Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Basit
"Studi ini mengeksplorasi penciptaan sensor inovatif berbasis elektrokhemiluminesensi (ECL) yang ditujukan untuk mendeteksi hidrogen peroksida (H₂O₂) pada elektroda titanium dioksida nanotube-aray (TiO2NTs). Elektroda TiO₂NTs disiapkan dengan oksidasi anodik pelat titanium menggunakan 0,3% (b/b) amonium fluorida dalam larutan etilen glikol 98% dan 2% air berdasarkan volume, menggunakan platinum dan baja tahan karat (elektroda lawan), diikuti dengan pemanasan film TiO₂NT yang dihasilkan pada 450°C selama 2 jam untuk memfasilitasi kristalisasi anatase. TiO2NT yang dianil dikarakterisasi dan menunjukkan bahwa TiO₂NT yang dikembangkan pada baja tahan karat menunjukkan tatanan struktural yang lebih unggul dibandingkan dengan yang dikembangkan pada platinum. Voltametri siklik mengungkapkan bahwa elektroda baja TiO₂NT menunjukkan luas permukaan elektroaktif yang lebih besar, sehingga meningkatkan kinerja elektrokimianya dibandingkan dengan TiO₂NT-Pt. Film TiO₂NT yang telah disiapkan dirakit sebagai elektroda kerja, dengan mengubah elektroda kerja pada elektroda sablon komersial. Elektroda yang diubah digunakan dalam identifikasi H₂O₂ melalui elektrokhemiluminesensi luminol, yang ditempelkan pada permukaan TiO₂NT. Setelah eksitasi pada -0,6 V (vs. Ag/AgCl), oksidasi elektrokimia luminol menghasilkan sinyal ECL, yang selanjutnya diperkuat oleh konsentrasi H₂O₂, yang menghasilkan pembentukan radikal oksigen (O₂•‒) yang memfasilitasi oksidasi luminol. Penyesuaian cermat beberapa parameter, seperti pH, konsentrasi luminol, durasi anodisasi, dan laju pemindaian, menghasilkan peningkatan sensitivitas dan reproduktifitas. Elektroda baja SPE-TiO₂NT menunjukkan respons ECL linear terhadap konsentrasi hidrogen peroksida (H₂O₂) yang berkisar dari 10 µM hingga 1000 µM. Kurva kalibrasi direpresentasikan oleh persamaan y = 0,0037[H₂O₂] + 0,2000, yang menunjukkan koefisien korelasi tinggi R² = 0,99. Sensor mencapai batas deteksi (LOD) sebesar 23,57 µM dan batas kuantifikasi (LOQ) sebesar 78,5 µM, dan menunjukkan reproduktifitas yang luar biasa dengan deviasi standar relatif (RSD) sebesar 2,03% (n=3). Pemeriksaan empiris terhadap air keran yang dicampur dengan spikula menunjukkan tingkat pemulihan berkisar antara 92,92% hingga 98,50%, disertai dengan nilai %RSD yang masing-masing tetap di bawah 3,12% dan 2,22%. Hasilnya menunjukkan bahwa sensor yang dikembangkan dapat digunakan untuk analisis lingkungan dan klinis praktis.
