Ditemukan 141058 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Mishbahus Surur
"Pemetaan suhu ruang penyimpanan merupakan langkah penting dalam menjaga mutu, khasiat, dan keamanan obat sesuai pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Penelitian ini dilakukan di ruang penyimpanan obat narkotika PT. Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Jakarta 1 untuk mengevaluasi kesesuaian suhu penyimpanan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan thermo data-logger RC-5 yang dipasang di area terpilih berdasarkan tingkat fluktuasi suhu. Data suhu dicatat setiap 30 menit selama 3 hari berturut-turut, kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak Elitech Log V7.2.1 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata suhu ruang penyimpanan pada area yang tidak langsung terpapar pendingin udara (thermo data-logger A) adalah 25,1°C, dengan suhu maksimum 25,4°C dan suhu minimum 25,0°C. Fluktuasi suhu sebesar 0,4°C mencerminkan kestabilan lingkungan penyimpanan. Namun, data pada area yang langsung terpapar pendingin udara (thermo data-logger B) tidak tersedia karena kendala teknis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa suhu ruang penyimpanan narkotika di area yang dianalisis masih sesuai dengan standar CDOB. Namun, diperlukan pemetaan tambahan dengan jumlah data logger yang lebih banyak untuk memastikan kesesuaian di seluruh area penyimpanan. Evaluasi rutin perlu dilakukan untuk menjaga kualitas penyimpanan, terutama pada area dengan risiko fluktuasi suhu tinggi.
Temperature mapping of storage rooms is essential for maintaining the quality, efficacy, and safety of medications in accordance with Good Distribution Practices (GDP). This study was conducted in the narcotics storage room of PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta Branch 1 to evaluate storage temperature compliance. Data collection was performed using an RC-5 thermo data-logger installed in selected areas based on temperature fluctuation levels. Temperature readings were recorded every 30 minutes over 3 consecutive days and analyzed using Elitech Log V7.2.1 software and Microsoft Excel. The results showed that the average temperature in the storage area not directly exposed to air conditioning (thermo data-logger A) was 25.1°C, with a maximum temperature of 25.4°C and a minimum of 25.0°C. The temperature fluctuation of 0.4°C reflects stability in the storage environment. However, data from the area directly exposed to air conditioning (thermo data-logger B) was unavailable due to technical issues. This study concludes that the storage room temperature for narcotics in the analyzed area complies with GDP standards. However, additional mapping with more data loggers is required to ensure compliance across the entire storage area. Routine evaluations are recommended to maintain storage quality, especially in areas with high-temperature fluctuation risks."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Abrarriani Euis Kartika
"Suatu produk farmasi, baik sediaan obat maupun alat kesehatan dan BMHP lainnya, membutuhkan kondisi lingkungan yang perlu diperhatikan untuk menjaga khasiat, mutu, dan efikasi produk. Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang harus dikendalikan dengan baik seperti tertera pada panduan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) tahun 2020. Laaporan tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui persebaran suhu ruangan lantai 1 dan cold room, memastikan suhu penyimpanan telah sesuai dengan CDOB, serta menentukan lokasi peletakan termometer untuk pemantauan suhu rutin. Tugas khusus ini dilakukan dengan meletakkan thermo data-logger pada titik-titik yang telah ditentukan selama 3 hari, kemudian menganalisis data yang diperoleh. Berdasarkam data dan analisis yang telah dilakukan, persebaran suhu di ruangan lantai 1 memiliki rata-rata suhu sebesar 24,7 OC dan 25,3OC, sedangkan pada cold room memiliki rata-rata suhu sebesar 5,7OC. Seluruh data suhu yang diperoleh tersebut telah sesuai dengan pedoman CDOB. Berdasarkan pemetaan suhu yang telah dilakukan, lokasi peletakan termometer untuk monitoring suhu penyimpanan produk dapat ditempatkan di area terluar dan di area terdalam ruangan.
