Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17526 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Ayu Cinthia
"Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana generasi Z memaknai konten poverty porn di TikTok. Poverty porn merujuk pada konten yang mengeksploitasi penderitaan masyarakat miskin demi keuntungan pembuat konten. Studi-studi terdahulu mengenai poverty porn dapat dipetakan menjadi dua. Kategori pertama melihat poverty porn sebagai partisipasi sosial dengan meningkatkan kesadaran publik serta mendorong tindakan filantropis untuk membantu masyarakat miskin. Sedangkan kategori lainnya melihatnya sebagai eksploitasi yang menjual kemiskinan sebagai komoditas visual untuk keuntungan pihak tertentu. Sejalan dengan studi-studi kategori pertama, penelitian ini menemukan bahwa generasi Z memaknai poverty porn sebagai bentuk partisipasi sosial yang dilakukan oleh pembuat konten untuk membantu masyarakat miskin. Melalui pendekatan etnografi digital terhadap penonton dan pembuat poverty porn di TikTok, terungkap bahwa tindakan memberi atensi (views, likes, komentar), berbagi konten, bahkan mendukung pembuat konten dimaknai sebagai bentuk partisipasi yang dianggap “cukup” dalam membantu masyarakat miskin. Bagi Generasi Z, keterlibatan emosional dan digital ini memberi rasa partisipasi meskipun tidak diwujudkan dalam bentuk aksi langsung serta mendorong mereka untuk terus mengkonsumsi poverty porn. Dengan menggunakan kerangka teori kristalisasi dari Wohn dan Bowe (2014), penelitian ini menunjukkan bahwa pemaknaan generasi Z terhadap poverty porn terbentuk melalui proses yang tidak linier, melainkan melalui tujuh tahapan yang saling beririsan dan berlangsung secara simultan yaitu paparan berulang, intervensi algoritma, jejaring sosial digital, validasi sosial, penurunan daya kritis, pembentukan makna kolektif, dan akhirnya realitas yang terkristalisasi. Temuan dari penelitian ini menyoroti bagaimana sistem media digital, algoritma, serta lingkungan sosial daring memainkan peran penting dalam membentuk pemaknaan generasi Z terhadap konten yang problematik seperti poverty porn.

This study explores how Generation Z interprets poverty porn content on TikTok. Poverty porn refers to content that exploits the suffering of impoverished communities for the benefit of content creators. Previous studies on poverty porn can be categorized into two perspectives. The first views poverty porn as a form of social participation that raises public awareness and encourages philanthropic actions to support the poor. In contrast, the second perspective considers it a form of exploitation that commodifies poverty for the gain of certain parties. Aligning with the first category, this study finds that Generation Z tends to perceive poverty porn as an act of social participation carried out by content creators to help those in need.Through a digital ethnographic approach involving viewers and creators of poverty porn on TikTok, the study reveals that actions such as giving attention (views, likes, comments), sharing content, and supporting creators are seen as “sufficient” forms of participation in helping the poor. For Generation Z, emotional and digital engagement provides a sense of involvement, even without direct action, which sustains their consumption of poverty porn.Using the theoretical framework of crystallization proposed by Wohn and Bowe (2014), this study shows that the meaning-making process is not linear but unfolds through seven overlapping and simultaneous stages: repeated exposure, algorithmic intervention, digital social networking, social validation, decline in critical thinking, collective meaning formation, and ultimately, crystallization of meaning into perceived social reality. These findings highlight how digital media systems, algorithms, and online social environments play a crucial role in shaping Generation Z’s understanding of ethically problematic content such as poverty porn."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Maharani Kelvin
"Adopsi dan penggunaan TikTok telah merajalela di berbagai sektor, termasuk dalam pencarian destinasi kuliner, di mana platform ini menjadi alat penting bagi penggemar kuliner dan pelaku bisnis. Dengan tren eksplorasi kuliner yang beralih dari metode konvensional ke digital, tantangan dan peluang muncul bagi individu dan bisnis dalam industri ini. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan aplikasi TikTok untuk menemukan destinasi kuliner menjadi krusial dalam lanskap yang dinamis ini. Studi ini bertujuan untuk menjelajahi faktor-faktor tersebut di Indonesia dengan menggunakan Model Penerimaan Teknologi (TAM) dan teknik PLS-SEM, melibatkan 253 responden. Temuan penelitian menyoroti pentingnya perceived usefulness, perceived ease-of-use, hedonic motivation, perceived value, dan attitude dalam mendorong penggunaan TikTok untuk tujuan kuliner di Indonesia. Kontribusi studi ini terletak pada pemahaman yang diperdalam tentang penggunaan TikTok dalam pemasaran wisata kuliner dan keputusan konsumen di era digital, memberikan panduan berharga bagi para pemasar untuk mengoptimalkan strategi pemasaran mereka menggunakan short-form video platform ini.

