Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septi Dhanik Prastiwi
"Sungai-sungai yang membelah Pulau Kalimantan memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia sejak masa lalu. Sungai memiliki peran dalam dinamika peradaban dan evolusi lingkungan pada kehidupan manusia hingga sekarang. Namun seiring dengan pembangunan jalan darat, makna sungai bagi masyarakat tepian sungai mengalami perubahan. Kajian ini melihat bagaimana masyarakat Dayak Ngaju memaknai sungai dalam ruang hidup yang berubah dengan adanya pembangunan. Penelitian dilakukan pada dua desa dengan karakteristik lokasi, karakteristik masyarakat, dan laju pembangunan yang berbeda yaitu Desa Talingke yang berada di tepian Sungai Katingan dan Desa Pangi yang berada di tepian Sungai Kahayan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa karakteristik wilayah sungai, masyarakat dan laju pembangunan mempengaruhi masyarakat dalam memaknai sungai. Di satu sisi, masyarakat Pangi mulai meninggalkan aktivitas di sungai namun mereka masih memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya. Sebaliknya, masyarakat Talingke masih memusatkan aktivitasnya di sungai namun tidak lagi sepenuhnya memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya"
Lengkap +
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2021
900 HAN 5:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Dhanik Prastiwi
"Sungai-sungai yang membelah Pulau Kalimantan memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia sejak masa lalu. Sungai memiliki peran dalam dinamika peradaban dan evolusi lingkungan pada kehidupan manusia hingga sekarang. Namun seiring dengan pembangunan jalan darat, makna sungai bagi masyarakat tepian sungai mengalami perubahan. Kajian ini melihat bagaimana masyarakat Dayak Ngaju memaknai sungai dalam ruang hidup yang berubah dengan adanya pembangunan. Penelitian dilakukan pada dua desa dengan karakteristik lokasi, karakteristik masyarakat, dan laju pembangunan yang berbeda yaitu Desa Talingke yang berada di tepian Sungai Katingan dan Desa Pangi yang berada di tepian Sungai Kahayan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa karakteristik wilayah sungai, masyarakat dan laju pembangunan mempengaruhi masyarakat dalam memaknai sungai. Di satu sisi, masyarakat Pangi mulai meninggalkan aktivitas di sungai namun mereka masih memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya. Sebaliknya, masyarakat Talingke masih memusatkan aktivitasnya di sungai namun tidak lagi sepenuhnya memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya."
Lengkap +
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2021
900 HAN 5:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Ursula Chriseva
"Pembahasan mengenai isu lingkungan pada industri kebanyakan hanya mencakup keluaran dari proses produksinya. Salah satu upaya mengatasi isu lingkungan dari keseluruhan rantai proses industri adalah kajian penilaian daur hidup. PT. X adalah produsen susu bubuk di Indonesia yang pengelolaan lingkungannya mengacu pada keluaran proses produksi dan belum dievaluasi dari life cycle produk. Tujuan penelitian untuk menganalisis dampak lingkungan potensial dari proses produksinya. Metode riset menggunakan life cycle assessment dipadukan dengan environmental price dan analisis statistik deskriptif.
Hasil menunjukkan besaran dampak lingkungan yaitu proses manufaktur > 90%, pengiriman bahan > 1%, dan pengiriman limbah < 1% untuk produksi produk A dan B. Biaya lingkungan untuk memproduksi produk per sachet adalah Rp7.718,00 (produk A) dan Rp40.996,00 (produk B). Besarnya dampak dan biaya lingkungan per sachet didukung oleh hasil tingkat pengetahuan yang memiliki selisih sebesar 33%. Kesimpulan penelitian adalah mengoptimalkan kualitas lingkungan proses produksi PT.X dapat dilakukan berdasarkan hasil interpretasi penelitian.

The discussion about environmental issues in the industry mostly covers only the output of the production process. One of the efforts to resolve the environmental issues from the entire industrial process chain is a life cycle assessment. PT. X is a powdered milk producer in Indonesia whose environmental management refers to the production process's output and has not been evaluated from the product life cycle. The research purposes of analyzing the potential environmental impacts of the production process. The research method uses a life cycle assessment combined with the environmental price and descriptive statistical analysis.
The results show the contribution of the environmental impact, i.e., manufacturing process > 90%, material transportation > 1%, and waste transportation < 1% for product A and B production. The environmental cost for producing the product per sachet is Rp7.718,00 (product A) and Rp40.996,00 (product B). The result of environmental impact and environmental cost is also supported by the knowledge level results, which has a gap 33%. The conclusion of this research is to optimize environmental quality in the production process of PT. X can be carried out based on the results of research interpretation.
