Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ragil Priyanto
"Sektor hilir migas memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi CO2, khususnya dari steam methane reforming (SMR), yang menghasilkan 4,33 tCO2e/kbbl minyak mentah yang diolah. Studi ini menyelidiki kelayakan teknis dan ekonomis pemanfaatan CO2 dari tail gas SMR untuk memproduksi metanol. Simulasi proses dilakukan menggunakan Aspen HYSYS v14, memodelkan proses sintesis metanol melalui hidrogenasi CO2 dengan hidrogen (H2) yang bersumber dari Naphtha Reforming Unit. Hasil simulasi menunjukkan yield metanol optimal sebesar 81,16% pada suhu 235°C dan tekanan 50 bar, menghasilkan 70 ton/jam (612 KTA) metanol dengan kemurnian 99,85% berat. Analisis ekonomi menunjukkan IRR sebesar 8,04%, NPV sebesar -26,5 juta USD, dan pay-out time (POT) selama 22 tahun, yang menunjukkan bahwa proyek tersebut belum layak secara ekonomis dalam kondisi saat ini. Analisis sensitivitas menghasilkan bahwa harga jual metanol dan kapasitas produksi merupakan faktor paling penting yang memengaruhi kelayakan proyek. Peningkatan harga metanol atau kapasitas produksi sebesar 20% dapat meningkatkan IRR secara signifikan di atas tingkat ambang batas sebesar 10,83%. Studi ini memberikan wawasan tentang potensi pemanfaatan CO2 untuk produksi metanol, yang berkontribusi pada pengurangan emisi dan diversifikasi produk di kilang. Optimalisasi lebih lanjut terhadap biaya bahan baku dan integrasi dengan produk hilir seperti MTBE dapat meningkatkan kelayakan ekonomi.

The downstream oil and gas sector contributes significantly to CO2 emissions, particularly from steam methane reforming (SMR), which produces 4,33 tCO2e/kbbl of crude oil processed. This study investigates the technical and economic feasibility of utilizing CO2 from SMR tail gas to produce methanol. The process simulation was conducted using Aspen HYSYS v12, modelling the methanol synthesis process through the hydrogenation of CO2 with hydrogen (H2) sourced from the Naphtha Reforming Unit. Results from the simulation indicate an optimal methanol yield of 81,16% at 235°C and 50 bar, producing 70 tons/hour (612 KTA) of methanol with a purity of 99,85% wt. The economic analysis reveals an IRR of 8,04%, an NPV of -26,5 million USD, and a pay-out time (POT) of 22 years, showing that the project is not yet economically feasible under current conditions. Sensitivity analysis highlights that methanol selling price and production capacity are the most critical factors impacting the project's viability, where a 20% increase in methanol price or production capacity could significantly improve IRR above the hurdle rate of 10,83%. This study provides insight into the potential of CO2 utilization for methanol production, contributing to emission reduction and product diversification in refineries. Further optimization of feedstock costs and integration with downstream products like MTBE could enhance economic feasibility."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minaco Rino
"Dalam rangka pemenuhan kebutuhan minyak dalam negeri dan potensi penurunan produksi Crude Duri & Minas sehingga memerlukan alternatif crude lain yang lebih ringan dan sour, maka diperlukan upgrading dan revamping kilang-kilang saat ini di PT XYZ salah satunya dengan peningkatan kapasitas dan fleksibilitas produksi kilang minyak PT XYZ melalui proyek revamping Crude Distillation Unit (CDU) di salah satu kilang PT XYZ. Dengan proyek revamping ini diharapkan adanya peningkatan kapasitas CDU dari 125 MBSD ke 150 MBSD, peningkatan kandungan sulphur mixed crude dari 0,2% Sulphur ke 0,37% Sulphur dan komposisi mixed crude yang lebih ringan dengan estimasi nilai proyek sebesar USD 67.873.382 selama total durasi proyek 20 tahun. Berdasarkan perhitungan nilai keekonomian, proyek ini sangat layak dengan nilai NPV (Net Present Value) sebesar USD 20 juta (positif), IRR (Internal Rate Return) sebesar 15,88%, PBP (Pay Back Period) sebesar 10,92 tahun dan PI (Profitability Index) sebesar 1,34. Berdasarkan keekonomian proyek diatas, IRR proyek revamping CDU di salah satu kilang PT XYZ memenuhi kriteria layak karena berada diatas Hurdle Rate (USD) Corporate RKAP 2020 sebesar 10,52% pada Bidang Kegiatan Kelompok Bisnis Hilir Oil Refining. Aspek K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) telah diterapkan dalam praktik keinsinyuran dengan menganalisis bahaya serta mengambil tindakan untuk mengurangi dampak resiko dari bahaya tersebut. Diantara bahaya yang ada yaitu pada aspek Kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkung juga didukung pelaksanaan HSE Plan dalam menjalankan proyek. Penerapan kode etik, etika profesi dan profesionalisme juga telah menerapkan prinsip dasar (Catur Karsa) dan tuntutan sikap & perilaku (Sapta Dharma).

