Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jason Christopher Purnama
"Meningkatnya kebutuhan global akan teknologi penyimpanan energi yang efisien dan ramah lingkungan telah mendorong pengembangan superkapasitor sebagai alternatif baterai konvensional. Superkapasitor menawarkan keunggulan seperti daya spesifik tinggi, pengisian cepat, dan siklus hidup yang panjang. Namun, tantangan utamanya adalah meningkatkan kapasitansi spesifik elektroda agar mampu menyimpan energi lebih banyak. Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan limbah biomassa, yaitu campuran sekam padi dan ampas kopi, sebagai bahan dasar elektroda superkapasitor. Proses pirolisis dilakukan pada suhu 600°C menggunakan reaktor unggun tetap, diikuti impregnasi dengan NiO dan Fe₂O₃. Variasi rasio biomassa digunakan untuk mengoptimalkan kapasitansi elektroda. Karakterisasi material dilakukan dengan SEM-EDX untuk morfologi, XRF untuk analisis komposisi unsur, dan FTIR untuk identifikasi gugus fungsi. Pengujian kapasitansi menggunakan metode Cyclic Voltammetry menunjukkan peningkatan signifikan pada elektroda terimpregnasi dibandingkan Biochar tanpa perlakuan tambahan. Impregnasi NiO dan Fe₂O₃ berhasil meningkatkan konduktivitas listrik dan luas permukaan spesifik, sehingga berdampak pada peningkatan kapasitansi superkapasitor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variasi rasio biomassa 50:50 antara ampas kopi dan sekam padi yang telah di impregnasi oleh 15% Fe2O3 dan NiO dengan susunan asimetris menunjukan nilai kapasitansi tertinggi, yaitu 161,148 F/g pada scan rate 20mV/s, dengan nilai band gap energy sebesar 1,25eV.

The increasing global need for efficient and environmentally friendly energy storage technologies has fuelled the development of supercapacitors as an alternative to conventional batteries. Supercapacitors offer advantages such as high specific power, fast charging and long cycle life. However, the main challenge is to increase the specific capacitance of the electrodes to be able to store more energy. This research focuses on the utilisation of biomass waste, namely a mixture of rice husk and coffee grounds, as a base material for supercapacitor electrodes. The pyrolysis process was carried out at 600°C using a fixed bed reactor, followed by impregnation with NiO and Fe₂O₃. Variations in biomass ratio and activation time were used to optimise the electrode capacitance. Material characterisation was carried out by SEM-EDX for morphology, XRF for elemental composition analysis, and FTIR for functional group identification. Capacitance testing using the Cyclic Voltammetry method showed a significant increase in the impregnated electrode compared to Biochar without additional treatment. The impregnation of NiO and Fe₂O₃ successfully increased the electrical conductivity and specific surface area, resulting in an increase in supercapacitor capacitance. The results of this study show that the variation of 50:50 biomass ratio between coffee grounds and rice husk which has been impregnated by 15% Fe2O3 and NiO with asymmetric arrangement shows the highest capacitance value, which is 161.148 F/g on scan rate of 20mV/s, with a band gap energy value of 1.25eV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davina Athira Xanthi
"Sekam padi merupakan limbah yang dihasilkan dari penggilingan padi, namun kurangnya pemanfaatan dan tingginya kandungan lignin pada sekam padi membuatnya berpotensi besar untuk dimanfaatkan menjadi elektroda superkapasitor. Elektroda superkapasitor dapat menyimpan energi dalam bentuk muatan listrik yang dipisahkan oleh bahan dielektrik, serta memiliki nilai energi spesifik dan daya spesifik yang tinggi. Dalam penelitian ini, sekam padi akan diubah menjadi biochar melalui proses pirolisis dengan adanya impregnasi asam borat dan logam Fe. Pemilihan asam borat dan logam Fe dilakukan karena keduanya dapat meningkatkan karakteristik biochar, seperti perluasan permukaan dan pembentukan pori yang dapat meningkatkan kinerja superkapasitor. Penelitian ini mencakup variasi waktu aktivasi dan jumlah bahan impregnasi pada biomassa untuk memahami pengaruhnya terhadap karakteristik biochar yang dihasilkan. Kandungan asam borat dan logam Fe divariasikan sebanyak 0%, 10%, dan 15%, sementara waktu aktivasi divariasikan antara 90 menit dan 120 menit. Selain itu, dilakukan variasi konsentrasi elektrolit KOH untuk memahami pengaruhnya terhadap kinerja superkapasitor. Konsentrasi elektrolit KOH divariasikan menjadi 4 M, 5 M, dan 6 M. Hasil penelitian terbaik dari uji Cyclic Voltammetry diperoleh pada sampel AS10%-A120-6M. Ini menunjukkan bahwa waktu aktivasi selama 120 menit dan konsentrasi elektrolit sebesar 6 M dapat mempengaruhi nilai kapasitansi tertinggi yang dicapai, yaitu 198,5 F/g pada scan rate 10 mV/s. Nilai band gap energy untuk H3BO3 10% adalah 1,35 eV dan untuk Fe 10% adalah 1,55 eV. Nilai ini berada dalam rentang yang sesuai untuk superkapasitor sehingga dapat meningkatkan performa kapasitansi dengan konfigurasi asimetris.