"
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Perpatih
"Ketiadaan kajian dampak lingkungan pada konstruksi Pembangunan DPPU Kertajati menjadikan munculnya persoalan-persoalan seperti penggunaan material tanah urug yang besar dan penggunaan kendaraan transportasi dan alat berat yang masif.
Tujuan penelitian ini untuk melakukan kajian siklus hidup lingkungan guna mengetahui kinerja lingkungan dari fase konstruksi Pembangunan DPPU Kertajati, menentukan pekerjaan konstruksi yang memberikan konstribusi tersignifikan dan skenario untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Batasan penelitian ini adalah gate-to-gate terbatas lingkup aktivitas dan pekerjaan dalam area proyek konstruksi.
Metode yang digunakan adalah metode penilaian siklus hidup lingkungan dengan metode penilaian dampak titik tengah menggunakan metode IPCC dan CML-2001:2016 serta metode penilaian dampak titik akhir menggunakan Eco-Indicator99.
Hasil penelitian memberikan bahwa pekerjaan pengurugan lahan dan pemadatan lahan menjadi kontributor utama untuk konsumsi energi berbasis bahan bakar solar yaitu sebesar 8.323.958,27 MJ. Pekerjaan ini juga menjadi kontributor utama potensi pemanasan global (GWP100) yaitu sebesar 666.059,33 Kg-CO2.Ekivalen, potensi eutrofikasi lingkungan yaitu sebesar 312,746 Kg-PO4.Ekivalen dan kontributor tersignifikan kedua pada potensi pengasaman lingkungan yaitu sebesar 5.979,67 Kg-SO2.Ekivalen. Pekerjaan bangunan beton berkontribusi tersignifikan untuk potensi pengasaman lingkungan yaitu sebesar 6.420,87 Kg-SO2.Ekivalen, muncul akibat penggunaan batu bata pada dinding bangunan beton.
Strategi yang dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungannya dibuat dalam skenario opsi kedua, yaitu: melakukan pemasangan lapisan perkuatan tanah geosintetik untuk mengurangi volume pengurugan lahan, melakukan subsitusi material bata merah menjadi material bata ringan hebel (autoclaved aerated concrete, AAC), dan menggunakan mechanical joint untuk penyambung pancang dan mengurangi konsumsi listrik secara signifikan.

The absence of an environmental impact study on the construction of the Kertajati DPPU development has led to problems such as the use of large fill soil materials and the massive use of transportation vehicles and heavy equipment.
The purpose of this study is to conduct a study of the environmental life cycle in order to determine the environmental performance of the construction phase of the Kertajati DPPU construction, determine construction works that make a significant contribution and scenarios to reduce their impact on the environment. The limitation of this research is that gate-to-gate is limited to the scope of activities and work in the construction project area.
The method used is the environmental life cycle assessment method with the midpoint impact assessment method using the IPCC and CML-2001:2016 methods and the end point impact assessment method using the Eco-Indicator99.
The results showed that land filling and compaction were the main contributors to energy consumption based on diesel fuel, amounting to 8,323.958.27 MJ. This work is also a major contributor to the potential for global warming (GWP100) which is 666,059.33 Kg-CO2. Equivalent, the potential for environmental eutrophication is 312,746 Kg-PO4. Equivalent and the second significant contributor to the potential for environmental acidification is 5,979.67 Kg-SO2 .equivalent. Concrete building work contributes significantly to the potential for environmental acidification, which is 6,420.87 Kg-SO2. Equivalent, arises due to the use of bricks on the walls of concrete buildings.
The strategy taken to reduce the environmental impact is made in the second option scenario, installing a geosynthetic soil reinforcement layer to reduce the volume of land filling, substituting red brick material into hebel lightweight brick material (autoclaved aerated concrete, AAC), and using mechanical joint as a pile connector and reduce electricity consumption significantly.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwany Amalliah Badruddin
"Karies gigi merupakan masalah kesehatan global dan penyakit gigi yang paling tinggi prevalensinya. Peningkatan masalah penyakit karies gigi di Indonesia masih mengkhawatirkan berdasarkan tren prevalensi pada Riskesdas 2007 sampai 2018, sedangkan Pemerintah telah menetapkan target Indonesia Bebas Karies 2030 untuk kelompok usia 12 tahun. Tren peningkatan prevalensi dan keparahan penyakit karies gigi terjadi pada semua umur, karena itu, tujuan penelitian ini adalah meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman karies di Indonesia melalui data populasi Indonesia dengan pendekatan siklus kehidupan.