Dalam studi lain, sensor yang dikembangkan beroperasi menggunakan elektrokhemiluminesensi (ECL) luminol pada elektroda karbon cetak saring (SPCE) untuk menentukan insektisida karbamat isoprokarb. Luminol digunakan sebagai probe luminesensi yang diimobilisasi pada permukaan SPCE. Permukaan SPCE menawarkan konduktivitas dan mobilitas yang sangat baik untuk reaksi redoks elektrokimia luminol. Luminol 0,3 V menghasilkan sinyal ECL yang lemah karena oksidasi elektrokimia luminol pada permukaan SPCE pada potensial eksitasi. Sinyal ECL yang lemah diperkuat beberapa kali dengan menambahkan ko-reaktan, H2O2 yang menghasilkan radikula O2•‒ untuk meningkatkan oksidasi elektrokimia luminol. Di sisi lain, isoprokarb mengurangi sinyal ECL luminol. Penurunan intensitas ECL luminol yang disebabkan oleh isoprokarb digunakan sebagai alat analisis untuk menentukan keberadaan insektisida isoprokarb. Untuk mencapai hasil yang sangat tepat dan akurat, berbagai faktor kimia (waktu kontak, pH, laju pemindaian, dan konsentrasi ko-reaktan) dioptimalkan. Intensitas ECL luminol menurun secara linier dengan meningkatnya konsentrasi isoprokarb dalam kisaran 6 hingga 150 nM. Persamaan regresi adalahy = 0,0606x - 9,37 dengan nilai R2 = 0,99. Sensor yang dikembangkan memberikan batas deteksi yang lebih rendah (5.1 nM) dan kuantifikasi (15 nM), menghasilkan hasil yang lebih sensitif dibandingkan dengan sensor listrik dan non-listrik lainnya. Sensor yang dikembangkan menunjukkan selektivitas tinggi terhadap isoprokarb dengan adanya analit interferensi lainnya (asam folat, D-glukosa, asam L-askorbat, MgSO4, dan Na2SO4, karbaril, klorpyrifos), dengan nilai %RSD di bawah 5%. Selain itu, stabilitas yang luar biasa pada 7 pengukuran pada hari yang berbeda dicatat, dengan %RSD sebesar 2%, menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan memiliki potensi signifikan untuk mendeteksi isoprokarb secara akurat.

This study explores into the creation of an innovative electrochemiluminescence (ECL)-based sensor aimed at detecting hydrogen peroxide (H₂O₂) at titanium dioxide nanotubes-aray (TiO2NTs) electrodes. TiO₂NTs electrode were prepared by anodic oxidation of titanium plates using 0.3% (w/w) ammonium fluoride in 98% ethylene glycol solution and 2% water by volume, employing platinum and stainless steel (counter electrodes), followed by annealing the resulting TiO₂NT films at 450°C for 2 hours to facilitate anatase crystallization. The annealed TiO2NT were characterized and demonstrated that TiO₂NT developed on stainless steel displayed superior structural ordering in comparison to those developed on platinum. Cyclic voltammetry revealed that the TiO₂NT-steel electrode exhibited a greater electroactive surface area, thereby improving its electrochemical performance in comparison to TiO₂NT-Pt. The prepared TiO₂NT films were assembly as the working electrode, by altering the working electrode in the commercial screen-printed electrodes. The altered electrodes were utilized in the identification of H₂O₂ through the electrochemiluminescence of luminol, which was affixed to the TiO₂NT surface. Upon excitation at -0.6 V (vs. Ag/AgCl), the electrochemical oxidation of luminol produced ECL signals, which were subsequently amplified by H₂O₂ concentration, resulting in the formation of oxygen radicals (O₂•‒) that facilitated the oxidation of luminol. The meticulous adjustment of several parameters, such as pH, luminol concentration, anodization duration, and scan rate, resulted in enhanced sensitivity and reproducibility. The SPE-TiO₂NT-steel electrode demonstrated a linear ECL response to hydrogen peroxide (H₂O₂) concentrations spanning from 10 µM to 1000 µM. The calibration curve is represented by the equation y = 0.0037[H₂O₂] + 0.2000, exhibiting a high correlation coefficient of R² = 0.9910. The sensor attained a detection limit (LOD) of 23.57 µM and a quantification limit (LOQ) of 117.84 µM, and showcasing remarkable reproducibility with a relative standard deviation (RSD) of 2.03% (n=3). The empirical examination of spiked tap water revealed recovery rates ranging from 92.92% to 98.50%, accompanied by %RSD values that remained below 3.12% and 2.22% respectively. The results indicated that the developed sensor could be used for practical environmental and clinical analysis.
