Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9995 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This book explores omnichannel fashion and luxury retailing with a particular emphasis on the role of computer-mediated marketing environments in determining a consumer’s purchase and post-purchase trajectories.
The fashion industry has evolved rapidly over the last few years with the diffusion of fast fashion and luxury democratization, not to mention the advent of ICT and the development of communication. Today, fashion companies face new challenges, such as how to manage brands and how to choose between marketplaces and digital marketspaces. While some companies focus on one channel selection, others embrace the omnichannel choice and look for a balance between the two environments. Whatever the strategy, it is essential to manage these touch-points in order to create interaction between consumers and brands, provide meaningful customer experiences, and to maximize customers’ engagement.
An insightful read for scholars in marketing, fashion and retail, this book investigates the triangulation between branding, marketplace, and marketspace and its impact on the organization."
Switzerland: Palgrave Macmillan Cham, 2021
e20550528
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Dominick, Joseph R.
London: McGraw-Hill, 2005
302.23 DOM d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fikriana Kusuma Andini
"ABSTRAK
Keberadaan media sosial saat ini tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Lewat media sosial, individu tidak hanya berperan sebagai audience tetapi juga media producer. Hal tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah wanita plus-size dengan ketertarikan pada dunia mode untuk membagikan pesan body positive kepada masyarakat lewat praktik bermedia dalam bentuk foto outfit-of-the-day (OOTD) maupun artikel fashion di Blogspot dan Instagram. Berdasarkan hasil wawancara dan analisa konten media sosial para plus-size fashion enthusiasts, diketahui bahwa praktik bermedia yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari pemaknaan atas sejumlah pengalaman yang terstruktur oleh kegiatan bermedia, dunia fashion, serta citra tubuh ideal yang ada di masyarakat.

ABSTRACT
In this modern era, the existence of social media, can not be separated from daily lives. Through social media, people not only act as audience but also have a chance to take part as media producers. Some plus-size women, with an interest in fashion, have taken advantage of this opportunity to spread body positive messages through media practices by uploading their outfit-of-the-day (OOTD) photos and fashion articles on Instagram and Blogspot. Based on interviews and content analysis of their social media accounts, it is found that the media practice is a form of expression of the meaning they got from a number of relevant structured experiences, such as the use of social media, fashion, and ideal body image perception in the community.
"
2016
S65421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pertierra, Anna Cristina
Cambridge: Polity Press, 2018
302.231 PER m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ashari
"Tesis ini membahas tentang jurnalis suratkabar dalam menghadapi perubahan lingkungan kerja sebagai akibat penerapan teknologi digital oleh perusahaannya. Adopsi teknologi digital oleh perusahaan media kerap menimbulkan tegangan antara jurnalis dengan manajemen. Tesis ini melihat perubahan lingkungan kerja yang dialami oleh jurnalis tidak terlepas dari posisinya di dalam arena jurnalistik yang tengah berada dalam dominasi kapitalisme digital. Jonathan Pace (2013) mendefinisikan kapitalisme digital sebagai persilangan antara kecenderungan struktur kapitalisme dengan proses-proses digital. Menurutnya, kapitalisme digital merupakan kumpulan proses, situs dan/atau momen, dimana teknologi digital memerantarai kecenderungan struktural kapitalisme, yakni akumulasi kapital. Dengan demikian, penelitian ini melihat jurnalis berada dalam dua relasi-sosial yang saling berlawanan, yakni jurnalis sebagai agen yang ditundukkan dalam relasi kuasa ekonomi, dimana ia sepenuhnya dipandang sebagai komoditi dan jurnalis sebagai agen yang menjalankan perannya, merealisasikan potensinya di arena jurnalistik, yakni arena yang sebenarnya memiliki nilai, prinsip, serta cara bermainnya tersendiri dan tidak sepenuhnya berdasarkan logika kuasa ekonomi. Penelitian ini menggunakan Teori Arena-Habitus-Kapital Pierre Bourdieu untuk menganalisis kontestasi jurnalis di arena jurnalistik yang didominasi oleh kapitalisme digital tersebut. Penelitian dilakukan terhadap empat subyek yang berprofesi jurnalis Pikiran Rakyat. Paradigma penelitian ini adalah paradigma kritis yang melihat ada hubungan kuasa di dalam praktik sosial agen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bila dominasi kapitalisme digital dalam media massa cetak, khususnya Pikiran Rakyat, berlangsung dari keterlibatannya dalam relasi pertukaran berbasis pasar komoditi media. Kompleksitas yang terjadi dari dominasi kapitalisme digital di “PR” mewujud ke dalam kontestasi jurnalisnya sebagaimana yang tecermin dalam subyek penelitian ini. Di tengah kontestasi subyek, kelas dominan memainkan peran yang menentukan melalui pendistribusian kuasanya ke dalam arena

