Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108014 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Muhammad Naufal Faris Herviadi
"Sebanyak 40% dari total konsumsi energi di dunia berasal dari sektor bangunan, dengan 40 – 60% merupakan kebutuhan HVAC agar kondisi udara bangunan dapat memberikan kenyamanan termal kepada penghuni bangunan. Akibatnya, sekitar 19% dari total emisi CO2 di dunia berasal dari sektor ini. Di daerah tropis, sebagian besar tujuan dari pengondisian udara adalah untuk pendinginan ruangan karena temperatur lingkungan cenderung lebih tinggi dari temperatur nyaman. Untuk mereduksi cooling load bangunan, dikembangkan teknologi latent heat storages (LHS) dengan mengaplikasikan phase change material (PCM) pada selubung bangunan. Penelitian ini menguji performa beragam konfigurasi dari 7 jenis PCM produksi Rubitherm Technologies GmbH dan 6 jenis PCM yang disintesis Sunway University pada selubung bangunan perumahan seluas 8,1 x 8,1 meter. Metode pengujian yang digunakan adalah simulasi dengan perangkat lunak EnergyPlus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konfigurasi PCM yang paling optimal untuk mengonservasi energi pada bangunan gedung. Ditemukan bahwa PCM produksi Rubitherm GmbH jenis RT 25 HC yang dipasang pada lapisan terdalam dan terluar dinding bangunan merupakan konfigurasi yang paling optimal dengan rata- rata reduksi cooling load dalam setahun mencapai 17,51%. Konfigurasi tersebut dapat mengurangi biaya konsumsi listrik dalam setahun sebesar Rp64.432,00/m2 – Rp80.994,00/m2. Emisi CO2 per tahun yang dapat direduksi dengan konfigurasi tersebut adalah sekitar 33,79 kg/m2.

The building sector accounts for 40% of the world's total energy consumption, with 40– 60% of this demand attributed to HVAC systems to ensure thermal comfort for occupants. Consequently, this sector is responsible for approximately 19% of global CO2 emissions. In tropical regions, air conditioning is primarily used for cooling due to ambient temperatures that are generally higher than the thermal comfort range. To reduce the building cooling load, latent heat storage (LHS) technology has been developed, involving the application of phase change materials (PCMs) to the building envelope. This research investigates the performance of various configurations of seven types of PCMs produced by Rubitherm Technologies GmbH and six types synthesized by Sunway University within the building envelope of a residential house measuring 8.1 x 8.1 meters. The evaluation method employed was simulation using EnergyPlus software. The objective of this study is to determine the optimal PCM configuration for energy conservation in buildings. The findings indicate that the most optimal configuration is the Rubitherm GmbH PCM type RT 25 HC, installed on both the innermost and outermost layers of the building walls. This configuration achieved an average annual cooling load reduction of 17.51%. Furthermore, it has the potential to decrease annual electricity consumption costs by Rp64,432.00/m2 to Rp80,994.00/m2. The corresponding annual reduction in CO2 emissions is approximately 33.79 kg/m2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teten Derichar
"Meskipun diklasifikasikan sebagai teknologi berbiaya tinggi, udara bertekanan diterapkan dalam berbagai aplikasi industri. Sebagian besar penggunanya memiliki pengetahuan yang kurang tentang efisiensi sistem udara bertekanan, Tulisan ini bertujuan untuk meningkatkan konservasi energi pada sistem udara tekan di industri menufaktur dengan menyajikan perhitungan keekonomian peluang konservasi energi yang dapat dilakukan dan membandingkannya dengan penghematan berdasarkan hasil pengukuran setelah pelaksanaan pekerjaan konservasi energi dilaksanakan.
Dengan menyajikan perhitungan penghematan yang dapat diperoleh, pengguna udara tekan akan lebih meyakini bahwa program konservasi energi yang dilakukan akan menguntungkan mereka dan dapat memicu mereka melakukan investasi untuk pelaksanaan program konservasi energi, sehingga program konservasi energi dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Kebocoran udara yang berlebihan dan pipa distribusi udara tekan yang tidak efisien adalah salah satu penyebab meningkatnya biaya energi. Memperbaiki masalah ini akan mengurangi biaya konsumsi listrik kompresor secara signifikan. Dari hasil pengukuran diperoleh data bahwa dengan perbaikan kedua hal tersebut konsumsi energi dapat berkurang sebesar 25%. Deviasi antara hasil perhitungan dan hasil pengukuran setelah perbaikan adalah sebesar 2,75 %.

