Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91081 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zezsyazeoviennazabrizkie, Ziggy
Bogor: PT Grafika Mardi Yuana, 2025
899.221 ZEZ p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Karang batu merupakan salah satu komponen pembentuk ekosistem terumbu karang dan peranannya sangat penting secara biologi maupun ekologi di dalam suatu perairan pesisir. penelitian terumbu karang di perairan Pulau Tanajampea, Kabupaten Selayar Sulawaesi Selatan dilakukan pada bulan Nopember 2007 dengan menggunakan transek garis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi karangbatu perairan Pulau Tanjampea. Hasil analisis meunjukkan bahwa persentase tutupan karang batu tertinggi di Pulau tanajampea yaitu 44,43% yang dijumpai di Stasiun 2 dan terendah 26,33% di Stasiun 1. nilai keanekaragaman jenis (H) karang batu tertinggi 1,04 dijumpai di Stasiun 1 dan terendah 0,83 di stasiun 4. Kemerataan jenis (j) karang batu tertinggi 0,58 dijumapi di Stasiun 3 dan terendah 0,48 di Stasiun 4. jenis karang batu diperoleh sebanyak 111 jenis yang mewakili 16 suku. Secara umum kondisi karang batu di Pulau Tanajampea masih baik dan masuk pada kategori sedang."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang dijumpai hampir di sepanjang pantai Indonesia. Karang batu merupakan salah satu komponen pembentuk ekosistem ini dan sangat dominan dari komponen lain. Penelitian tentang komunitas karang batu di perairan Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara telah dilakukan pada bulan Mei 2012 dengan menggunakan metode transek garis yang dilakukan pada kedalaman yaitu 3m dan 6m. Tujuan penelitian ini untuk melihat keanekaragaman jenis dan kondisi karang batu di perairan Pulau Tagulandang. Penelitian ini berlangsung pada lima lokasi yaitu Stasiun 1 (Desa Lesa), Stasiun 2 (Desa Balehumara), Stasiun 3 ( Desa Pumpente), Stasiun 4 (Desa Mehe), Stasiun 5 (Desa Mahangiang). Hasil analisa menunjukkan persentase tutupan karang batu berkisar antara 42,59% (3m) – 49,83% (6m) dengan jumlah jenis karang batu sebanyak 72 spesies yang mewakili 15 famili. Struktur susunan karang batu di perairan Pulau Tagulandang terdiri dari karang masif terutama spesies Porites lutea dan P. lobata, karang submasif terutama spesies Porites nigrecens dan beberapa spesies karang yang masuk famili Acroporidae. Secara keseluruhan kondisi karang batu perairan ini masuk kategori sedang atau berada pada kondisi antara jelek dan baik."
OLDI 40:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ariesnanto
"Terumbu karang merupakan ekosistem khas di daerah
tropika yang memiliki berbagai fungsi untuk biota yang
hidup di dalamnya. Namun, terumbu karang sangat peka
terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Penelitian
struktur komunitas karang batu yang meliputi persentase
tutupan karang batu, komposisi koloni menurut bentuknya,
dan keanekaan jenis telah dilakukan untuk mengetahui
perbedaan struktur komunitas karang batu di Pulau Rambut
(dekat dengan Jakarta) dan Pulau Pari (jauh dari Jakarta).
Penelitian dilakukan dengan netode line intercept transect
yaitu metode standar yang disepakati ASEAN-AUSTRALIA dalam
kegiatan penelitian terumbu karang. Data penelitian dikumpulkan
dari kedalaman 1 m, 3m, dan 5 m di sisi utara dan
sisi selatan masing-masing pulau. Terdapat perbedaan
persentase tutupan karang batu di masing-masing pulau.
Bentuk koloni massive mendominasi Pulau Rambut, sedangkan
bentuk koloni branching mendominasi Pulau Pari.