Adoption and usage of TikTok have proliferated across various sectors, including culinary destination exploration, where the platform serves as a pivotal tool for culinary enthusiasts and businesses alike. With the shift in culinary exploration trends from conventional to digital methods, challenges and opportunities arise for individuals and businesses in this industry. Understanding the factors influencing the acceptance of TikTok applications for culinary destination discovery is crucial in this dynamic landscape. This study aims to explore these factors in Indonesia using the Technology Acceptance Model (TAM) and Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) techniques, involving 253 respondents. Research findings underscore the importance of perceived usefulness, perceived ease-of-use, hedonic motivation, perceived value, and attitude in driving TikTok usage for culinary purposes in Indonesia. The contribution of this study lies in deepening the understanding of TikTok usage in culinary tourism marketing and consumer decision-making in the digital era, providing valuable insights for marketers to optimize their marketing strategies using this short-form video platform."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefany Aura Susanto
"Peningkatan tren belanja online dari platform livestream shopping semakin meningkat semenjak terjadinya pandemi COVID-19. Penelitian ini membahas terkait pengaruh dari inspirasi pelanggan terhadap intensi engagement dalam interaksi antara streamer dan viewer yang fokus pada platform livestream shopping TikTok Shop. Data dikumpulkan dari 300 responden warga negara Indonesia usia 18 hingga 34 tahun yang pernah melakukan pembelian saat menonton livestream shopping TikTokShop. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dianalisis dengan metode partial least square - structural equation modeling (PLS-SEM) melalui perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa content diagnosticity, vicarious expression, source credibility, social presence, dan telepresence memiliki pengaruh positif secara signifikan pada inspired-by state. Kemudian inspired-by state memiliki pengaruh positif secara signifikan pada inspired-to state. Selanjutnya, inspired-to state memiliki pengaruh positif secara signifikan pada intentions to engage in livestream shopping.

The popularity of online shopping through livestream shopping platforms has grown rapidly since the COVID-19 pandemic. This research looks at how customer inspiration affects their intention to engage in livestream shopping, focusing on TikTok Shop. Data was collected from 300 Indonesian citizens respondents aged 18 to 34 who had made a purchase while watching TikTok Shop livestreams. The research uses a quantitative approach and analyzes the data with Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) using SmartPLS 4 software. The research findings show that factors such as content diagnosticity, vicarious expression, source credibility, social presence, and telepresence all have a significantly positive impact on the inspired-by state. Then, the inspired-by state has a significantly positive impact on the inspired-to state. Furthermore, the inspired-to state also has a significantly positive impact on the intentions to engage in livestream shopping."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiya Nisa, examiner
"Fenomena sugar relationship semakin dikenali oleh masyarakat karena ramainya situs yang menyediakan bentuk kencan tersebut dan menjadi tren di berbagai media sosial, khususnya TikTok. Para sugar baby sebagai aktor dalam hubungan tersebut membagikan penawaran, transaksi, dan kegiatan yang dilakukan dengan sugar daddy. Tren tersebut kemudian diadaptasi oleh para pengguna perempuan TikTok lainnya dalam unggahan video tentang hubungan kencan atau pernikahan mereka. Unggahan tersebut disertai dengan suntingan video yang unik agar para pasangan terlihat lebih tua seperti sugar daddy. Adaptasi tren meminimalisir stereotip negatif terkait sugar relationship sebagai hubungan transaksional yang dikaitkan dengan prostitusi. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual secara kualitatif dan pendekatan posfeminsime untuk menganalisis latarbelakang, fitur, caption, lagu, jumlah pengguna yang menonton dan menyukai video sugar relationship di TikTok. Korpus penelitian dibatasi pada dua jenis video, yaitu unggahan sugar baby dan adaptasi oleh para pengguna perempuan lainnya yang bukan merupakan sugar baby melalui penelusuran audio dan tagar yang berkaitan dengan sugar relationship. Temuan penelitian menunjukkan subjektivitas para sugar baby dan pengguna perempuan TikTok melalui pemaknaan sugar relationship sebagai hubungan otentik dibandingkan hubungan romantis lainnya. Selain itu, humor pada unggahan video tren tersebut juga bertujuan sebagai mekanisme pertahanan dalam menanggapi ambiguitas dan kerentanan pemaknaan sugar relationship.