Although classified as a high-cost technology, compressed air is applied in a wide range of industrial applications. Most of its users have insufficient knowledge of the efficiency of compressed air sistems, this paper aims to improve the energy conservation program in compressed air sistems in the manufacturing industry by calculating the savings from energy conservation opportunities that can be done and comparing them with savings from measurement results taken after the implementation of energy conservation work is carried out.
By presenting the calculation of the savings that can be obtained, compressed air users will be more confident that the energy conservation program to be carried out will benefit them, thereby triggering them to make investments for the implementation of energy conservation programs, so that energy conservation programs can be implemented better.
Excessive air leakage and inefficient of compressed air distribution pipes are some of the causes of rising energy costs. Fixing this problem will significantly reduce the cost of compressor electricity consumption. From the results of measurements after improvement, data were obtained that with the improvement of both factors, energy consumption can be reduced by 25 percent. The deviation between the results of the calculation of savings and the results of measurements after improvement is 2.75 percent
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Thomas Wijaya
"Penggunaan bahan bakar minyak pada lokomotif diesel akan menghasilkan emisi khususnya senyawa CO2 yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Salah satu moda transportasi umum di Indonesia yaitu kereta khususnya kereta antar kota saat ini masih menggunakan mesin diesel sebagai sumber energi utamanya. Untuk itu, perlu dikembangkan solusi penggunaan sumber energi bebas emisi yaitu fuel cell beserta strategi manajemen energi (EMS) untuk kereta hibrid di mana kebutuhan daya kereta dapat didistribusikan dari sistem distribusi daya lainnya seperti baterai, supercapacitor, dan jaringan suplai daya DC. Besar kebutuhan daya kereta yang akan didistribusikan dari sistem perlu diestimasi dengan mengevaluasi profil kecepatan dan geometri lintasan di sepanjang siklus perjalanan kereta. Setelah estimasi kebutuhan daya kereta dilakukan, distribusi daya dari masing-masing sistem penyimpanan energi akan diatur menggunakan algoritma strategi manajemen energi berbasis aturan dan optimasi yang kemudian akan dianalisis performanya berdasarkan perhitungan biaya yang dihasilkan. Berdasarkan hasil simulasi pada model empiris kereta hibrid mode ganda, diperoleh biaya selama siklus perjalanan kereta yaitu sebesar 18,48 € untuk strategi state machine control (SMC) dan sebesar 17,6 € untuk strategi equivalent consumption minimization strategy (ECMS). Selain itu, dapat diketahui bahwa model electric-circuit dapat lebih menggambarkan perilaku dinamis konverter dalam meregulasi arus fuel cell dan baterai, serta tegangan DC bus.

The use of fuel oil in diesel locomotives will produce emissions, especially CO2 compounds that cause global warming. One of the modes of public transportation in Indonesia, namely trains, especially intercity trains, currently still uses diesel engines as its main energy source. For this reason, it is necessary to develop solutions for using emission-free energy sources, namely fuel cells along with an energy management strategy (EMS) for hybrid trains where the train's power demand can be distributed from other power distribution systems such as batteries, supercapacitors, and DC power supply networks. The amount of train power required to be distributed from the system needs to be estimated by evaluating the speed profile and track geometry throughout the train cycle. After the estimation of the train's power demand is made, the power distribution of each energy storage system will be adjusted using a rule-based and optimization based energy management strategy algorithm which will then be analyzed for its performance based on the resulting cost calculations. Based on the simulation results on a empirical model of dual-mode hybrid train, the cost during the entire train cycle is 18.48 € for the state machine control (SMC) strategy and 17.6 € for the equivalent consumption minimization strategy (ECMS). In addition, it can be seen that the electric-circuit model can better describe the dynamic behavior of the converter in regulating the fuel cell and battery currents, as well as the DC bus voltage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia merupakan Salah satu negara berkembang yang pertumbuhan tingkat populaslnya mengalarni peningkatan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan tingkat populasi ini mengakibatkan tingginya tingkat konsumsi energi Indonesia pada sumber daya yang jumlahnya terbalas ini. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kelangl-caan sumber daya alam tersebut perlu dipikirkan cara unluk mencari altematif sumber daya atau sumber energi serta cara unruk mempergunakan sumber daya tersebut dengan efektif dan etlsien.