Sejumlah 8 marga karang batu ditemukan di Pulau Rambut, 14
marga di sisi selatan Pulau Pari, dan 19 marga di sisi
utara Pulau Pari. Perbedaan lokasi Pulau Rambut dan Pulau
Pari menunjukkan perbedaan struktur komunitas karang batu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Duwi Nefoko
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang penciptaan ruang kapital yang diwujudkan melalui penetapan Desa Wisata dan industri wisata di Kota Batu tahun 2007-2014. Penelitian ini mengoperasionalisasi teori penciptaan ruang kapital dan akumulasi melalui perampasan oleh David Harvey sebagai kerangka analisis. Penelitian ini dilakukan melalui metode studi kasus dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, studi pustaka, dan wawancara mendalam. Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa penciptaan ruang kapital didahului dengan adanya prakondisi berupa penetapan Desa Wisata. Penetapan Desa Wisata membuka peluang untuk masuknya kapital melalui pengadaan akomodasi dan infrastruktur. Skripsi ini menyimpulkan bahwa penciptaan ruang kapital di Kota Batu berdampak pada perampasan sumber daya. Kebutuhan akan lahan dan sumber daya air untuk memenuhi akomodasi infrastruktur disisi lain, berdampak pada perampasan sumber daya milik bersama seperti tanah kas desa (land grab) dan sumber mata air (water grab) untuk dijadikan infrastruktur pendukung pariwisata yang dikuasai secara penuh oleh segelintir pihak. Hal tersebut bertentangan dengan konsep politik distributif bahwa alokasi dan distribusi sumber daya mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam meraih, mengendalikan, dan mempertahankan sumber daya dengan melibatkan diri pada prosesnya.

ABSTRACT
This thesis discusses about the creation of capital space which was developed through the assignment of Tourism Village and tourism industry in Batu City year 2007-2014. This research operationalize the capital space creation and accumulation by disposition by David Harvey as a framework of analysis. This research is conducted through case study method with data collection techniques consisting of observation, literature study, and in-depth interview. Outcome of this research shows that the creation of capital space is prefaced by a precondition which came in form of assignment of Tourism Village. Assignment of Tourism Village opens up the opportunity for capital penetration through accommodation and infrastructure provisioning. This theshis conclude the need for land and water source to fulfill the infrastructure and accommodation, give impact to seizure of collective resources such as village-owned land (land grab) and water sources (water grab) for the need of tourism industry capital accumulation. Those things contradict with political distributive concept, allocation and distribution of resources which obliged the involvement of society in the process of reaching, controlling, and maintaining available resources.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Dharmawan
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perkembangan pariwisata khususnya pariwisata
buatan di Kota Batu, Indonesia. Tuntutan internasional melihat bahwa semakin
berkembangnya pariwisata tentu tidak meninggalkan dampak negatif khususnya pada
alam dan kehidupan manusia. Skripsi ini memaparkan konsep pariwisata
keberlanjutan menjadi alternatif bagi industri-industri pariwisata untuk menjaga
kehidupan alam dan kehidupan manusia dari dampak pariwisata. Tentu, industri
pariwisata buatan tidak dapat bergerak sendiri menciptakan perkembangan menuju
pariwisata berkelanjutan, perlu adanya institusi lain yang terlibat. Selanjutnya, skripsi
ini melihat bagaimana peran institusi Pemerintah Daerah, institusi industri pariwisata
buatan, dan institusi masyarakat sekitar pariwisata buatan dalam mendukung
pariwisata buatan menuju pariwisata berkelanjutan. Hasil yang diperoleh bahwa
prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan masih belum diimplementasikan pada
masing-masing dimensi. Akhirnya pariwisata buatan di Kota Batu masih berupaya
menuju pariwisata berkelanjutan. Hasil lain yang diperoleh adalah kelekatan
kelembagaan yang terjadi masih lemah adanya diantara ketiga institusi, sehingga
perkembangan pariwisata buatan di Kota Batu masih berupaya menuju pariwisata
berkelanjutan.
