Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153361 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitti Khottimmah
"Bayi prematur rentan mengalami gangguan perkembangan akibat ketidaksiapan organ tubuh saat lahir seperti gangguan perkembangan sensorik auditori dan gangguang stabilitas fisiologis. Salah satu terapi yang dapat mendukung perkembangan bayi prematur adalah Mother Voice Therapy (MVT). Tujuan penelitian untuk menggambarkan pelaksanaan MVT pada bayi prematur di ruang perawatan neonatal RSUD Cibinong. Desain penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MVT memberikan dampak positif terhadap stabilitas tanda vital bayi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa MVT merupakan terapi sederhana namun efektif yang dapat diimplementasikan dalam perawatan bayi prematur di ruang neonatal. Diharapkan MVT dapat menjadi bagian dari standar intervensi keperawatan neonatal ke depan.

Preterm infants are vulnerable to developmental delays due to the immaturity of their organ systems at birth, particularly in areas such as auditory sensory development and physiological stability. One therapeutic intervention that may support the development of preterm infants is Mother Voice Therapy (MVT). This study aimed to describe the implementation of MVT in preterm infants admitted to the neonatal care unit at Cibinong Regional General Hospital. A descriptive research design with a quantitative approach was employed. The results indicated that MVT had a positive impact on the stabilization of vital signs in preterm infants. The findings suggest that MVT is a simple yet effective therapy that can be integrated into neonatal care practices. It is expected that MVT will be adopted as part of standard nursing interventions in neonatal care in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anafrin Yugistyowati
"Kelahiran bayi prematur dan perawatan di ruang rawat intensif neonatus
merupakan peristiwa yang menyebabkan sumber stres pada orang tua khususnya
ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
mengenai pengalaman ibu selama perawatan masa awal kehidupan bayi prematur
di ruang rawat intensif neonatus RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi ini pada delapan partisipan. Analisis data menggunakan metode Colaizzi dan menghasilkan tujuh tema penelitian, yaitu: reaksi ibu, proses berduka, dampak perawatan bayi prematur, koping diri ibu, upaya ibu untuk meningkatkan hubungan kelekatan (bonding attachment), dukungan terhadap ibu, dan harapan selama perawatan bayi prematur.

The birth and treatment of premature infants in the neonatal intensive care unit is the event that makes it the source of stress to parents especially the mother. This study aims to gain a deeper understanding of the experience of mother during the early life of premature infants in the neonatal intensive care unit of Dr. Soeradji
Tirtonegoro Central Hospital, Klaten. This qualitative research design with phenomenology approach took eight participants. The data analysis uses Colaizzi method and produced seven research themes, namely: the mothers? reaction, the grieving process, the impact of premature infant care, mother?s self ?coping efforts, the mothers? attempts to improve the close and attached relationship (bonding attachment), the support for the mother, and expectations for the care of premature infants.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31825
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suni Hariati
"Bayi prematur sering mengalami masalah akibat hipotermi dan berat badan rendah. Disinilah perawat anak berperan dalam memberikan stimulasi untuk mencegah terjadinya komplikasi, kecacatan, dan kematian bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan berat badan dan suhu tubuh melalui terapi musik sebagai salah satu stimulasi dalam keperawatan anak. Desain penelitian menggunakan quasi-experimental pada 30 bayi prematur stabil. Musik diputar selama 30 menit/hari dalam 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan berat badan yang signifikan pada hari ke-2, ke-4 dan total (P value 0,031; 0,030; dan 0,002). Terdapat perbedaan peningkatan suhu tubuh yang signifikan pada hari I, II, dan III (P value 0,006; 0,002; dan 0,002). Terdapat pula pengaruh APGAR menit 1 pada peningkatan berat badan. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan terapi musik dalam penanganan bayi prematur di ruang perinatologi.
Premature babies often experience of low body weight and hypothermic problem. This is where nurses play a role in stimulating the child to prevent complications, disability, and infant mortality.This research purposed to know increases weight body and temperature by music therapy as a babies stimulation in pediatric nursing. Research Design use quasi-experimental on 30 stabilize premature babies. Music turned around during 30 minute / day in 3 day. Result of research show there is difference of body weight increase which is significant on second, fourth and total day (P Value 0,031; 0,030; and 0,002). There are difference of body temperature increase which is significant on I, II, and III ( P Value 0,006; 0,002; and 0,002). There are also first minute APGAR influence at body weight increase. This research recommend to use music therapy in premature baby in perinatology room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41461
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"[ABSTRAK
Bayi prematur dapat mengalami hambatan kenaikan berat badan yang disebabkan oleh usia gestasi, penyakit penyerta, dan pengalaman nyeri atau stres. Hambatan kenaikan berat badan dapat diatasi dengan asuhan keperawatan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi prematur. Asuhan keperawatan dengan Model Konservasi Levine telah digunakan pada aplikasi praktik residensi di Ruang Neonatus Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dalam menganalisis kenaikan berat badan bayi prematur pada lima kasus terpilih mulai dari Bulan Maret-Mei tahun 2015. Analisis kasus didapatkan dari tahap pengkajian, tropikognosis, hipotesis, intervensi, dan evaluasi. Tropikognosis yang telah teridentifikasi yaitu risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Intervensi telah dilakukan berdasarkan prinsip konservasi dan hasil evaluasinya yaitu bayi prematur mengalami kenaikan berat badan dengan konservasi energi. Kenaikan berat badan pada bayi prematur menunjukkan keberhasilan dari penerapan asuhan keperawatan berbasis Model Konservasi Levine.

