Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananta Susilo
Yogyakarta: Yash Media, 2024
155.25 ANA b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putri Rafikanti
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat, terutama dalam dunia kerja, membuat penggunaan internet menjadi sangat penting bagi masyarakat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Namun, di sisi lain hal ini juga dapat memicu munculnya salah satu perilaku kontraproduktif yaitu cyberloafing. Beberapa faktor yang berperan dalam adanya perilaku cyberloafing adalah burnout dan self control yang dimiliki seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran self control dapat menjadi moderator pada hubungan antara burnout dan cyberloafing di kalangan pekerja. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik convenience sampling, dengan pengambilan data secara daring yang menggunakan alat ukur Copenhagen Burnout Inventory (Kristensen dkk, 2005), Cyberloafing Scale (Lim, 2002), dan Brief Self Control Scale (Tangney dkk, 2004). Dari total 611 data yang terkumpul, hasil penelitian yang dianalisis menggunakan PROCESS macro v3.5 Hayes pada SPSS versi 25 menunjukkan bahwa terdapat efek interaksi antara burnout dan self control yang signifikan pada cyberloafing (t = -2.99, p < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa self control dapat memperlemah hubungan antara burnout dan cyberloafing pekerja.

The use of the internet among workers can be very helpful to finish a task. But on the other hand, it can also triggers counterproductive behaviors, namely cyberloafing. Some of the key factors that inflict cyberloafing are burnout and lack of self control. This research was conducted to see how the role of self control can be a moderator between burnout and cyberloafing among workers. This research was collected the respondents using the convenience sampling technique and measured with the Copenhagen Burnout Inventory (Kristensen et all, 2005), the Cyberloafing Scale (Lim, 2002), and the Brief Self Control Scale (Tangney et all, 2004). A total of 611 data collected were analyzed using PROCESS macro v3.5 Hayes on SPSS version 25 and showed a significant interaction effect between burnout and self control on cyberloafing (t = -2.99, p <0.05). It can be concluded that self control can weaken the relation between burnout and cyberloafing among workers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tracy Yoanna
"ABSTRAK
Menurut Drake dan Yadama (1996), pekerja sosial yang bergerak dalam isu anak merupakan
salah satu profesi yang amat rentan mengalamii burnout. Karakter pekerjaan pendampingan anak
yang menguras fisik dan emosi seringkali mengakibatkan stres berkepanjangan, hingga
menyebabkan pekerja hilang semangat, motivasi dan komitmen (Bakker, Killmer, Slegrist &
Raufel 2000). pendamping di Social Development Center (SDC), Bambu Apus pun mengalami hal
yang sama. Mereka mengalami burnout, ketika harus menghadapi sekitar 100 anak jalanan yang
berasal dari rumah singgah di berbagai kota di Indonesia dan masih harus mengurus masalah
administrasi, pencairan anggaran dan pelaporan kantor SDC sehari-hari. Intervensi ini bertujuan
untuk mengurangi burnout yang dialami pekerja dan pendamping anak di SDC dengan cara
meningkatkan Appraisal dan Esteem Support dari sesama rekan pekerja dan pendamping anak,
menggunakan metode Appreciative Inquiry. Intervensi dilakukan pada 16 pekerja dan pendamping
anak di SDC. Dasar teori untuk intervensi adalah teori Appraisal dan Esteem Support yang
diimplementasikan melalui metode Appreciative Inquiry Summit. Appreciative Inquiry terdiri dari
empat tahap yaitu, discovery, dream, design, dan destiny. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan
pada appraisal dan esteem support, serta penurunan pada burnout. Hasil penelitian diharapkan
menambah masukan bagi pekerja sosial yang bergerak di pendampingan anak jalanan, lembaga
pendampingan dan pengasuhan anak jalanan serta Kementerian Sosial, sebagai lembaga pemerintah
yang bertanggung jawab pada permasalahan anak jalanan di Indonesia. Disamping itu, diharapkan
untuk memperkaya kepustakaan tentang burnout dalam lingkup intervensi sosial, khususnya, dan
psikologi sosial pada umumnya."