ABSTRACT
This paper discusses about tourism development especially artificial tourism in Batu
City, Indonesia. International demands see that the tourism development certainly not
leave the negative impact, especially on the nature and human life. This paper
explains the concept of sustainability tourism for an alternative for tourism industries
to maintain the natural life and human life from the impacts of tourism. As personal
institution, the artificial tourism can not create the tourism development toward
sustainability tourism, and need for other institutions to involved. Furthermore, this
paper sees how embeddedness happens between the Local Government institutions,
artificial tourism industry, and local communities of artificial tourism to supporting of
artificial tourism towards sustainability tourism. The results of research is the
principles of sustainable tourism is still not implemented in dimension of
sustainability tourism. Finally, artificial tourism in City of Batu is still make efforts
for sustainable tourism Institutional embeddedness that happened are weak, so the
development of artificial tourism in Batu City still make efforts for sustainability
tourism."
2014
S61229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni
"Pengambilan data penelitian tentang perbandingan struktur komunitas karang batu di lereng terumbu Pulau Pramuka dan Pulau Penjaliran Timur, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) telah dilakukan pada bulan Juni 2008. Penentuan stasiun penelitian dilakukan dengan cara haphazard selection. Penentuan jumlah unit kuadrat minimum di kedua lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sampling dua tahap. Pengambilan data karang batu dengan menggunakan metode visual quadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah marga karang batu yang ditemukan di P. Pramuka sebanyak 14 marga yang termasuk ke dalam 7 famili, sedangkan 20 marga yang termasuk 10 famili terdapat di P. Penjaliran Timur. Acropora adalah karang batu utama penyusun ekosistem terumbu karang di P. Pramuka dan P. Penjaliran Timur karena memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yaitu sebesar 86, 10% dan 58, 63%. Indeks keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi marga karang batu di P. Pramuka dan P. Penjaliran Timur berturut-turut adalah1,93; 0,73; dan 0,18, sedangkan di P. Penjaliran Timur sebesar 2,14; 0,71; dan 0,26. Tingkat kesamaan marga karang batu di P. Pramuka dan P. Penjaliran Timur, yaitu 75%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Batu Islands are rich for archaeological potentials, relevant to the varied ethnicity. Nias ethnic, one the ethnics inhabiting Batu Islands, has drawn several intriguing questions on how they used to treat the dead and what relevance the funeral ceremony rites had with those practiced in Southern Nias where Nias Ethnic inhabiting Batu Islands originated. This researched is a direct observation survey supported by interviews whose data analysis is through library studies and comparative studies by comparing research objects found with those of Nias island and other cultures in Indonesia. Some data acquired in this research, such Nias ancient tombs in Hayo Island, Tanah Masa, Sigata, Memong, Marit, and Biang, generally described how Nias ethnic inhabiting Batu Islands practiced a mixed open primary and secondary funeral system using wooden coffins without burial. Such funeral system by Nias ethnic in Batu islands was found to bear similarities with that of Southearn Nias. Thus, it can be concluded that generally Nias ethnic in Batu Islands still practiced the same funeral tradition as the place of origin did."
SBA 17 (1-2) 2014 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hirsanuddin
Jakarta: Universitas Indonesia, 1995
TA3678
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Aju Njoman Purbasari
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang komposisi bentuk koloni (1if form) karang batu di tubir Pulau Semak Daun, Teluk Jakarta, pada bulan Januari 1991, dengan menggunakan metode transek garis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui corak komposisi bentuk koloni karang batu di Pulau Semak Daun dan untuk melihat apakah corak komposisi bentuk koloni di suatu terumbu dipengaruhi lokasi dan kedalamannya. Pengambilan data di tubir (kedalaman 1 meter) dilakukan di empat stasiun yang terletak di Utara, Selatan, Barat, dan Timur pulau tersebut dengan masing-masing tiga ulangan. Data di kedalaman 3 dan 10 meter merupakan data sekunder yang diperoleh dari P30-LIPI, hasil kerja sama ASEAN-Australia di bidang Marine Science, Coastal Living Resources, penelitian di Pulau Semak Daun pada tanggal 27 Juli dan 23 Deseinber 1987. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa corak komposisi bentuk koloni yang mencolok di tubir Pulau Semak Daun kedalainan 1 meter adalah bentuk koloni branching (575,60%), sedangkan bentuk koloni massive mencolok pada kedalaman 3 meter (53,68%) dan 10 meter (557,62%). Lokasi terumbu dan kedalaman mempengaruhi corak komposisi bentuk koloni karang batu.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>