Salah satu cara untuk mempergunakan energi secara eflsien adalah dengan penerapan label hemat energi pada peralatan listrik yang memiliki potensi penghematan yang cukup tinggi, yakni kulkas, Air Conditioning, dan lampu listrik.
Penerapan label ini merupakan bagian dari kegiatan slandarisasi energi yang dapat rnemberikan dampak positif bagi para pelaku pasar, yakni produsen, konsumen dan juga bagi negara.
Hal terpenting dalam labelisasi peralatan listrik ini adalah mengetahui besamya potensi penghematan yang clihasilkan. Besarnya potensi penghematan ini panting untuk diketahui untuk dapat lebih merangsang masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam program konservasi energi di Indonesia.
Untuk dapat mengetahui besamya potensi penghematan energi ketiga peralatan listrik yang dibahas pada skripsi ini, data yang diperlukan adalah perkembangan produksi yang terjadi dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil produksi kernudian dilakukan peramalan sampai dengan tahun 2010. Dan setelah hasil peramalan diperoleh, langkah terakhir adalah menghitung potensi penghematan energi dengan mempergunakan asumsi-asumsi yang ada."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosep Sasada
"Penghematan energi pada gedung merupakan satu potensi yang besar mengingat konsumsi energi pada gedung dapat mencapai 37 dari total konsumsi energi di dunia. Cooling load sendiri atau space conditioning berperan penting di dalam konsumsi energi secara keseluruhan di dalam gedung, yaitu antara 40 - 70. Penelitian kali ini adalah membandingkan besar cooling load pada suatu gedung lembaga pendidikan antara tipe Baseline dan tipe Design dengan menggunakan perhitungan EEC GBCI serta dengan menggunakan software EnergyPlus dan OpenStudio. Pada tipe Design terdapat pengurangan nilai lighting power density, pengubahan material kaca dari yang awalnya memilik nilai SC sebesar 0,73 menjadi 0,4, serta penambahan shading aluminium extrusion sepanjang satu meter. Hasil yang didapatkan adalah terjadinya pengurangan cooling load sebesar 187,2 kW EEC GBCI dan 225,2 kW simulasi.

Energy savings on a building is a huge potential since it could be 37 of the world total energy consumption. Cooling load or space conditioning is major part of energy consumption in a building, roughly 40 ndash 70 of the total building consumption. This research aims to compare cooling load of the school, between Baseline type and Design type using EEC GBCI worksheet and using EnergyPlus and OpenStudio softwares. For the Design type there are reductions of lighting power density, glazing window material change from the initial that has 0.73 SC to 0.4 SC, and an addition of 1 meter aluminum extrusion shading. The result shows there are 187,2 kW EEC GBCI and 225,2 kW simulation reductions of the cooling load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bally Jan Kamanjaya
"Pemanasan global merupakan isu yang sekarang sedang marak di dunia yang dimana pemanasan global akan berpengaruh tidak hanya menaikan suhu di permukaan bumi namun juga mengubah dari sisi cuaca, bencana yang meluas serta berkurangnya oksigen pada atmosfer sehingga hal tersebut dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia. Pemanasan global dipengaruhi oleh naiknya kadar CO2 di atmosfer sehingga dengan naiknya kadar CO2 tersebut mempengaruhi dari ketebalan lapisan ozon dan juga CO2 yang tinggi akan mengakibatkan efek Gas Rumah Kaca. Indonesia saat ini menempati