A pharmaceutical product, both drug preparations and other medical devices and BMHP, requires environmental conditions that need to be considered to maintain the efficacy, quality, and efficacy of the product. Temperature is one of the environmental factors that must be controlled properly as stated in the 2020 Good Drug Distribution (CDOB) guidelines. The purpose of this special task is to determine the distribution of room temperature on the 1st floor and cold room, ensure that the storage temperature is in accordance with CDOB, and determine the location of the thermometer for routine temperature monitoring. This special task is carried out by placing the thermo data-logger at predetermined points for 3 days, then analyzing the data obtained. Based on the data and analysis that has been carried out, the temperature distribution in the 1st floor room has an average temperature of 24.7OC and 25.3OC, while the cold room has an average temperature of 5.7OC. All temperature data obtained is in accordance with CDOB guidelines. Based on the temperature mapping that has been carried out, the location of the thermometer to monitor the temperature of product storage can be placed in the outermost area and in the innermost area of the room."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ghina Sylvarizky
"PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar seusai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyalur sediaan farmasi, PBF perlu menerapkan pedoman CDOB dalam setiap aspek dan rangkaian distribusi obat. Pada pelaksanaannya, masih terdapat kekurangan pada sistem penyimpanan yang berlaku di gudang eceran PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Bogor, seperti klasifikasi kategori belum jelas, prinsip alfabetis belum diterapkan, penempatan yang belum sesuai, adanya campur baur, pemisahan produk LASA belum diterapkan dan pemanfaatan rak serta fasilitas yang belum optimal. Pemetaan ulang tata letak (layout) penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis untuk menjaga keamanan dan kualitas dari sediaan farmasi serta meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan menghindari kesalahan pengambilan sediaan farmasi. Tugas khusus ini dilakukan untuk menata ulang layout penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis. Penataan ulang layout dilaksanakan dengan mendata ulang seluruh produk obat yang terdapat pada area peyimpanan gudang eceran, menyesuaikan jumlah produk obat dengan rak obat yang tersedia, mengelompokkan dan menata produk obat berdasarkan ketentuan. Rencana pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran, 20 rak yang tersedia dan dimanfaatkan secara optimal. Pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan dan juga secara alfabetis dilakukan untuk meningkatkan penjaminan mutu dan kualitas produk obat, suplemen dan juga kosmetik yang tersedia.
PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar seusai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyalur sediaan farmasi, PBF perlu menerapkan pedoman CDOB dalam setiap aspek dan rangkaian distribusi obat. Pada pelaksanaannya, masih terdapat kekurangan pada sistem penyimpanan yang berlaku di gudang eceran PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Bogor, seperti klasifikasi kategori belum jelas, prinsip alfabetis belum diterapkan, penempatan yang belum sesuai, adanya campur baur, pemisahan produk LASA belum diterapkan dan pemanfaatan rak serta fasilitas yang belum optimal. Pemetaan ulang tata letak (layout) penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis untuk menjaga keamanan dan kualitas dari sediaan farmasi serta meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan menghindari kesalahan pengambilan sediaan farmasi. Tugas khusus ini dilakukan untuk menata ulang layout penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis. Penataan ulang layout dilaksanakan dengan mendata ulang seluruh produk obat yang terdapat pada area peyimpanan gudang eceran, menyesuaikan jumlah produk obat dengan rak obat yang tersedia, mengelompokkan dan menata produk obat berdasarkan ketentuan. Rencana pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran, 20 rak yang tersedia dan dimanfaatkan secara optimal. Pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan dan juga secara alfabetis dilakukan untuk meningkatkan penjaminan mutu dan kualitas produk obat, suplemen dan juga kosmetik yang tersedia."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annisa Sakinah Qur`ani
"Setiap fasilitas distribusi memiliki kewajiban untuk menjaga mutu obat. Proses penyimpanan yang tidak sesuai dan tidak efisien dapat mempengaruhi mutu obat serta menimbulkan kerugian untuk Pedagang Besar Farmasi. Salah satu kegiatan pemantauan yang dapat dilakukan oleh fasilitas distribusi adalah melakukan pemetaan suhu pada area penyimpanan. Oleh karena itu, pada tugas khusus ini bertujuan untuk memastikan distribusi suhu penyimpanan produk diarea penyimpanan cool room (15-25°C) dan mengidentifikasi titik terpanas pada area penyimpanan cool room yang akan digunakan sebagai acuan titik pemantauan suhu area penyimpanan. Metode yang digunakan pada tugas khusus ini adalah observasi dan pengolahan data terhadap proses pemetaan suhu area penyimpanan cool room. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa area penyimpanan cool room PT. Enseval Putera Megatrading cabang Jakarta 1 memenuhi persyaratan suhu penyimpanan produk obat pada semua rak penyimpanan dengan catatan pada rak penyimpanan N hanya diperbolehkan menyimpan produk obat dengan suhu diatas 25°C. Selain itu, diperoleh hasil suhu titik tertinggi, rata-rata tertinggi, dan MKT tertinggi terletak pada XH203E. Penentuan titik tertinggi ini digunakan sebagai pemantauan suhu rutin.