Due to the high amounts of websites that provide this type of dating, as well as the fact that it has grown popular on several social media platforms, particularly TikTok, the public is becoming more and more aware of the phenomenon of sugar relationship. As participants in the relationship, the sugar babyexchange offers, transctions, and activities with the sugar daddy. Later, more female TikTok users followed the trend by uploading video about their dating or marriage relationships. The upload includes a special video edit that makes the couple appear older and sugar-daddy-like. Negative preconceptions about sugar relationshipas transactional relationshipconnected to prostitution are minimized by trend adaption. The background, features, captions, music, and the amount of viewers who watch and like sugar relationship videos on TikTok are all examined in this study using a qualitative textual analysis method and a postfeminism perspective. The research corpus is restricted to videos published by sugar babies and modifications made by female users who are not sugar babies using hashtags and audio searches about sugar relationships. By defining sugar relationships as real partnerships compared to other romantic relationships, the research findings highlight the subjectivity of sugar babies and female TikTok users. The popular video upload's humor also acts as a defense mechanism against the ambiguity and precariousness of the idea of sugar relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Ayu Saura Nandita
"Media sosial adalah bagian dari kehidupan sebagian besar orang. Maka dari itu, banyak penelitian tertarik pada hubungan antata penggunaan media sosial dan kesejahteraan penggunanya. Namun, sedikit penelitian yang telah fokus pada TikTok, platform media sosial yang relatif baru. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara penggunaan Tiktok dengan perilaku perbandingan sosial dan kepuasan tubuh. Survei yang dilakukan oleh 381 pengguna TikTok menunjukan bahwa konsumsi TikTok berkorelasi positif dengan perbandingan sosial dan berkorelasi negatif dengan kepuasan tubuh. Ini mengindikasi bahwa pengguna TikTok harus lebih berhati-hati dengan konsumsi TikTok karena dapat menurunkan kesejahteraan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan desain kuasi-eksperimental untuk menentukan kausalitas penggunaan TikTok terhadap perbandingan sosial dan kepuasan tubuh. Selain itu, studi berikutnya dapat mengeksplorasi jenis konten TikTok yang dapat menjelaskan perbandingan sosial dan kepuasan tubuh.

Social media is a part of most people's lives. Thus, studies have taken an interest in the relationship between social media usage and its users' well-being. However, not much has focused on TikTok, a newly emerging social media platform. This study aims to explore the relationship between TikTok consumption with social comparison and body satisfaction. A survey of 381 TikTok users showed that TikTok consumption correlated positively with social comparison and negatively with body satisfaction. This implies that users should be more careful with their TikTok consumption as it may lower their well-being. Future studies should use a quasi-experimental design to further confirm the causality direction of TikTok usage to social comparison and body satisfaction. Furthermore, future studies can also explore which content type from TikTok can better explain social comparison and body satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amino Military Remedika
"TikTok adalah platform tempat pengguna dapat menunjukkan kreativitas mereka, terhubung dengan orang lain, dan menikmati konten yang menghibur dan informatif. Penelitian ini mengeksplorasi potensi hubungan antara penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri. Kami menggunakan survei yang didistribusikan secara luas di lingkungan keluarga dan sosial kepada mahasiswa universitas. Survei ini melibatkan 381 peserta, termasuk 217 perempuan, 152 laki-laki, sepuluh individu non-biner, dan dua lainnya. Peserta akan ditanya tentang penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri mereka. Penggunaan TikTok diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale yang dikembangkan oleh Rosen et al. Body Image Satisfaction Scale yang dikembangkan Alsaker digunakan untuk menilai kepuasan pada tubuh, sedangkan harga diri dinilai menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penemuan menunjukkan bahwa penggunaan TikTok berhubungan dengan penurunan kepuasan pada tubuh dan tingkat harga diri. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan TikTokdapat memengaruhi citra tubuh dan harga diri, namun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan antara variabel-variabel tersebut.