ABSTRACT
The preterm infant can has an obstacle of increasing weight which is caused by gestational age, health problems which followed and pain/ stress experience. The obstacle of increasing weight can be handled with giving nursing care in proper nutrition needs. Nursing care with Levine?s Conservation Model has been applied in residence practice application in neonates wards Cipto Mangunkusumo hospital to analyze increasing weight of preterm infant in five selected cases start from March until May 2015. Case analyze is founded from assessment, trophicognosis, hypothesis, intervention, and evaluation. Trophicognosis which identified was disturbance risk in fullfil nutrition needs. Intervention were done based on conservation principle and the result of evaluation that preterm infant has increasing weight with energy conservation. Increasing weight in preterm infant showed a successful application of nursing care based on Levine?s Conservation Model. ;The preterm infant can has an obstacle of increasing weight which is caused by gestational age, health problems which followed and pain/ stress experience. The obstacle of increasing weight can be handled with giving nursing care in proper nutrition needs. Nursing care with Levine?s Conservation Model has been applied in residence practice application in neonates wards Cipto Mangunkusumo hospital to analyze increasing weight of preterm infant in five selected cases start from March until May 2015. Case analyze is founded from assessment, trophicognosis, hypothesis, intervention, and evaluation. Trophicognosis which identified was disturbance risk in fullfil nutrition needs. Intervention were done based on conservation principle and the result of evaluation that preterm infant has increasing weight with energy conservation. Increasing weight in preterm infant showed a successful application of nursing care based on Levine?s Conservation Model. , The preterm infant can has an obstacle of increasing weight which is caused by gestational age, health problems which followed and pain/ stress experience. The obstacle of increasing weight can be handled with giving nursing care in proper nutrition needs. Nursing care with Levine’s Conservation Model has been applied in residence practice application in neonates wards Cipto Mangunkusumo hospital to analyze increasing weight of preterm infant in five selected cases start from March until May 2015. Case analyze is founded from assessment, trophicognosis, hypothesis, intervention, and evaluation. Trophicognosis which identified was disturbance risk in fullfil nutrition needs. Intervention were done based on conservation principle and the result of evaluation that preterm infant has increasing weight with energy conservation. Increasing weight in preterm infant showed a successful application of nursing care based on Levine’s Conservation Model. ]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Permanasari
"Bayi prematur lahir dengan berbagai permasalahan kesehatan dan membutuhkan perawatan khusus yang dapat menyebabkan kecemasan dan stres orang tua. Kualitas asuhan keperawatan yang bermutu dengan menerapkan asuhan perkembangan dapat dinilai dengan kepuasan orang tua. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan penerapan asuhan perkembangan yang dipersepsikan oleh perawat dengan kepuasan orang tua bayi prematur di ruang neonatus. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional ini menggunakan sampel berjumlah 52 perawat dan 52 orang tua bayi prematur. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan pearson.
Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang bermaksna antara penerapan asuhan perkembangan dengan kepuasan orang tua bayi prematur (p value <0,001, p<0,05). Penerapan asuhan perkembangan yang baik dapat meningkatkan kualitas perawatan terhadap bayi dan juga meningkatkan kepuasan orang tua. Asuhan perkembangan perlu diterapkan di ruang neonatus sebagai upaya meningkatkan asuhan keperawatan pada bayi dan kepuasan orang tua.

