Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andika Chandra Putra
Jakarta: UI Publishing, 2024
616.99 AND m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pulmologi & Kedokteran Respirasi FKUI, 2019
616.99 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Sahira Sunukanto
"Latar belakang: Situasi pandemi COVID-19 membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama pada masyarakat dengan penyakit kronis seperti kanker paru. Perubahan akibat pandemi memengaruhi tingkat kualitas hidup pasien yang penting untuk kesejahteraan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kualitas hidup pasien kanker paru pada pandemi COVID-19.
Metode: Studi dengan metode potong-lintang dilakukan di Poli Rawat Jalan Onkologi Toraks RSUP Persahabatan, Jakarta. Sampel diambil menggunakan metode consecutive sampling. Tingkat kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner European Organisation for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire Core 30 items (EORTC QLQ-C30) versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini juga menilai karakteristik sosiodemografis dan klinis pasien, serta faktor terkait COVID-19 yang meliputi kekhawatiran akan terhambatnya pengobatan, paparan informasi mengenai COVID-19, hambatan akses menuju fasilitas kesehatan, hambatan kelanjutan pengobatan, tekanan mental yang dialami, serta hubungan dengan keluarga dan teman selama pandemi COVID-19.
Hasil: Sebanyak 94% dan 6% pasien kanker paru memiliki tingkat kualitas hidup sedang dan buruk selama pandemi COVID-19. Keseluruhan pasien mengalami gangguan kualitas hidup selama pandemi, tetapi tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna secara statistik pada tingkat kualitas hidup dengan karakteristik subjek, maupun dengan pandemi COVID-19. Sebagian besar pasien mengkhawatirkan keterlambatan pengobatan dan mengalami tekanan psikologis, namun hanya sedikit pasien yang mengalami hambatan pengobatan selama pandemi.
Kesimpulan: Studi ini menunjukkan adanya gangguan kualitas hidup pada pasien kanker paru selama pandemi COVID-19. Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut serta pengembangan intervensi yang lebih holistik dan komprehensif untuk pasien kanker paru, terutama selama pengobatan jarak jauh.
Kata kunci: Kanker Paru, Kualitas Hidup, COVID-19

Introduction: The COVID-19 pandemic has affected various aspects of life, especially for people with chronic diseases such as lung cancer. The changes due to the pandemic impact their quality of life (QoL) which is important for their well-being. This study aimed to provide an overview of lung cancer patients’ QoL during the COVID-19 pandemic.
Method: A cross-sectional study was conducted in the Thoracic Oncology Outpatient Clinic of Persahabatan National Respiratory Referral Hospital, Jakarta. Patients were recruited using consecutive sampling methods. QoL was assessed using the Indonesian version of the European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire Core 30 items (EORTC QLQ-C30). This study also assessed the patients’ sociodemographic and clinical characteristics and the factors related to COVID-19, including concerns about treatment delays, exposure to COVID-19 information, barriers to access to healthcare facilities and treatment continuation, psychological pressure, and interpersonal relationships with family and friends.
Results: 94% and 6% of lung cancer patients have moderate and poor QoL during the COVID-19 pandemic. All patients have impaired QoL, but no statistically significant relationship was found between QoL and the subjects’ characteristics or the factors related to the pandemic. Most patients are concerned about treatment delays and experiencing psychological pressure, but only a few patients experience treatment barriers during the pandemic.
