Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212045 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhari Pranyoto
"Latar belakang riset ini adalah perhatian tentang banyaknya pencemaran lingkungan di sekitar sumur minyak tua, sebagai akibat dari operasi sumur minyak tua. Menggunakan studi kasus di Wilayah Kerja Pertambangan PT X, kontraktor migas nasional, riset ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara peran pemangku kepentingan satu dan lainnya dan hubungan antara beberapa faktor lingkungan sosial di sekitar sumur minyak tua pada keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan keberlanjutan sosial di sekitar sumur minyak tua, serta membangun model analisis untuk mewujudkan keberlanjutan dalam penambangan sumur minyak tua. Metoda riset yang digunakan adalah metode kuantitatif dan dilengkapi dengan metode kualitatif (mixed method). Data primer riset diperoleh melalui survei di dua desa dalam kawasan sumur minyak tua, Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda Kabupaten, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dimana sumur minyak tua berada, serta wawancara mendalam dan focused group discussion (FGD) dengan para informan yang terdiri dari tenaga ahli di bidang yang relevan. Pengolahan data riset dan analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dan Interpretive Structural Modelling (ISM). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa peran BUMD dan peran Kontraktor-melalui-BUMD berpengaruh pada peningkatan keberlanjutan ekonomi di sumur minyak tua; peran Kontraktor berpengaruh pada peningkatan keberlanjutan lingkungan di sumur minyak tua; peran pemerintah Kabupaten berpengaruh pada penurunan keberlanjutan sosial, sedangkan peran Kontraktor berpengaruh pada peningkatan keberlanjutan sosial di sumur minyak tua. Terdapat beberapa faktor lingkungan sosial yang berpengaruh pada kondisi keberlanjutan sumur minyak tua saat ini, yang utama adalah kondisi ekonomi masyarakat sekitar sumur minyak tua, yang berpengaruh pada penerapan SOP penambangan minyak di sumur minyak tua.

The background of this research is the concern about pollution in the environment surrounding old oil wells, as a result of the operations of these wells. Using a case study in the Mining Working Area of PT X, a national oil contractor, this research aims to analyze the relationship between various stakeholders and the relationship between several social and environmental factors around the old oil wells, in terms of economic, environmental, and social sustainability in the vicinity of the old oil wells. Additionally, this research aims to develop an analytical model to achieve sustainability in the extraction of oil from old wells. The research methodology used is a quantitative method supplemented with qualitative methods (mixed method). Primary research data was obtained through surveys in two villages located near the old oil wells, the Regency Environmental Agency, the Regency Development Planning Agency, as well as through in-depth interviews and focused group discussions (FGD) with experts in relevant fields. The research data was processed and analyzed using Structural Equation Modelling (SEM) and Interpretive Structural Modelling (ISM). The results of the hypothesis testing show that the role of the Regency government owned company (BUMD) and the role of the Contractor-through-BUMD (Regency Government Owned Enterprises) have an impact on the improvement of economic sustainability in the old oil wells; The Contractor's role affects the improvement of environmental sustainability in the old oil wells; The role of the Regency Government has an impact on the decrease of social sustainability, while the Contractor's role has an impact on the improvement of social sustainability in the old oil wells. There are several social and environmental factors that influence the current state of sustainability of the old oil wells, with the primary factor being the economic condition of the communities surrounding the old oil wells, which affects the implementation of oil extraction standard operating procedures in these wells."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustini
"Keberadaan industri pengilangan minyak bumi berperan penting dalam penyediaan bahan bakar minyak (BBM) nasional. Aktivitas yang berlangsung dalam proses pengolahan minyak bumi menjadi BBM membutuhkan bahan bakar fosil yang pada akhirnya akan mengemisikan pencemar udara ke udara ambien, salah satunya yaitu SO2. Saat ini semua kegiatan kilang migas telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan guna menjaga keberlangsungan fungsi lingkungan, termasuk lingkungan udara, namun pada kenyataannya masyarakat masih merasakan dampak dari keberadaan polutan di udara ambien. Mengingat konsentrasi SO2 ambien di suatu tempat tergantung dari penyebaran emisi SO2 dari sumbernya, maka perlu diketahui korelasi penyebaran emisi SO2 dari industri pengilangan migas dengan kualitas lingkungan udara di sekitarnya.Tujuan studi ini adalah mengetahui korelasi penyebaran emisi SO2 dari industri pengilangan migas dengan kualitas lingkungan udara di sekitarnya, khususnya konsentrasi SO2 udara ambien. Lokasi studi ini adalah wilayah sekitar RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan adalah metode potong lintang (cross sectional study). Interpretasi hasil perhitungan korelasi memberikan nilai ”r” sebesar satu. Hal ini bermakna adanya korelasi yang sangat kuat. Pernyataan ini konsisten dengan nilai p sebesar 0,021 yang berarti korelasi di antara dua variabel tersebut bermakna dengan arah korelasi positif yang menunjukkan nilainya searah.

