Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amos Winarto Oei
"Artikel ini meneliti apakah dengan memberikan pemahaman identitas moral kepada para peserta didik akan memberikan dampak untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan etis mereka. Teori identitas moral dan eksperimen dalam psikologi moral akan digunakan sebagai umber yang patut dipertimbangkan manfaatnya untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan etis. Hal ini untuk menghindari penekanan yang berlebihan terhadap emosi, lingkungan dan pengetahuan tentang aturan yang memang mempunyai dampak terhadap pengambilan keputusan etis seseorang. Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman identitas moral dapat bertindak sebagai unsur yang meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan etis. Ini menganjurkan bahwa pendidikan agama yang mempertimbangkan identitas moral para peserta didiknya dapat menolong mereka untuk membuat keputusan etis dengan lebih baik dalam melengkapi pendekatan emosi, lingkungan dan pengetahuan yang berdasarkan aturan. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat memiliki akhlak dan karakter yang semakin bermoral juga di masa mendatang. Pertimbangan identitas moral demikian seharusnya digunakan secara luas sebagai praktek umum dalam kelas pendidikan agama."
Jakarta: Pusat Pengkajian Reformed, 2016
SODE 3:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This article examines whether appealing to learner's moral identity makes a significant contribution to their ethical decision making. Moral identity theory and experiment in moral psychology will be used as a source to be reckoned with in improving ethical decision making. this is to avoid excessive emphasis on emotions, environment and knowledge of the rules which did have an impact on one's ethical decision making. The approach used in this article is the quantitative approach. The result showed that the understanding of moral identity can act as an element to boost the ability of ethical decision making. This suggests that religious education which appeals to the learner's moral identity can help them to make better ethical decision when complementing the emotional, the environment and the rule-based knowledge approaches. Thus, it is expected that the learners can have good moral character in the future. This moral identity appeal should be widely adopted as a common practice in religious education class"
SODE 3:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fio P Hasyim
"Konflik antara ilmu pengetahuan dan agama, berawal dari pencarian manusia akan kebenaran. Pemikiran manusia dalam mencari kebenaran diawali oleh bangsa Yunani dalam mitos mengenai alam semesta sebagai awal dari kegiatan berpikir secara filosofis. Kemudian, seiring dengan perkembangan pemikiran, terjadi pergeseran objek pemikiran tentang kebenaran, dari alam semesta menuju ke manusia itu sendiri sebagai ukuran kebenaran. Selanjutnya, manusia mulai berpikir, bahwa ada substansi lain yang melampaui dirinya dan alam semesta (rasionalisme). Pada tahapan ini, agama tradisional mulai berkembang, dan mempertanyakan tentang keberadaan Tuhan. Agama lalu menyingkirkan filsafat dengan kebenaran dogmatis-absolutnya, meng-klaim bahwa dirinya merupakan jalan keselamatan bagi manusia didukung dengan kepercayan akan wahyu. Pada periode yang berlangsung relatif lama, agama telah menjelma menjadi lembaga otoritatif dan sumber legitimasi bagi tindakan kekerasan terhadap mereka yang berada di luar agama. Tesis ini bertujuan untuk memahami landasan yang mendasar tentang kepercayaan terhadap agama secara filosofis, terkait dengan klaim terhadap kegagalan agama dalam kehidupan manusia yang pada akhirnya membuka jalan bagi ilmu pengetahuan untuk menggantikan fungsi atau peran agama bagi kehidupan. Fenomena konflik dan kekerasan antar umat beragama yang berbeda telah mengecewakan dan meruntuhkan harapan manusia terhadap fungsi agama dalam kemanusiaan. Manusia berpaling dari kebenaran agama kepada kebenaran ilmu pengetahuan yang objektif dan universal (empirisme). Ilmu pengetahuan berhasil membantu membangun peradaban manusia dengan dahsyat, melalui teknologi canggih. Namun, pada akhirnya, teknologi tidak memuaskan kebutuhan manusia akan kebenaran, melainkan membuat manusia terasing dalam lingkungannya sendiri. Filsafat pragmatisme kemudian hadir untuk menengahi konflik kebenaran antara rasionalisme dan empirisme yang telah berlangsung sepanjang peradaban manusia itu sendiri. Menurut pragmatisme, William James, konsep kebenaran terletak pada manfaat dari gagasan apapun, baik rasional maupun empiris, sejauh memberikan kegunaan praktis yang mendorong manusia melakukan tindakan positif dalam menciptakan kehidupan yang teratur dan damai. Pragmatisme, dengan metode empirisme radikalnya, membuka seluas-luasnya realitas yang dapat membuktikan kebenaran dari sebuah gagasan, yaitu dalam pengalaman individu. Pengalaman dalam metode empirisme radikal, meliputi pengalaman inderawi dan perasaan, serta kecenderungan non-inderawi, sebagai upaya melepaskan diri dari konflik pemahaman kebenaran yang dikotomis.