In another study a sensor developed that operates using electrochemiluminescence (ECL) of luminol on a screen-printed carbon electrode (SPCE) to determine the carbamate insecticide isoprocarb. Luminol was used as a luminescence prob that is immobilized at the surface of SPCE. The SPCE surface offers excellent conductivity and mobility for the electrochemical redox reaction of luminol. A 0.2 V, luminol generated a weak ECL signal due to luminol electrochemical oxidation at the surface of SPCE upon excitation potential. The weak ECL signal was amplified multiple times by adding a co-reactant, H2O2 that generated O2• radicles to enhance the electrochemical oxidation of luminol. On the other hand, isoprocarb reduces the ECL signal of luminol. The decrease in the ECL intensity of luminol caused by isoprocarb was used as an analytical tool for determining the presence of the isoprocarb insecticide. To achieve highly precise and accurate results, various chemical factors (contact time, pH, scan rate, and concentration of co-reactant) were optimized. The ECL intensity of luminol decreases linearly with the increasing concentration of isoprocarb in the range of 3 to 150 nM. The regression equation is y = -0.0606x + 9.3751 with R2 value of 0.9945. The developed sensor provides a lower limit of detection (2.374 nM) and quantification (7.193 nM), yielding more sensitive results compared to other electrical and non-electrical sensors. The developed sensor showed high selectivity towards isoprocarb in the presence of other interference analytes (folic acid, D-glucose, L-ascorbic acid, MgSO4, and Na2SO4), with a %RSD value below 5%. Moreover, a remarkable stability across 5 measurements on different days was noted, with %RSD of 2%, indicating that the developed instrument holds significant potential for the accurate detection of isoprocarb.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Rizky Aina
"Nikotin merupakan sebuah senyawa alkaloid alami yang ditemukan di daun tembakau dan sering digunakan sebagai komponen utama pada rokok dan vape. Sifat nikotin yang adiktif mendorong pengguna rokok untuk terus menerus menggunakannya walaupun rokok membawa banyak zat berbahaya pada tubuh manusia. Alat untuk mendeteksi dan menghitung kadar nikotin masih memerlukan biaya yang tinggi dan perangkat yang kompleks. Dalam penelitian ini dibuat sensor elektrokimia nikotin berbasis elektroda pasta karbon modifikasi seng oksida dan MWCNT. Sensor ini memanfaatkan sifat konduktivitas MWCNT dan ZnO untuk meningkatkan kinerja sensor. Sistem yang digunakan untuk reaksi elektrokimia adalah three system electrode dengan platinum sebagai counter electrode, Ag/AgCl sebagai reference electrode, dan elektroda yang difabrikasi sebagai working elektrode. Seng oksida dibuat menggunakan metode solochemical dan karakterisasi menggunakan XRD dan SEM-EDX, ZnO yang dihasilkan memiliki diameter rata-rata 23,24 nm. Performa sensor diuji kedalam larutan PBS 0,1M pH 7 dengan nikotin. Hasil pengukuran menggunakan CV menunjukan LOD bernilai 2570 μM, jangkauan linear di 25 - 125 mM, sensitivitas bernilai 0,1186 μA mM-1 cm-2, reprodusibilitas 1,983 %, perulangan 1,012%, dan stabilitas di 90,28% setelah satu minggu. Sensor elektrokimia menunjukan potensi untuk dikembangkan dan memberikan hasil yang cukup menjanjikan.

Nicotine is a natural alkaloid compound found in tobacco leaves and is commonly used as a main component in cigarettes and vapes. The addictive nature of nicotine encourages users to keep consuming it, even though cigarettes contain many harmful substances to the human body. Devices for detecting and measuring nicotine levels are still expensive and require complex instruments. In this study, an electrochemical nicotine sensor was developed based on a carbon paste electrode modified with zinc oxide (ZnO) and multi-walled carbon nanotubes (MWCNT). This sensor utilizes the conductive properties of MWCNT and ZnO to enhance its performance. The electrochemical reaction system used was a three-electrode system, with platinum as the counter electrode, Ag/AgCl as the reference electrode, and the fabricated electrode as the working electrode. Zinc oxide was synthesized using the solochemical method and characterized using XRD and SEM-EDX, with the resulting ZnO having an average diameter of 23.24 nm. The sensor’s performance was tested in a 0.1 M PBS solution at pH 7 containing nicotine. Measurement results using cyclic voltammetry (CV) showed a limit of detection (LOD) of 2570 µM, a linear range of 25–125 mM, a sensitivity of 0.1186 µA mM⁻¹ cm⁻², a reproducibility of 1.983%, a repeatability of 1.012%, and a stability of 90.28% after one week. The electrochemical sensor demonstrated potential for further development and provided promising results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Fitriani