Metode: Analisis data sekunder dari Riskesdas 2018 berdasarkan kelompok usia menurut WHO, yaitu kelompok usia 5, 12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun.
Hasil: Besar sampel untuk masing-masing kelompok usia adalah 668, 690, 649, 8123 dan 2602 subjek. Prevalensi penyakit karies gigi pada masing-masing kelompok usia adalah 93,4%, 68,8%, 68,1%, 92,1% dan 95,2%. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pengalaman karies pada kelompok anak dan remaja, adalah variabel persepsi tentang masalah kesehatan gigi, dengan nilai asosiasi Odds Ratio (OR) berkisar antara 3,066 sampai dengan 11,714. Faktor sosioekonomi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi juga menunjukkan hubungan yang bermakna dengan pengalaman karies anak dan remaja. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pengalaman karies pada kelompok dewasa adalah jenis kelamin (OR=2,007;95%CI 1,703-2,366). Sedangkan untuk kelompok lansia, faktor yang paling berpengaruh terhadap pengalaman karies adalah faktor kecukupan tenaga dokter gigi di puskesmas pada tingkat provinsi (OR=1,626;95%CI 1,069-2,475). Faktor merokok aktif menunjukkan asosiasi yang kuat (OR>1; p<0,05) di kelompok dewasa dan lansia. 
Kesimpulan: Faktor yang berpengaruh terhadap pengalaman karies berbeda pada setiap kelompok usia. Hal ini berimplikasi pada program pencegahan penyakit karies gigi.

Dental caries is a global health problem and the highest prevalence of dental disease. The increase in the problem of dental caries in Indonesia is still worrying based on the prevalence trend in Riskesdas 2007 to 2018, while the Government has set the 2030 Caries-Free Indonesia target for the 12 year age group. The trend of increasing prevalence and severity of dental caries occurs at all ages, therefore, the purpose of this study is to examine the factors that influence the caries experience in Indonesia through Indonesian population data with a life cycle approach.
Methods: Analysis of secondary data from Riskesdas 2018 based on age groups according to WHO, namely age groups 5, 12, 15, 35-44 and 65-74 years.
Results: The sample sizes for each age group were 668, 690, 649, 8123 and 2602 subjects. The prevalence of dental caries in each age group was 93.4%, 68.8%, 68.1%, 92.1% and 95.2%, respectively. The most influential factor on the caries experience in the group of children and adolescents is the variable perception of dental health problems, with the association value of Odds Ratio (OR) ranging from 3.066 to 11.714. Socioeconomic factors and utilization of dental health services also showed a significant relationship with the caries experience of children and adolescents. The most influential factor on the caries experience in the adult group was gender (OR=2.007; 95%CI 1.703-2.366). As for the elderly group, the most influential factor on caries experience was the adequacy of dental personnel at Public Health Centre at the provincial level (OR=1,626; 95%CI 1.069-2.475). The active smoking factor showed a strong association (OR>1; p<0.05) in the adult and elderly groups.
Conclusion: The factors that influence the caries experience are different in each age group. This has implications for the dental caries prevention program.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Dhanik Prastiwi
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
551.483 SEP s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khairu Annisa Hariadi
"Life Cycle Assessment merupakan analisa aliran material yang dapat digunakan untuk memodelkan aliran material pada sistem pengolahan limbah padat. Studi dilakukan pada limbah padat TPA Cipayung, Kota Depok dengan jumlah limbah padat masuk rata-rata adalah 546,70 ton/hari atau 199.544,76 ton/tahun dengan potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan 392.425,53 ton CO2e/tahun. Skenario pengolahan limbah padat dilakukan untuk mengurangi potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan, yaitu skenario kondisi eksisting, skenario perbaikan kondisi eksisting, dan skenario pengolahan sampah untuk masa yang akan datang pada tahun 2030. Rekomendasi pengolahan limbah padat untuk dapat mengurangi potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan adalah dengan pengomposan, daur ulang, dan Refuse Derived Fuel RDF . Pada pemodelan skenario tersebut diperoleh bahwa potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada kondisi eksisting dapat dikurangi hingga 37 yakni menjadi 246.697,87 ton CO2e/tahun. Pada tahun 2030, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada pengolahan limbah padat yang direkomendasikan meningkat 3,4 dari potensi emisi gas rumah kaca tahun 2016 yakni sebanyak 407.729,55 ton CO2e/tahun dengan jumlah limbah padat yang masuk meningkat 34 dari jumlah sampah tahun 2016.

