang sakit!” Di tengah pemukiman yang jauh dari pusat kota, terdapat sebuah toko barang bekas yang tampak biasa saja dan telah merugi selama dua tahun sejak dibuka. Toko ini memperlakukan pelanggannya seperti raja. Tidak hanya menyediakan barang apa pun, toko ini juga memecahkan cerita-cerita yang para pelanggan rahasiakan. Kasasagi, manajer toko yang logis; Higurashi, yang selalu mengambil barang yang tidak laku; dan Nami, seorang siswa sekolah menengah yang menghabiskan waktunya di toko itu. Di hadapan ketiga orang inilah, terjadi empat peristiwa yang mewarnai empat musim. “Aku akan menyelesaikan kasus ini.” Setiap kali Kasasagi mulai memainkan peran seorang detektif, segalanya selalu menjadi semakin rumit. … tetapi sederet misteri yang ada akan menghangatkan hati Anda. Prolog: Ketika turun dari kursi pengemudi truk ringan, aku mencium aroma manis campur pahit bunga daphne yang bermekaran di sudut tempat parkir. Saat itu pukul 15:00 sore pada suatu Senin yang cerah. Cuaca sangat dingin selama sepekan terakhir, tetapi hari ini udara terasa hangat. Burung-burung berkicau di puncak pohon, angin berembus tenang, dan tidak ada uang di dompetku. “Dasar biksu preman ….” Aku menoleh ke bak truk, kembali menghela napas panjang. Sebuah lemari berlaci berada di sana, diikat dengan tali. Benda itu baru saja dijual kepadaku oleh Biksu Kepala dari Ohoji, sebuah kuil yang berjarak tiga puluh menit dari toko dengan mobil. Di permukaannya ada goresan kecil, bekas stiker yang ditempelkan oleh anak-anak kerabat sang biksu, lalu bagian belakangnya menyerupai pemandangan bersalju akibat warna putih jamur yang tumbuh; lemari ini jelas tidak termasuk benda yang akan digunakan lagi oleh orang lain. Sudah jelas Biksu Kepala memanggilku karena ia tidak menyukai kerumitan prosedur dan biaya untuk membuang lemari ini sebagai sampah ukuran besar. Selling Point: Buku terjemahan Jepang. Masuk kategori Asian Lit. Di mana pembaca Asian Lit sedang meningkat di Indonesia. Tidak hanya berlatar belakang tentang misteri, novel ini juga berusaha memberi tahu pembaca berbagai macam sifat asli dari manusia. Pada akhirnya novel ini mencoba membagikan makna kehidupan yang dalam sehingga pembaca diharapkan mendapatkan pelajaran berharga untuk diterapkan dalam kehidupan mereka masing-masing."
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia , 2024
895.6 SHU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshikawa, eiji
Jakarta: Kansha Publishing, 2015
895.6 YOS n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arundhati Roy
808.3 Roy g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erlis Nur Mujiningsih
"Tesis ini meneliti enam buah roman yang diterbitkan pada tahun 1937-1942. Roman-roman tersebut diterbitkan oleh penerbit swasta dan selama ini digolongkan sebagai "roman picisan". Namun, sebutan "picisan" untuk karya-karya tersebut tidak tepat. Pertama, secara fisik roman-roman tersebut diterbitkan sebagai bagian dari sebuah majalah yang diterbitkan dengan kertas mengkilat, sampul depannya bergambar dan berwarna sehingga majalah tersebut dapat digolongkan sebagai majalah populer. Kedua, roman-roman tersebut ditulis oleh seorang pengarang secara utuh. Tidak seperti karya-karya picisan yang ditulis oleh sebuah tiro. Selain itu, roman-roman tersebut juga ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik, yaitu bahasa para Melayu. Oleh sebab itu, roman-roman ini dapat digolongkan sebagai sebuah karya sastra populer.
Sebagai sebuah karya sastra populer disebutkan bahwa karya tersebut dapat menjadi dokumen sosial masyarakatnya. Salah satu tema yang menonjol yang disajikan oleh roman-roman tersebut adalah masalah pergaulan bebas. Tema inilah yang dibahas di dalam tesis ini. Pergaulan bebas merupakan salah satu masalah sosial yang menonjol pada masa itu Di dalam tesis ini diuraikan bentuk-bentuk pergaulan bebas yang tergambarkan di dalam roman-roman tersebut serta bagaimana masyarakat di dalam roman-roman itu menyikapinya serta bagaimana pengarang roman itu menyikapi hal tersebut.