2012
T30685
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Ahmad Dany Alzubyan
"Praktikum menjadi mata kuliah wajib yang tidak dapat dihindari dan rentan memicu burnout, karena proses Praktikum memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang lebih kompleks, koordinasi dengan berbagai pihak, serta dibarengi kegiatan perkuliahan lainnya. Mahasiswa Praktikum Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia yang diharuskan praktik di HSO (Human Services Organization) menjadi lebih rentan mengalami burnout. Burnout bagi mahasiswa dapat mengakibatkan masalah serius seperti kegagalan akademik, masalah kesehatan mental, serta penurunan kesejahteraan sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif yang berdasar pada penelitian terdahulu untuk membuktikan hipotesis adanya hubungan antara academic self-efficacy dengan academic burnoutpada mahasiswa Praktikum Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia. Dengan menggunakan metode sampling jenuh, sampel penelitian ini meliputi seluruh mahasiswa Praktikum semester genap 2022/2023. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner daring pada Mei-Juni 2023 dan diperoleh 81 responden. Jawaban kuesioner dianalisis menggunakan uji Kendall’s Tau-b melalui bantuan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat academic self efficacy tinggi dialami sebesar 55,6% (n=45) mahasiswa dan tingkat academic burnout juga tinggi yang dialami sebesar 50,6% (n=41) mahasiswa. Kondisi hubungan antara keduanya signifikan dengan nilai sebesar 0.028 < 0.05. Akan tetapi, kekuatan hubungan antara kedua variabel sangat lemah dengan nilai sebesar -0.237. Hasil tersebut berarti semakin tinggi academic self-efficacy yang dimiliki mahasiswa Praktikum, maka semakin rendah academic burnout yang dialami, begitupun sebaliknya. Kekuatan hubungan yang sangat lemah tergambar oleh kondisi sebagian besar responden yakin mampu menyelesaikan Praktikum dengan baik, namun sebagian besar lainnya merasa lelah (secara fisik, mental, dan emosional) dan inkompeten dalam menjalani Praktikum serta menjauhi tugas dan kegiatan Praktikum yang dapat disebabkan oleh variabel lain. Untuk itu, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan terkait kondisi academic burnout pada mahasiswa Praktikum. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa Praktikum mendatang terkait kondisi yang mungkin terjadi saat pelaksanaan Praktikum sehingga mampu mengoptimalkan persiapan Praktikum. Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia juga dapat mengembangkan metode supervisi oleh dosen (supervisor sekolah) terhadap mahasiswa Praktikum yang menekankan pada bantuan emosional (mendengarkan keluh kesah mahasiswa dan memberi motivasi/semangat) terkait pelaksanaan Praktikum.

Practicum has evolved into a mandatory course that is unavoidable and prone to triggering burnout due to its intricate knowledge and skill requirements, coordination with various parties, and concurrent participation in other academic activities. Social Welfare Science Practicum students at the University of Indonesia, obligated to practice in Human Services Organizations (HSOs), are more susceptible to experiencing burnout. Burnout in students can lead to serious issues such as academic failure, mental health problems, and decreased well-being, making this research imperative. This study employs a quantitative approach with a descriptive method based on previous research to substantiate the hypothesis regarding the relationship between academic self-efficacy and academic burnout among Social Welfare Science Practicum students at the University of Indonesia. Utilizing a saturated sampling method, the research sample encompasses all Practicum students in the even semester of 2022/2023. Data collection was conducted through online questionnaires distributed in May-June 2023, resulting in 81 respondents. Questionnaire responses were analyzed using Kendall's Tau-b test through SPSS. The research findings indicate a high level of academic self-efficacy experienced by 55.6% (n=45) of students and a high level of academic burnout experienced by 50.6% (n=41) of students. The relationship between the two is significantly significant with a value of 0.028 < 0.05. However, the strength of the relationship between the two variables is very weak, with a value of -0.237. This result implies that the higher the academic self-efficacy possessed by Practicum students, the lower the academic burnout experienced, and vice versa. The very weak relationship is reflected in the fact that while most respondents are confident in completing the Practicum successfully, a majority feel fatigued (physically, mentally, and emotionally) and incompetent in carrying out the Practicum, avoiding tasks and Practicum activities that may be caused by other variables. Therefore, further research can be conducted regarding the condition of academic burnout in Practicum students. Additionally, this study can serve as a guide for future Practicum students regarding the conditions that may arise during the Practicum, enabling them to optimize their Practicum preparation. The Social Welfare Science Program at the University of Indonesia can also develop supervision methods by lecturers (school supervisors) for Practicum students that emphasize emotional support (listening to students' grievances and providing motivation/encouragement) related to Practicum implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Information professionals are under constant stress. Libraries are ushering in sweeping changes that involve the closing of branches and reference desks, wholesale dumping of print, disappearing space, and employment of non-professional staff to fill what have traditionally been the roles of librarians. Increasing workloads, constant interruptions, ceaseless change, continual downsizing, budget cuts, repetitive work, and the pressures of public services have caused burnout in many information professionals.