Premature infants born with several of health problems and needs special care can cause anxiety and stress of parents. A qualified nursing care by implementing developmental care can be assessed through parent satisfaction of premature infants. This study aims to recognize the relationship of developmental care application perceived by nurse with parental satisfaction of premature infants in neonatus care unit. This quantitative study used cross sectional design. The sample included 52 neonatus nurses and 52 parents of premature infants used consecutive sampling method. Data were collected using a questioners and analyzed using Pearson.
The analysis results show that there is significant relationship between developmental care applications with parent satisfaction of premature infants (p value=<0,001, p<0,05). The application of developmental care in premature infants may improve the quality of care and increase parens satisfaction. Developmental care need to be implemented as an effort to improve nursing care of infants and parents satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Raihani
"kelahiran prematur merupakan kelahiran dengan usia gestasi sebelum 37 minggu. Angka kelahiran prematur terus meningkat secara global selama dua dekade terakhir. Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur, yang merupakan lebih dari 1 dari setiap 10 bayi, dan hampir 1 juta anak meninggal akibat komplikasi yang terkait dengan kelahiran prematur. Persalinan prematur menghambat pasokan nutrisi melewati plasenta yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga bayi prematur juga berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka akan makanan oral hal ini juga disebabkan koordinasi fungsi menghisap, dan fungsi menelan pada bayi prematur masih rentan. Sering kali kita jumpai bayi prematur terpasang selang orogastric dikarenakan fungsi menghisap dan menelan belum sempurna namun penggunaan selang orogastric untuk nutrisi optimal dalam jangka waktu yang lama tidak dianjurkan. Untuk meningkatkan efektifitas pemberian makan oral pada bayi prematur dapat diberikan rangsangan motorik seperti premature infant oral motor intervention (PIOMI) yang terdiri dari berbagai stimulasi oral dan dapat membantu bayi mengembangkan menghisap atau sucking. PIOMI dilakukan selama dua kali sehari berturut-berturut selama perawatan bayi dengan durasi Tindakan selama lima menit. Hasil evaluasi menunjukkan PIOMI efektif dalam meningkatkan refleks hhisap dan menelan bayi sehingga bayi menunjukkan kesiapan minum asi peroral. Pengukurannya dilakukan melaui penilaian skor Premature Oral Feeding readiness Asessment Scale (POFRAS) dan didapatkan peningkatan skor tiap harinya. PIOMI mampu meningkatkan kesiapan makan/ minum bayi dari enteral ke oral setelah PIOMI dilakukan secara rutin.

