Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muryani J.Semita
Jakarta: Pustaka Widyatama, 2013
R 495.1 MUR k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: TIM Perkamusan UI, 1996
R SIN 495.122 1 UNI II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hatmi Idris
Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
495.107 HAT s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Dwi Cahyani
"Kata wei dalam bahasa Mandarin merupakan kata yang berhomonimi, artinya kata
tersebut memiliki lebih dari satu fungsi dan makna yang tidak saling berhubungan. Perbedaan fungsi dan makna kata wei juga mempengaruhi perbedaan ton pada kata tersebut, satu dilafalkan dengan ton wei dan yang lainnya dengan ton wi. Perbedaan
ini seringkali menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Mandarin. Pembelajar sulituntuk menentukan wei mana yang muncul dalam sebuah teks, apakah wei atau wi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mempermudah pembelajar membedakan antara wei atau wi berdasarkan ciri sintaktisnya. Untuk mengetahui karakteristik dari setiap kata wei dilakukan sebuah analisis sintaksis terhadapsekumpulan kalimat contoh yang mengandung kata 为, yakni dengan melihat unsur-unsurpendamping 为di depan maupun di belakangnya. Dengan cara demikian baru dapatditentukan 为mana yang diacu; apakah 为wéi atau 为wѐi. Sumber data diperoleh darikalimat-kalimat yang mengandung kata 为yang muncul pada buku ajar Hanyu Jiaocheng jilid 1-6 dan buku Hanyu Yuedu Jiaocheng jilid 1-3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 为 wéi merupakan preposisi yang memberikan keterangan bagi kalimat, sedangkan 为wéi merupakan verba yang menyatu dengan predikat. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif.
The word 为(wei) in Mandarin is a monumental word, meaning that the word has more than one unrelated function and meaning. The difference in function and meaning of the word 为 also affects the difference in tone of the word, one is pronounced with 阳平(wei) tone and the other with 去声(w i). This difference often creates difficulties for Chinese learners. Learners find it difficult to determine which 为appears in a text, whether 为wei or 为w i. Therefore, we need a study that aims to facilitate students to distinguish between 为wei or 为w i based on syntactic characteristics. To find out the characteristics of each 为a syntactic analysis of a set of example sentences containing the word 为is carried out, by looking at the accompanying elements 为in front of and behind it. In this way it can only be determined which 为is referred to; whether 为wei or 为w i. The data source is obtained from sentences containing the word 为which appears in textbooks Hanyu Jiaocheng volumes 1-6 and Hanyu Yuedu Jiaocheng volumes 1-3. From the results of the study note that 为wei is a preposition that provides information for sentences, while 为wei is a verb that blends with the predicate. The results of the study are presented in a descriptive qualitative manner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shin, Edysen
Jakarta: Kesaint Blanc, 2013
495.1 EDY a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulie Neila Chandra
"Penelitian mengenai keimperfektifan ini bertolak dari adanya perbedaan pendapat para ahli dalam pengklasifikasian aspek imperfektif Keadaan tersebut juga terjadi dalam linguistik Mandarin. Dalam bahasa Mandarin, keimperfektifan dapat diungkapkan secara gramatikal dan leksikal.
Secara gramatikal, dinyatakan dengan mengimbuhi sufiks -zhe (-4) di belakang verba. Secara Ieksikal, dinyatakan dengan menggunakan adverbia Ma (A), zhang a), dan zhdngzai (EA). Penggunaan pemarkah tersebut tidak terlepas dari peranan makna inheres verba serta interaksi verba dengan fungsi sintaktis lain seperti subjek, objet, keterangan, dan pelengkap. Dengan demikian, meskipun aspek dan aklinnsart (ragam perbuatan) merupakan kategori yang berbeda, keduanya saling berkaitan.