Managing burnout in the workplace concentrates on the problem of burnout, what it is and how it differs from chronic stress, low morale, and depression. The book addresses burnout from psychological, legal, and human resources perspectives. Chapters also cover how burnout is defined, symptom recognition, managing and overcoming burnout, and how to avoid career derailment while coping with burnout."
Oxford, UK: Chando, 2013
e20427180
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Aditama
"Perkembangan dan perubahan di masyarakat beqalan begitu cepat. Dinamika kehidupan telah begitu kompleks dan mobilitas masyarakat pun sudah semakin tinggi. Hal ini menuntut kebutuhan akan peranan kepolisian yang juga semakin tinggi, sehingga peranan Polri dalam melaksanakan fungsi kepolisian menjadi bertambah penting. Pada kenyataannya di lapangan, berbagai respon masyarakat telah memperlihatkan adanya kesan yang negatif terhadap penampilan kerja anggota Polri. Misalnya, sikap anggota reserse yang ogah-ogahan dalam menuntaskan kasus, masih merupakan gambaran yang dipersepsi oleh masyarakat tentang polisi dewasa ini.
Penampilan kerja polisi yang mengecewakan tersebut salah satu asumsinya disebabkan oleh adanya gejala burnout yang timbul dikalangan anggota Polri. Gejala burnout ini terdiri atas kelelahan emosional, depersonalisasi, dan reduced personal accomplishment, yang dialami oleh individu yang bekerja memberikan pelayanan bagi orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran burnout pada anggota Polri secara umum. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Incidental sampling. Teknik ini tergolong non probability sampling. Sampel berjumlah sebanyak 100 orang anggota Polri berpangkat bintara yang bertugas di Jakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Maslach Burnout Inventory (MBI). Untuk pengolahan data dilakukan teknik penghitungan nilai rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala burnout memang dialami oleh anggota Polri di Jakarta. Gejala burnout yang dialami oleh anggota Polri di Jakarta secara umum dirasakan setidaknya satu kali dalam enam bulan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Qomarasandhi
"Burnout merupakan salah satu gangguan psikologis yang terjadi karena tingginya tuntutan pekerjaan. Burnout biasanya terjadi pada seseorang yang bekerja pada bidang pelayanan, seperti seorang dokter. Belum banyak yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mencetuskan burnout. Oleh karena itu studi ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara tipe motivasi yang dimiliki oleh seorang mahasiswa terhadap tingkat kejadian burnout pada seorang mahasiswa klinik. Studi dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner Skala Motivasi Akademik dan Maslach Burnout Inventory yang disebar kepada 100 mahasiswa tahap klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dari 92 responden, ditemukan bahwa tipe motivasi terbanyak yang dimiliki mahasiswa adalah Termotivasi Minat dan Status diikuti dengan Termotivasi Minat, Motivasi Rendah, dan Termotivasi Status secara berurutan. Selain itu, ditemukan juga bahwa 32 dari 92 responden terindikasi terkena burnout. Kemudian analisis dilakukan antara tipe motivasi mahasiswa dengant tingkat kejadian burnout menggunakan uji chi-square yang menghasilkan.