In order to meet domestic oil needs and the potential for a decrease in Crude Duri & Minas production so that it requires other crude alternatives that are lighter and sour, it is necessary to upgrade and revamp PT XYZ's existing refineries, one of which is by increasing the capacity and production flexibility of PT XYZ's oil refineries through Crude Distillation Unit (CDU) revamping project at one of PT XYZ's refineries. With this revamping project, it is expected that there will be an increase in CDU capacity from 125 MBSD to 150 MBSD, an increase in the sulfur content of mixed crude from 0.2% Sulfur to 0.37% Sulfur and a lighter mixed crude composition with an estimated project value of USD 67,873,382 over the the total duration of the project is 20 years. Based on the calculation of the economic value, the project is currently very feasible with an NPV (Net Present Value) of USD 20 million (positive), IRR (Investment Rate Return) of 15.88%, PBP (Pay Back Period) within 10.92 years and PI (Profitability Index) of 1.34. Based on the economics of the above projects, the IRR of the revamping CDU in one of refinery PT XYZ meets the eligibility criteria because it is above the 2020 Corporate RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) Hurdle Rate (USD) of 10.52% in the Downstream Oil Refining Business Group Activities Sector. HSE aspects have been applied in engineering practice by analyzing hazards and taking action to reduce the impact of risks from these hazards. Among the existing hazards, namely the aspects of health, safety, security and the environment, are also supported by the implementation of the HSE Plan in carrying out the project. The application of the code of ethics, professional ethics and professionalism has also implemented basic principles (Catur Karsa) and attitude & behavior demands (Sapta Dharma)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Phanama
"Eko-enzim merupakan cairan multi-fungsi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat saat ini. Salah satunya adalah membantu dalam pengolahan air limbah. Kemampuan eko-enzim menjadi carian multi-fungsi ini berdasarkan penelusuran ilmiah dikarenakan adanya kandungan senyawa aktif dan potensi enzim di dalam eko-enzim. Dalam memproduksi eko-enzim perbedaan jenis dari bahan akan mempengaruhi karakteristik yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengkaji pengaruh jenis gula dalam produksi eko-enzim terhadap kualitas limbah cair hasil pengolahan minyak. Penelitian diawali dengan pembuatan eko-enzim selama 3 bulan, kemudian dikarakterisasi. Hasil karakterisasi eko-enzim menunjukkan nilai pH sebesar 3,2-3,7, BOD 44-72 ppm, COD 45389-94024 ppm, TDS 1795–5405 ppm, dan TPC hingga 620000 CFU/mL. Selanjutnya eko-enzim ini dicampurkan dengan limbah dengan variasi perbandingan serta durasi penguraian. Hasil akhir menunjukkan eko-enzim mampu membantu menurunkan nilai pH limbah, menurunkan nilai BOD hingga 85%, dan mengurangi nilai TDS sekitar 90 %. Hasil TPC pencampuran ini juga menunjukkan peningkatan jumlah koloni pada campuran dari hari ke nol ke hari ke tujuh. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linear berganda yang mana berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam penelitian ini jenis gula memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai BOD dan TDS limbah akhir yang dihasilkan, sementara untuk nilai pH tidak. Apabila ditinjau dari baku mutu, nilai pH limbah diperoleh kurang bagus karena menyebabkan limbah menjadi asam, namun untuk BOD dan TDS memberikan pengaruh yang baik karena membuat kualitas limbah meningkat sehingga dapat dikatakan eko-enzim ini berpotensial untuk digunakan dalam memperbaiki kualitas air limbah hasil kegiatan pengolahan minyak bumi.