Conflict between science and religion originated from the human, search for the truth. Human thought in the search for truth begins by Greeks in the myth about the beginning of the universe as philosophically thinking activities. Then, along with the development of thought, there was a shift objects of thought about the truth of the universe toward the man himself as the measure of truth. Subsequently, humans began to think that the other substances that exceed himself and the universe (rationalism). At this stage, traditional religion began to flourish questioned about the existence of God. Religion removes philosophy with its absolutes dogmatic of truth, claiming that he is the way of salvation for mankind is supported by the belief in revelation. In the period that lasted a relativity long time, religion has been transformed into an authoritative institution and source of legitimacy for acts of violence against those who are outside of religion. This thesis aims to understand the fundamental basis of religious belief is philosophically related to claims against the failure of religion in human life which eventually paved the way for science to replace the function or role of religion in our lives. The phenomenon of conflict and violence between different religious communities have been disappointing and undermined human expectations about the functions of rand religion in humanity. Humans turned away from religious truth to the truth of science as objective and universal (empiricism). Science has helped build human civilization with the sweeping, trough advanced technology. However, in the end, the technology does not satisfy the human need for truth, but makes a man isolated in his own environment. Pragmatism philosophy then present to accompany the conflict between rationalism and empiricism truth which has lasted throughout human civilization itself. According Pragmatism of William James, the concept of truth lies in the benefit of any idea either rational or empirical as far as providing a practical usability that encourages people to positive action in creating an orderly and peaceful life. Pragmatism by the radical empiricism method, the widest opening of reality that can prove the truth of an idea, namely the individual?s experience. Experience in the method of radical empiricism, including sensory experience and feeling, and non-sensory tendencies, as an effort to break away from understanding the dichotomous conflict."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27902
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"There are three major categories upon which all of the world's civilizations are estabilished, namely, God, Man and world...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vanindra
"Kehidupan bermasyarakat senantiasa diatur oleh sebuah sistem etika yang dianut secara kolektif oleh anggotanya. Pada masyarakat Islam fundamental Indonesia, perempuan muslim, terutama yang berhijab, memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam menjalankan sistem etika yang ada. Ini berkaitan dengan kepercayaan kolektif masyarakat bahwa ritual penggunaan hijab adalah hal yang sakral. Oleh karena itu, kesucian hijab harus dijaga dengan baik. Adanya kepercayaan ini menyebabkan kecanggungan saat mencampurkan hijab dengan kesenian dalam konteks selain ibadah. Kecanggungan sangat berat dirasakan oleh Hijab Cosplayer yang mencampurkan hijab dengan hobi mereka. Hijab Cosplayer kerap kali mengalami penolakan dari masyarakat karena dianggap telah menistakan hijab dengan melakukan cosplay. Pemahaman ini lah yang ingin didobrak oleh komunitas Hijab Cosplay Gallery melalui kode etik yang dianut oleh anggotanya. Kode etik ini kemudian menjadi sebuah norma yang diemban oleh Hijab Cosplayer sebagai bentuk komitmen terhadap Tuhan juga pembuktian akan kesalehan mereka. Tulisan ini akan berfokus pada kode etik Hijab Cosplayer dan bagaimana ia dijaga dan dijalankan dalam komunitas imajiner melalui kesadaran kolektif kelompok. Melalui tulisan ini, saya berharap dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap komunitas Hijab Cosplayer dan religiusitas dalam dunia modern.

The life of a society is bounded by the existence of an ethical system that is collectively believed and internalized by the members. In Indonesian Fundamentalist Muslim society, Muslim women, especially those who wear the hijab, carry a greater responsibility in doing said system. It is connected to how society’s collective belief, that the ritual of wearing a hijab is sacred. Therefore, the hijab’s pureness needs to be protected at all costs. This belief then caused awkwardness when mixing the hijab with art in a non-sacred context. This awkwardness is felt more by the Hijab Cosplayers who mix the hijab with their hobby. They are often subjected to rejection from Muslim society because it is believed that they have committed blasphemy towards the hijab by doing cosplay. Hijab Cosplay Gallery then tries to breach said beliefs using the code of ethics that is held collectively by its members. This code of ethics was later internalized by Hijab Cosplayer as some kind of a norm among them as a form of commitment to God and proof of their faith. This writing focuses on Hijab Cosplayer’s code of ethics and how it is preserved by an imagined community through the community members' collective consciousness. Through this writing, I am hoping to shed more light on the Hijab Cosplayer community and religiosity in modern world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Program bimbingan dan konseling berbasis nilai-nilai budaya dalam penelitian ini didasari pemikiran bahwa perubahan sosial budaya yang begitu cepat dan masif membuat peserta didik mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri. Ketidakmampuan menyesuaikan diri baik terhadap tuntutan sosial lingkungan budaya maupun pribadi menyebabkan mereka berperilaku amoral yang bertentangan dengan nilai dan norma sehingga mereka membutuhkan bimbingan dan konseling untuk menginternalisasikan nilai-nilai budaya sebagai pedoman dalam menyesuaikan diri. Layanan bimbingan dan konseling yang berakar pada budaya Indonesia, memerlukan sebuah konsep teoritik dan empirik yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai budaya pada seluruh bahan dan proses layanan bimbingan dan konseling sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan moral peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan research and development. Hasil pengujian lapangan menunjukkan bahwa program bimbingan dan konseling berbasis nilai-nilai budaya efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik baik segi aspek maupun indikatornya. Program ini dapat diimplementasikan di sekolah-sekolah dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri peserta didik."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Clark, Stephen R.L.
London : Routledge , 1997
179.3 CLA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Yogyakarta: Cinta, 2006
306.874 TEE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>