Life cycle assessment is material flow analysis can be used to design material 39 s flow in waste processing of municipal solid waste. The research was done by waste in TPA Cipayung, Depok City with average amount input of waste 546.70 ton day or 199,544.76 ton year with greenhouse gas emissions potency that is produced 392,425.53 ton CO2e year. The waste processing scenario is made to reduce greenhouse gas emissions potency that is produced, such as exsisting condition scenario, exsisting condition improvement scenario, and waste processing scenario for the future in 2030. The recommendation of waste processing to reduce greenhouse gas emissions potency that is produced with composting, recycle, Refuse Derived Fuel RDF . In this scenario model conclude greenhouse gas emissions potency which is produced in exsisting condition can be reduced until 37 or 246,697.87 ton CO2e year. In 2030, greenhouse gas emissions potency that will be produced in recommended waste processing increase 3.4 from the greenhouse gas emissions potency in 2016 amount 407,729.55 ton CO2e year with total input waste amount increase 34 from total waste amount in 2016."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irianty Mantjar
"Indonesia memiliki potensi hutan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brasilia dan Zaire. Hutan dengan segala hasil dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya memainkan peranan sangat penting sebagai sumber pendapatan bagi pembiayaan pembangunan Indonesia, maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang Pokok Kehutanan No. 5/1967, dan Undang-undang No. 6/1968 tentang Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri, sehingga dengan demikian Indonesia membuka pintunya lebar-lebar bagi kehadiran dan beroperasinya perusahaan-perusahaan yang bersedia menanamkan modalnya di sektor kehutanan dan bagi eksploitasi hutan.
Kalimantan Tengah memiliki kekayaan hutan terluas ke tiga di Indonesia dan penghasilan utama daerah Kalimantan Tengah bersumber dari hutan. Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa daerah ini juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi kehadiran perusahaan-perusahaan HPH.
Eksploitasi hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPH secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan dampak pada lingkungan hidup, baik itu lingkungan fisik-kimia, biologi, maupun sosial-ekonomi-budaya masyarakat setempat.
Berdasarkan uraian di atas. maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui dampak dari kegiatan perusahaan HPH terhadap peningkatan kehidupan sosial ekonomi & budaya masyarakat, dengan melakukan survei di perusahaan HPH PT Hutan Mulya, dan masyarakat Dayak sekitarnya.
Permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah pelaksanaan kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya benar-benar memberi dampak positif pada kehidupan sosial masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya? Dampak tersebut terutama dilihat dari segi pelaksanaan hak yang mengikutsertakan masyarakat dalam pengusahaan hutan dan pelaksanaan kewajiban HPH memberdayakan masyarakat.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah pelaksanaan kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya benar-benar memenuhi peraturan-peraturan kehutanan yang berlaku, sehingga memberi dampak positif pada kehidupan sosial masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. Peraturan kehutanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan Pada Hutan Produksi: pelaksanaan kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 5231Kpts-11/1997 tentang Pembinaan Masyarakat Desa Hutan oleh Pemegang HPH dan Pemegang HPHTI; serta Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 3181Kpts-11/1998 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pengusahaan Hutan.
Hipotesis nol (Ho) yang diajukan dalam penelitian ini. adalah: Pelaksanaan kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya memberi dampak positif pada kehidupan sosiai masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei, yang menggambarkan keadaan lingkungan sosial masyarakat Dayak Ngaju akibat keberadaan perusahaan Hak Pengusahaan Hutan. Penelitian ini dilaksanakan di 11 desa di sekitar areal HPH PT Hutan Mulya, yang terletak di 3 Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Penelitian dilaksanakan sejak tahun 2001 hingga selesai.
Populasi penelitian ini adalah masyarakat suku Dayak Ngaju yang bertempat tinggal di 11 desa yang berada di sekitar lokasi HPH. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling nonrandom (non probability sampling), yaitu teknik sampling bertujuan (purposive sampling).
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi data persepsi masyarakat yang dikumpulkan melalui angket, wawancara mendalam dengan para nara sumber dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder meliputi data kependudukan yang diperoleh dari data monografi daerah penelitian, serta data-data penunjang lainnya yang diperoleh melalui studi literatur.
Data dianalisis dengan pendekatan AMDAL, untuk melihat apakah ada dampak atau perubahan pada komponen-komponen yang diteliti. Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Tabel, dimana sebelumnya ditetapkan skor untuk memudahkan interpretasi data kualitatif. Pemberian skor menggunakan Skala 1 sampai 5.