Eco-enzyme is a multi-functional liquid that is widely used today. One of them is assisting in wastewater treatment. Based on previous research, the ability of eco-enzymes to become multi-functional is due to the presence of active compounds and potential enzymes in them. In producing eco-enzymes, the different types of materials will affect the characteristics produced. Thus, research was conducted to evaluate the effect of the type of sugar used in the production of eco-enzymes on the quality of wastewater from petroleum processing. The research was started by making eco-enzymes for 3 months, then they were characterized. Eco-enzyme characterization results showed pH values of 3.2–3.7, BOD 44–72 ppm, COD 45389–94024 ppm, TDS 1795–5405 ppm, and TPC up to 620000 CFU/mL. Furthermore, these eco-enzymes are mixed with waste, with variations in the ratio and decomposition duration. The final results show that eco-enzymes can lower the pH value of the wastewater, reduce the BOD value by up to 85%, and reduce the TDS value by around 90%. The TPC results also showed an increase in the number of microbe colonies from day zero to day seven. Furthermore, multiple linear regression analyses were carried out. Based on the analysis, this study showed that the type of sugar had a significant effect on the BOD and TDS values of the final waste produced, while the pH had no significant effect. When viewed from the quality standard, the pH value of the waste is not good because it causes the waste to become acidic, but for BOD and TDS, it has a good effect because it improves the quality of the waste, so it can be said that this eco-enzyme has the potential to be used in improving the quality of wastewater resulting from petroleum processing activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kapa Cossa Jonahtan
"ABSTRAK
Perencanaan pembangunan kilang di Kawasan Industri Tanjung Buton oleh
pemerintah dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi permintaan BBM di Kab.
Siak sehingga sekuritas energi bagi sektor industri dan rumah tangga dapat
terjaga, efisiensi biaya distribusi minyak mentah dari hulu disaat harga minyak
yang sedang turun, serta efektifitas dalam distribusi hilir. Kebutuhan BBM
sebagai salah satu sumber energi di wilayah Kab. Siak terus meningkat,
berdasarkan analisa ekonometri diperoleh elastisitas untuk bensin sebesar 1,10
dan untuk solar 0.49. Hasil pengolahan minyak produksi dari tiga Lapangan
Migas di sekitar Tanjung Buton dapat memenuhi konsumsi bensin oktan 88
hingga tahun 2044 dan mengurangi kebutuhan impor solar untuk Kab. Siak. Dari
pembangunan Kilang dengan sistem proses topping unit, nilai harga ekonomis
penjualan produk kilang untuk bensin sebesar Rp 8.091 /liter, solar sebesar Rp
6.577 / liter, dan listrik sebesar Rp 2.100 /kwh. Dampak dengan adanya
pembangunan kilang ini akan memberi keuntungan bagi pemerintah sebesar US$
8.445.750 per tahun, KKKS A sebesar US$ 855.881 per tahun, KKKS B sebesar
US$ 182.854, dan KKKS C sebesar US$ 63.026 per tahun dengan perubahan
skema transportasi minyak hulu. Disamping itu, dengan nilai tambah produk
sampingan berupa listrik, akan menghemat subsidi pemerintah sebesar Rp 498
/kwh dibanding dengan PLTD yang saat ini digunakan di Kab. Siak. Dengan
menggunakan analisa Input-Output Provinsi, pembangunan kilang memberi
dampak terhadap sektor industri yang berperan dalam pengolahan minyak dengan
penambahan PDRB Provinsi sebesar Rp 3,63 Triliun, dimana pertambangan dan
penggalian yang merupakan input utama memilki dampak paling besar.

ABSTRACT
Refinery at Tanjung Buton Industrial Area has been planned by government in
order to meet the demand for fuel in Siak district so that the securities of energy
for industry and household sector can be maintained, cost efficiency in the
upstream sector when oil price is falling, and improve effectiveness of the
downstream product distribution. Fuel demand as a source of energy in Siak
district continues to increase, the elasticity value is obtained by using econometric
analysis, elasticity for gasoline is 1.10 and for diesel is 0.49. Fuel production from
refinery obtained by three oil field around Tanjung Buton can fulfill 88 octane
gasoline consumption up to 2044 and reduce the need for imported diesel fuel.