peringkat 24 di seluruh dunia pada tahun 2020 sebagai peringkat kinerja performa pengurangan CO2 serta kinerja kontribusi Indonesia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Peringkat ini berdasarkan Climate Change Performance Index (CCPI) dimana hal ini sebagai instrument penilaian yang telah disepakati dalam kesepakatan Paris Aggreement. Sebagai langkah lanjut untuk menigkatkan peringkat Indonesia dalam hal kontribusi terhadap pengurangan emisi GRK serta mencapai tujuan yang terkandung dalam Paris agreement yang telah di setujui indonesia, maka pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan penting untuk mencapai tujuan tersebut. Kebijakan tersebut salah satunya ialah menetapkan pajak karbon yang akan mulai berlaku tahun 2022 dimulai dari pembangkit dan industry dan selanjutnya gedung serta terakhir sector transportasi. Sehingga dari kebijakan itu perlu dilakukan sebuah solusi terutama untuk gedung dan solusinya ialah Green Building. Green Building sendiri merupakan salah satu konsep untuk melakukan Energi Saving pada saat pengoperasiannya. Untuk melakukan Energy Saving maka harus dilakukan beberapa langkah salah satunya efisiensi konsumsi energi pada gedung. Standarisasi untuk Energi Saving sendiri berdasarkan kriteria Green Building yang telah ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Dimana kriteria tersebut diantaranya 1). Dry Bulb Temperature and Humidity Condition, 2). Room Lighting Levels. 3). Water Used Efficiency. 4). Utilization of alternative water resources, 5). The efficiency of energy usage dan terakhir 6). natural lighting. Hasil dari penilaian tersebut akan diberikan berupa Platinum, Gold Plus, dan terakhir Gold."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Littler, John
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1984
696 LIT d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nandhika Azhardinan Noor
"Semakin langkanya sumber daya alam yang dibutuhkan untuk membangkitkan energi listrik membuat kita sebagai penggunanya melakukan penghematan energi listrik. Penelitian yang dilakukan pada tulisan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya potensi pemborosan energi listrik pada salah satu gedung kuliah di Fakultas Teknik Universitas Indonesia sehingga dapat dilakukannya langkah-langkah penghematan terhadap pemborosan tersebut. Penelitian yang telah dilakukan menggunakan data hasil dari pengamatan terhadap pola operasi konsumsi energi listrik untuk mengetahui besar nilai penggunaan energi listriknya.
Besar potensi pemborosan energi dihitung dengan mengurangi penggunaan energi berdasarkan perbaikan teknis peralatan listrik dan perbaikan operasi penggunaan energi listrik. Sehingga, didapatkan besar nilai potensi pemborosan energi pada khususnya ruang kelas di Gedung Ruang Kuliah Bersama 2 FTUI sebesar 10553,5235 kWh/bulan dan total penghematan yang dapat dilakukan dalam rupiah yaitu sebesar Rp7.756.781,096.

The scarcity of natural resources needed to generate electrical energy makes us as users to save electricity. The research conducted in this paper aims to determine the magnitude of the potential waste of electrical energy in one of the lecture buildings at the Fakultas Teknik Universitas Indonesia so that it can be done austerity measures against the waste. The research that has been done using data from the observation of the operation pattern of electrical energy consumption to know the value of the use of electrical energy.