Ada dua bentuk pergaulan bebas yaitu, pertama, pergaulan bebas yang diartikan sebagai hubungan terbuka antara laki-laki dan perempuan. Mengingat hubungan antara laki-laki dan perempuan pada masa itu (1937-1942) tertutup, dengan adanya sistem pingit dan kawin paksa. Kedua, pergaulan bebas yang diartikan hubungan seks bebas antara laki-laki dan perempuan.
Adapun penyebab terjadinya hubungan bebas tersebut adalah dilaksanakannya sistem pendidikan modern dalam masyarakat serta berubahnya kondisi masyarakat pada masa itu dari masyarakat desa menjadi masyarakat perkotaan. Perubahan tersebut memunculkan konflik antara tradisi dan modernitas serta antara Timur dan Barat. Konflik tersebut terwujud dalam sikap masyarakat terhadap adanya masalah pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, yang terutama melanda kalangan kaum muda intelektual saat itu. Di satu sisi masyarakat menerima sistem pendidikan modern yang mengakibatkan melonggarnya hubungan antara laki-laki dan perempuan karena perempuan ikut serta dalam sistem pendidikan tersebut. Di sisi yang lain, masyarakat menolak pergaulan bebas yang ternyata merupakan efek langsung dari masuknya sistem pendidikan tersebut. Sementara itu, pengarang roman-roman itu dengan memakai karyanya mencoba untuk menasihati pembaca bahwa pergaulan bebas adalah tindakan yang,tidak baik dan harus dihindari."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soetartinah Soedibyono
"LATAR BELAKANG
Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam telah menimbulkan reaksi, baik di Amerika maupun di luar Amerika. Di Amerika terlihat adanya pihak-pihak yang menyetujui dan yang menentang kebijaksanaan Amerika untuk melanjutkan intervensi di Vietnam, yang secara umum disimbolkan dengan kata 'hawks' untuk yang mendukung, dan kata 'doves' untuk yang menentang. Reaksi tidak menyetujui dilanjutkannya keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam itu mulai terlihat pada tahun 1966 dan diungkapkan dengan berbagai cara, di antaranya melalui pertunjukan-pertunjukan musik, pawai-pawai, unjuk rasa oleh mahasiswa, pembakaran kartu-kartu panggilan wajib militer, melalui pernyataan-pernyataan tertulis maupun tidak tertulis yang ditujukan kepada pemerintah, dan melalui tindakan dan sikap menghina yang ditujukan kepada pelaku-pelaku perang yang telah kembali ke Amerika."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Golden, Arthur
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
813.52 Gol m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aya Kalong
[Jakarta]: Savira, 2005
813 AYA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abe Tomoji
Depok: ILUNI KWJ Press, 2009
895.6 ABE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kawabata, Yasunari
Jakarta: Pustaka Jaya, 1977
895.63 KAW n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Amalia
"Kesa to Moritoo adalah salah satu karya Akutagawa Ryuunosuke. Cerita ini terdiri dari dua buah monolog dari dua orang tokoh utama bernama Kesa dan Moritoo. Di dalam monolognya, mereka menceritakan sebuah peristiwa yang sama dan apa yang mereka rasakan mengenai peristiwa itu. Di dalam hal ini mereka memiliki dua pandangan berbeda dan emosi yang berbeda di dalam mengingat kembali peristiwa tersebut. Alur dapat diartikan sebagai konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logik dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami pelaku. Bisa dibilang bahwa dengan teori ini, bukan penulislah yang menentukan alur dari ceritanya, melainkan para pembacanya, Skripsi ini meneliti tentang dua buah alur yang ada di dalam Kesa to Moritoo. Jenis alur, persamaan, dan perbedaan yang terdapat di dalamnya. Metode deskriptif analisis dengan pendekatan intrinsik digunakan di dalam skripsi ini untuk menganalisis cerita ini. Teknik penelitiannya adalah dengan membaca karya tersebut berulang-ulang, menterjemahkan, dan kemudian baru menentukan di bagian mana sebuah alur dimulai. Cerita ini memiliki struktur alur yang sama. Masing-masing monolog memiliki lima tahapan alur yaitu eksposisi, komplikasi dan konflik, klimaks, relevasi, dan selesaian. Alur mereka sama-sama merupakan alur sorotbalik (flash back). Monolog mereka juga sama-sama diawali dan diakhiri dengan narasi. Namun jenis selesaian yang dimiliki masing-masing alur berbeda. Monolog Moritoo memiliki selesai yang bersifat terbuka (solution) sedangkan monolog Kesa memiliki selesai yang bersifat menyedihkan (catastrophe). Kedua monolog ini saling melengkapi satu sama lain. Pembaca cerita Kesa to Moritoo akan dapat meramal kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya setelah bagian terakhir dari monolog Kesa selesai mereka Baca walaupun Akutagawa tidak menuliskannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S13886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>