"Reduksi elektrokimia gas CO2 dengan menggunakan elektroda Cu pada larutan elektrolit anorganik NaHCO3 dan buffer fosfat telah dilakukan. Metode elektrolisis arus tetap dilakukan pada 36mA dengan rentang potensial berkisar dari -6 V sampai -10 V. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan GC-TCD dan GC-FID setelah elektrolisis selama 30 menit. CH4(g) dan C2H5OH(l) dihasilkan pada percobaan kali ini. Distribusi produk reduksi gas CO2 bergantung pada komposisi dan konsentrasi larutan elektrolit yang digunakan dimana CH4(g) cenderung terbentuk pada NaHCO3 pekat sedangkan C2H5OH(l) cenderung terbentuk pada NaHCO3 encer. Selektivitas produk juga dipengaruhi oleh ketersediaan hidrogen atau proton pada permukaan elektroda yang dikontrol oleh pH dekat elektroda. Pada pH asam, reduksi H+ (Hydrogen Evolution) lebih dominan terjadi pada permukaan elektroda sedangkan pada pH basa sumber hidrogen untuk reduksi gas CO2 cenderung terbatas. pH optimum untuk reduksi gas CO2 adalah pH 7. Efisiensi faraday tertinggi pada reduksi CO2 ini adalah 48.94 % dimana efisiensi faraday ini sangat dipengaruhi oleh preparasi larutan elektrolit, elektroda dan juga transfer masa.

Electrochemical reduction of CO2(g) at Cu electrode in aqueous inorganic electrolytes (NaHCO3 and phosphate buffer) was studied. Constant current electrolysis were conducted at 36 mA with potential range from -6 V to -10 V. The electrolysis products were analysed by GC-TCD and GC-FID after 30 minutes electrolysis. CH4(g) and EtOH(l) were produced at ambient temperatures. The product distribution from CO2(g) depended strongly on the composition and concentration of electrolytes employed. The formation of CH4(g) was favoured in concentrated NaHCO3 whereas EtOH(l) is preferentially produced in dilute NaHCO3. The product selectivity depended on the availability of hydrogen or proton on the surface, which is controlled by pH at electrode. In acidic solution, the reduction of H+ (Hydrogen evolution) preferentially occurred whereas in basic solution, hydrogen availability is limited. The optimum condition for CO2(g) reduction is at pH 7. The highest Faradaic efficiency of CO2(g) reduction in this measurement was 49.6%. Faradaic efficiency was greatly affected by the preparation of electrolyte, the kind of electrodes and the mass transport."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1393
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfianda Dwi Rahmawati
"Ion logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat dengan efek toksisitas dan racun yang tinggi terhadap mahluk hidup yang banyak ditemukan dalam limbah industri cat dan pipa timbal. Penumpukan timbal dapat menyebabkan gangguan ginjal, tekanan darah tinggi maupun kerusakan otak dan penumpukan tembaga menyebabkan kerusakan pada hati dan menyebabkan kanker. Ion logam tersebut dapat dideteksi menggunakan Screen Printed Electrode (SPE.) Metode ini tergolong sederhana, ukurannya yang kecil, sampel sedikit, murah, efektif dan banyak digunakan dengan batas deteksi yang rendah. Elektroda kerja pada SPE dimodifikasi menggunakan nanopartikel Au-TA-DNS dengan metode dropping untuk mendeteksi keberadaan ion logam berat timbal (Pb) dan tembaga (Cu). Adanya atom N dengan elektron bebas pada Dansylhydrazine (DNS) dapat digunakan untuk berikatan dengan ion logam. Pengukuran dilakukan dengan metode Anodic Stripping Voltammetry (ASV) pada rentang potensial - 1,3 V s/d + 0,4 V. Hasil pengukuran menggunakan metode ASV memperlihatkan puncak oksidasi. Respon arus terhadap larutan logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) pada elektroda kerja termodifikasi nanopartikel Au-TA-DNS menunjukkan linearitas yang baik dimana nilai linearitas masing – masing logam 0,9467 dan 0,967 pada rentang kosentrasi 1 – 100ppb. Hal ini menunjukkan bahwa elektroda kerja yang dimodifikasi nanopartikel Au- TA-DNS dapat digunakan sebagai elektroda kerja menggantikan elektroda karbo pada SPE dengan meningkatkan sensitivitas.