TikTok is a platform where users can showcase their creativity, connect with others, and enjoy entertaining and informative content. This study explored the potential link between TikTok, body satisfaction, and self-esteem. We used a survey distributed widely within the university cohort’s familial and social circles. This survey included 381 participants, including 217 females, 152 males, 10 non-binary individuals, and two others. Participants were asked about their TikTok use, body satisfaction, and self-esteem. TikTok consumption was gauged using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale developed by Rosen et al. Alsaker’s Body Image Satisfaction Scale was used to assess body satisfaction, while self-esteem was measured using the Rosenberg Self-Esteem Scale. Results indicate that TikTok use is connected to lower body satisfaction and self-esteem levels. These findings suggest that TikTok use may impact body image and self-esteem, but more research is needed to understand the relationship between these variables fully."
Depok: Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Idi Subandy Ibrahim
"Penelitian ini adalah kajian kritis yang memfokuskan pada bagaimana dua media berita lokal yang berpengaruh di Jawa Barat, yakni Harian Umum Pikiran Rakyat dan Harian Pagi Tribun Jabar, memposisikan isu-isu kemiskinan dalam liputan pemberitaannya dengan pola-pola representasi berita yang sesuai dalam konteks media liberal dan industri budaya media yang penuh persaingan. Melalui lensa Teori Pemosisian Sosial (Social Positioning Theory) yang menekankan pada bagaimana aktor wacana mengembangkan sudut pandang untuk memposisikan subjek dan pentingnya konteks representasi, penelitian ini menunjukkan bagaimana latar sosial budaya dan faktor-faktor ekonomi politik telah mempengaruhi lanskap media lokal (local mediascape) dan pola-pola representasi beritanya.
Menyeleksi berita-berita terkait kemiskinan di kedua media yang terbit antara Desember 2012 hingga Februari 2013, ketika berlangsung kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018, penelitian ini menemukan terdapat 266 kisah berita yang merepresentasikan orang miskin dan isu-isu kemiskinan; yakni 175 (65, 79%) kisah berita kemiskinan di HU Pikiran Rakyat dan 91 (34, 21%) kisah berita kemiskinan di Harian Pagi Tribun Jabar.
Kajian ini berkesimpulan bahwa proses eksklusi orang miskin yang berlangsung di dunia nyata juga tergambar di halaman media. Hal ini disebabkan pandangan-pandangan konvensional tentang kemiskinan yang masih hidup dan terus dikukuhkan dalam praktek jurnalisme yang berorientasi sudut pandang dominan, dan oleh kekuatan ekonomi politik, termasuk iklan yang mempengaruhi posisi berita dan teks kemiskinan dalam representasi beritanya. Dengan menekankan pola-pola representasi dominan-hegemonik, media memperkuat ideologi konsensus yang menekankan kemiskinan sebagai objek bantuan dan memperteguh sudut pandang yang melihat kemiskinan dari sudut masalah dan angka-angka sehingga membatasi representasi berita pada sisi kualitas manusia.
Meski penelitian ini menemukan representasi dominan-hegemonik dengan pola-pola representasi yang menekankan pada sumber-sumber resmi, namun jurnalis lokal sebagai agen sosial dan aktor wacana juga punya ideologinya sendiri yang memungkinkan mereka mengembangkan representasi berita alternatif sebagai ?representasi hegemoni-tandingan? (?counter-hegemonic representation?) yang memberi ruang pluralisme pandangan dan suara orang miskin Penelitian ini mengusulkan media berita perlu menugaskan ?jurnalis kemiskinan? yang empatik dan sensitif gender serta menggunakan sudut pandang ?dari dalam atau dari bawah?. Penelitian ini bisa berkontribusi secara teoretik dalam memberikan pijakan bagi kajian representasi simbolik, khususnya berita kemiskinan dan kelompok marjinal, dan mengkontekstualkan Teori Pemosisian Sosial dalam kajian komunikasi yang bersandar pada data empirik dan berpijak pada dua landasan teoretik yang koheren untuk mempertemukan perspektif ekonomi politik kritis dan kajian budaya kritis dan menempatkannya dalam kajian media sebagai bagian dari industri budaya.