Premature birth is any birth before 37 weeks. Preterm birth rates have continued to increase globally over the past two decades. Each year, approximately 15 million babies are born prematurely, which is more than 1 in every 10 babies, and nearly 1 million children die from complications related to premature birth. Premature birth hampers the supply of nutrients through the placenta which is important for the growth and development of the fetus so that premature babies also struggle to fulfill their basic life needs for oral food. This is also due to the coordination of sucking and swallowing functions in premature babies who are still vulnerable. We often find premature babies with orogastric tubes installed because their sucking and swallowing functions are not yet perfect, but the use of orogastric tubes for optimal nutrition for long periods of time is not recommended. To increase the effectiveness of oral feeding in premature babies, motor stimulation can be given, such as premature baby oral motor intervention (PIOMI), which consists of various oral stimulations and can help babies develop sucking or sucking. PIOMI is performed twice a day in a row during baby care with a duration of five minutes. The evaluation results show that PIOMI is effective in improving the baby's sucking and swallowing reflexes so that the baby shows readiness to drink breast milk orally. The measurement was carried out by assessing the Premature Oral Feeding Readiness Assessment Scale (POFRAS) score and an increase in the score was obtained every day. PIOMI is able to increase the baby's readiness to eat/drink from enteral to oral after PIOMI is carried out routinely. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Devi Oktarina
"Salah satu masalah yang dialami bayi prematur yaitu hipotermia dan dapatberdampak pada kematian bayi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penggunaan lampu sorot dan PMK terhadap suhu tubuh bayi prematur di ruang Peristi RSUD Dr. Soesilo Slawi. Desain penelian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experiment dengan pre-post test without control grup design pada 14 bayi prematur dengan teknik consecutive sampling. Analisis data menggunakan paired t test. Penelitian menujukkan adanya perbedaan yang bermakna antara selisih rerata suhu tubuh pada intervensi lampu sorot dan PMK yaitu pada intervensi lampu sorot 0,11°C dan intervensi PMK yaitu 0,65°C sehingga dapat disimpulkan PMK lebih efektif dalam meningkatkan suhu dibandingkan lampu sorot. Berdasarkan hasil ini maka PMK dapat direkomendasikan menjadi salah satu alternatif asuhan keperawatan dalam mengatasi suhu tubuh pada bayi prematur.

One of the problems experienced by premature infant is hipothermia may have an impact on mortality. This study aimsed to analyze the effectiveness of the incandescent lamps and KangarooMother Care for the body temperature in premature infant. The study was quasi experimental with pre-post test without control group design consisted of 14 premature infants taken by consecutive sampling. Analysis result using paired t test showes significant difference in mean body temperature of incandescent lamps is 0,11 ° C and intervention KMC is 0.65 ° C so that it can be concluded KMC is more effective to increased the body temperature than incandescent lamps. Recommendation for the nursing care is KMC can be an alternative for nursing care in dealing with body temperature in preterm infants.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Wulan
"Ruam popok merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air terhadap derajat ruam popok pada bayi prematur. Desain menggunakan uji acak terkontrol dengan pendekatan pre dan post test pada 40 responden dengan simple random sampling (n1=n2=20). Kelompok intervensi diberikan perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air dan kelompok kontrol diberikan perawatan perianal dengan menggunakan kapas dan air. Perlakuan perawatan perianal dilakukan selama 4 hari. Penilaian kondisi kulit perianal dilakukan dengan menilai derajat ruam popok menggunakan Scoring System for Diaper Dermatitis Scale. Meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan perbedaan signifikan skor ruam popok antara kedua kelompok (p>0,01), perawatan perianal dengan menggunakan tisu basah berbahan dasar air cenderung lebih efektif dalam mempertahankan skor ruam popok setelah hari ketiga perlakuan. Pengamatan dengan waktu lebih lama dan jumlah sampel lebih besar dapat dilakukan untuk menilai pengaruh perawatan perianal terhadap skor ruam popok.