Lead (Pb) and copper (Cu) metal ions are a type of heavy metal with high toxicity and toxic effects on living creatures which are often found in lead paint and pipe industrial waste. A buildup of lead can cause kidney problems, high blood pressure or brain damage and a buildup of copper causes damage to the liver and causes cancer. These metal ions can be detected using a Screen Print Electrode (SPE). This method is relatively simple, small in size, small in sample, cheap, effective and widely used with a low detection limit. The working electrode on the SPE was modified using Au-TA-DNS nanoparticles with a drop-casting method to detect the presence of heavy metal ions lead (Pb) and copper (Cu). The presence of an N atom with free electrons in Dansylhydrazine (DNS) can be used to bind with metal ions. Measurements were carried out using the Anodic Stripping Voltammetry (ASV) method at a potential range of - 1.3 V to + 0.4 V. The results of measurements using the ASV method show oxidation peaks. The current response to the metal solution of lead (Pb) and copper (Cu) on the Au-TA-DNS nanoparticle modified working electrode shows good linearity where the linearity value for each metal is 0.9467 and 0.967 in the concentration range 1 – 100ppb. This shows that the Au-TA-DNS nanoparticle modified working electrode can be used as a working electrode to replace the carbon electrode in SPE by increasing sensitivity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhlir Rahman Aufar Al-Fatah
"Electrochemiluminescence (ECL) luminol pada elektroda cetak karbon (SPCE) dikembangkan untuk mengetahui konsentrasi asam folat pada brokoli sebagai sampel sayuran hijau. Kehadiran H2O2 sebagai ko-reaktan meningkatkan intensitas ECL luminol, namun ketika asam folat dimasukkan ke sensor yang diusulkan, terjadi penurunan intensitas ECL. Tren penurunannya linier terhadap intensitas ECL luminol-H2O2 pada konsentrasi 10-6-0,003 mol/L, dengan sensitivitas 0,0237 a.u. µM-1 cm-2 serta batas deteksi dan batas kuantifikasi masing-masing sebesar 0,017 µM dan 0,051 µM. Selanjutnya sensor yang diusulkan berhasil memiliki selektivitas yang baik terhadap Mg+, Na+, glukosa, dan asam glutamat, yang menunjukkan bahwa sensor dapat bekerja maksimal pada sampel sayur brokoli. Selain itu, dari analisis sampel nyata brokoli dapat ditunjukkan bahwa %recovery yang diperoleh berkisar antara 103,8—118,62%, sehingga dapat digunakan untuk deteksi sampel sebenarnya. Analisis kinerja sensor ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan metode elektrokimia dan ECL umum lainnya, kinerja analitis ditemukan lebih baik dan menunjukkan bahwa sensor yang diusulkan menunjukkan kemampuan yang menjanjikan.