Conclusion: This study showed an impaired QoL in lung cancer patients during the COVID-19 pandemic. Further research and development of more holistic and comprehensive interventions for lung cancer patients, particularly during remote treatment, are needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Zulfani
"Dalam perencanaan terapi teknik lanjut telah diimplementasikan algoritma Anisotropic Analytical Algorithm AAA dan Acuros XB pada perencanaan terapi dengan teknik IMRT dan VMAT. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memverifikasi simulasi perencanaan terapi dan pemberian dosis IMRT dan VMAT pada kasus kanker prostat dan kanker paru. Verifikasi dosis dilakukan dengan meletakkan TLD 100 LiF rod dan film Gafchromic EBT3 pada fantom Rando Alderson. Evaluasi dosis dilakukan dengan membandingkan analisis dosimetri PTV dan organ at risk menggunakan algoritma Anisotropic Analytical Algorithm AAA dan Acuros XB pada teknik IMRT dan VMAT. Dari hasil penelitian PTV pada kanker prostat algoritma Acuros XB memiliki kualitas perencanaan lebih baik dibandingkan Anisotropic Analytical Algorithm AAA sebesar 1. Pola yang sama juga diperoleh organ at risk dengan algoritma terbaik diperoleh Acuros XB dengan penyimpangan rata-rata terbesar pada OAR femoral head sebesar 6. Lebih lanjut PTV pada kanker paru kiri dan kanan memiliki penyimpangan rata-rata lebih kecil pada teknik VMAT. Sementara pada penggunaan algoritma Acuros XB memiliki kualitas perencanaan lebih baik dibandingkan Anisotropic Analytical Algorithm AAA sebesar 0,56 . Pada OAR kasus paru kiri dan kanan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari penggunaan algortima Acuros XB dan Anisotropic Analytical Algorithm AAA dengan rentang deviasi terbesar diperoleh jantung 9.

In the planning of advanced engineering therapy has been implemented Anisotropic Analytical Algorithm AAA and Acuros XB algorithms on therapy planning with IMRT and VMAT techniques. In this study intended to verify the simulation of therapy planning and dosage of IMRT and VMAT in cases of prostate cancer and lung cancer. Dose verification is done by placing TLD 100 LiF rod and Gafchromic EBT3 film on fantom Rando Alderson. Dose evaluation was done by comparing dosimetry analysis of PTV and organ at risk using Anisotropic Analytical Algorithm AAA and Acuros XB algorithm on IMRT and VMAT techniques. From the results of research PTV on prostate cancer algorithm Acuros XB has better planning quality than Anisotropic Analytical Algorithm AAA of 1. The same pattern is also obtained by the organ at risk with the best algorithm obtained by Acuros XB with the largest mean deviation on femoral head OAR of 6. Furthermore, PTV in left and right lung cancer has a smaller mean deviation in VMAT technique. While the use of Acuros XB algorithm has better planning quality than Anisotropic Analytical Algorithm AAA of 0.56. In the left and right lung OAR cases there was no significant difference from the use of the Acuros XB algorithm and the Anisotropic Analytical Algorithm AAA with the largest deviation range obtained by heart 9.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Rahmanuri Pudjihapsari
"Merokok merupakan salah satu mekanisme koping yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi stresor. Walaupun mahasiswa sebagai individu dengan pendidikan tinggi yang dapat diasumsikan memiliki pengetahuan baik terkait penyakit akibat merokok seperti kanker paru dan PPOK, masih ditemukan mahasiswa yang menjadi perokok aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker paru dan PPOK dengan sikap terhadap rokok pada mahasiswa perokok aktif. Penelitian ini merupakan studi deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 129 mahasiswa perokok aktif tingkat sarjana di Universitas Indonesia. Pengetahuan kanker paru diukur menggunakan instrumen Lung Cancer Awareness Measure (Lung CAM), pengetahuan PPOK diukur menggunakan Bristol COPD Knowledge Questionnaire (BCKQ), dan instrumen Global Youth Tobacco Survey (GYTS) digunakan untuk mengukur sikap terhadap rokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40,3% responden berpengetahuan baik tentang kanker paru. 49,6% responden berpengetahuan baik tentang PPOK, dan 42,6% responden memiliki sikap negatif terhadap rokok. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kanker paru dengan sikap terhadap rokok (p=0,093; α=0,05). Begitu juga antara tingkat pengetahuan tentang PPOK dengan sikap terhadap rokok (p=0,222; α=0,05). Penelitian lebih lanjut disarankan untuk melihat faktor lain selain pengetahuan yang dapat memengaruhi sikap terhadap rokok.