The existence of petroleum refining industry plays an important role in the supply of fuel oil nationwide. The activities of processing petroleum into fuel require fossil fuels that will eventually emit air pollutants into the ambient air, one of which is SO2. The existence of SO2 in the ambient air has an impact on the environment and public health. Currently all of the activities of oil and gas refineries have been making efforts in environmental management in order to safeguard environmental function, but in reality people are still feeling the effects of the presence of pollutants in ambient air. The purpose of this study was to determine the correlation spread of SO2 emissions from oil refining industry with the quality of the environment and the health of the surrounding community, especially the ambient air quality, the content of SO2 in plants, and the incidence of respiratory disorders.The method used in this study is cross-sectional method. The study area is the area around RU VI Balongan, Indramayu district. The results of correlation between the spread of SO2 emissions with the SO2 concentration in ambient air gives value of r one and the value of p 0.021. This means there is a very strong correlation. The correlation between the spread of SO2 emissions with SO2 concentrations in plants is very strong correlation. This is indicated by the value of r 0.866 and p 0.000. The correlation between the spread of SO2 emissions with incidence of respiratory disorders is very strong correlation. This is indicated by the value of r 0.866 and p 0.000."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Harumsari
"Untuk mensukseskan pelaksanaan program diversifikasi energi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas diperlukan perumusan strategi yang tepat oleh Pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi implementasi program tersebut di empat kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat dengan pendekatan analisis SWOT Kuantitatif (Chang, H.H., Huang, W.C.,2006) yang dapat menghasilkan analisis SWOT pada beberapa wilayah secara bersamaan. Setelah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, diperoleh hasil analisis bahwa Depok dan Bekasi berada di Kuadran I, strategi yang disarankankan SO (Strength-Opportunity); Cibinong berada di Kuadran III, strategi yang disarankan WT (Weakness-Threatment) dan Kota Bogor berada di Kuadran IV, strategi yang disarankan ST (Strength-Threatment).

To make a success implementation of the Energy Diversification Program From Fuel Oil to Gas Fuel, it is necessary to formulate an appropriate strategies by the Government. The purpose of this research is to formulate strategy implementation of the mentioned programme in four city/regency at West Java Province with the SWOT Analysis Quantitative approach (Chang, H.H., Huang, W.C.,2006) which can produce a SWOT analysis in some regions simultaneously. The analysis result that obtained after identifying the internal and external factors shows that Depok and Bekasi located in the quadrant I, strategies suggested is SO (Strength-Opportunity); Cibinong located in the quadrant III, strategies suggested is WT (Weakness-Threatment) Strategy; and Bogor city is located in the quadrant IV, strategies suggested ST (Strength-Threatment) Strategy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31040
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Erawati Pranoedjoe
"Kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi dan air wilayah Indonesia adalah hak bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional untuk di pergunakan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Oleh karena minyak dan gas bumi mempunyai sifat-sifat khusus dan penting untuk hajat hidup orang banyak, maka pengusahaannya hanya dapat di selenggarakan oleh negara. Sedangkan pelaksanaan pengusahaannya hanya dapat dilakukan oleh perusahaan negara Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara yang lebih di kenal dengan sebutan PERTAMINA. Ini di maksudkan agar kemanfaatan bahan galian minyak dan gas bumi dapat selalu terjamin dalam rangka penggalangan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur melalui pembangunan Indonesia. Akan tetapi, oleh karena perindustrian minyak dan gas bumi memerlukan keahlian yang permodalan yang amat mendalam dan meluas, besar disamping maka diberikan kemungkinan bagi perusahaan asing untuk bekerja di Indonesia sebagai kontraktor dari perusahaan negara, tentu saja dengan syarat-syarat yang lebih menguntungkan bagi Indonesia. Perusahaan dapat mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk " Production Sharing Contract " untuk mengembangkan sumber minyak dan gas bumi terutama di daerah yang mengandung resiko tinggi dan biaya mahal. Dalam mengadakan Contract beritahukan kerjasama ini, setiap Production Sharing (PSC) di setujui oleh Presiden serta di kepada Dewan Perwakilan Rakyat, agar dapat di ketahu i oleh rakyat pemi lik sumbe r daya alam. Jelas disini bahwa modal asing hanyalah bersifat sebagai komplementer, temperer dan dengan syarat yang lebih menguntungkan bagi bangsa Indonesia. Sehubungan dengan mengadakan kerjasama tersebut, perlulah pula di tinjau dari segi hukumnya. Hal-hal yang akan di bahas antara lain, mengenai struktur hukum Production Sharing Contract yang mengatur hak dan kewajiban para pihak, kedudukan para pihak dalam kontrak itu serta membahas pula mengenai masalah sistem pembagian produksi berdasarkan bagi hasilnya agar dapat menunjang program pembangunan pemerintah untuk jangka panjang. Selain itu produk-produk hukum manakah yang akan di berlakukan dalam melaksanakan perjanjian dan dalam hal timbulnya suatu sengketa atau permasalahan. Juga perlu di tinjau mengenai pertanggungjawaban para kontraktor melalui pembukuan dan pemeriksaan keuangan. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka penulis merasa terdorong untuk memilih judul daripada skripsi mengenai "SUATU TINJAUAN YURIDIS PRODUCTION SHARING CONTRACT ANTARA PERTAMINA DENGAN TEIKOKU OIL CO., LTD. Dengan harapan agar alih teknologi di bidang pertambangan minyak dan gas bumi dapat cepat terlaksana."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S20428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Chairani
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S24448
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Devina Haerinisa
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis praktik stakeholder engagement pelibatan pemangku kepentingan oleh perusahaan dalam proses penyusunan laporan keberlanjutan. Stakeholder engagement merupakan bagian penting yang telah ditekankan oleh berbagai panduan penyusunan laporan keberlanjutan internasional sebagai aktivitas yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keberlanjutan. Analisis stakeholder engagement dilakukan pada salah satu perusahaan di sektor hilir industri minyak dan gas di Indonesia. Data diperoleh melalui wawancara dengan pihak yang berkaitan dalam perusahaan, kuesioner, dokumen-dokumen internal perusahaan, data sekunder, serta tinjauan literatur. Penelitian ini berbentuk studi kasus dimana judgement peneliti sangat berpengaruh terhadap hasil dari penelitian. Peneliti menemukan bahwa perusahaan objek dalam penelitian ini didorong oleh teori legitimacy dan signaling dalam menerbitkan laporan keberlanjutan untuk pertama kalinya. Namun, perusahaan belum melakukan perencanaan stakeholder engagement secara sistematis dan strategis dalam proses penyusunan laporan keberlanjutan. Sehingga perbaikan praktik stakeholder engagement dalam perusahaan menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kualitas laporan keberlanjutan perusahaan kedepannya.