Rice husks are waste produced from rice milling, but the lack of utilization and high lignin content in rice husks make it have great potential to be used as supercapacitor electrodes. Supercapacitor electrodes can store energy in the form of electric charges separated by a dielectric material, and have high specific energy and specific power values. In this research, rice husks will be converted into biochar through a pyrolysis process with impregnation of boric acid and Fe metal. Boric acid and Fe metal were chosen because both can improve biochar characteristics, such as surface expansion and pore formation which can improve supercapacitor performance. This research includes variations in activation time and the amount of impregnating material in the biomass to understand its effect on the characteristics of the biochar produced. The content of boric acid and Fe metal was varied by 0%, 10%, and 15%, while the activation time was varied between 90 minutes and 120 minutes. In addition, variations in KOH electrolyte concentration were carried out to understand its effect on supercapacitor performance. The KOH electrolyte concentration was varied to 4 M, 5 M, and 6 M. The best research results from the Cyclic Voltammetry test were obtained on the AS10%-A120-6M sample. This shows that an activation time of 120 minutes and an electrolyte concentration of 6 M can influence the highest capacitance value achieved, namely 198.5 F/g at a scan rate of 10 mV/s. The band gap energy value for 10% H3BO3 is 1.35 eV and for 10% Fe is 1.55 eV. This value is in the appropriate range for supercapacitors so that they can improve capacitance performance with asymmetric configurations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Betsyeba Bertameina
"Ampas tebu berpotensi besar untuk dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan biochar dari ampas tebu melalui proses pirolisis dengan impregnasi logam dan proses aktivasi untuk digunakan sebagai bahan elektroda superkapasitor. Logam natrium dan nikel dapat memperbesar luas permukaan dan membentuk pori biochar sehingga dapat menghasilkan kinerja superkapasitor yang baik. Kandungan logam natrium dan nikel divariasikan sebesar 0%, 5%, 10%, suhu pirolisis pada 450 °C, 500 °C, 550 °C, dan suhu aktivasi pada 600°C dan 700°C. Karakterisasi dengan BET untuk mengetahui luas permukaan spesifik dan ukuran pori biochar, SEM untuk mengetahui morfologi biochar, dan band gap energy untuk mengetahui sifat konduktivitas biochar. Uji kinerja superkapasitor dilakukan dengan metode cyclic voltammetry menggunakan elektrolit KOH 3 M untuk mengetahui nilai kapasitansi. Didapatkan bahwa biochar terimpregnasi logam Ni 10% yang dipirolisis pada suhu 550 °C dan diaktivasi pada suhu 700 °C merupakan sampel terbaik untuk digunakan sebagai bahan elektroda superkapasitor yang dilihat dari terksturnya berpori, luas permukaan sebesar 285,202 m2/g, band gap energy sebesar 1 eV, dan diperoleh nilai kapasitansi spesifik sebesar 103,292 F/g yang menunjukkan bahwa biochar dapat digunakan sebagai bahan elektroda superkapasitor.