Smoking is one of the coping mechanisms that students use to reduce stressors. Even though students as individuals with higher education can be assumed to have a good knowledge regarding smoking-related diseases such as lung cancer and COPD, there are still students who are active smokers. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge about lung cancer and COPD with attitudes towards smoking among active smoking students. This research is a descriptive correlation study with a cross-sectional approach. The sample of this study was 129 undergraduate students of active smokers at the University of Indonesia. Lung cancer knowledge was measured using the Lung Cancer Awareness Measure (Lung CAM) instrument, COPD knowledge was measured using the Bristol COPD Knowledge Questionnaire (BCKQ), and the Global Youth Tobacco Survey (GYTS) instrument was used to measure attitudes towards smoking. The results showed that 40.3% of respondents had good knowledge about lung cancer. 49.6% of respondents have good knowledge about COPD, and 42.6% of respondents have negative attitudes towards smoking. There was no significant relationship between the level of knowledge about lung cancer and attitudes towards smoking (p = 0.093; α = 0.05). Likewise, the level of knowledge about COPD with attitudes towards smoking (p = 0.222; α = 0.05). Further research is suggested to look at other factors besides the knowledge that can influence attitudes towards smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hudoyo
"Indonesia terdiri dari beribu pulau yang berpenghuni.Belum ada deteksi kanker paru yang non-invasif, sederhana, murah dan efektif sehingga diperlukan suatu inovasi. Deteksi metilasi DNA dengan sampel dalam kertas saring yang dapat dikirim melalui pos dan analisis kromatografi napas hembusan yang ditampung dalam balon karet adalah salah satu metode yang akan diujicoba dan diteliti. Penelitian ini bertujuan menemukan metode baru untuk deteksi kanker paru yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan mengirim sampel melalui pos.
Metode yang digunakan dalam penelitian berupa studi ekperimental dengan mendeteksi dan mengukur konsentrasi DNA serta menentukan status metilasi gen promoter spesifik APC RASSF1A dari sampel napas-hembusan pasien kanker paru yang ditampung dalam balon karet terkondensasi, dibandingkan dengan sampel-sampel sediaan sitologi, darah dan sputum menggunakan metode PCR-MSP, serta menganalisis sampel napas- hembusan menggunakan GCMS pasien kanker paru dengan kontrol orang normal.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa DNA dapat dideteksi, diamplifikasi dan diukur konsentrasinya dari napas-hembusan pasien kanker paru yang ditampung menggunakan balon karet. Konsentrasi DNA dari napas-hembusan secara statistik tidak berbeda bermakna dibanding konsentrasi DNA dalam sampel darah dan sputum, tetapi berbeda bermakna dibanding sediaan sitologi. Sebagian besar status metilasi gen APC RASSF1A adalah tidak termetilasi. Analisis uap napas menggunakan GCMS terbukti memperlihatkan senyawa-senyawa spesifik yang hanya dijumpai pada napas-hembusan pasien kanker paru.
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa DNA dapat dideteksi dari napas-hembusan pasien kanker paru yang ditampung dalam balon karet, dengan konsentrasi yang tidak berbeda bermakna dengan konsentrasi dalam darah dan sputum. Status metilasi gen APC RASSF1A tidak dapat dijadikan biomarker diagnosis kanker paru.Deteksi DNA sebagai sampel genetik dan analisis GCMS dari napas-hembusan yang ditampung dalam balon karet berpotensi dapat dijadikan metode deteksi kanker paru yang non-invasif.

Indonesia has more than 14,000 islands and access to health facilities has been challenging. Despite lung cancer is the leading cause of death, Indonesia has high prevalence of cigarette smokers and there has been no effective screening so far. Non invasive, simple, accurate and affordable tools for lung cancer detection is needed.
The method of this study is experimental study of which samples from sputum, blood, cytology and exhaled breath was analyzed using PCR MSP method to detect DNA methylation. In addition, exhaled breath samples were collected in latex balloons and profiled with GC MS.
The result of this study that DNA can be extracted, isolated and amplified from exhaled breath of lung cancer patients that had been collected in the latex balloons. Exhaled breath DNA concentration, statistically was not different with DNA concentration from blood and sputum, but lower and statistically different with tissue cytology samples. PCR MSP results revealed that the methylation status of APC and RASSF1A gene promoters were not methylated in the majority of samples. GC MS analyses showed that there were some chemical components specifically detected only in lung cancer patients and were absent in normal or healthty subjects.
The conclusion of this study that DNA can be extracted from exhaled breath with simple technique using balloons reservoir from lung cancer subjects and detection of methylation status of APC and RASSF1A promoter genes from this samples could be done. However, APC and RASSF1 methylation status may not be useful marker for lung cancer screening. On the other hand, analyses of chemical compounds obtained from exhaled breath in lung cancer patients had promising potential for new innovative detection of lung cancer with non invasive procedure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Retno Dewanti
"Latar Belakang: Kanker paru menjadi penyebab kematian utama akibat keganasan pada laki-laki sebesar 31% dan perempuan sebesar 27%. Pada pasien adenokarsinoma paru dengan mutasi pada exon 20 T790M memberikan respons yang buruk terhadap terapi EGFR-TKI generasi pertama maupun generasi kedua.