The economic price product of development topping unit at refinery process
system for gasoline is Rp 8.091 /liter, diesel Rp 6,577 /liter, and electricity Rp
2,100 /kwh. Development of refinery will give the benefit for government by
amount US$ 8,445,750 per year, PSC A by amount US$ 855,881 per year, PSC B
by amount US$ 182,854 per year, and PSC C by amount US$ 63,026 per year by
changing upstream transportation scheme. In addition, added value by electricity
product will save the government subsidy of Rp 498 /kwh compared with the
diesel power plant that currently has been used at Siak district. By using the inputoutput
analysis for Province, development of the refinery will give the
macroeconomic impact on the industrial sector which play a role in the processing
of refinery product with the addition of the Province GDP is Rp 3.63 Trillion.
Mining and quarrying sector as the main input of refinery obtain the greatest
impact."
2016
T45648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Septiadi Anggoro Nugroho
"Flue gas yang dihasilkan dari kilang minyak masih mengandung karbondioksida (CO2) dimana saat ini teknologi penangkapan CO2 dari flue gas dalam skala komersial masih terbatas termasuk pemanfaatannya menjadi produk yang bernilai lebih tinggi. Gas Hidrogen (H2) yang dihasilkan di kilang minyak PT.X dari hasil reaksi pada proses naphta reforming merupakan produk samping yang dapat dimanfaatkan bersama dengan CO2 dari flue gas untuk menghasilkan metanol sebagai komponen blending gasoline sekaligus meningkatkan valuable yield dari kilang minyak PT.X. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi proses untuk 2 teknologi penangkapan CO2 dan proses sintesis metanol dalam rangka pemanfaatan CO2 dari flue gas dan hidrogen dari naphta reforming untuk kemudian dievaluasi keekonomian dan sensitivitasnya. Simulasi proses dilakukan dengan menggunakan piranti lunak Promax v5. Dari hasil simulasi diperoleh kesimpulan bahwa proses absorpsi amine lebih baik dalam kebutuhan energi dibandingkan membran. Pada proses sintesis metanol, diperoleh kinerja proses optimum pada temperatur reaktor 245 oC dengan yield 48,7%, konversi CO2 sebesar 75,8% dan konversi H2 sebesar 75,9%. Laju alir produk metanol dihasilkan pada kondisi optimum di seksi proses pemurnian sebesar 8,6 t/jam atau kapasitas unit 71 KTA. Hasil evaluasi keekonomian diperoleh nilai IRR 9,606% dimana berdasarkan analisis sensitivitas, untuk dapat memenuhi kelayakan investasi yaitu nilai IRR di atas hurdle rate sebesar 10,83%, perlu adanya kenaikan kapasitas oleh unit sintesis metanol sebesar 7% di atas kapasitas baseline yaitu pada kapasitas 75,6 KTA.