Effect of perianal care using water-based wet wipes to degrees of diaper rash in premature infant. Diaper rash is a problem that often occurs in premature infants. This study aims to determine the effect of perianal care by using water-based wet wipes on the degree of diaper rash in premature infants. The design uses randomized controlled trials with a pre and post test approach on 40 respondents with simple random sampling (n1 = n2 = 20). The intervention group was given perianal care using water-based wet wipes and the control group was given perianal treatment using cotton and water. Perianal treatment is carried out for 4 days. Assessment of perianal skin conditions was carried out by assessing the degree of diaper rash using the Scoring System for Diaper Dermatitis Scale. Although the results showed no significant differences in diaper dermatitis scores between the two groups were found (p> 0.01), perianal treatment using water-based wet wipes more effective in preventing the occurrence of diaper rash in premature infants. Longer time observations and larger sample sizes can be done to assess the effect of perianal care on diaper rash scores.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Khaerunnisa Pratiwi
"Hiperbilirubinemia adalah kondisi klinis umum yang sering terjadi pada bayi baru lahir akibat peningkatan kadar bilirubin serum dalam darah ≥5 mg/dL, ditandai dengan gejala ikterik. Intervensi utama untuk menurunkan kadar bilirubin serum adalah penggunaan fototerapi yang dikombinasikan dengan terapi adjuvan seperti field massage therapy. Studi kasus ini melibatkan tiga bayi dengan usia gestasi masing-masing 35 minggu, 40 minggu, dan 38 minggu yang mengalami ikterik neonatus pada 48-72 jam setelah kelahiran dan memerlukan fototerapi. Dua kelompok bayi diberikan terapi pijat yang dikombinasikan dengan fototerapi, sementara satu kelompok hanya mendapatkan fototerapi tanpa pijat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi pijat, yang dilakukan dua kali sehari selama 10-15 menit, dapat mengurangi durasi fototerapi, menurunkan intensitas ikterik pada kulit bayi, meningkatkan frekuensi buang air besar, dan meningkatkan asupan oral. Berdasarkan hasil ini, diharapkan terapi pijat dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai terapi komplementer rutin dalam asuhan keperawatan pada ikterik neonatus.

Hyperbilirubinemia is a common clinical condition often observed in newborns due to elevated serum bilirubin levels (≥5 mg/dL), characterized by jaundice. The primary intervention to reduce serum bilirubin levels is phototherapy, often combined with adjuvant therapies such as field massage therapy. This case study involved three infants with gestational ages of 35 weeks, 40 weeks, and 38 weeks, respectively, who developed neonatal jaundice 48–72 hours after birth and required phototherapy. Two groups of infants received massage therapy combined with phototherapy, while one group received only phototherapy without massage intervention. The results indicate that massage therapy, administered twice daily for 10–15 minutes, can reduce phototherapy duration, decrease jaundice intensity on the infant's skin, increase defecation frequency, and improve oral intake. These findings suggest that infant massage therapy could be developed as a complementary routine therapy in nursing care for neonatal jaundice. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Julianti
"Kesulitan menyusu merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi prematur. Tujuan dari studi kasus ini adalah melakukan analisis optimalisasi pemenuhan kebutuhan nutrisi oral pada bayi prematur melalui edukasi perencanaan pulang pada orang tua dengan pendekatan Teori Konservasi Levine. Lima kasus terpilih menunjukkan terjadi masalah keperawatan defisit nutrisi dan menyusui tida efektif. Pendekatan Teori Konservasi Levine dilakukan dengan menggunakan prinsip konservasi energi, konservasi integritas struktural, konservasi integritas personal, dan konservasi integritas sosial.
Hasil pemberian asuhan keperawatan menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan ibu menyusui bayi meningkat sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dan meningkatkan berat badan bayi melalui edukasi perencanaan pulang. Perawat dapat menjadikan intervensi tersebut sebagai standar prosedur operasional pada bayi prematur yang mengalami kesulitan menyusu.

Having difficulty in breastfeeding is a common problem on premature infants. The purpose of this study is to analyze the optimization of the oral fulfillment of nutritional needs in premature infants through discharge planning education for the parents using Levine rsquo s Conservation Theory. Five chosen cases shows the occurrences of nutritional deficit nursing problems. Levine rsquo s Conversation Theory approach is done using energy conservation principle, structural integrity conservation, personal integrity conservation, and social integrity conservation.
The research result from the intervention of discharge planning education with Levine rsquo s Conservation Theory could improve the mothers rsquo knowledge and skills so that the fulfillment of nutritional needs of the infants fulfilled and also increasing the infants rsquo weight. Nurse could make the intervention as a standard procedure for premature infants who experienced breastfeeding difficulty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>