Tujuan: Mengetahui profil serta angka tahan hidup 1 tahun pasien kanker paru jenis Adenokarsinoma dengan mutasi exon 20 T790M primer.
Metode: Penelitian menggunakan desain kohort terhadap pasien-pasien adenokarsinoma paru stadium IV dengan mutasi exon 20 T790M primer dari bulan September 2015 sampai Desember 2017 di RSUP Persahabatan. Variabel yang diteliti adalah karakteristik klinis dan angka kesintasanberdasarkan kurva Kaplan Meier. Hasil analisis dinyatakan berbeda bermakna apabila nilai p<0,05.
Hasil: Didapatkan 27 subjek penelitian dengan rerata usia 58,5 tahun dan berjenis kelamin laki-laki (70,6%). Keluhan utama berupa sesak napas (73,5%) dan nyeri dada (55,9%). Mutasi genetik tunggal pada Exon 20 T790M (64,7%), sedangkan mutasi Exon 20 T790M dengan Exon 21 L858R (11,8%) dan mutasi Exon 20 T790M dengan 21 L861Q (8,8%). Organ target metastasis adalah efusi pleura (73,5%), tulang (26,5%) dan otak (20,6%). Angka kesintasan 360 dan 990 hari sebesar 35% dan 20% dengan median kesintasan sebesar 213 hari.
Kesimpulan: Mutasi exon 20 T790M pada adenokarsinoma paru memegang peranan penting terhadap kesintasan dan prediktor responsterhadap terapi yang diberikan.

Background: Lung cancer causes mortality in men (31%) and in women (27%). Lung adenocarcinoma patients with exon 20 T790Mepidermal growth factor receptor(EGFR) mutation showed poor response to the first generation and second generation of EGFR tyrosine kinase inhibitor (TKI) therapy.
Purpose: This study aims to reveal the characteristics and one year survival rate of lung adenocarcinoma patients with primary exon 20 T790M EGFR mutations treated at Persahabatan Hospital Jakarta, Indonesia.
Methods: The cohort study involved patients with primary exon 20 T790M EGFR mutation between September 2015 to December 2017 in Persahabatan Hospital Jakarta, Indonesia. The survival rate was observed from Kaplan Meier estimator curve and was statistically analyzed.
Results: There were 27 subjects with mean age of 58.5 years and were predominated male (70.6%). The most common chief complaints were shortness of breath (73.5%) and chest pain (55.9%). The EGFR mutations detected were exon 20 T790M (64.7%), exon 20 T790M with exon 21 L858R (11.8%) and exon 20 T790M with exon 21 L861Q (8.8%). Metastatic target organs were pleural effusions (73.5%), bone (26.5%) and brain (20.6%). Survival rate of 360 and 990 days was 35% and 20% respectively with median survival rate was 213 days.
Conclusion: Exon 20 T790M EGFR mutation in lung adenocarcinoma was revealed to be an important factor in survival and in predicting response to EGFR TKI chemotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasto Harsono
"ABSTRAK
Latar Belakang: Debu kayu sebagai telah lama dicurigai sebagai salah satu penyebab karsinoma pada paru. Makalah ini bertujuan memberikan bukti adanya hubungan antara pajanan debu kayu di tempat kerja dengan kanker paru pada seorang perajin furnitur.
Metode: Dilakukan pencarian artikel berbasis online pada PubMed dan Google Scholar pada Juli 2018 dengan kata kunci wood dust dan lung cancer kemudian ditelaah secara kritis menurut kriteria penelitian egaraic yang relevan dari Oxford Center for Evidence Based Medicine.