This research is a critical research which focuses on how two influential local news media in West Java, namely Pikiran Rakyat and Tribun Jabar, place the poverty issues in their coverage with appropriate news representation patterns in a context of liberal media and competitive media culture industry. Through the lens of Social Positioning Theory which emphasizes on how discourse actors develop a point of view to place the subject and the importance in understanding representations context, this research shows how the background of socio-cultural and political economic factors have influenced local media landscape (local mediascape) and the news representation patterns it develops.
Selecting news stories related with poverty in the two media which are published between December 2012 to February 2013, the time span for campaigns of West Java?s Governor and Vice Governor election for the 2013-2018 period, this research finds that there are 266 news stories which represent the poor and poverty issues; namely 175 (65.79%) poverty news stories in Pikiran Rakyat and 91 (34.21%) poverty news stories in Tribun Jabar. This research also proves previous studies in other countries that the quantity of poverty news is drastically increasing on the days before election, namely 70 (26.32%) in December 2012, 75 (28.30%) in January 2013, and in February 2013 (the election month) it has increased to 121 (45.49%) news stories.
This research concludes that the exclusion process or marginalization of the poor which is occurring in the real world also shows up in the pages and in media text. This is caused by conventional views on poverty which still live and keeps on strengthened in the journalism practices with dominant point of view oriented, and also by political economic and capital powers, including advertisements which influence the location and position of the news and poverty texts in the news representations.
By emphasizing dominant-hegemonic representation patterns, news media strengthen consensus ideology which emphasizes poverty as helping object and strengthen the point of view observing povertyfrom the point of view of problems and numbers therefore it limits the news representations range which emphasizes on human?s quality by observing poverty as daily life experience of the poor which is very complex and distinctive to each individual. Such representations strengthen the ?dehumanization? face of poverty.
Although this research finds dominant-hegemonic representation with representation patterns emphasizing the official sources, this research also finds alternative representation significantly. Journalists as social agent and discourse actors also develop alternative news representations against or contravene with the dominant-hegemonic representation. In the more commercialized media setting, journalists develop alternative representation as the ?counter-hegemonic representation? which opens the space for the development of view pluralism and for the voice of the poor with various issues.
This research suggests that news media needs to appoint poverty journalist or news reporter or a kind of emphatic and gender sensitive ?poverty journalist? and which is able to utilize ?from inside or from below? point of view. This research can contribute theoretically in giving the footsteps to news representation studies, especially poverty news and marginal groups, and contextualizing the Social Positioning Theory in communication study which relies on empirical data and stands on two coherent theoretical basis to integrate critical political economic perspective with critical cultural study and place them in media studies as part of cultural industries."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafil Ramadhan Trisarjono
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi dan tantangan yang dihadapi oleh radio Jak FM dalam memanfaatkan TikTok untuk meningkatkan jumlah pendengar Generasi Z. TikTok dipilih karena relevansinya yang tinggi dengan preferensi konsumsi media digital dari Generasi Z. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, melalui wawancara mendalam dengan informan internal Jak FM dan audiens Generasi Z, observasi langsung terhadap akun TikTok @jak101fm, serta analisis dokumen dari tim riset Mahaka Radio Integra (MARI) dan Jak FM. Penelitian ini mengadopsi beberapa kerangka teori utama, termasuk Uses and Gratifications Theory, Digital Transformation, Social Media Marketing, dan Content Marketing, untuk menginterpretasikan temuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi radio Jak FM dalam memanfaatkan TikTok berhasil meningkatkan jumlah pendengar Generasi Z. Perencanaan yang berbasis data melalui riset, brainstorming & diskusi, penjadwalan konten, serta melakukan evaluasi pada akhir pelaksanaan membantu Jak FM menghasilkan konten yang relevan dengan preferensi Generasi Z. Pada tahap pelaksanaan, elemen-elemen seperti relevansi konten, nilai hiburan, daya tarik, dan nilai tambah memainkan peran krusial dalam menjangkau dan mempertahankan perhatian audiens Generasi Z. Distribusi konten seperti waktu posting, perangkat yang digunakan, pemanfaatan fitur platform, dan kolaborasi juga penting karena memungkinkan perluasan dan ketepatan jangkauan, meningkatkan kecepatan produksi konten, menciptakan jalur interaksi baru, dan menjembatani kesenjangan antara media tradisional dan kebutuhan konsumsi media digital audiens. Namun, tantangan tetap ada, termasuk dalam meningkatkan kemampuan internal, menarik perhatian audiens yang dinamis, membangun interaksi yang lebih aktif, serta mengukur konversi audiens TikTok menjadi pendengar siaran on-air. Temuan ini menegaskan relevansi teori Uses and Gratifications dalam memahami perilaku konsumsi media Generasi Z, sekaligus memberikan bukti empiris tentang pentingnya transformasi digital dan pemasaran media sosial dalam strategi kontemporer industri radio.