Every distribution facility has a responsibility to maintain the quality of drugs. Improper and inefficient storage processes can affect the quality of drugs and result in losses for Pharmaceutical Wholesalers. One of the monitoring activities that can be conducted by distribution facilities is temperature mapping in the storage area. Therefore, the specific objective of this study is to ensure the distribution of storage temperature in the cool room area (15-25°C) and identify the hottest points in the cool room storage area to be used as reference points for temperature monitoring in the storage area. The method used for this study includes observation and data processing of the temperature mapping process in the cool room storage area. Based on the data processing, it can be concluded that the cool room storage area at PT. Enseval Putera Megatrading Branch Jakarta 1 meets the temperature requirements for storing drug products on all storage racks, with the exception that storage rack N is only allowed to store drug products with temperatures above 25°C. Additionally, the highest temperature point, highest average, and highest MKT (Mean Kinetic Temperature) were found at XH203E. This highest point determination is used for routine temperature monitoring."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Juise Fennia Putri
"Penyimpanan termasuk ke dalam salah satu dari sembilan aspek CDOB yaitu operasional. Penyimpanan yang tidak tepat atau tidak efektif membuat obat kedaluwarsa tidak terdeteksi dan dapat merugikan rumah sakit, apotek, dan perusahaan besar farmasi. Salah satu obat yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus adalah produk rantai dingin. Suhu penyimpanan merupakan salah satu parameter kritis pada penyimpanan sediaan CCP (Cold Chain Product), hal ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kestabilan obat untuk mempertahankan atau menjaga khasiat, mutu dan efikasi. Data yang digunakan diperoleh dari penelusuran pustaka, wawancara, dan observasi terhadap kondisi gudang PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 2. Penelusuran pustaka diperoleh dari peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang cara distribusi obat yang baik dan pedagang besar farmasi. Sistem penyimpanan cold chain produk di PT Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 2 mayoritas telah sesuai dengan CDOB. Kata Kunci : Penyimpanan, Produk Rantai Dingin, Cara Distribusi Obat yang Baik dan Benar.
Storage is included in one of the nine aspects of CDOB, namely operations. Improper or ineffective storage allows expired medications to go undetected and can be detrimental to hospitals, pharmacies, and large pharmaceutical companies. One drug that requires special storage conditions is cold chain products. Storage temperature is one of the critical parameters in storing CCP (Cold Chain Product) preparations, this is a factor that greatly influences the stability of the drug to maintain or maintain efficacy, quality and efficacy. The data used was obtained from literature searches, interviews, and observations of PT warehouse conditions. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta branch 2. The literature search was obtained from applicable laws and regulations regarding proper distribution of medicines and pharmaceutical wholesalers. The majority of product cold chain storage systems at PT Kimia Farma Trading & Distribution, Jakarta 2 branch are in accordance with CDOB."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Eka Aprilia Sri Kartikasari
"Mutu obat harus terjamin sepanjang jalur penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Semua pihak yang terlibat dalam penyaluran obat dan/atau bahan obat bertanggung jawab untuk memastikan mutu obat dan/atau bahan obat dan mempertahankan integritas rantai penyaluran selama proses distribusi. Ketentuan cara penyaluran obat dan/atau bahan obat diatur dalam Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang harus diterapkan oleh PBF sebagai pelaku yang memiliki izin dalam distribusi obat. Oleh karena itu, untuk memastikan mutu obat dan/atau bahan obat tetap terjaga, perlu diketahui implementasi dari SOP mengenai pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 yang dituliskan berdasarkan CDOB. Hasil observasi pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran obat regular di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 dibandingkan dengan SOP dan CDOB terkait, dan dilakukan gap analysis dari hasil perbandingan tersebut. Dalam tugas khusus ini, SOP terkait pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 sesuai Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) tahun 2020 dan sudah diimplementasikan dengan baik.