The potential energy wastage is calculated by reducing energy use based on technical improvements of electrical equipment and improving the operation of electrical energy usage. Thus, the value of potential energy wastage in particular classrooms in the Building of Joint Classroom 2 Faculty of Engineering, Universitas Indonesia of 10553.5235 kWh month and total savings that can be done in rupiah amounting to Rp7.756.781,096.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Ariyanto
"Konsumsi energi pada bangunan pada era sekarang ini telah mencapai porsi 41% dari konsumsi energi dunia, jauh melebihi energi bagi transportasi dan aktifitas manusia lainnya. Hal ini mendorong Green Building Council Indonesia melakukan terobosan standard bagunan hemat energi dikawasan Indonesia. Standardisasi yang dilakuakan melewati beberapa tahapan dan salah satunya melaui tahapan simulasi. Pada tugas akhir ini, reka simulasi dilakukan sebagai sebuah metode audit konsumsi energi pada bangunan, dengan bantuan sistm komputer yakni perangkat lunak EnergyPlus dan perangkat optimasi GenOpt, sehingga didapatkan hasil simulasi optimal penggunaan energi bagi sebuah bagunan. Variable envelope bangunan berupa overhang dan kacafilm dipilih sebagai objek teroptimasi untuk menurunkan beban energi operasi pada bangunan tersebut. Parameter pencahayaan bagunan, struktur material bangunan, pengkondisian udara, data cuaca, okupansi bagunan dengan sejumlah orang didalamnya serta berbagai peralatan elektronik menjadi parameter yang mendukung simulasi ini. Hasil simulasi dan optimasi menunjukkan bahwa, penggunaan overhang secara optimal dapat menurunkan beban energi operasi sebesar 19,82% sementara penggunaan kaca film secara optimal dapat menurunkan beban energi operasi sebesar 27,10%. Akan tetapi, penggabungan keduanya yang memiliki guna yang sejalan justru hanya mampu menurunkan beban energi operasi sebesar 25,63%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sangat penting malakukan optimasi dan simulasi konsumsi energi pada bangunan sebagai langkah penghematan energi yang optimal dan profitable.

Buildings energy consumption in this era has reached 41% share of world energy consumption, far exceeding the energy for transportation and other human activities. It is encouraging Green Building Council Indonesia made a breakthrough energy-efficient buildings standard of Indonesia area. Standardization had been done through several stages and one of them through the stages of the simulation. Overhang of the building envelope and the sunscreen is selected as an object optimized to reduce the energy load on the building operations. Parameter lighting buildings, structural building materials, air conditioning, weather data, occupancy buildings with a number of people inside as well as a variety of electronic equipment to support the simulation parameters. Simulation and optimization results show that the optimal use of the overhang can reduce energy expenses by 19.82% while the optimal use of window film can reduce operating expenses by 27.10% of energy. However, the incorporation of both of which have a line for it is only able to reduce operating expenses by 25.63% of energy. The conclusion of this study is that it is very important to do optimization and simulation of energy consumption in buildings as energy saving for optimal choices and profitable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Natasya
"Sistem kelistrikan rumah tangga off-grid terus mengalami perkembangan. Dengan berkembangnya teknologi energi terbarukan, teknologi komputasi, teknologi informasi dan teknologi komunikasi, fungsi dan peran sistem kelistrikan rumah tangga dalam menurunkan emisi gas buang dan meningkatkan efisiensi semakin penting. Untuk merancang sistem kelistrikan rumah tangga diperlukan suatu alat. Saat ini pemodelan dan simulasi menjadi alat yang efektif untuk mendapatkan rancangan sistem yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, dirancang pemodelan dan simulasi sistem kelistrikan rumah tangga. Sistem ini terdiri dari panel surya, turbin angin, baterai dan beban yang terkoneksi melalui konverter. Pemodelan diturunkan dari model matematik sistem sedangkan simulasi menggunakan MATLAB/Simulink. Dalam penelitian ini, rancangan sistem kendali supervisi juga diimplementasikan. Kendali ini berfungsi menyeimbangkan antara pasokan energi dan beban yang terus berubah. Dari hasil simulasi yang dilakukan didapatkan bahwa model dan simulasi dapat bekerja dengan baik. Perubahan beban dan pasokan energi dapat diantisipasi dengan bekerjanya baterai dan juga fuel cell.

The off-grid household electrical system continues to develop. With the development of renewable energy technology, computational technology, information technology and communication technology, the function and role of off-grid household electrical systems in reducing exhaust emissions and increasing efficiency are increasingly important. To design an off-grid household electrical system, a tool is needed. Currently modeling and simulation are effective tools to get the desired system design.
In this study, a household electrical system modeling and simulation was designed. This system consists of solar panels, wind turbines, fuel cells, batteries and loads connected through a converter. Modeling is derived from system mathematical models while the simulation uses MATLAB / Simulink. In this study, the design of the supervision control system was also implemented. This control functions to balance the energy supply and the ever-changing burden. From the results of the simulations carried out, it was found that the model and simulation could work well. Changes in load and energy supply can be anticipated by the operation of the battery and also the fuel cell.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>