Burnout is a psychological disease that is caused by work related stress. Burnout usually affects people who work in human services including doctors. As of now, not a lot of research has studied the factors behind burnout. Thus, this study is made to know if there is a correlation between type of motivation that students have on inducing burnout. This study is done by spreading 100 Academic Motivation Scale and Maslach Burnout Inventory scale between clinical phase medical students of Universitas Indonesia. Out of 92 respondents, it is known that the motivation type that is most common among students is Interest and Status Motivated, followed by Interest Motivated, Low Motivation, and Status Motivated accordingly. It has been found also that among 92 respondents, 32 of them are indicated with burnout. Analysis was done by using the chi square test that yield P 0.05 which means there is indeed a correlation between type of motivation and burnout incidence in clinical phase students. Further analysis using logistic regression was done, yielding significancy of Status Motivated 0.022, meaning that students with that kind of motivation are the most vurnerable to be affected by burnout.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Ribka Uli Feodora
"Pada masa pandemi Covid-19, kurir diduga rentan mengalami burnout. Berdasarkan teori Job Demands-Resources (JD-R), burnout disebabkan oleh berbagai macam tuntutan kerja, salah satunya tuntutan kerja emosional. Sebaliknya, modal psikologis dapat menurunkan tingkat burnout. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tuntutan kerja emosional dan burnout, serta hubungan antara modal psikologis dan burnout pada kurir. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe korelasional. Pengambilan data dilakukan dengan metode convenience sampling pada 251 partisipan kurir yang memiliki rentang usia 18-55 tahun dengan kriteria waktu bekerja minimal satu tahun dan pernah melayani pelanggan dengan sistem COD. Adapun, alat ukur yang digunakan bagian IQWiQ untuk mengukur burnout, bagian COPSOQ-II untuk mengukur tuntutan kerja emosional, dan PCQ-12 untuk mengukur modal psikologis. Hasil analisis Pearson’s Correlation menunjukkan bahwa tuntutan kerja emosional memiliki hubungan positif yang signifikan dengan burnout r(251) = 0.48, p< 0.05. Selain itu, ditemukan pula bahwa modal psikologis memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan burnout r(251) = -0.43, p< 0.05. Dengan demikian, temuan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi perusahaan jasa pengiriman untuk memberikan coaching dan dukungan sosial serta membantu kurir untuk mengembangkan modal psikologisnya secara mandiri.

During the Covid-19 pandemic, couriers were presumed to be susceptible to burnout. According to the Job Demands-Resources (JD-R) theory, burnout is caused by various job demands, including emotional job demands. In contrast, psychological capital can reduce burnout levels. This study aims to examine the relationship between emotional job demands and burnout, as well as the relationship between psychological capital and burnout among couriers. This research was quantitative research with a correlational design. The convenience sampling method was used to collect data from 251 couriers as participants aged 18 to 55, with experience servicing clients using the COD system and working for at least a year. Meanwhile, the measurement tools used were part of IQWiQ to measure burnout, part of the COPSOQ-II to measure emotional job demands, and PCQ- 12 to measure psychological capital. Pearson's Correlation analysis results showed that emotional job demands have a significant positive relationship with burnout r(251) = 0.48, p< 0.05. On the other hand, a significant negative relationship was discovered between psychological capital and burnout r(251) = -0.43, p< 0.05. Thus, these findings are expected to be used as evaluation materials for delivery companies to provide coaching and social support and help couriers develop psychological capital independently."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirul Anwar
"Pasca pandemi COVID-19 membawa perubahan bagi mahasiswa dalam proses pendidikannya. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan burnout akademik. Penerapan mekanisme koping positif dapat menghindari terjadinya burnout akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan burnout akademik pada mahasiswa pasca pandemi COVID-19. Metode Penelitian dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional dengan teknik proportionate stratified random sampling Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Demografi, Coping Strategies Inventory Short Form (CSI-SF), dan Maslach Burnout Inventory Student Survey (MBI-SS). Responden penelitian 241 mahasiswa, 89,2% perempuan dan 10,2% laki-laki, rata-rata usia responden 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan mekanisme koping paling banyak digunakan adalah Problem-focused engagement (PFE). Hasil MBI-SS menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami burnout akademik tingkat sedang 68,9%. Analisis uji statistik menggunakan uji Spearman’s Rho didapati hasil hubungan yang bermakna antara mekanisme koping (PFE, EFE, PFD, EFD) dengan burnout akademik (p=0,001, p=0,042, p=0,019, p=0,001). Hasil ini menunjukkan bahwa koping yang digunakan oleh mahasiswa berpengaruh terhadap burnout akademik. Sehingga diharapkan pada kondisi pasca pandemi COVID-19 ini mahasiswa menerapkan mekanisme koping efektif untuk mengelola stres dan tekanan akademik sehingga tidak menimbulkan bunrout akademik.