The quality of medicines must be guaranteed along the distribution or distribution route according to the requirements and intended use. All parties involved in the distribution of drugs and/or medicinal substances are responsible for ensuring the quality of drugs and/or medicinal substances and maintaining the integrity of the distribution chain during the distribution process. Provisions for distributing medicines and/or medicinal substances are regulated in Good Distribution Practice (GDP) which must be implemented by pharmaceutical wholesaler as actors who have permits in the distribution of medicines. Therefore, to ensure that the quality of drugs and/or medicinal substances is maintained, it is necessary to know the implementation of the SOP regarding procurement, receiving, storage and distribution at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 which is written based on GDP. The results of observations of the procurement, receiving, storage and distribution of regular medicines at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 were compared with the relevant SOP and CDOB, and a gap analysis was carried out from the comparison results. In this report, the SOPs related to procurement, receiving, storage and distribution at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 are in accordance with the 2020 Good Distribution Practice (GDP) and have been implemented well."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Indah Dewi Lestari
"Dokumentasi di Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan salah satu bagian penting dari sistem manajemen mutu yang diatur dalam Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Kegiatan dokumentasi bertujuan untuk menjamin pelaksanaan distribusi berjalan sesuai dengan panduan mutu serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) merupakan anak perusahaan dari PT Kimia Farma Tbk. yang bergerak di bidang pelayanan distribusi dan perdagangan produk-produk farmasi, Cold Chain Product (CCPs), alat kesehatan, hingga kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian surat pesanan dan faktur sebagai bentuk dokumentasi kegiatan yang berjalan di Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Jakarta 2 berdasarkan CDOB. Kelengkapan yang dinilai mencakup aspek identitas penanggung jawab sarana pemesan, identitas dan legalitas sarana pemesan, identitas PBF, identitas surat pesanan dan faktur, serta identitas produk pesanan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 20 surat pesanan yang dievaluasi belum ada yang memenuhi syarat kelengkapan secara sempurna, sementara untuk evaluasi faktur terdapat 14 faktur yang memenuhi kelengkapan dari 20 faktur yang dievaluasi.
Documentation at Pharmaceutical Wholesalers is an important part of the quality management system regulated in Good Distribution Practice (GDP). Documentation activities aim to ensure that the implementation of the distribution goes according to the quality guidelines and applicable laws and regulations. PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) is a subsidiary of PT Kimia Farma Tbk. which is engaged in the distribution and trading services of pharmaceutical products, Cold Chain Products (CCPs), medical devices, and cosmetics. This study aims to assess the suitability of orders and invoices as a form of reporting on ongoing activities at Kimia Farma Trading and Distribution Branch Jakarta 2 based on GDP. Completeness assessed includes aspects of the identity of the person in charge of the health facility, identity and legality of the health facility, Pharmaceutical Wholesaler identity, identity of order letters and invoices, and identity of ordered products. Based on the research results, it is known that of the 20 evaluated order letters, none of them fulfilled the completeness requirements perfectly, while for invoice evaluation, there were 14 invoices that fulfilled the completeness of the 20 evaluated invoices."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Reza Adhitya Pratama
