Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Alexander Antonius Wattimena
"Tulisan ini menjabarkan pandangan Nagarjuna tentang kesadaran. Ia tidak memiliki pandangan spesifik tentang kesadaran. Teori kesadarannya dibangun dalam upaya untuk memahami kenyataan sebagaimana adanya. Untuk itu, ia melakukan pengamatan secara mendalam atas kenyataan dengan terlebih dahulu melepaskan segala teori yang sudah ada sebelumnya. Saya menggunakan metode tafsir teks sekaligus pengamatan atas kenyataan untuk menjabarkan pemikiran Nagarjuna tersebut. Baginya, kesadaran bersifat kreatif. Artinya, kesadaran menciptakan kenyataan lewat konsep dan ide. Orang mengira, kenyataan itu sungguh mutlak dan tetap. Ini yang disebut sebagai ketidaktahuan, atau kesalahan berpikir. Tidak ada kenyataan pada dirinya sendiri. Artinya, segalanya kosong dari ciri yang bersifat mutlak dan abadi. Dengan kesadaran ini, orang tidak lagi melekat atau membenci kenyataan. Ia mencapai pembebasan."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2025
330 ASCSM 68 (2025)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Alexander Antonius Wattimewa
"Tulisan ini ingin menjabarkan pemikiran david chalmers tentang kesadaran. Chalmers adalah seorang neurosaintis sekaligus filsuf. Ia merumuskan beberapa prinsip penting di dalam kajian tentang kesadaran. Ia membedakan antara kesadaran dan keawasan."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 63 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Stacia Ariella
"Latar Belakang: Kolaborasi antara kedokteran dan kedokteran gigi merupakan hal yang esensial dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar pelayanan. Namun, masih sangat sedikit penelitian yang membahas mengenai hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awareness mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) terhadap kolaborasi antara dokter dan dokter gigi dalam praktik.

Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Seluruh populasi mahasiswa FK & FKG UI angkatan 2013-2017 (n = 1432) diminta untuk melengkapi kuesioner. Kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan yang didesain untuk mengetahui awareness mahasiswa mengenai kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi.

Hasil: Response rate penelitian ini adalah 79.39%. Mayoritas mahasiswa (86.1%) aware terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi. Mahasiswa menganggap bahwa disiplin ilmu Kecelakaan dan Layanan Darurat, Bedah, dan Telinga, Hidung & Tenggorokan (THT) merupakan tiga disiplin ilmu yang paling umum memiliki kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi.

Kesimpulan: Dalam penelitian ini, mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi pada umumnya menunjukkan awareness yang baik terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi di Universitas Indonesia. Hal ini merupakan fondasi penting untuk terus mendorong kolaborasi yang sangat vital dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar pelayanan kesehatan.


Background: Medical-dental collaboration is essential for improving resource efficiency and standards of care. However, few studies have been conducted on it. This study aimed to investigate the awareness of medical and dental students about collaboration between medical and dental practices in University of Indonesia.

Methods: The study design used is cross-sectional. All population of Faculty of Medicine & Faculty of Dentistry UI students (n = 1432) in the year of 2013-2017 was asked to complete a questionnaire. It contained 12 questions designed to elicit their awareness of the collaboration between dentistry and medicine.

Results: The response rate of this study is 79.39%. Most students (86.1%) were aware of the collaboration between medical and dental practice in University of Indonesia. They considered that Accident & Emergency, Surgery, and Ear, Nose & Throat were the three most common medical disciplines which entailed collaboration between medical and dental practice.

Conclusion: In this study, the medical and dental students in general demonstrated a good awareness of the collaboration between medical and dental practice in University of Indonesia. This established an essential foundation for fostering medical-dental collaboration, which is vital to improving resource efficiency and standards of care."

Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reza Alexander Antonius Wattimewa
"Tulisan ini hendak memahami hakekat dari kesadaran. Kesadaran bukan hanya milik manusia. Mahluk hidup lain, dan bahkan seluruh dalam semesta, memiliki sebentuk kesadaran tertentu."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 61 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kesadaran hukum adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran hukum ini mutlak diperlukan dan perlu terus dibangun, terutama dalam masyarakat yang sedang dalam proses perubahan dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Masyarakat seperti itu biasanya ditandai oleh adanya dualisme di mana sebagian masyarakat masih kuat menganut nilai-nilai lama dan sebagian lagi sepenuhnya sudah menganut nilai-nilai baru. Namun, bagian terbesar di antaranya dapatlah dikatakan sedang dalam proses transisi yakni dengan mulai ditinggalkannya nilai-nilai lama dan belum mantapnya dipakai nilai-nilai baru."
JHYUNAND 6:8 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Para pemimpin politik mengharapkan bahwa perubahan yang dilakukannya dipersepsikan berdampak besar di mata konstituennya; bilamana mungkin nampak lebih besar daripada perubahan yang secara aktual atau sesungguhnya dilakukan. Sejumlah hasil survei memperlihatkan bahwa orang cenderung menilai kondisi bangsa ini lebih buruk daripada kondisi di masa lampau. Penelitian ini menjelaskan bahwa kedua hal tersebut dan gejala-gejala sejenis di masyarakat dapat dijelaskan dan dapat dicapai dengan variasi kesadaran tentang perubahan diri. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa berkat perubahan diri yang tidak disadari, orang memberikan penilaian berlebihan (bias overestimasi) tentang perubahan dunia atau perubahan sosial. Data yang dikumpulkan dari 143 mahasiswa Jakarta (37 laki-laki, 86 perempuan, M = 20,23 tahun, SD = 0.89 tahun) dengan metode penyampelan insidental dianalisis dengan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran perubahan diri merupakan prediktor signifikan bagi persepsi tentang perubahan sosial (R2 = 0.144, F(1, 142) = 24.690, p < 0,01) dan keduanya berkorelasi negatif (β = -0.379, p < 0.01). Arti penting temuan penelitian ini bagi pendidikan, konseling, psikoterapi, serta saran metodologis untuk penelitian lebih lanjut, diuraikan pada bagian akhir artikel ini.
"
JIPSIUG 5:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syahda Yufika Qailaa Youstiza
"Kehilangan merupakan salah satu kisah dunia yang tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan. Hal tersebut dapat terjadi kapanpun, dimanapun dan pada siapapun. Sifatnya yang sangat misterius dan tak terprediksi ini dapat mengguncang kondisi the first person dalam keharusan untuk menghadapi kesiapan dibalik ketidaksiapan. Hal ini disebabkan karena hal tersebut berada diluar kendali manusia untuk mempertahankan sesuatu yang dianggap berharga olehnya. Berdasarkan pengalaman tersebut, ketegangan antara diri dan dunia ini kemudian menjadi titik balik bagi peneliti untuk senantiasa memecahkan persoalan dalam relasi subjek, yang menimbulkan kesadaran baru berupa apresiasi dan perdamaian diri pada kekurangan the other setelah dirinya tiada. Sementara, kehilangan semakin tajam bukan pada saat mengalami diwaktu tersebut, melainkan saat waktu berjalan mengiringi kehidupan tanpa kehadiran yang pernah ada seperti sebelumnya. Oleh sebab itu, meskipun diobati tetap menimbulkan luka dan rasa sakit, sehingga mengganggu kondisi subjek. Titik paling terang untuk melihat hal tersebut melalui kondisi psikologis. Dalam lingkaran besar mengalami, penelitian ini berupaya mendekati lebih khusus terhadap intensi subjek yang sering kali dialihkan pada solusi semu dan kesadaran penerimaan kehilangan yang kerap berada dibawah penanganan teknis sehingga terdapat upaya penyamarataan universal untuk mengatasi rasa sakit dan kerapuhan. Sementara dalam penelitian ini, penulis berupaya menunjukkan bahwa subjek memiliki penerimaan internal dan cara kerja kognitif yang berbeda satu sama lain. Judgment terhadap situasi menghadapi kehilangan membutuhkan sisi reflektif untuk sampai pada kehadiran being yang lebih utuh. Dengan demikian, upaya kali ini senantiasa untuk mendamaikan sisi pengetahuan yang sangat kompleks. Bahwa, wilayah yang tidak dapat dijelajahi sesungguhnya adalah wilayah yang paling berharga untuk didalami, maka demikian tidak layak bagi kita jika harus mengobjektivikasinya.