Flue gas produced from oil refineries still contains carbon dioxide (CO2) where currently the technology for capturing CO2 from flue gas on a commercial scale is still limited, including its utilization into higher value products. Hydrogen gas (H2) produced at the PT.X oil refinery from the reaction in the naphtha reforming process is a by-product that can be used together with CO2 from flue gas to produce methanol as a component of blending gasoline while increasing the valuable yield of the PT.X oil refinery. In this study, process simulations were carried out for 2 CO2 capture technologies and the methanol synthesis process in order to utilize CO2 from flue gas and hydrogen from naphtha reforming to evaluate the economics and sensitivity. Process simulation was carried out using Promax v5 software. From the simulation results, it can be concluded that the amine absorption process is better in terms of energy requirements than the membrane. In the methanol synthesis process, the optimum process performance was obtained at a reactor temperature of 245 oC with a yield of 48.7%, CO2 conversion of 75.8% and H2 conversion of 75.9%. The flow rate of the methanol product produced at the optimum conditions in the purification process section was 8.6 t/hour or a unit capacity of 71 KTA. The results of the economic evaluation obtained an IRR value of 9.606% which based on sensitivity analysis, to be able to meet the investment feasibility, namely the IRR value above the hurdle rate of 10.83%, it is necessary to increase the capacity of the methanol synthesis unit by 7% above the baseline capacity, namely at a capacity of 75.6 KTA."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Satrio Utomo P
"Penelitian ini mengkaji desain dan teknologi proses kilang BBM yang dapat mencapai spesifikasi produk sesuai kebutuhan BBM domestik di Indonesia, kelayakan nilai keekonomian proyek pembangunan kilang BBM di Indonesia, dan memetakan besaran risiko dan sensitivitas keekonomian proyek kilang BBM terhadap terhadap harga bahan baku produk di pasar. Teknik pengkajian menggunakan metode simulasi proses teknis, analisis keekonomian menggunakan estimasi parametrik, pemetaan risiko sesuai AS/NZS 4360 serta sensitivitas keekonomian berdasar fluktuasi harga crude oil. Kelayakan nilai keekonomian proyek pembangunan kilang BBM di Indonesia kapasitas 300 kbpd menggunakan pemrosesan primer dan sekunder dengan nilai investasi 9.289 juta $, menguntungkan dengan nilai keekonomian berupa NPV sebesar 41.306 juta $, IRR sebesar 13,8 %, dan PBP 9 (sembilan) tahun selama 30 (tiga puluh) tahun masa manfaat aset. Besaran risiko paling signifikan dalam proyek pembangunan kilang BBM di Indonesia adalah Pengadaan Lahan, Persetujuan desain oleh pemangku kepentingan, Perizinan lingkungan dari pemerintah, Perubahan regulasi dari pemerintah, dan Wanprestasi Kontraktor. Sensitivitas keekonomian proyek kilang BBM di Indonesia terhadap harga bahan baku produk di pasar ditunjukkan pada kenaikan harga umpan 2%, IRR proyek menyentuh MARR. Kemudian, pada kondisi harga minyak tertinggi yang tercatat, proyek masih bisa memberikan pengembalian yang menguntungkan karena NPV tidak pernah menyentuh 0 (nol).

This research studies the probable process design and technologies for fuel refinery that can achieve product specification to meet domestic fuel demand in Indonesia, economics feasibility for building fuel refinery in Indonesia, and to register known risks and economics sensitivities of fuel refinery projects concerning crude oil prices as the main material intake in the market. The study conducted technical process simulation, economics analysis using parametric estimate, risk mapping as per AS/NZS 3460, followed by economics sensitivity analysis in crude oil price fluctuation. Economics feasibility for Fuel Refinery Development in Indonesia with a capacity of 300 kbpd using primary and secondary processing and total investment cost of 9.289 million $ is profitable with the economics parameter of NPV 41.306 million $, IRR 13,8% and PBP 9 (nine) years over 30 (thirty) years of asset lifetime. The most significant risk on the project is Land Procurement, Design approval from the stakeholders, Environmental Permit from the Government, Regulations changes from the Government, and Contractor Default of Agreement. Economics sensitivity of the project against raw materials market price is concluded at feed price increases at 2%, and project IRR touches the MARR. When the oil price soars on the highest price on the note, the project still could give profitable returns because the NPV never touches 0 (zero)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Maruli Halomoan