ABSTRACT
This study aims to analyze the stakeholder engagement practice of a company in the process of preparing sustainability report. Stakeholder engagement is an important part that has been emphasized by many international sustainability reporting guidelines, as an activity that should be conducted in preparing company rsquo s sustainability report. The analysis was performed against an Indonesian company in the downstream sector of oil and gas industry. Data were obtained through interviews, questionnaire, company rsquo s internal documents, secondary data, and literature review. This study is in the form of case study where the researcher rsquo s judgements are very influential on the results of the research. The study found out that the company was motivated by legitimacy and signaling theory when it was decided to publish company rsquo s sustainability report for the first time. However, the company has not yet developing a systematic and strategic stakeholder engagement plan to prepare for its sustainability report. Hence, an improvement in company rsquo s stakeholder engagement practice is an important part to achieve a better quality of its sustainability report in the future."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya
Djakarta: The New Nusantara Publishing,
338.272 8 SUR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teddyanus Rozarius, Author
"Unit pompa angguk merupakan salah satu metode pengangkatan buatan dalam teknik produksi minyak bumi yang banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan perminyakan karena teknologinya sederhana dan biaya pengoperasiannya yang relatif murah. Namun demikian, Unit pompa angguk mempunyai banyak bagian-bagian yang bergerak sehingga dapat menyebabkan kegagalan mekanikal. Kegagalan mekanikal ini berupa kerusakan tubing, sucker rod, dan pompa bawah tanah. Disamping itu, masalah reservoar, seperti karena problem kepasiran dan scale, dapat mengakibatkan kegagalan reservoar yang akhirnya membuat sumur berhenti berproduksi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan perawatan sumur minyak untuk tetap menjaga produksinya. Perencanaan perawatan sumur harus dibuat agar pemeliharaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Dengan menggunakan data historis dari aktivitas perawatan sumur minyak, kita dapat mengenalisa reliabilitasnya dan menyelidiki penyebab kegagalan, tipe kegagalan, dan umur rata-rata sumur tersebut. Dari hasil analisa tadi, kita dapat membuat perencanaan perawatan sumur selanjutnya dengan lebih baik.
Dari hasil evaluasi terhadap data historis aktivitas perawatan sumur di Pertamina Operasi EP Cepu, Jawa tengah, diketahui bahwa sebagian besar sumur minyak tersebut mempunyai tipe kegagalan awal + random, dan hanya sebagian kecil saja yang mempunyai tipe kegagalan usang. Umur rata-rata sumur adalah 85 hari dengan tingkat reliabilitas 31% untuk mencapai umur tersebut. sebagian besar kegagalan disebabkan oleh kegagalan mekanikal. Berdasarkan hasil produksi dan biaya perawatannya, umur relevan sumur minyak di Cepu berkisar antara 68 s/d 160 hari dengan tingkat reliabiltasnya rata-rata 26% untuk mencapai umur tersebut.

Oil Well Work-over Analysis by Using Reliability Function ApproachA Sucker Rod Pumping Unit is one of the artificial lifting method which is widely used in Oil Companies because its technology is simple and relatively cheap. However, a Sucker Rod Pumping Unit has many moving parts that lead to mechanical failure of the unit. Mechanical failure consists of tubing failures, sucker rod failures, and subsurface pump failures. Beside that, reservoir problem, such as sand problem and scale problem, lead to reservoir failure that can stop well production. Considering the problem, the oil well work-over or oil well pulling up is needed to maintain oil well production_ The well work-over planning should be made to conduct oil well maintenance effectively and efficiently
Using historical data of oil well work-over activities, we can analyze the oil well reliability and point out the cause of oil well failure, failure type, failure rate, mean time between failure and etc. From this analysis, we will be able to make a better plan for the oil well work-over.
Evaluating the historical data of oil well work-over activities in Pertamina Cepu Field, Central of Java, we found that most of the oil wells have burn in to random failure type, and only a few of them have wear out failure type. The wells have average mean life 85 days and average reliability 31% to reach its mean life. Most of the oil well failures caused by mechanical problems. Based on their productivity and well work-over operation cost, the expected minimum life of oil wells between 68 days to 160 days; and their reliability is 26% in average to reach those minimum life.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martoyo
"Pembangunan kilang minyak PT HPM yang berada di Cepu telah selesai pada tanggal 22 April 1998 dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 10.000 bbl/hari minyak mentah dengan menelan biaya kurang lebih sebesar Rp400 milyar. Namun sampai saat ini kilang tersebut belum bisa dioperasilkan. Penyebab belum dioperasikannya kilang tersebut ada dua.
Penyebab pertama, tidak tersedianya bahan baku minyak mentah karena PT Humpuss Patragas (relaled company) gagal melakukan explorasi di Lapangan Banyu Urip dan Jambaran, Cepu. Hak TAC atas ladang tersebut telah dijual ke Exxon Mobil, namun sampai sekarang Exxon Mobil juga belum menghasilkan minyak mentah, diperkirakan masih Iiga tahun ke depan. Sehingga jika ingin mengoperasikan kilang tersebut dibutuhkan dana yang besar untuk mendatangkan minyak mentah dari tempat lain atau memasang pipa yang panjang. Penyebab kedua, PT HPM sedang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) sejak krisis moneter pada tahun 1998 menimpa Indonesia. Hal ini disebabkan karena hutang modal PT HPM sebagian besar berupa valuta asing (USS) dan Induk perusahaan (Humpuss Group) juga sedang mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak bisa melakukan penambahan modal kerja.