Electrochemiluminescence (ECL) of luminol at screen-printed carbon electrode (SPCE) was developed to determine the concentration of folic acid in broccoli as green vegetable sample. The presence of H2O2 as co-reactant increases the ECL intensity of luminol, however, when folic acid is introduced to the proposed sensor, there is a decrease in the ECL intensity. The decreasing trend was linear to the ECL intensity of luminol-H2O2 in the concentration of 10-6-0.003 mol/L, with a sensitivity of 0.0237 a.u. µM-1 cm-2 and the detection limit and quantification limit of 0.017 µM and 0.051 µM, respectively. Furthermore, the proposed sensor has succeeded in good selectivity towards Mg+, Na+, glucose, and glutamic acid, which indicates that the sensor can work optimally on environmental samples. Moreover, from real samples analysis of broccoli it can be shown that the %recovery obtained in the range of 103,8—118,62%, suggesting that it can be used for actual sample detection. Analysis of the performance of this sensor shows that compared to other common electrochemical and ECL methods, the analytical performance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayyid Arkaan
"Penggunaan teofilin sebagai salah satu obat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang digunakan secara massal di seluruh dunia menjadi perhatian khusus bagi tenaga medis dalam memantau konsentrasinya dalam tubuh pasien. Dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas monitoring atau deteksi teofilin, telah dilakukan pembuatan atau modifikasi elektroda dengan penyangga karbon yang dideposisi dengan bubuk borondoped diamond (BDD) dan film TiO2 NT. Pada penelitian ini dilakukan sintesis TiO2 nanotube (NT) berfasa anatase melalui metode anodisasi. Film TiO2 NT dideposisikan pada BDD yang telah terdeposisi diatas elektroda karbon (karbon-BDD/TiO2 NT). Modifikasi ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari luas permukaan TiO2 NT yang besar dan BDD yang memiliki konduktivitas serta potential-window yang lebar, sehingga dapat meningkatkan performa dari kinerja sensor. Pada penelitian ini dilakukan berbagai pengujian terhadap elektroda karbon-BDD/TiO2 NT, yaitu penentuan luas permukaan elektroaktif, penentuan rasio arus signal-to-background (S/B), optimasi pH, penentuan linearitas dan LoD sebelum dikemas diatas SPCE. Elektroda karbon- BDD/TiO2 NT memiliki nilai S/B sebesar 1,1454 dengan pH optimum pada pH 3, serta nilai LoD dan LoQ sebesar 137,41 μM dan 458,05 μM dengan linearitas konsentrasi 80- 200 μM. Sementara itu sensitivitas, %recovery, dan %RSD karbon-BDD/TiO2 NT dalam mendeteksi teofilin, baik secara linearitas dan di dalam artificial urine adalah 0,0218; 113,37% ; dan 2,15%.

The use of theophylline as one of the widely used drug for chronic obstructive pulmonary disease (COPD) worldwide has become a concern for healthcare professionals in monitoring its concentration in the patient's body. To increase the efficiency and effectiveness of theophylline monitoring or detection, electrodes have been made or modified with carbon supports deposited with boron-doped diamond (BDD) powder and TiO2 NT film. In this research, TiO2 nanotubes (NT) in the anatase phase were synthesized using the anodization method. TiO2 NT film is deposited on BDD which has been deposited on a carbon electrode (carbon-BDD/TiO2 NT). This modification was carried out to take advantage of the large surface area of TiO2 NT and BDD which has wide conductivity and potential-window, to improve the performance of the sensor. In this research, various tests were carried out on carbon-BDD/TiO2 NT electrodes such as determining the electroactive surface area, determining signal-to-background current ratio (S/B), optimizing pH, and determining linearity and LoD before being further modified on SPCE. The carbon-BDD/TiO2 NT electrode has an S/B value of 1.1454 with an optimum pH of pH 3. The LoD and LoQ values are 137.41 μM and 458.05 μM with a concentration linearity of 80-200 μM. Meanwhile the sensitivity, %recovery, and %RSD of carbon-BDD/TiO2 NT in detecting theophylline, both linearly and in artificial urine was 0.0218; 113.37% ; and 2.15%, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini Rahmawati
"Sebuah elektroda mini dengan volume analit kecil sekitar 30 μL difabrikasi dengan menggunakan elektroda Boron-doped Diamond (BDD) sebagai elektroda kerja. Elektroda tersebut mempunyai luas permukaan sebesar 0,3 cm2 diukur dengan menggunakan persamaan Randles-sevcick dan dapat digunakan sebagai sel dalam pengukuran ECL dengan diamatinya sinyal ECL pada penggunaan PMT sebesar 3 V. Sistem ECL menggunakan luminol dalam Na2CO3 pada elektroda BDD telah dipelajari sebelumnya oleh Rais (2019). Pada penelitian ini luminol dalam Na2CO3 dipelajari lebih lanjut dan digunakan untuk menentukan konsentrasi karbonat maupun CO2 dalam sampel yaitu sebesar 11,63 mM untuk air karbonasi rasa lemon, 7,98 mM untuk air berkarbonasi biasa, serta 5,67 mM untuk CO2 jenuh dalam larutan. Mengacu pada hasil luminol dalam Na2CO3 tersebut, elektroda mini tersebut dipelajari sebagai sel elektrokimia pada sistem ECL menggunakan luminol dalam Na2CO3 dan memiliki ketahanan yang baik setelah 90 hari pemakaian.