"Meningkamya kebutuhan bahan bakar minyak di Indonesia menuntut adanya pembangunan kilang pengolahan minyak baru yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan BBM tersebut. Hal ini disebabkan karena produksi kilang pengolahan minyak yang ada sekarang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan BBM tersebut. Di dalam kilang pengolahan minyak, terdapat berbagai proses pengolahan yang saling sama dengan yang lain, salah satunya adalah proses pemngkahan kataliiik terfludisasi ( Fluidized Catalytic Cracking ). Proses ini mengolah umpan iiaksi berat minyak bumi monjadi liaksi yang lebih ringan dan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Produk utama dari proses ini adalah Bensin (Gasoline) yang digunakan sebagai bahan bakar unluk kebanyakan kendaraaan bermotor, selain itu tcrdapat produk samping berupa gas ringan C3 (Propylene dan Propana) serta, C4 (Butylcne dan Butana) yang juga berguna sebagai bahan bakar gas ataupun bahan baku industri petrokimia. Dalam perancangan ini, digunakan simulator CHEMCAD III sebagai alat bantu. Penggunaan simulator ini mempunyai keunggulan dalam hal keoepatan dan kcakuratan khuswnya pada perhitungan kolom distilasi, namun simulator ini mempunyai keterbatasan dalam perhitungan perancangan reaktor yang melibatkan fiaksi minyak bumi. Dari hasil perhitungan, dengan kapasitas umpan 29740 barrel /hari dihasilkan Gasoline/Bensin sebanyak 18103.04 barrel/hari, C4 (Butana dan Butyleno) sebesar 373.61 ton/hari dan C3 (Propana dan Propylene) sebanyak 133.7 ton/hari. Pembangunan unit ini membutuhkan investasi sebesar Rp 97.702 milyar, waktu pengembalian modal 2.3 tahun setelah berproduksi, dan laju pengembalian modal sebesar 64 %. Ditinjau secara ekonomis dan dari perannya dalam memenuhi kebuluhan BBM , unit ini layak untuk dibangun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Rahadi Sulistomo
"Tangki Penimbun yang berfungsi untuk menyimpan minyak, adalah salah satu peralatan penting dan berisiko tinggi yang memerlukan perhatian pada aspek keselamatannya. Sebagai langkah preventifnya, pemerintah mewajibkan Inspeksi pada seluruh tangki penimbun baik dengan metode jangka waktu tertentu (setiap 4 tahun) maupun analisis risiko. Studi Keselamatan ini bertujuan untuk membuat rencana Inspeksi pada tangki penimbun yang ada di kilang Minyak dengan menggunakan Metode RBI. Metode RBI pada studi ini mengadopsi API RP 581 Edisi ke-3 tahun 2016.  Secara analisis risiko dilakukan dengan tahapan, pengumpulan data teknis tangki, penentuan mekanisme kerusakan, analisis risiko dan terakhir membuat rencana interval dan metode Inspeksi. Data teknis yang dikumpulkan dan dilakukan studi sebanyak 29 unit tangki yang didesain sesuai Standar API 650. Mekanisme kerusakan pada bagian shell tanki penimbun yang ditentukan: Atmospheric Corrosion, General Corrosion dan Corrosion Under Insulation. Dari hasil analisis risiko, didapatkan hasil seluruh tangki memiliki risiko menengah dengan rincian 16 unit kategori 3C dan 13 unit kategori 2C. Metode Inspeksi yang direncanakan adalah visual inspection, UT Thickness/Flaw Thickness dan CUI dengan interval inspeksinya mayoritas mencapai 10 tahun. Berdasarkan studi ini, disimpulkan Inspeksi Berbasis Analisis Risiko (RBI) lebih efektif dan efisien daripada metode inspeksi metode jangka waktu tertentu (setiap 4 tahun).

A storage tank, which is used to store oil, is an important and high-risk equipment that requires attention to its safety aspects. As a preventive action, the government obligate inspections on all storage tanks, either on a specific time interval (every 4 years) or based on risk analysis. This safety study aims to create an inspection plan for the storage tanks at the Oil Refinery using the Risk Based Inspection (RBI) method. The RBI method in this study adopts API RP 581 Third Edition 2016. Risk analysis is carried out in stages, including collecting technical data on the tanks, determining failure mechanisms, risk analysis, and finally creating an inspection interval and method. Technical data was collected and studied on 29 storage tanks designed according to the API 650 standard. The determined failure mechanisms for the storage tank shell are atmospheric corrosion, general corrosion, and corrosion under insulation. The results of the risk analysis showed that all tanks have a medium risk, with 16 units in category 3C and 13 units in category 2C. The planned inspection methods are visual inspection, UT Thickness/Flaw Thickness, and CUI, with most inspection intervals reaching 10 years. Based on this study, it is concluded that Risk Based Inspection (RBI) is more effective and efficient than the specific time interval inspection method (every 4 years)."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Dwiyanto Emzar
"Aktifitas flaring menyebabkan berbagai permasalahan dibidang lingkungan akibat terlepasnya emisi dan gas asam ke atmosfer dan juga kerugian ekonomi akibat terbakarnya gas dengan kandungan nilai kalor yang masih tinggi. Dengan bertambahnya kapasitas kilang minyak di PT.XYZ, maka gas yang diflaring akan bertambah besar pula sehingga terjadi penambahan kerugian ekonomi an lingkungan akibat flaring. Beberapa teknologi untuk mengurangi dampak negative flaring sudah tersedia namun dalam penerapannya perlu dikaji terhadap aspekaspek teknis, ekonomi, dan efek yang ditimbulkan ke lingkungan. Pada studi ini dilakukan kajian terhadap aspek teknis dan ekonomi dari flare gas recovery yang akan diterapkan di kilang minyak PT.XYZ. Aspen HYSYS digunakan sebagai process simulator untuk memodelkan konfigurasi FGR dalam studi ini. Recovered flare gas yang dihasilkan akan digunakan sebagai suplemen bahan bakar gas pembangkit Combined Cycle Power Plant 72 MW. Dari penelitian ini didapatkan 330,3 TJ energi/tahun atau setara dengan 291 MMSCF/tahun fuel gas yang berhasil didaur-ulang dan pengurangan emisi CO2 sebesar 63 ribu ton/tahun dari instalasi FGR di PT.XYZ. Proyeksi nilai NPV yang didapat sebesar 2,5 juta USD dan Pay Out Time didapat pada tahun ke-7 dengan besaran IRR 13%.