Permasalahan di atas harus segera dicarikan solusi unluk mengatasi financial distress yang berkepanjangan. Saat ini manajemen PT HPM mempunyai tiga pilihan strategi yaitu tetap membiarkan kilang seperti kondisi selama ini (do nothing), menjual kilang tersebut kepada pihak ketiga (likuidasi) atau mencari investor baru unluk melakukan operasi kilang tersebut. Selaku manager keuangan, Dwi diminta untuk membuat analisa terhadap ketiga strategi tersebut dan strategi mana yang menghasilkan net present value (NPV) terbesar bagi perusahaan. Hasil dan rekomendasi dari analisa tersebut harus segera dilaporkan kepada direksi paling lama lima bulan ke depan.
Usaha untuk mencari investor sudah banyak dilakukan, namun saat ini hanya konsorsium TJU-Pilona yang menyatakan serius untuk menjalin kerjasama. Kesepakatan kerjasama saal ini masih dinegosiasikan oleh kedua belah pihak. Bentuk kerjasama yang ditawarkan oleh TJU-Pilona adalah kerjasama penggunaan kilang untuk pengolahan minyak. PT HPM akan mendapatkan fire per barrel sebesar US$1.5 atau US$1,9 (besarnya masih dinegosiasikan sampai sekarang). Bentuk kerjasama yang ditawarkan seperti sewa menyewa dengan fee seliap barrel minyak yang diproduksi, Konsorsiurn TJU-Pilona bertanggung jawab atas pcndanaan dan operasional, sedangkan PT HPM menyediakan kilang di Cepu. Dwiyono juga dirninta oleh direksi untuk membuat proyeksi ke depan atas tawaran Konsorsium ini. Sekedar sebagai bahan pertimbangan pemilihan strategi, Dwiyono mengatakan bahwa pemah ada investor yang mengajukan penawaran untuk membeli kilang di Cepu tersebut, namun hanya sekitar USS 2 juta. Penawaran ini sangat kecil jika dibandingkan dengan biaya pembangunan kilang kurang lebih sebesar Rp400 miliar. Saat ini perusahaan juga mempunyai total bank loan kepada US Exim Bank sebesar US$53,128,748 yang terdiri dari pokok dan bunga pinjaman masing-masing sebesar US$34,930,440 dan US$18,198,308 yang sudah jatuh tempo.
Jika Anda sebagai manajer keuangan, apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah financial disiress di alas dan alternatif strategi mana yang akan dipilih dari ketiga strategi tersebut? Sarannya adalah manajemen perusahaan harus segera melakukan langkah-langkah negosiasi untuk melakukan restrukturisasi hutang yang pemah ditawarkan oleh pihak US Exim melalui hair cut. Seiring dengan proses negosiasi dengan US Exim Bank perusahaan juga melakukan perhitungan untuk memilih altematif bagi perusahaan. Berdasarkan analisa forecasting maka altemtif strategi ketiga yang menghasilkan NPV terbesar, dimana perusahaan tetap menjalankan kilang dengan bekerjasama dengan konsorsium TJU-Pilona.

The construction of the refinery was substantially completed on April 22, 1998. A refining facility of 10,000 barrels per day capacity has been constructed at Cepu, Central Java. The carrying value of the refinery and related facilities not used in operations amounting to more than Rp400 billion as of December 31, 2004. The Company has not yet commenced commercial operations. The Company has delayed commencement of its commercial operation due to two factors, continuing postponement of the plan for crude oil supply and lack of financing.