A mini electrode with a small volume of analytes around 30 μL is fabricated using Boron-doped Diamond (BDD) electrode as a working electrode. The electrode has a surface active area of 0.3 cm2 measured by Randles-sevcick equation and can be used as a cell in ECL measurements as ECL signals can be observed. ECL systems using luminol in Na2CO3 on BDD electrodes have been studied previously by Rais (2019). In this study, luminol in Na2CO3 was further studied to determine carbonate and CO2 concentrations in the sample, which was 11.63 mM for lemon flavored carbonation water, 7.98 m for ordinary carbonated water, and 5.67 m for saturated CO2 in solution. Referring to the results of luminol in Na2CO3, the mini electrode was studied as electrochemical cells in the ECL system using luminol in Na2CO3 and has good durability after 90 days of use.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junjunan Muhammad Syukur
"Deteksi hidrogen peroksida (H2O2) berhasil dikembangkan dengan metode luminol electrochemiluminescence (ECL) pada permukaan screen-printed carbon electrode (SPCE) yang dimodifikasi dengan partikel emas. ECL luminol diperoleh dari  oksidasi luminol menghasilkan spesies 3-aminoftalat tereksitasi yang kemudian berelaksasi dengan memancarkan intensitas cahaya. H2O2 bertindak sebagai ko-reaktan pada ECL luminol karena hasil oksidasi elektrokimia H2O2 pada permukaan elektroda menghasilkan radikal hidroksil (OH•), yang dapat meningkatkan oksidasi luminol dan akibatnya meningkatkan sinyal ECL luminol. Modifikasi dengan partikel emas di permukaan SPCE dilakukan karena partikel emas memiliki kelebihan yaitu; luas permukaan yang besar, konduktivitas yang sangat baik, dan aktivitas katalitik yang baik terhadap oksidasi H2O2 untuk menghasilkan radikal hidroksil (OH•) yang distabilkan oleh interaksi pertukaran elektron parsial. Teknik voltametri siklik yang digunakan untuk menghasilkan oksidasi H2O2 dan oksidasi luminol yang menghasilkan ECL menunjukkan hubungan linear (R2 = 0,9995) pada rentang konsentrasi H2O2 0,5 µM hingga 200 µM. Sensor yang dikembangkan menunjukkan hasil performa yang baik dengan batas deteksi sebesar 4,78 µM, dan dapat digunakan untuk mendeteksi sampel H2O2 dalam matriks susu dan air keran.

Hydrogen peroxide (H2O2) detection was successfully developed by electrochemiluminescence (ECL) luminol method at a screen-printed carbon electrode modified with gold nanoparticles (AuNPs-SPCE). The ECL detection mechanism follows the oxidation of H2O2 to hydroxyl radicals (OH•) acting as a co-reactant to increase the ECL signal by inducing oxidized luminol to produce an excited species of 3-aminophthalate then relaxes and emits a luminous intensity on the electrode surface. AuNPs was deposited to SPCE due to feature high surface area, excellent conductivity, and good catalytic activity towards H2O2 oxidation to produce hydroxyl radicals (OH•) which stabilized by partial electron exchange interactions. Cyclic voltammetry (CV) technique was used for the ECL measurements which showed liner relationship (R2 = 0.9995) in the range 0.5 to 200 µM of H2O2 concentrations. The developed sensor showed a good perform with an estimated detection limit of 4.78 µM, and applicable for real sample detection of H2O2 in milk and tap water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Respati Kevin Prama Dewandaru
"Penelitian ini mempelajari elektroreduksi karbon dioksida CO2 pada permukaan boron-doped diamond BDD termodifikasi iridium Ir-BDD . BDD diketahui sebagai suatu kandidat yang menarik untuk aplikasi dalam proses elektroreduksi CO2 karena dilaporkan memiliki kestabilan yang tinggi dan kemampuan menghasilkan radikal bebas dengan persen hasil yang tinggi. Modifikasi elektroda BDD dilakukan dengan teknik kronoamperometri pada potensial reduksi 0,60 V vs. Ag/AgCl menggunakan larutan K2IrCl6 dalam H2SO4. Karakterisasi dilakukan menggunakan instrument X-Ray Photoelectron Spectroscopy XPS , Scanning Electron Microscopy SEM, dan Raman Spektroskopi. Teknik kronoamperometri juga digunakan untuk proses elektroreduksi CO2 dalam sel elektrokimia yang memiliki dua kompartemen yang dipisahkan oleh membran Nafion. Potensial reduksi yang digunakan adalah -1.5 V dan -2.5 V vs. Ag/AgCl. Karakterisasi hasil elektroreduksi CO2 yang dilakukan dengan menggunakan High Performance Liquid Cromatograph HPLC dan Gas Chromatography GC. Perbandingan dengan elektroda BDD, Ir-BDD, dan BDD termodifikasi IrO2 IrO2-BDD menunjukkan bahwa Ir-BDD dan BDD menghasilkan asam format, sedangkan IrO2-BDD menghasilkan asam asetat.