Sugarcane bagasse has great potential to be used as a high-value product. This study aims to produce biochar from sugarcane bagasse through a pyrolysis process with metal impregnation and activation process to be used as a supercapacitor electrode material. Sodium and nickel metals can increase the surface area and form biochar pores so that they can produce good supercapacitor performance. The contents of sodium and nickel were varied by 0%, 5%, 10%, pyrolysis temperature at 450°C, 500°C, 550°C, and activation temperature at 600°C and 700°C. Characterization with BET to determine the specific surface area and pore size of biochar, SEM to determine the morphology of biochar, and band gap energy to determine the conductivity properties of biochar. The supercapacitor performance test was carried out using the cyclic voltammetry method using 3 M KOH electrolyte to determine the capacitance value. It was found that 10% Ni metal impregnated biochar which was pyrolyzed at 550 °C and activated at 700 °C was the best sample for use as a supercapacitor electrode material as seen from its porous texture, surface area of 285,202 m2/g, band gap energy of 1 eV, and a specific capacitance value of 103.292 F/g was obtained which indicated that biochar could be used as a supercapacitor electrode material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuraya, Arwadi
"An Electrostatic Precipitator (ESP) is one of the most widely used particulate collection device. It has many advantages: Its range of size is enormous; it is used on the largest fossil-fuel-fired electric generating plants and in small household air-conditioning system as well. It is versatile enough to provide virtually complete collection of particles of many substances, both solids and liquids. It can operate at high temperatures and pressures and its power requirement are low. An ESP use electric field from DC High Voltage to generate corona field to ionize particles coming through.
The efficiency of an ESP theoretically influenced by gas flow, particles size and particle migration velocity. The material and form of the collecting plate electrodes are usually not included in efficiency formulas; in fact both of them influence the migration particle velocity. Flat, spotted and ram electrodes are electrodes form that will be analyzed in this thesis because each of them gives a different corona field. Aluminum, zinc and iron are electrodes material which will be analyzed also. The influence of forms and materials of electrodes will tested on CaCO3 and Ca(OH)2 particles using a DC high voltage power source will be tested to get a conclusion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Adhitya
"Pada penelitian ini elektroda berupa pasta karbon yang terbuat dari campuran grafit dengan beberapa jenis binder berupa paraffin oil, mineral oil, mineral oil dan aquabides, poli (vinil alkohol) / PVA dan ammonium peroxodisulfat ( APS ) serta PVA, NaCl dan APS, telah dipreparasi lalu difabrikasi dengan metode screen printing. Kemudian pada elektroda dilakukan beberapa karakterisasi listrik dengan menggunakan peralatan RCL meter. Pertama, karakterisasi hambatan DC (R) pada tegangan DC; V = 1 VDC terhadap variasi jenis sampel dan panjang elektroda. Kedua, karakterisasi R pada V = 1 VDC terhadap variasi waktu pemanasan untuk sampel yang mengandung mineral oil. Ketiga, karakterisasi hambatan AC (Z) pada tegangan AC; V = 1 VAC terhadap variasi frekuensi (f) VAC yang diambil. Dan keempat, karakterisasi kapasitansi (C) pada V = 1 VAC terhadap f VAC yang diambil.
Pada sampel dengan binder paraffin oil, diketahui bahwa pencetakan tidak berhasil dilakukan untuk setiap parameter pencetakan yang digunakan. Pada sampel dengan mineral oil pencetakan berhasil dilakukan dengan perbandingan massa grafit dan binder 1:1. Pada sampel dengan mineral oil dan aquabides, pencetakan berhasil dilakukan untuk besar massa grafit dan mineral oil 1 gram (g) dengan 0.4 ml aquabides. Pada sampel dengan PVA dan APS, pencetakan berhasil dilakukan untuk besar massa grafit 1, 1.25, 1.5, 1.75, 2 dan 2.5 g masing - masing dengan 0.25 g PVA, 2.5 ml aquabides dan 0.005 g APS. Pada sampel dengan PVA, APS dan NaCl, pencetakan berhasil dilakukan dengan besar massa grafit 1.25, 1.5 dan 1.75 g masing - masing dengan 0.25 g PVA, 2.5 ml aquabides, 0.02 serta 0.04 g NaCl dan 0.005 g APS.
