Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apollo
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2024
100 APO f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakob Sumardjo, 1939-
Bandung: ITB Press, 2000
100 JAK f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djody Gondokusumo
"Masalah-masalah estetika terutama yang berhubungan dengan konsep keindahan, telah menjadi bahan renungan manusia sejak dahulu kala. Hal tersebut tampaknya sejalan dengan kodrat manusia yang menghargai dan menyukai sesuatu yang indah dan hasrat terhadap keindahan tersebut sangatlah menggugah. MengaIami keindahan hanya dialami manusia, agaknya filsafat keindahan atau estetika itu termasuk gejala manusiawi yang sangat jelas terlihat.
Dalam pemikiran filsafat, gejala keindahan merupakan ladang penelitian yang sangat menarik. Estetika sering diartikan sebagai "filsafat keindahan" atau "teori penilaian terhadap karya seni." Pada estetika yang diteliti tercakup keindahan alam, kehidupan manusia maupun karya seni yang dibuat oleh manusia, kemudian mencari pendekatan-pendekatan yang memadai untuk menjawab masalah objek pengamatan inderawi (khususnya pada karya seni) yang menimbulkan pengaruh kejiwaan pada manusia, misalnya: pemikirannya, perenungannya, perilakunya dan penghayatan emosi' kemanusiaannya. Selain itu estetika juga meneliti tentang istilah-istilah dan konsep-konsep keindahan serta membuat teori-teori untuk menemukan jawaban atas persoalan-persoalan di sekitar objek-objek yang menerbitkan pengalaman keindahan."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
D425
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfarida Herlina
"Di masa kontemporer, seni menjadi konsumsi global sehingga genre Global Art menjadi popular. Galeri, rumah lelang, museum, dan tempat pameran seni menjadikan seni adalah konsumsi publik terutama kaum borjuis. Skripsi ini membahas pergeseran yang terjadi dari seni kontemplatif yang hanya untuk seni menjadi seni konsumtif yang tanpa makna. Posisi seni dan seniman dipertanyakan karena tidak ada otonomi atas mereka. Seni hanya dinikmati oleh kaum borjuis dan seniman yang tidak mampu mengikuti standarisasi yang ada akan ternegasi secara tidak langsung. Pemikiran para pemikir seni menampilkan gambaran seni yang kontemplatif dan konsumtif. Pembahasan pergeseran seni akan mengantarkan skripsi ini pada refleksi kritis terhadap perkembangan kehidupan seni.

In contemporary times, the art of being a global consumption so that the genre of the Global Art became popular. Galleries, auction houses, museums, art exhibitions and the making of art is public consumption, especially the bourgeoisie. This paper discusses the shift that occurred from the contemplative art only for art into a consumptive art without meaning. The position of art and artists is questionable because there is no autonomy over them. Art is only enjoyed by the bourgeoisie and the artists who are not able to follow the existing standards will indirectly. Thinkers of art explained of contemplative art and consumptive. The discussion of art will bring this essay to a critical reflection on the development of artistic life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrianto Adianggoro
"Karya seni merupakan sebuah fenomena sosial yang keberadaannya dapat dijumpai daiam kehidupan sehari-hari. Sebagai subjek yang berkesadaran, manusia harus kritis terhadap fenomena-fenomena yang melingkupinya. Mengapa sebuah predikat karya seni dapat ditempelkan kepada objek tertentu yang membuatnya menjadi lama sekali berbeda dengan objek-objek biasa? Hal ini merupakan pertanyaan yang sangat mendasar yang berusaha untuk dijawab oleh para filsuf. Penulisan ini mencoba untuk mengangkat sebuah usaha untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sebuah usaha untuk mendefinisikan seni. Berawal dari sebuah kritik, dan pada akhirnya sampai pada sebuah formulasi dari definisi seni. Arthur Danto merupakan filsuf yang menjadi fokus dalam penulisan skripsi ini. Usahanya dalam membuat sebuah definisi berawal dari kritiknya terhadap Wittgenstein. Wittgenstein memang lebih akrab dibicarakan dalam ruang lingkup filsafat bahasa, namun pemikirannya berimplikasi juga terhadap pembicaraan etika dan estetika. Dalam analisis bahasanya, Wittgenstein mencoba untuk ikut dalam praktik bahasa itu sendiri. Ternyata, sesuatu yang menjadi menarik baginya adalah adanya kebudayaan yang selalu melekat dalam diri tiap-tiap individu dalam berbahasa. Dengan adanya latar belakang kebudayaan ini, bagi Wittgenstein, bahasa menjadi plural sifatnya dan tidak bisa berada dibawah sebuah teori yang tunggal. Begitu juga dengan seni, seni menjadi tidak bisa didefinisikan. Tetapi, bila masing-masing kebudayaan memiliki pengertiannya masing_masing tentang apa itu seni, bukankah artinya mereka telah membuat sebuah pembedaan antara karya seni (artwork) dan benda belaka (mere thing)? Dari sini, Arthur Danto melihat sebuah benang merah tentang perbedaan yang akan dirnunculkan antara karya seni (artwork) dan benda belaka (mere thing). Sebuah pintu masuk yang dipilih oleh Danto untuk memulai pendefinisian seni dan sebagai kritik terhadap pemikiran Wittgenstein."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S15995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagoes P. Wiryomartono
Jakarta: Gramedia Purtaka Utama, 2001
700 BAG p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
N. Drijarkara S.J.
Djakarta: Pembangunan, 1966
100 DRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marx, Karl, 1818-1883
[Place of publication not identified]: Hasta Mitra, 2003
100 MAR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Burhanuddin Salam
Jakarta: Bumi Aksara, 1995
100 BUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Asmoro Achmadi
Jakarta: Rajawali, 2010
100 ASM f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>