Hasil analisis data berdasarkan pemarkah aspek, menunjukkan aspek imperfektif dalam bahasa Mandarin dibedakan atas aspek progresif, aspek kontinuatif, dan aspek progresif kontinuatif. Hampir semua pemarkah aspek imperfektif dapat muncul bersama verba keadaan, verba pencapaian, verba aktivitas, dan verba kegandaan (sari). Tipe situasi yang dapat muncul dalam kalimat beraspek imperfektif adalah berarah, mandiri, dan kompleks. Selain itu, hal yang berbeda dalam bahasa Mandarin adalah bahwa ternyata dalam kalimat beraspek imperfektif, khususnya aspek kontinuatif dengan pemarkah -zhe (t), dapat memunculkan situasi -ragam perbuatan (-aksional) yang menggambarkan keadaan, habitual, dan karakteristik subjek.

The research on the imperfectivity began from difference perceptions among the linguists in classifying the imperfective aspects. The Mandarin linguistics has the same experiences. In Mandarin language, the imperfectivity could be grammatically and lexically expressed.
Grammatically, it can be affirmed by giving the suffix -zhe (-) after the verb and it can also be lexically affirmed by using the adverb zai (E), zheng (I), and zh ngzai (CIE). The usage of these markers is close to the role of inherent meaning of the verb and also the interaction between the verb and other function of syntactic such as subject, object, adverbial and complement. Thus, even though the aspect and akrionsart (kind of action) come from different category, but both is related to each other.
The result of data analysis based on marker aspect reveals the imperfective aspects in Mandarin language classified into progressive aspect, continuative aspect and progressive-continuative aspect. Most of the markers of the imperfective aspect appear with state verb, achievement verb, activity verb, and series verb. The type of situation that might appear in sentence which has imperfective aspect, are directed, self-contained, and complex. In addition, another different thing in Mandarin language is that in the sentence that has imperfective aspect, particularly continuative aspect with the marker -the (s ), might reveal the situation -actional that describes states, habits, and characterizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Pangestuti
"Dilihat dari segi semantis, pola 就要... 了 jiuyao... le dan 快要... 了 kuaiyao... le memiliki makna yang mirip dan sama-sama digunakan untuk menerangkan suatu peristiwa yang akan terjadi. Penelitian ini bertujuan membahas tipe peristiwa yang terdapat dalam pola 就要... 了 jiuyao... le dan 快要... 了 kuaiyao... le serta perbedaan tipe peristiwa di antara kedua pola tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan dalam menganalisis dan mengklasifikasikan tipe peristiwa adalah teori medan makna ranah peristiwa (events) yang dikemukakan oleh Nida (1975). Sumber data berupa 21 artikel pada portal berita daring RRT (Republik Rakyat Tiongkok). 4 tipe peristiwa terdapat dalam kedua pola ini, yaitu kegiatan kompleks, fisiologis, intelektual dan gerakan, sedangkan 4 tipe peristiwa lainnya hanya terdapat dalam satu pola yaitu meliputi peristiwa emosi, fisika/alamiah, tumbukan, dan kendali. Peristiwa emosi dan kendali hanya terdapat dalam pola 就要... 了jiuyao... le, sedangkan peristiwa fisika/alamiah dan tumbukan hanya terdapat dalam pola 快要... 了kuaiyao... le. Perbedaan tipe peristiwa yang muncul dalam kedua pola terletak pada konteks peristiwa, berkaitan dengan harapan atau keinginan atau berkaitan dengan individu atau orang banyak.

Viewed from a semantic aspect, 就要...了 jiuyao... le and 快要... 了 kuaiyao... le patterns have similar meanings and both are used to explain an event that is going to occur. This research aims to examine the types of events in 就要...了 jiuyao... le and 快要... 了 kuaiyao... le patterns and the differences types of events between this two patterns. The method used in this research is qualitative method. The theory used to analyze and classify the types of events is the events domains of semantic domains theory proposed by Nida (1975). The data source is 21 articles on the PRC (Peoples Republic of China) online news portal. There are 4 types of events in both patterns, namely complex activities, physiological, intellectual and movement events, while 4 other types of events are only in one pattern, emotive, physical, impact, and control events. Emotive and control events are only found in the 就要... 了 jiuyao...le pattern, whereas the physical and impact events are only in the 快要... 了 kuaiyao... le pattern. The difference on the type of events in both of patterns is due to contextual aspects, either related to expectations or desires or related to individual or people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
495.18 CHI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015
495.5 HER b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PT Pustaka Obor Indonesia, 2021
495.1 BEL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>