This thesis discusses newspaper journalists in dealing with changes in the work environment as a result of the application of digital technology by their companies. The adoption of digital technology by media companies often creates tension between journalists and management. This thesis observes that the changes in the work environment experienced by journalists cannot be separated from their position in the journalistic arena which is currently dominated by digital capitalism. Jonathan Pace (2013) defines digital capitalism as a cross between the structural tendencies of capitalism and digital processes. According to him, digital capitalism is a collection of processes, sites and / or moments, where digital technology mediates the structural tendency of capitalism, namely capital accumulation. Thus, this research sees journalists in two opposing social relations, namely journalists as agents who are subject to economic power relations, where they are fully viewed as commodities and journalists as agents who carry out their roles, realizing their potential in the journalistic arena, the arena which has its own values, principles, and ways of playing and is not entirely based on the logic of economic power. This study uses Pierre Bourdieu's Arena-Habitus-Kapital Theory to analyze journalists' contestation in the journalistic arena which is dominated by digital capitalism. The study was conducted on four subjects who are journalists. This research paradigm is a critical paradigm that sees a power relationship in the agent's social practice. The research method used is the case study method. The results obtained are trajectory or a description of the life experience of the subject where the habitus and capital are recorded. The results showed that the domination of digital capitalism in newspaper, especially in Pikiran Rakyat, took place from its involvement in exchange relations of commodity markets. The complexity that occurs from the domination of digital capitalism in "PR" manifests in its journalists' contestation as reflected in the informant of this study. In the midst of journalist contestation, the dominant class plays a decisive role through the distribution of power into the arena"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Athallia Herjan
"Pemasaran digital saat ini merupakan strategi yang sangat populer dan digunakan hampir sebagian besar pemasar di seluruh dunia. Hal ini terjadi karena dampak dari berkembangnya teknologi dan kemunculan internet, sehingga membuat media digital menjadi lahan yang sangat prospektif. Media sosial adalah salah satu media yang digunakan dalam pemasaran digital. Luxury fashion brands juga menggunakan media sosial khususnya Instagram dalam melakukan strategi pemasaran digital mereka. Hal ini menjadi kontradiktif karena pada awalnya banyak luxury fashion brands menunda penggunaan media sosial karena khawatir tidak sesuai dengan value dan target konsumen yang niche. Namun ternyata social media marketing merupakan peluang besar untuk membangun hubungan yang signifikan dan menciptakan cara interaksi antara brand dan konsumen lewat pertukaran informasi yang dinamis. Media sosial telah berkembang menjadi platform yang memiliki berbagai fitur yang bertujuan untuk menciptakan komunitas dengan menghubungkan mereka. Perubahan yang
terjadi akibat perkembangan zaman dan teknologi pada akhirnya membawa pengaruh positif bagi perkembangan
strategi pemasaran untuk luxury fashion brands.
Digital marketing is currently a very popular strategy used by most marketers worldwide. It happens because of the impact of technological development and the emergence of the internet, thus making digital media very prospective. Social media is one of the media used in digital marketing. Luxury fashion brands also use social media especially Instagram in carrying out their digital marketing strategies. In the beginning, many luxury fashion brands unwilling to use social media since it is not in accordance with their value and niche target consumers. It turns out that social media marketing is a great opportunity to build significant relationships and create ways of interaction between brands and consumers through dynamic information.