This study aims to analyze the strategies and challenges faced by Jak FM radio in utilizing TikTok to increase its Generation Z audience. TikTok was chosen due to its high relevance to the digital media consumption preferences of Generation Z. The research employs a qualitative approach, utilizing in-depth interviews with internal Jak FM informants and Generation Z audiences, direct observation of the @jak101fm TikTok account, and document analysis from the research team at Mahaka Radio Integra (MARI) and Jak FM. The study adopts several key theoretical frameworks, including Uses and Gratifications Theory, Digital Transformation, Social Media Marketing, and Content Marketing, to interpret its findings. The findings reveal that Jak FM’s strategy in leveraging TikTok has successfully increased its Generation Z audience. Data-driven planning through research, brainstorming and discussions, content scheduling, and post-implementation evaluation have enabled Jak FM to create content relevant to Generation Z preferences. During execution, elements such as content relevance, entertainment, engaging, and added value played crucial roles in capturing and maintaining the attention of Generation Z audiences. Content distribution aspects such as posting schedules, device usage, platform feature optimization, and collaborations were also significant, as they allowed for greater reach and precision, faster content production, the creation of new interaction channels, and bridging the gap between traditional media and the digital media consumption needs of the audience. However, challenges remain, including enhancing internal capabilities, capturing the attention of a dynamic audience, fostering more active interaction, and measuring the conversion of TikTok audiences into on-air radio listeners. These findings affirm the relevance of the Uses and Gratifications Theory in understanding the media consumption behavior of Generation Z while providing empirical evidence on the importance of digital transformation and social media marketing in contemporary strategies for the radio industry."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Zhafira Fadhila
"Berkembangnya sebuah tren baru untuk memanfaatkan media sosial sebagai platform jual beli mendorong pengguna media sosial untuk memberikan ulasan terkait suatu produk. Hal ini berguna untuk mempermudah masyarakat lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi review helpfulness dari ulasan produk kecantikan berbentuk short video dan live streaming pada aplikasi TikTok serta menganalisis hubungan review helpfulness terhadap purchase intention. Penelitian ini mengadopsi Information Adoption Model yang banyak digunakan peneliti dalam menjelaskan kebermanfaatan dari sebuah informasi. Penelitian ini terdiri dari dua bagian, pertama terkait dengan ulasan online dalam bentuk short video dan yang kedua terkait dengan ulasan online dalam bentuk live streaming. Analisis kuantitatif pada penelitian ini dilakukan terhadap 533 data bebas outlier pada penelitian 1 dan 342 data pada penelitian 2. Data dianalisis menggunakan pendekatan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan bantuan SmartPLS 4. Pada kedua penelitian ini ditemukan adanya pengaruh yang signifikan dari review helpfulness terhadap purchase intention. Pada penelitian 1 disimpulkan bahwa source expertise, source trustworthiness, review relevancy, review completeness, dan review popularity memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap review helpfulness dari ulasan dalam bentuk short video. Pada penelitian 2 ditemukan bahwa review helpfulness dari ulasan dalam bentuk live streaming dipengaruhi oleh source expertise, review relevancy, review completeness, dan perceived enjoyment. Dibuktikan juga adanya pengaruh signifikan dari two-way communication terhadap source trustworthiness.