Karakterisasi listrik menunjukkan bahwa besar kapasitansi tidak berhasil diukur karena nilai R dan Z yang dominan. Sampel yang memiliki R dan Z berhasil dikarakterisasi, yaitu sampel yang tercetak pada substrat elektroda Cu - Ag. Diketahui bahwa sampel yang mengandung mineral oil memiliki besar resistivitas sheet yang jauh lebih rendah dibandingkan sampel lainnya; diukur pada setiap parameter karakterisasi yang diambil, dengan lama waktu pemanasan 8 jam. Terakhir, resistivitas listrik seluruh elektroda bergantung pada jenis bindernya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Grace
"Pemanfaatan limbah menjadi alat yang bernilai guna sangat penting bagi lingkungan. Limbah tempurung kelapa dapat diolah sebagai sumber karbon untuk kemudian disintesis menjadi bahan aktif untuk aplikasi elektroda superkapasitor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kondisi impregnasi logam, suhu pirolisis, dan suhu aktivasi tempurung kelapa terhadap kinerja superkapasitor. Elektroda superkapasitor dirangkai dengan elektrolit berupa KOH 3 M, binder berupa PVA dengan campuran asam sitrat sebagai crosslinking agent, dan separator berupa kertas saring. Hasil penelitian terbaik berdasarkan uji Cyclic Voltammetry diperoleh sampel Ni10-P550-A700. Hal ini menunjukkan bahwa suhu pirolisis (550oC) dan aktivasi tertinggi (700oC) dapat berpengaruh terhadap hasil nilai kapasitansi tertinggi yaitu sebesar 165,75 F/g. Hasil perhitungan energi aktivasi menghasilkan nilai Ea terkecil yaitu 3,88 kJ/mol sehingga menandakan bahwa keberadaan logam dapat berperan sebagai katalis pada proses pirolisis. Karakterisasi BET pada bio-char menunjukkan luas permukaan spesifik sebesar 257,7 m2/g. Sementara itu, hasil karakterisasi SEM memperlihatkan permukaan char dengan persebaran pori yang banyak. Kemudian, hasil karakterisasi dengan Spektrofotometri UV-Vis memberikan hasil bahwa sampel Ni10-P550-A700 memiliki sifat konduktor. Oleh karena itu, seluruh hasil karakterisasi menunjukkan bahwa limbah tempurung kelapa hasil pirolisis dapat berfungsi sebagai penyimpan energi yang baik.

Recycling waste into usable devices is essential for the environment. Coconut shell waste can be processed as a carbon source and synthesized into active ingredients for supercapacitor electrode applications. This study aimed to determine the effect of metal impregnation conditions, pyrolysis temperature, and coconut shell activation temperature on supercapacitor performance. Supercapacitor electrodes are assembled with electrolyte KOH 3 M, binder in the form of PVA with a mixture of citric acid as a crosslinking agent, and separator using filter paper. The Ni10-P550-A700 sample obtained the best research results from the Cyclic Voltammetry test. This result shows that the pyrolysis temperature (550o"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaksana Permana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hidayat Nurwahid
"Superkapasitor merupakan perangkat penyimpanan energi yang belakangan ini banyak dikembangkan karena mempunyai kelebihan dibandingkan perangkat lainnya. Pengembangan perangkat ini utamanya dilakukan terhadap material elektrodanya. Material elektroda yang umum digunakan pada superkapasitor adalah karbon. Karbon dapat diperoleh dari limbah biomassa, seperti ampas kopi. Pada penelitian ini, telah berhasil memanfaatkan ampas kopi sebagai prekursor karbon melalui proses pirolisis dan dikarakterisasi menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), Raman Spectroscopy, dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Berdasarkan hasil karakterisasi XRF, diketahui bahwa karbon dari ampas kopi memiliki pengotor berupa mineral atau makronutrien serta mikronutrien, serta data FTIR menunjukkan bahwa karbon ampas kopi memiliki gugus fungsi dengan kandungan oksigen yang lebih banyak daripada karbon komersial yang menandakan bahwa masih terdapat senyawa organik yang tersisa. Data karakterisasi XRD dan Raman spektrometri mengkonfirmasi bahwa karbon ampas kopi memiliki struktur amorf. Mikrograf SEM menggambarkan karbon ampas kopi memiliki morfologi seperti lembaran tidak beraturan yang bertumpuk tidak rapi. Karbon ampas kopi dan karbon komersial disintesis menjadi grafena oksida (GO) melalui metode Hummer