Loss is one of the world's stories that cannot be denied in life. It can happen anytime, anywhere, and to anyone. This very mysterious and unpredictable nature can shake the condition of the first person in having to face readiness behind unpreparedness. This is because it is beyond human control to maintain something considered valuable by him. Based on this experience, the tension between self and the world becomes a turning point for researchers always to solve problems in the subject relationship, which creates a new awareness in the form of appreciation and reconciling oneself for the shortcomings of the other after he is gone. Meanwhile, the loss is sharper not when experiencing that time but when time goes along with life without a presence that has never existed before. Therefore, even though it is treated, it still causes wounds and pain, thus disturbing the subject's condition. The brightest point to see this is through psychological conditions. In a large circle of experience, this study seeks to approach the intentions of the subjects who are often diverted to pseudo-solutions and the awareness of acceptance of loss which is often under specialized treatment, so that there is a universal generalization effort overcome pain and vulnerability. While in this study, the authors attempt to show that the subject has internal acceptance and cognitive ways of working that are different from one another. Judgment of situations of facing loss requires a reflective side to arrive at the presence of a complete being. Thus, the effort this time is always to reconcile the very complex side of knowledge. The unexplored area is the most valuable area to explore, so it is not worth it for us to objectify it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maxwell, John C.
"Judul asli: The self-aware leader: play to your strengths and unleash your team ; Teks dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dari bahasa Inggris ; Dalam karya terbaru John C. Maxwell, The Self-Aware Leader, ia menyatakan bahwa, “Orang bodoh ingin menaklukkan dunia, orang bijak ingin menaklukkan diri sendiri.” Banyak pemimpin merasa dirinya yang terbaik dan tidak pernah melakukan kesalahan. Mereka berpuas diri dalam ilusi diri yang sempurna. Padahal, pemimpin yang mengenali dirinya dengan baik (self-aware leader) akan lebih memahami kekuatan dan kelemahannya, sehingga mampu memimpin tim dalam meraih hal-hal luar biasa! Dengan 50 tahun pengalaman memimpin dan mengajar, pakar dan pembicara kepemimpinan, John C. Maxwell, akan membantu Anda menjadi pemimpin yang merupakan versi terbaik Anda."
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2023
153.8 MAX s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mecca Yumna Ning Prisie
"Iklan tidak dapat lepas dari hiperrealitas, karena iklan merupakan penggambaran dari realitas sosial dengan simbol dan makna yang sudah diubah sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan korporasi. Dengan mengetahui realitas sosial masyarakat, pengiklan seringkali mengeksploitasi masyarakat lewat persuasinya melalui celah berupa kurangnya literasi media masyarakat. Misinterpretasi sering terjadi karena kurangnya kemampuan literasi media. Untuk mengatasi hal ini diperlukan adanya kemampuan literasi media oleh kedua belah pihak. Pengiklan dapat menyampaikan pesan yang dapat membujuk konsumen tanpa harus mengorbankan etika periklanan, dan masyarakat dapat memahami pesan iklan tersebut dengan konteks yang sesuai.

Advertisement is always tied to hyperreality, since advertisement mirrors the social reality within a society, but with its symbols and meanings altered to fit the corporation's needs. By acknowledging the social reality, advertisers often exploit the society through its persuasion, through the gap which is their target's lack of media literacy. Misinterpretation is a common case because of the absence of this skill. As a solution to this, it is important to possess media literacy, be it the advertisers or the people. Advertisers can convey messages without sacrificing the ethics, while the people can comprehend the advertisement's message with the proper context. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>