Social media has developed into a platform that has various features offered to create a community by
connecting them. The changes in technology have finally brought positive influences to the development of
marketing strategies for luxury fashion brands"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Amorra Thiananda
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi telah membawa munculnya jaringan baru yang dikenal dengan media sosial. Melalu media sosial setiap orang dapat berkomunikasi dan berbagi maupun mendapatkan informasi dengan yang lain. Media sosial juga dapat meningkatkan eksistensi seseorang melalu akun pribadinya. Salah satu dari media sosial tersebut adalah Instagram. Di Indonesia, Instagram dimanfaatkan individu maupun komunitas untuk berkomunikasi dengan dunia. OOTDIndo (Outfit of the Day Indonesia) adalah salah satu komunitas fashion yang memanfaatkan media sosial Instagram. Tujuannya adalah untuk mewadahi para remaja untuk mengekspresikan diri mereka melalu pakaian mereka. OOTDIndo menjaga konsistensinya dengan menggunakan Instagram sebagai media penyebaran fashion trend.

ABSTRACT
The development of technology has brought about the emergence of new network, known as social media. Through social media everyone can communicate and share and receive information with others. Social media can also improve one's existence through his personal account. One of the social media is Instagram. In Indonesia, Instagram is exploited by individuals and communities to communicate with the world. OOTDIndo (Outfit of the Day Indonesia) is one of the fashion community that utilizes social media Instagram. The aim is to facilitate the youth to express themselves through their clothes. OOTDIndo maintain consistency by using Instagram as a medium for the spread of a fashion trend.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shayka Asha Narindra
"Bagian I
Analisis Situasi
Fashion di Indonesia semakin berkembang, dimulai dari industri itu sendiri hingga ekspornya. Namun untuk mengembangkan ekspor tersebut dibutuhkan wirausaha. Wirausaha di Indonesia masih kurang, oleh karena itu dibutuhkan sebuah media penyedia informasi untuk meningkatkan kreativitas mereka di bidang fashion.
Bagian II
Manfaat dan Tujuan
Pengembangan
Prototype
Manfaat Bagi Khalayak :
Mendapatkan informasi mendalam
Mengembangkan kreativitas
Bacaan waktu luang
Manfaat Bagi Pengelola :
Penunjang kretivitas dan perkembangan fashion di
kalangan anak muda
Keuntungan Ekonomi
Tujuan :
Menjadi ensiklopedi fashion di kalangan remaja
Mendukungkung kewirausahaan Indonesia
Meningkatkan budaya membaca
Bagian III
Prototype yang Dikembangkan
Button adalah e-magazine yang mengkhususkan tema bahasan fashion dan berusaha mendekatkan fashion kepada masyarakat dan menyediakan informasi mendalam mengenai industri fashion Internasional dan Indonesia. Button ditujukan untuk Perempuan usia 15-22 tahun SES A dan B yang tertarik pada bidang fashion. Majalah ini diterbitkan setiap bulan.
Bagian IV
Evaluasi
Rencana Evaluasi dilakukan kepada khalayak dan produk.
Evaluasi khalayak dilakukan setelah edisi kedua diterbitkan
Evaluasi produk dilakukan secara 3 tahap yaitu input, output dan outcome.
Bagian V
Anggaran
Total Pengeluaran Awal Pembuatan Media = Rp 290.522.540,
Total Pengeluaran per Bulan = Rp 110.796.000,-
Total Pengeluaran Tahun Pertama = Rp 1.710.920.540,-
Total Pengeluaran Tahun Kedua = Rp 1.502.354.965,-
Total Pendapatan Tahun Pertama = Rp 1.391.250.000,-
Total Pendapatan Tahun Kedua = Rp 2.388.750.000,- BEP akan dicapai pada tahun kedua.

Part I
Situation Analysis
In Indonesia, fashion is one of the developing industries. Fashion export is currently increasing. But to increase export Indonesia needs entrepreneur and Indonesia lacks of them. Thus we need a media to increase creativities in fashion industry.
Part II
Benefits and Goals
Benefits for Audience:
Obtaining in-depth information
Developing creativity
Reading time
Benefits for Business:
Supporting fashion and creativity among youths
Economic Benefits
Objectives:
Becoming a fashion guide for young people
Support entrepreneurship
Support reading culture
Part III
Developed Prototype
Button is a e-magazine that exclusively gives the latest updates on fashion and tries to bring fashion closer to the community. It also provides detailed information about fashion industry, both domestically and internationally. Button is targeted primarily for girls, aged 15-22, SES AB, and have passion towards fashion. Button is published on monthly basis.