Hasil survei menunjukkan bahwa pelaksanaan peran serta masyarakat Dayak Ngaju dalam pengusahaan hutan oleh perusahaan PT Hulan Mulya berupa pemberian prioritas kesempatan berusaha hanya dilakukan pada bidang perakilan. Sementara kegiatan penanaman, penyaradan, dan pengulitan tidak dilaksanakan sehingga gagal meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. Demikian pula dengan pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya selama kurang lebih 10 tahun. yang ternyata juga gaga memberdayakan masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya.
Setelah dianalisis dengan analisis tabel, maka diperoleh nilai total kualitas lingkungan sosial sebesar 31,58% (skor sama dengan 2, artinya: kualitas lingkungan sosial masyarakat Dayak Ngaju kurang baik). Berarti, kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya member dampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan peran serta masyarakat Dayak Ngaju dalam pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya gagal meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya.
2. Pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya juga gagal memberdayakan masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya.
3. Kualitas lingkungan sosial masyarakat Dayak Ngaju kurang baik karena Peran Serta dan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan tidak dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dengan demikian, kesimpulan umum dari penelitan ini adalah bahwa kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya memberi dampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya.
Daftar Kepustakaan: 44 (1979-2001)

The Impact of Forest Exploitation on the Life of the Local Community: Case Study on the Community of Ngaju Dayak in the Vicinity of the Forest Exploitation Concession Company (HPH), PT Hutan Mulya, in the Regency of East Kotawaringin, the Province of Cenfral Kalimantan Indonesia has it's potential as the third largest tropical forest in the world after Brazil and Zaire. Indonesian forest with its crops and natural resources plays a highly important role as sources of revenue to finance the Indonesia development. In this regard, the government issued Principle Forestry Law No.511967 and Law No.6/1968 on the Foreign and Domestic Investment. to encourage the participation and operation of enterprises willing to invest in the forestry sector and forest exploitation share.
Central Kalimantan has the third largest forest resource area in Indonesia, with the main produce coming from the forest. As such, it is understandable if this region opens itself to welcome the participation of forest exploitation concession holding companies.
The forest exploitation activities executed by these companies directly and indirectly affect the physical-chemical, biological as well as social-economic environmental life of the local community.
Based on the above description, a research is required to find out the impacts of the activities of forest exploitation concession holders (HPH) on the improvement of the social-economic and cultural life of the local community, throughsurvey onforest exploitation concession holding company, PT Hutan Mulya, and on the Dayak community living in the vicinity of the company's operational area.
The issue under this research are as follows: Are the forest exploitation activities carried out by PT Hutan Mulya have positive impact on social life of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area. Such impacts will be viewed especially from the aspects of the concession implementation that includes the local community in the forest exploitation activities, and the execution of the company's obligation in empowering the local community.
The purpose of this research is to prove whether the execution of the forest exploitation activities by PT Hutan Mulya conducted all the forestry regulation so that they have positive impact on the social life of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area.
The null hypothesis in this research is: The execution of the forest exploitation activities by PT Hutan Mulya have positive impacts on the social life of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area.
This is a descriptive research using survey method illustrating the social environmental condition of the Ngaju Dayak community as a result of the presence of Forest Exploitation Concession Holding (HPH) companies. This research was conducted in 11 villages in the vicinity of PT Hutan Mulya, located in 3 Sub-district Administration Areas in the Regency of East Kotawaringin. The research was executed starting from July 2001 up to the completion.
The population under research is the Ngaju Dayak tribe community living in 11 villages in the vicinity of the forest exploitation concession area. The sampling method used in this research was non-probability sampling, namely purposive sampling method.
The type of data collected in this research comprise primary as well as secondary data. The primary data includes community perception data collected through questionnaires intensive interviews with resources and direct observation in the field. Secondary data covers population data obtained from the monographic data of the researched area, as well as other supporting data obtained through literature study.
The above data were analyzed using environmental impact analysis (AMDAL) approach to see if there are impacts on the researched components. Subsequently, analysis was conducted on the data using Table Analysis Method with pre-established scores to facilitate the data interpretation. The scoring was scaled from 1 to 5.
The survey showed that Ngaju Dayak community participation in forest exploitation activities executed by PT Hutan Mulya conducted only in form of giving priorities on business chance in perakitan. While, the planting, penyaradan, dan pengulitan were not conducted so that failure to increase the welfare of Ngaju Dayak community. The PMDH programmed for ten years also failure to empower Ngaju Dayak community.