First, the postponement of the plan for crude oil supply because of PT Humpuss Patragas, a related company, had failed exploration in Banyu Urip and Jambaran tield, Cepu Block. Finally, on June 29, 2001, PT Humpuss Patragas, a related Company, sold its entire interest and rights in a Technical Assistance Contract (TAC) involving the Cepu Block to Mobil (Cepu) Ltd. In accordance with the sales and purchase agreements among those companies, Mobil (Cepu) Ltd. agreed to sell 10,000 barrels per day of crude oil produced hom the Cepu Block to PT Humpuss Patragas or its related parties. But until now Mobil (Cepu) Ltd. has not yet commenced commercial operation, it?s predicted three years again. So, if the Company (PT HPM) wants to operate this refinery, they should purchase of crude oil supply from another company which longer distance. It needs much more financing for pipe construction. Second, commercial operations have not yet commenced due to lack of required financing, including working capital. The company has on the financial distress situation since Indonesia?s monetary crisis in 1998 caused by the increase of bank loans due to foreign exchange rate. Most of Company?s loan denominated in U.S Dollar Currency, monetary crisis caused the decreasing of the exchange rate rupiah to U.S Dollar. On the other hand Humpuss holding, as parent company, had not enough money to support additional working capital to PT HPM.
The Company has to looking for the solution to solve those problems of financial distress. Now, management has three available strategies: first, do nothing strategy or running business as usual, second, sells the refinery to third party and the third is operates the refinery with looking for the new investor to support working capital. As finance manager, Mr. Dwiyono was asked to make analyzing and calculation of those three available strategies for the next five months. Mr. Dwiyono will choose the alternative that yield the highest net present value (NPV).
The company has tried to negotiate with many investors to operate the refinery, but only TJU-Pilona that make a good deal. The company will received fee USS] .5 or US$1.9 of processing crude oil per barrel. The final agreement between TJU-Pilona and the company still is negotiated. Based on the early negotiation, TJU-Pilona agreed to provide all required fund, include working capital and responsible for all refinery operation. Mr. Dwiyono was asked for preparing the cash flow projection and NPV calculation of this offering.
Mr. Dwiyono also said that this refinery had been offered by investor amounting of US$2 million which less than the carrying value of the refinery and related facilities Rp400 billion. Because of the continuous financial distress the company has not yet paid US Exim Bank loan US$53,128,748, which consist of principal loan US$34,930,440 and interest USS] 8,198,308 that has been due date. If you are as finance manager like Mr. Dwiyono, what will we do to solve those problems and what the alternative should be chosen? I recommend to management to negotiate immediately to US Exim Bank for loan restructuring. Based on the projected cash flow analysis, we conclude that the company has to choose the third alternative because the highest NPV will be earned. So, the Company should continue to operate their refinery with consortium TJU-Pilona.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Ariefanno
"Skripsi ini membahas mengenai empat permasalahan. Pertama, mengenai konsep cost recovery pelaksanaan bioremediasi di dalam industri hulu minyak dan gas bumi dalam keuangan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kedua, mengenai penerapan konsep cost recovery pelaksanaan bioremediasi di dalam industri hulu minyak dan gas bumi dalam keuangan negara pada Putusan Kasasi Nomor 2330 K/Pid.SUS/2013. Ketiga, mengenai konsep kerugian negara atas cost recovery bioremediasi berdasarkan peraturan perundang-undangan. Keempat, mengenai penerapan konsep kerugian negara atas cost recovery bioremediasi pada Putusan kasasi Nomor 2330 K/Pid.SUS/2013. Berdasarkan hal tersebut, kasus yang tertuang di dalam Putusan Kasasi Nomor 2330 K/Pid.SUS/2013 menjadi objek dalam penelitian skripsi ini. Aparat penegak hukum memutuskan bahwa kasus ini telah merugikan keuangan negara. Namun, ketidak cermatan aparat penegak hukum membuat kasus ini dalam mengidentifikasikan kerugian negara penting untuk diteliti dan dianalisis dengan cermat.

This Thesis is discussing about four problems. First, it discuss about cost recovery in bioremediation concept in the oil and gas industry based on the positive law. Secondly, it discuss about the concept in bioremediation cost recovery in the oil and gas industry in public finance based on Putusan Kasasi Nomor 2330 K/Pid.SUS/2013. Thirdly, it discuss about the concept of state loss in the bioremediation cost recovery based on the positive law. The last one, it discuss about the concept of state loss in the bioremediation cost recovery based on Putusan Kasasi Nomor 2330 K/Pid.SUS/2013. Based on those things, the case inside Putusan Kasasi Nomor 2330 K/Pid.SUS/2013 will be the object of this thesis. The law enforcer decide that this case has been made some loss for the state. However, the incautious act of law enforcer made this case important to be researched an analyzed further."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S57335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>