yang dimodifikasi. Data XRD menunjukkan bahwa hasil sintesis GO ampas kopi memiliki struktur kristalinitas yang berbeda dari GO komersial. Berdasarkan mikrograf FE-SEM dan TEM, dapat diketahui bahwa GO ampas kopi dan komersial memiliki morfologi lembaran-lembaran, namun terjadi penggumpalan pada GO ampas kopi. Hasil analisis BET didapatkan luas permukaan GO komersial yang lebih tinggi dari pada GO ampas kopi. Karbon dan GO dari kedua jenis karbon tersebut kemudian dijadikan komposit dengan penambahan nanopartikel SiO2 menggunakan metode sonokimia. Berdasarkan data karakterisasi XRD, FTIR, dan Raman spektroskopi, dapat diketahui bahwa proses sintesis komposit telah berhasil. Mikrograf FE-SEM dan TEM menunjukkan bahwa nanopartikel SiO2 tersebar di permukaan karbon dan GO, serta terjadi peningkatan luas permukaan BET. Pengujian elektrokimia dengan menggunakan cyclic voltammetry (CV) dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS) telah dilakukan terhadap kedelapan material dan dapat disimpulkan bahwa perubahan struktur karbon menjadi GO dan modifikasi dengan penambahan nanopartikel SiO2 dapat meningkatkan nilai kapasitansi spesifik dan hambatan/resistansi dari karbon komersial dan karbon ampas kopi.

Supercapacitors are energy storage devices that have recently been developed because they have advantages over other devices. The development of this device is mainly carried out on the electrode material. The electrode material commonly used in supercapacitors is carbon. Carbon can be obtained from biomass waste, such as coffee grounds. In this study, coffee grounds have been used as carbon precursors through the pyrolysis process and were characterized using X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), Raman Spectroscopy, and Transmission Electron Microscopy (TEM). Based on the results of XRF characterization, it is known that carbon from coffee grounds has impurities in the form of minerals or macronutrients and micronutrients, and FTIR data shows that coffee grounds carbon has a functional group with more oxygen content than commercial carbon, which indicates that there are still organic compounds remaining. XRD and Raman spectrometric characterization data confirmed that coffee grounds carbon had an amorphous structure. SEM micrographs depict coffee grounds carbon having a morphology like irregular sheets stacked untidily. Coffee grounds carbon and commercial carbon were synthesized into graphene oxide (GO) by a modified Hummer method. XRD data showed that the synthesized GO coffee grounds had a different crystallinity structure from commercial GO. Based on the FE-SEM and TEM micrographs, it can be seen that the GO coffee grounds and commercially have a sheet morphology, but there is agglomeration in the GO coffee grounds. BET analysis showed that commercial GO surface area was higher than GO coffee grounds. Carbon and GO from the two types of carbon are then synthesized into composites with the addition of SiO2 nanoparticles using sonochemical methods. Based on XRD, FTIR, and Raman spectroscopy characterization data, it can be seen that the composite synthesis process has been successful. FE-SEM and TEM micrographs show that SiO2 nanoparticles are dispersed on the carbon surface, and an increase in the surface area of the BET. Electrochemical tests using cyclic voltammetry (CV) and electrochemical impedance spectroscopy (EIS) have been carried out on the materials, and the result can be concluded that changes in the carbon structure to GO and modifications with the addition of SiO2 nanoparticles can increase the specific capacitance and resistance/resistance values of commercial carbon and coffee grounds carbon"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Wardana