The emergence of a new trend in utilizing social media as a platform for buying and selling has prompted social media users to provide reviews related to a product. This is beneficial in facilitating other consumers to obtain information about a product before deciding to purchase it. This study aims to identify the factors that influence the helpfulness of reviews of beauty products in the form of short videos and live streams on the TikTok application, as well as analyze the relationship between review helpfulness and purchase intention. The study adopts the Information Adoption Model, which researchers widely use to explain the usefulness of the information. The study consists of two parts: the first is related to online reviews in the form of short videos, and the second is related to online reviews in the form of live streaming. Quantitative analysis in this study was conducted on 533 outlier-free data in Study 1 and 342 data in Study 2. The data were analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) approach with the assistance of SmartPLS 4. Both studies found a significant influence of review helpfulness on purchase intention. In Study 1, it was concluded that source expertise, source trustworthiness, review relevancy, review completeness, and review popularity positively and significantly influence the review helpfulness of short video reviews. In Study 2, it was found that the review helpfulness of live stream reviews is influenced by source expertise, review relevancy, review completeness, and perceived enjoyment. It was also proven that there is a significant influence of two-way communication on source trustworthiness."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Sabrina
"Berkembangnya sebuah tren baru untuk memanfaatkan media sosial sebagai platform jual beli mendorong pengguna media sosial untuk memberikan ulasan terkait suatu produk. Hal ini berguna untuk mempermudah masyarakat lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi review helpfulness dari ulasan produk kecantikan berbentuk short video dan live streaming pada aplikasi TikTok serta menganalisis hubungan review helpfulness terhadap purchase intention. Penelitian ini mengadopsi Information Adoption Model yang banyak digunakan peneliti dalam menjelaskan kebermanfaatan dari sebuah informasi. Penelitian ini terdiri dari dua bagian, pertama terkait dengan ulasan online dalam bentuk short video dan yang kedua terkait dengan ulasan online dalam bentuk live streaming. Analisis kuantitatif pada penelitian ini dilakukan terhadap 533 data bebas outlier pada penelitian 1 dan 342 data pada penelitian 2. Data dianalisis menggunakan pendekatan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan bantuan SmartPLS 4. Pada kedua penelitian ini ditemukan adanya pengaruh yang signifikan dari review helpfulness terhadap purchase intention. Pada penelitian 1 disimpulkan bahwa source expertise, source trustworthiness, review relevancy, review completeness, dan review popularity memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap review helpfulness dari ulasan dalam bentuk short video. Pada penelitian 2 ditemukan bahwa review helpfulness dari ulasan dalam bentuk live streaming dipengaruhi oleh source expertise, review relevancy, review completeness, dan perceived enjoyment. Dibuktikan juga adanya pengaruh signifikan dari two-way communication terhadap source trustworthiness.

The emergence of a new trend in utilizing social media as a platform for buying and selling has prompted social media users to provide reviews related to a product. This is beneficial in facilitating other consumers to obtain information about a product before deciding to purchase it. This study aims to identify the factors that influence the helpfulness of reviews of beauty products in the form of short videos and live streams on the TikTok application, as well as analyze the relationship between review helpfulness and purchase intention. The study adopts the Information Adoption Model, which researchers widely use to explain the usefulness of the information. The study consists of two parts: the first is related to online reviews in the form of short videos, and the second is related to online reviews in the form of live streaming. Quantitative analysis in this study was conducted on 533 outlier-free data in Study 1 and 342 data in Study 2. The data were analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) approach with the assistance of SmartPLS 4. Both studies found a significant influence of review helpfulness on purchase intention. In Study 1, it was concluded that source expertise, source trustworthiness, review relevancy, review completeness, and review popularity positively and significantly influence the review helpfulness of short video reviews. In Study 2, it was found that the review helpfulness of live stream reviews is influenced by source expertise, review relevancy, review completeness, and perceived enjoyment. It was also proven that there is a significant influence of two-way communication on source trustworthiness."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>