Hasil: Telaah kritis dilakukan atas 2 studi. Yang pertama kajian meta analisis tahun 2015, menyebutkan terdapat peningkatan risiko yang signifikan antara pajanan debu kayu dengan kanker paru (RR 1,21; 95% CI 1.05 - 1,39, n=33). Sebaliknya, ditemukan risiko rendah (RR 0,63; 95% CI 0,39-0,99 n = 5) pada studi yang berasal dari egara-negara Nordik yang karakter kayunya adalah kayu lunak. Meta-analisis ini memberikan bukti kuat hubungan antara pajanan debu kayu dan kanker paru, yang sangat dipengaruhi oleh wilayah geografis penelitian. Alasan untuk perkiraan efek wilayah ini masih harus diklarifikasi, tetapi mungkin menunjukkan efek diferensial untuk debu kayu keras dan kayu lunak. Studi terakhir berdesain cross sectional melakukan 2 buah penelitian dan menemukan peningkatan risiko kanker paru-paru untuk pajanan kumulatif substansial terhadap debu kayu (OR 1,4; 95% CI 1,0-2,0) dan (OR 1,7; 95% CI 1,1- 2,7).
Kesimpulan: Kedua studi yang terpilih menyatakan bahwa pajanan debu kayu meningkatkan risiko terjadinya kanker paru. Perlu adanya upaya pengendalian risiko pada pajanan debu kayu di tempat kerja.

ABSTRACT
Introduction: Wood dust has long been suspected as a cause of lung cancer. This paper provides evidence of a relationship between wood dust exposure at work and lung cancer in a furniture craftsman.
Method: Related articles were searched online on PubMed and Google Scholar in July 2018 with the keywords wood dust and lung cancer. Both were examined according to relevant etiologic research criteria from the Oxford Center for Evidence Based Medicine.
Results: Critical study was carried out on 2 studies. The first meta-analysis study in 2015 mentioned a significant increase in risk between exposure to wood dust with lung cancer (RR 1,21; 95% CI 1,05 - 1,39, n=33). Conversely, a low risk was found (RR 0,63; 95% CI 0,39 -0,99 n = 5) in studies originating from the Nordic countries where the wood character is soft wood. This meta-analysis provides strong evidence of a relationship between wood dust exposure and lung cancer, which is strongly influenced by the geographic area of ​​the study. The reason for estimating the specific effects of this area remains to be clarified, but it might show a differential effect for hardwood and softwood dust. The last cross sectional design study conducted 2 studies and found an increased risk of lung cancer for substantial cumulative exposure to wood dust with cancer control (OR 1,4 95% CI 1,0-2,0) and (OR 1,7 with 95% CI 1,1-2,7).
Conclusion: Both selected studies state that exposure to wood dust increases the risk of lung cancer, for this reason, efforts are needed to control wood dust exposure in the workplace."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Nasriawati
"Aerosol karbon hitam menimbulkan risiko potensial bagi kesehatan manusia. Karbon hitam telah dilaporkan menjadi penyebab penting bagi beberapa penyakit kardiovaskular dan pernapasan manusia. International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa klasifikasi karbon hitam adalah 2b, yaitu berpotensi menyebabkan kanker. Ini menandakan bahwa efek karsinogenik karbon hitam untuk manusia masih kontroversial. Laporan kasus berikut ini memaparkan kasus kanker paru-paru akibat pajanan karbon hitam dan meninjau literatur laporan kasus okupasi untuk mendapatkan jawaban tentang efek pajanan karbon hitam dan meningkatnya risiko kanker paru-paru di antara pekerja yang terpajan karbon hitam. Pencarian literatur dilakukan untuk menjawab pertanyaan klinis melalui database elektronik: PubMed dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan adalah 'karbon hitam' DAN 'kanker paru-paru' DAN 'pekerja'. Kriteria inklusi dari strategi pencarian ini adalah pekerja yang terpapar karbon hitam, studi meta analisis, kasus control,prosfektif kohort. Kriteria pengecualian dari artikel ini adalah artikel yang tidak dapat diakses, RCTs yang telah digunakan dalam systemic review. Artikel yang dipilih kemudian dianalisa kritis menggunakan kriteria yang relevan oleh Oxford Center for Evidence-based Medicine. Penelitian ini mengulas literatur oleh Rota Matteo, et all 2014; Bukti epidemiologis tentang karbon hidro poliaromatik (PAH) tinggi terpapar, studi kohort perspektif oleh Delli LD, et all 2015 dan studi kasus kontrol oleh Marie EPt, dkk 1996. Ketiga penelitian menunjukkan bahwa potensi karsinogenik hitam karbon sama dengan pernyataan monograf IARC bahwa studi epidemiologi karbon hitam memberikan bukti karsinogenisitas yang kurang memadai (Kelompok 2B).