This research studied about electroreduction carbodioxide CO2 at the surface of boron doped diamond BDD modified by iridium Ir BDD. BDD is known as an attractive candidate for applications in the electroreduction of CO2 due to its high stability and its ability to produce radicals in high percent yields. Modification of BDD was performed using chronoamperometry method in a solution of K2IrCl6 in H2SO4 at the potensial of reduction of 0.60 V vs. Ag AgCl. Characterization was performed by X Ray Photoelectron Spectroscopy XPS, Scanning Electron Microscopy SEM, and Raman Spectroscopy. Chronoamperometry technique was also employed for the electroreduction process of CO2 using an electrochemical cell with 2 compartments separated by a Nafion membrane. The reduction potentials of 1.5 V and 2.5 V vs. Ag AgCl were applied. The results of electroreduction process of CO2 were characterized by High Performance Liquid Cromatography HPLC and Gas Chromatography GC. Comparison of Ir BDD with BDD and BDD modified by iridium oxide IrO2 BDD suggested that Ir BDD and BDD produced formic acid, while IrO2 BDD produced acetic acid. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Hisyam Farhansyah
"ABSTRAK
Pencegahan selalu lebih baik dari pengobatan. Wabah penyakit sering kali terjadi karena kurangnya kepekaan manusia untuk menjaga dirinya dari penyakit. Kurangnya alat yang praktis dan akurat pun merupakan salah satu penyebab terjadinya wabah. Perangkat diagnosis penyakit yang mahal dan metode pendeteksian yang rumit membuat masyarakat pada daerah terpencil sulit mendapatkan kejelasan mengenai kesehatannya serta lingkungannya. Atas dasar hal tersebut, fabrikasi sensor penyakit dibutuhkan. Metode fabrikasi yang paling praktis, murah, dan mudah menjadi landasan penelitian ini. Teknologi cetak sablon untuk fabrikasi elektroda dan sirkuit kelistrikan sudah umum dilakukan. Akan tetapi mesin pencetak yang mahal dan sulit didapat kembali menjadi hambatan. Ide penelitian ini adalah meneliti deviasi dimensi fabrikasi serta kelayakan elektroda sensor yang difabrikasi menggunakan metode cetak sablon konvensional dengan harapan fabrikasi sensor medis dapat dilakukan dengan mudah.

ABSTRACT
Prevention act is always better than treatment. Low awareness in term of disease prevention eases virus or bacteria to attack human body. Lack of practical and accurate detection system also make certain kind of diseases rise into surface. Costly diagnostic devices put more pressure onto society to get them medically checked frequently. Based on that idea, a simple fabrication technique for fabricating the electrochemical detector is needed. Those characteristics of fabrication method is the main topic for this research. Screen printing method for fabricating electrodes and electrical circuits are now common throughout the world. Still, a screen printing machine isn rsquo t cheap. Therefore, this research had been conducted with the intention to test whether conventional screen printing technique is able to fabricate a good quality electrode. By then, electrochemical detector will be possible to be fabricated easily. Dimension deviation caused by the fabrication processes and main functional test with cyclic voltammetry will be the main study in this research."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>