Environmental issue and energy losses is the main issue for flaring system in oil refinery plant. The expanding capacity of current refinery plant resulting bigger flaring output for PT.XYZ refinery. While there are currently available solutions to reduce the impact, the implementation of reducing and reusing flare gases generally brings additional question regarding the technical, economic and environment aspect. Technical and economic assessment for proposed flare gas recovery configuration is the main objective of this study. The study is carried out using the process simulator Aspen HYSYS V.11 for the simulation model, and economic evaluation is carried out for the proposed model. Recovered Flare gases will be utilized as fuel gas supplement of PT.XYZ refinery and greatly expected to bring a significant improvement in the savings of fuel gas requirements for the company, reduce the CO2 emission and remove the negative impact of flaring to environment. The result showed that flare gas recovery system significantly recovers yearly energy correspond to 330.3 TJ or 291 MMSCF/year and reduce 63 M ton yearly CO2 emission. Estimated NPV is $ 2,5 Mil USD and the project achieved it is Pay Out Time at 7 years with 13% IRR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suroso Soeharto
"Kenaikan konsumsi LPG di Indonesia pada lima tahun terakhir sekitar 14% per tahun, dimana pada tahun 1997 konsumsi LPG Indonesia sebesar 700.000 ton. Konsumsi LPG tersebut terkonsentrasi di Pulau Jawa sebesar 85% dari total konsumsi LPG Indonesia. Jika tingkat kenaikan konsumsi LPG konstan sebesar 14% per tahun, diperkirakan setelah tahun 2001 jumlah konsumsi LPG di Indonesia mencapai 1,230 juta ton, dilain pihak produksi LPG dari kilang PERTAMINA tanpa penambahan kilang baru diperkirakan pada tahun 2001 sebesar 1.299 juta ton dan pada tahun 2002 hingga tahun 2010 akan berproduksi tetap sebesar 1,394 juta MT per tahun. Dengan keadaan tersebut produksi LPG dari kilang PERTAMINA tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi LPG domestik. Untuk memenuhi kekurangan LPG tersebut akan dipasok dari sumber lain.
Masalah lain yang dihadapi adalah kecilnya tangki LPG di Pulau Jawa, yang pada saat ini hanya dapat memenuhi kebutuhan selama 14 hari. Situasi diatas sangat berbeda di tahun 2000 keatas dimana tingkat konsumsi LPG domestik sudah sedemikian besar, diperkirakan hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam beberapa hari saja, ini sangat berisiko tinggi terhadap kelancaran pasokan LPG.
Berdasarkan hal tersebut diatas untuk memenuhi kelancaran permintaan LPG di Indonesia tahun 2000-2010 dikaji 4 alternatif, dari ke-4 alternatif tersebut dihitung biaya serta analisa keekonomian masing-masing alternatif. Alternatif yang terbaik adalah pemenuhan kekurangan pasokan LPG domestik adalah membuat terminal LPG Refrigerated/Pressurized di Pulau Jawa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>