Table analysis showed value of social environment quality as much as 31,58% (equal to total score of 2, meaning that the quality of the social environment is poor). This means that forest exploitation activities executed by PT Hutan Mulya have negative impacts on the social environment of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area.
The conclusion of this research is:
1. Community participation of Ngaju Dayak community in forest exploitation activities executed by PT Hutan Mulya failured to increase the welfare of Ngaju Dayak community.
2. PMDH Program conducted by PT Hutan Mulya also failured to empower the Ngaju Dayak community.
3. Social environment qualify of Ngaju Dayak community is poor due regulation about Participation and Empowerment of Ngaju Dayak community were not conducted properly.
Therefore, the general conclusion of this research is that the forest exploitation activities executed by PT Hutan Mulya have negative impacts on the social life of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area.
Number References: 44 (Issued from 1979 to 2001)"
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Rizqi Fitriansyah
"Jembatan Selat Sunda (JSS) merupakan mega proyek dengan dana terbesar di Indonesia. Peran jembatan ini sangat penting sebagai fungsi transportasi penghubung Jawa dan Sumatra. Permasalahan baru timbul akibat rendahnya tingkat pengembalian investasi jembatan jika hanya mengandalkan dari pendapatan lalu-lintas. Sebuah gagasan untuk meningkatkan fungsi dari jembatan ini telah diteliti pada penelitian sebelumnya melalui penambahan fungsi energi dan pariwisata. Dari penelitian ini didapat desain konseptual struktur JSS dengan penambahan fungsi energi dan pariwisata serta estimasi Life Cycle Cost sebesar Rp 201,07 Trilyun di tahun 2017.

Sunda Strait Bridge (SSB) is a mega project with the largest funds in Indonesia. This has an important role as a bridge connecting Java and Sumatra. A new problems appears due to the low rate of return on investment if only rely on bridge traffic revenue. An idea to improve the function of the bridge has been investigated in previous research through the addition of energy and tourism functions. This research shows conceptual design SSB structure with the addition of energy and tourism functions and Life Cycle Cost estimated of Rp 201.07 trillion in 2017.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatharani Lutfhi Hafizah
"Seiring dengan perkembangan populasi, urbanisasi dan industrialisasi, kebutuhan terhadap jaringan lalu lintas berupa jalan tol semakin meningkat. Jalan tol dapat memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dengan melajunya perkembangan proyek infrastruktur tersebut memberikan dampak terhadap konsumsi energi dan polusi lingkungan. Salah satu solusi untuk menangani ini adalah dengan implementasi jalan tol hijau. Melihat bahwa penerapan jalan tol hijau di Indonesia hanya mencapai 2% dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi implementasi tersebut dan hubungan antar faktor. Metode peneltian yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah validasi pakar, pilot survei dan survei responden. Dengan metode uji PLS-SEM dengan aplikasi SMARTPLS. Berdasarkan hasil validasi pakar ditemukan terdapat 17 indikator yang mempengaruhi implementasi jalan tol hijau di Indonesia. Berdasarkan nilai T-Statistics tahap konstruksi merupakan tahap dengan signifikansi tertinggi. Regulasi mengenai proyek jalan tol hijau, pengalaman dalam mendesain, training terkait metode konstruksi serta apresiasi dari pemerintah merupakan indikator yang paling signifikan dari setiap siklus hidup proyek. Berdasarkan penelitian ini implementasi jalan tol hijau paling signifikan pada jalan tol eksisting yang belum bersertifikat hijau.

Along with population development, urbanization and industrialization, the need for a traffic network in the form of toll roads is increasing. Toll roads can facilitate humans in everyday life. However, the accelerated development of these infrastructure projects has an impact on energy consumption and environmental pollution. One solution to deal with this is the implementation of green toll roads. Seeing that the implementation of green toll roads in Indonesia has only reached 2%, this research was conducted with the aim of analyzing the factors that influence this implementation and the relationship between factors. The research methods used to achieve the goal are expert validation, pilot surveys and respondent surveys with the PLS-SEM test method with the SMARTPLS application. Using PLS-SEM with the help of SMARTPLS application it was found that there are 17 indicators that influence the implementation of green toll roads in Indonesia.  Based on T-statistics, construction stage is the stage with the highest significance. Regulations regarding green toll road projects, experience in designing, training related to construction methods and appreciation from the government are the most significant indicators base of project life cycle. Green toll road implementation is most significant applied in existing toll road.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>