Carbon black aerosol has potential risks on human health. Carbon black has been reported to be an important cause for several human cardiovascular and respiratory diseases. International Agency for Research on Cancer (IARC) stated that carbon black classification is 2b, that is carcinogenic. This report explains a case of lung cancer due to carbon black exposure and reviews the literature of occupational cases to get the answers about the effects of carbon black exposure and the increasing risk of lung cancer among carbon black exposed workers. The literature search was performed to answer the clinical question via electronic databases: PubMed and Google Scholar. The keywords used were ‘carbon black’ AND ‘lung cancer’ AND ‘workers’. The inclusion criteria of this searching strategy were the workers which exposed to carbon black, meta analysis, randomizes controlled trial, systematic reviews, cohort. The exclusion criteria of this article were inaccessible articles, RCTs that have been used in recent systematic review. The selected articles were then critically appraised using relevant criteria by the Oxford Center for Evidence-based Medicine. This study reviews the literature by Rota Matteo, et all 2014; The epidemiological evidence on the polyaromatic hydro carbon (PAH) high exposed, perspective cohort study by Delli LD, et all 2015 and the control case study by Marie EPt, et al 1996. The three researches showed that carbon black carcinogenic potential is the same with the IARC monograph statement that the epidemiological studies of carbon black provide inadequate evidence of carcinogenicity (Group of 2B)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wicaksono
"World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa kanker paru telah menjadi satu diantara penyebab kematian utama di seluruh dunia. Prognosis kanker paru merupakan yang paling buruk diantara jenis kanker lainnya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kesintasan dan risiko kematian pada pasien Kanker Paru Karsinoma Sel Kecil (KPKSK) dan Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK) di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sejak Januari 2021 hingga Desember 2023 dan di foloow-up hingga September 2024 menggunakan desain kohort retrospektif. Variable yang di analisis pada penelitian ini meliputi jenis histologi, usia, jenis kelamin, ras/suku, status pekerjaan, status perkawinan, Tingkat Pendidikan, derajat merokok, jenis pasien, performance status, lateralitas tumor, clinical stage dan penatalaksanaan. Dari 938 pasien kanker paru yang dianalisis, 6.29% adalah KPKSK dan sisanya 93.71% adalah KPKBSK. Dengan median overall survival (OS) pada KPKSK adalah 142 hari dan pada KPKBSK adalh 298 hari setelah terdiagnosa selama tiga tahun pengamatan. Pada final model dikatuhi bahwa usia, derajat merokok, performance statusserta tatalaksana bermakna secara statistic terhadap risiko kematian pada pasien kanker paru setelah dikontrol variable confounding (p<0.05). Terdapat interaksi antara usia ≥60 dan jenis histologi KPKBSK yang bermakna secara statistic terhadap penurunan risiko kematian sebesar 59% setelah dikontrol oleh variable confounding (aHR 0.41 95% CI 0.26 – 0.66 p=0.000) dibandingkan dengan pasien KPKSK. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk klinisi dan menjadi referensi penelitian selanjutnya.

According to the World Health Organization (WHO), lung cancer is one of the leading causes of death worldwide. The prognosis of lung cancer is the worst among other cancers. This study aims to compare survival and risk of death in patients with small cell lung cancer (SCLC) and non-small cell lung cancer (NSCLC) at Persahabatan General Hospital from January 2021 to December 2023 and follow-up until September 2024 using a retrospective cohort design. The variables analysed in this study included histology type, age, gender, race/ethnicity, employment status, marital status, education level, smoking status, patient type, performance status, tumour laterality, clinical stage and treatment. Of the 938 lung cancer patients analysed, 6.29% had SCLC and the remaining 93.71% had NSCLC. The median overall survival (OS) in SCLC is 142 days and in NSCLC is 298 days after diagnosed during three years of observation. In the final model, it was found that age, smoking level, performance status and treatment were statistically significant on the risk of death in lung cancer patients after controlling for confounding variables (p <0.05). There was an interaction between age ≥60 and histology type of NSCLC which was statistically significant on decrease the risk of death by 59% after controlling for confounding variables (aHR 0.41 95% CI 0.26 - 0.66 p = 0.000) compared to SCLC patients. The results of this study are expected to inform clinicians and provide a reference for further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>