Post-COVID-19 pandemic brought changes to college student in their education process. This condition has the potential to cause academic burnout. Applying positive coping mechanisms can prevent academic burnout. This study aims to determine the relationship between coping mechanisms and academic burnout in college students post-COVID-19 pandemic. The research method was carried out using a cross-sectional approach with a proportionate stratified random sampling technique. The instruments used were Demographic questionnaires, Coping Strategies Inventory Short Form (CSI-SF), and the Maslach Burnout Inventory Student Survey (MBI-SS). The research respondents were 241 college students, 89.2% female and 10.2% male, the average age of the respondents is 20 years. The results showed that the most widely used coping mechanism was problem-focused engagement (PFE). The MBI-SS results show that most college students experience moderate academic burnout of 68.9%. Statistical test analysis using the Spearman's Rho test showed a significant relationship between coping mechanisms (PFE, EFE, PFD, EFD) and academic burnout (p=0.001, p=0.042, p=0.019, p=0.001). These results indicate that the coping used by college students influences academic burnout. So, it is hoped that in post-COVID-19 pandemic conditions, students will apply effective coping mechanisms to manage academic stress and pressure so that they do not cause academic burnout."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danastri Dwi Rismarinni
"Tingginya tuntutan kerja saat ini mengakibatkan mudahnya karyawan mengalami burnout yang dapat berpengaruh terhadap kinerja-tugas karyawan. Maka dari itu diperlukan pencegahan dengan menyediakan sumber daya kerja, salah satunya adalah harapan dan optimisme yang merupakan modal psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah burnout dapat memediasi hubungan antara optimisme dan harapan dengan kinerja-tugas. Penelitian merupakan penelitian korelasional yang melibatkan 312 partisipan yang merupakan karyawan di Indonesia yang berusia 18-40 tahun dan telah bekerja selama minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah In-role Performance measures, Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Hasil analisis mediasi burnout dalam hubungan harapan dan kinerja-tugas yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat indirect effect (B = .05, p < .05) dan direct effect (B= 0.51, p<0.05) yang signifikan, yang mengindikasikan bahwa burnout dapat memediasi hubungan antara harapan dan burnout secara parsial. Selain itu, hasil mediasi burnout dalam hubungan optimisme dan kinerja-tugas juga menunjukkan adanya indirect effect (B = .07, p < .05) dan direct effect (B = 0.42, p < .05) yang signifikan, yang artinya burnout dapat memediasi hubungan antara optimisme dan kinerja-tugas secara parsial. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa harapan dan optimisme dapat melewati burnout untuk mempengaruhi kinerja-tugas, namun juga dapat mempengaruhi kinerja-tugas secara langsung.

Today’s high job demands makes employees more likely to experience burnout, which can affect employee’s task-performance. Therefore, prevention is needed by providing job resources, one of which is hope and optimism which are psychological capitals. This study aims to see whether burnout can mediate the relationship between optimism and hope with task-performance. This research is a correlational study involving 312 participants who are employees in Indonesia aged 18-40 years and have worked for at least 1 year. The instruments used to measure the research variables are In-role Performance measures, Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12) and Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). The results of the mediation analysis of burnout in the relationship of hope and task-performance that were carried out showed that there was a significant indirect effect (B = .05, p < .05) and direct effect (B = 0.51, p<0.05), which indicated that burnout could partially mediate the relationship between hope and task-performance. In addition, the results of the mediation of burnout in the relationship between optimism and task-performance also showed a significant indirect effect (B = .07, p < .05) and direct effect (B = 0.42, p < .05), which means that burnout can partially mediate the relationship between optimism and task-performance. Thus, it can be concluded that hope and optimism can pass through burnout to affect task-performance, but can also affect task-performance directly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>