Part IV
Evaluation
Evaluation is planned to be executed on both the audience and the product.
Product evaluation will be divided into 3 stages: input, output, and outcome evaluation.
Part V
Budget
Initial Invesment = Rp 290.522.540,
Monthly Expenditures Total = Rp 110.796.000,-
First Year Expenditures Total = Rp 1.710.920.540,-
Second Year Expenditures Total = Rp 1.502.354.965,-
First Year Revenue Target = Rp 1.391.250.000,-
Second Year Revenue Target = Rp 2.388.750.000,- BEP is assumed should be contained in the second year.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54195
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silverblatt, Art
London: Praeger, 1995
302.23 SIL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Chandradewi Puspaningrum
"Tayangan media massa seringkali menunjukkan standar kecantikan dengan kulit putih, tubuh tinggi dan langsing, serta rambut panjang, lurus, dan hitam. Hal tersebut pun ditunjukkan melalui produk-produk perawatan tubuh dan rambut yang beredar di pasaran luas, yang mayoritas hanya memenuhi kebutuhan khalayak yang 'sesuai' dengan standar kecantikan. Padahal, terdapat khalayak yang kebutuhannya belum terpenuhi dengan produk-produk tersebut. Produk-produk yang beredar di pasaran luas pun seringkali menghasilkan tingkat limbah yang tinggi, yang disebabkan oleh pemilihan bahan baku hingga kemasan yang tidak ramah lingkungan.
Madremia sebagai brand perawatan rambut dan tubuh yang ramah terhadap keragaman jenis rambur dan lingkungan, hadir di tengah-tengah kondisi tersebut. Akan tetapi, kesadaran khalayak akan keberadaan Madremia sebagai brand perawatan rambut dan tubuh yang peduli pada keberagaman jenis rambut dan lingkungan masih rendah. Madremia pun belum memiliki rancangan kegiatan pemasaran yang komprehensif dan terencana yang dapat dievaluasi. Maka dari itu, dibutuhkan suatu rancangan program komunikasi yang dapat meningkatkan brand awareness Madremia.
Rancangan program komunikasi ini bertajuk “Embrace Your Well Being and Nature with Madremia”, yang akan dilaksanakan selama 5 bulan dengan total anggaran sebesar Rp.3.810.000. Khalayak program ini akan menargetkan khalayak yang berdomisili di Jabodetabek dan kota-kota besar di pulau Jawa, berusia 18-30 tahun dengan SES A-B, familiar dengan teknologi digital, aktif menggunakan media sosial, memiliki ketertarikan dengan isu beauty inclusivity dan lingkungan, serta sering melakukan riset sederhana sebelum membeli suatu barang. Progam ini akan dieksekusi melalui beberapa kegiatan, yaitu aktivasi media sosial, brand ambassador, partnership dengan komunitas, serta media relations.

Mass media often show the standard of beauty with white skin, tall and slender bodies, and long, straight, and black hair. This is also shown through the body and hair care products circulating in the wide market, the majority of which only meet the needs of audiences that are 'fit' to the beauty standards. In fact, there are audiences whose needs have not been met with these products. Products circulating in the wide market often produce high levels of waste, which is caused by the selection of raw materials to packaging that is not environmentally friendly.
Madremia as a hair and body care brand that is friendly to various types of hair and the environment exists in the midst of these conditions. However, public awareness of the existence of Madremia as a hair and body care brand that cares about the diversity of hair types and the environment is still low. Madremia does not yet have a comprehensive and planned marketing activity plan that can be evaluated. Therefore, a communication program is needed that can increase Madremia's brand awareness.
This communication program is entitled "Embrace Your Well Being and Nature with Madremia", which will be implemented for 5 months with a total budget of Rp3,810,000. The audience for this program will target audiences who live in Greater Jakarta and its surroundings (Jabodetabek area) and big cities on the island of Java, aged 18-30 years with SES A-B, are familiar with digital technology, actively use social media, have an interest in beauty inclusivity and environmental issues, and often do simple research before buying an item. This program will be executed through several activities, namely social media activation, brand ambassadors, partnerships with the community, and media relations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>