"Grafit dari biomassa sebagai elektroda alternatif untuk baterai sudah banyak dikembangkan untuk menghasilkan kapasitansi energi yang tinggi dan siklus penggunaan yang lama. Penelitian ini menentukan dan membandingkan jenis grafit NiO dan Non NiO terbaik untuk dijadikan katoda superkapasitor yang bersumber dari biomassa Tempurung Kelapa Sawit, Tempurung Kemiri, dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Optimalisasi dilakukan dengan mengkombinasi proses aktivasi kimia (KOH) menggunakan konsentrasi  5 molar pada rasio 1 : 5 dan aktivasi fisika (Ar) menggunakan injeksi 0,2 L/min pada temperatur 950°C selama 45 menit. Modifikasi sampel dilakukan dengan impregnasi prekrusor Ni(NO2)3pada grafit, yang di ubah menjadi NiO melalui penguraian termal pada temperatur 300°C selama 90 menit. Dari hasil karakterisasi XRF ditemukan senyawa NiO dan menunjukan rendahnya persentase kehadiran logam alkali dan alkali tanah pada seluruh sampel grafit kecuali K+ dan Cl-. Hasil XRD menunjukan struktur yang masih didominasi grafit amorfus dengan chemical formula C16.00 (Orthorombik) yang ditemukan pada interval 25-27o . Hasil EIS menunjukan nilai Rp terendah dimiliki oleh superkapasitor AW 3 sebesar 79,62, nilai tersebut sesuai dengan hasil pengujian CV yang memiliki Kapasitansi Spesifik (Cp) tertinggi sebesar 7,39748, tetapi nilai Cp teringgi berbanding terbalik dengan hasil BET yang menunjukan luas permukaan terbesar dimiliki oleh TKKS Non-NiO sebesar 319,298 m2/g. Untuk memperdalam analisis dilakukan karakterisasi FTIR dengan tujuan mengetahui pengaruh kehadiran ikatan OH, C=C, dan C-O dan gugus fungsi lainnya terhadap peforma superkapasitor. Jadi, penggunaan grafit sebagai (katoda) dan LTO sebagai (anoda) sebagai bahan superkapsitor menjadi pilihan yang paling tepat jika penggunaan parameter scan rate (mV/s) optimal.

Graphite from biomass as an alternative electrode for batteries has been widely developed to produce high energy capacitance and long cycle usage. This research determines and compares the best types of NiO and Non-NiO graphite to be used as supercapacitor cathodes sourced from biomass such as Palm Kernel Shell, Candlenut Shell, and Empty Fruit Bunch (EFB). Optimization is done by combining chemical activation processes (KOH) using a 5 molar concentration at a 1:5 ratio and physical activation (Ar) using an injection of 0.2 L/min at a temperature of 950°C for 45 minutes. Sample modification is carried out by impregnating Ni(NO2)3 precursor on graphite, which is converted into NiO through thermal decomposition at a temperatur of 300°C for 90 minutes. From XRF characterization results, NiO compounds were found, indicating a low percentage of alkali and alkaline earth metal presence in all graphite samples except K+ and Cl-. The XRD results show a structure still dominated by amorphous graphite with a chemical formula of C16.00 (Orthorhombic) found in the 25-27o interval. The EIS results show the lowest Rp value is owned by supercapacitor AW 3 at 79.62, and this value corresponds to the CV testing results, which have the highest Specific Capacitance (Cp) at 7.39748. However, the highest Cp value is inversely proportional to the BET results, which show that the largest surface area is owned by Non-NiO EFB at 319.298 m2/g. To deepen the analysis, FTIR characterization is carried out to determine the influence of the presence of OH, C=C, and C-O bonds, and other functional groups on supercapacitor performance. So, the use of graphite as a cathode and LTO as an anode for supercapacitor material becomes the most appropriate choice with optimal scan rate parameters (mV/s)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Eko Prasetyo
"Tegangan Surja merupakan suatu bentuk tegangan yang memiliki karakteristik untuk naik dengan sangat cepat dengan nilai tegangan puncak yang tinggi dan kemudian turun dengan cepat pula. Akibat timbulnya regangan surja ini dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan elektronik dan peralatan yang sebagian besar menggunakan bahan semikonduktor yang sangat peka terhadap Ionjakan tegangan dan dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Oleh karena hal tersebut diperlukan sistem perlindungan internal yang dapat mengurangi efék dari surja tersebut. Spark Gap merupakan peralatan sederhana yang dapat digunakan sebagai komponen awal dalam suatu sistem perlindungan lnternal yang harganya relatif murah dan dapat menyalurkan energi yang besar untuk kemudian sisanya akan diatasi oleh perlengkapan perlindungan Iainnya . Untuk dapat memperoleh nilai tegangan yang dapat dipotong oleh spark gap tersebut diperlukan adanya jarak celah tertentu dan juga material yang memiliki karakteristik tertentu.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>