"Dalam proses distribusi suatu obat, penting sekali untuk menjaga kualitasnya dalam kondisi baik agar hak konsumen untuk mendapatkan produk dengan mutu yang baik dapat terjamin. Manajemen risiko mutu merupakan salah satu pedoman teknis yang tercantum dalam CDOB untuk menjaga kualitas suatu obat. Salah satu cakupan manajemen risiko mutu adalah pengendalian mutu produk dan salah satu contoh pengendalian mutu produk adalah validasi temperatur pada ruangan penyimpanan obat. Dalam proses distribusi obat, temperatur merupakan hal yang patut diperhatikan sebab akan sangat mempengaruhi kualitas obat yang sedang didistribusikan. Hal ini karena temperatur dapat mengganggu stabilitas fisik dan/atau kimia dari obat tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengetahui cara dan alasan dilakukannya validasi temperatur pada ruangan penyimpanan CCP sekaligus melihat apakah sudah sesuai yang dipersyaratkan untuk produk CCP atau tidak, dan jika tidak sesuai maka mengetahui kemungkinan penyebab dan tindakan perbaikan termasuk pengaruh yang akan terjadi pada produk yang sedang disimpan. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa validasi temperatur chiller pada ruangan penyimpanan CCP dilakukan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa chiller efektif sesuai persyaratan yang ditetapkan. Semua temperatur yang diamati memenuhi persyaratan (CDOB dan internal) yang ditetapkan pada chiller untuk produk CCP. Salah satu tindakan perbaikan dan pencegahan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki aliran udara, sedangkan salah satu penyebab temperatur pada chiller tidak memenuhi persyaratan adalah membuka chiller terlalu lama.
In the process of drug distribution, it's especially important to maintain its quality in good condition so that consumers' rights to obtain products with decent quality can be guaranteed. Quality risk management is one of the technical guidelines listed in the CDOB to maintain the quality of products. Part of quality risk management is product quality control, and one example of product quality control is temperature validation in product storage rooms. Temperature is a matter of concern because it will affect the quality of the drug being distributed. This is because temperature can disrupt the physical and/or chemical stability of the drug. This study aims to find out the methods and reasons for carrying out temperature validation in the CCP storage room as well as to see whether it meets the requirements for CCP products or not, and if it's not then found out the potential causes and corrective actions including the effects that will occur on the product being stored. From the observations, it's known that validation of the chiller temperature in the CCP storage room is carried out to prove that the chiller is effective to store the products. All observed temperatures met the requirements (CDOB and internal) specified in the chiller for CCP products. One of the corrective and preventive actions that can be taken is to improve airflow in the storage rooms, while one of the causes of the temperature in the chiller not correctly like the requirements is chiller opened too long."
Depok:
2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Chrisandy Ramadhanti
"Vaksin merupakan unsur biologis yang memiliki karakteristik khusus dan sensitif terhadap temperatur, vaksin rentan mengalami penurunan mutu dan efektivitas apabila terpapar oleh temperatur yang tidak sesuai dengan karakteristik temperatur penyimpanan yang telah dipersyaratkan. Upaya dalam menjaga mutu dan efektivitas vaksin tidak semata-mata hanya ditentukan dari cara vaksin diproduksi dengan baik dan benar, tetapi salah satu urgensi yang dapat menjadi titik kritis penentuan mutu dan efektivitas vaksin yaitu perlakuan selama proses pengelolaan. PBF berperan penting dalam mengelola vaksin mulai dari penerimaan, penyimpanan hingga pendistribusian vaksin ke berbagai fasilitas kesehatan. Sebelum vaksin didistribusikan, vaksin akan melalui proses penyimpanan pada alat berupa chiller. Selama proses penyimpanan, perlu dilakukan pemantauan suhu vaksin secara berkala. Pemantauan suhu secara berkala berkaitan erat dengan alat yang digunakan selama proses penyimpanan vaksin yaitu chiller. Penggunaan chiller sebagai alat penyimpanan vaksin harus melalui tahap validasi sesuai persyaratan yang telah ditetapkan yaitu dapat mempertahankan suhu penyimpanan antara 2-8°C. Hal ini bertujuan sebagai acuan standar operasional selama proses penyimpanan vaksin berlangsung. Melalui tugas khusus ini dapat diketahui bahwa chiller yang digunakan selama proses penyimpanan produk vaksin di PT. Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Jakarta 1 telah valid dan mampu mempertahankan kestabilan suhu pada rentang 2-8°C selama jangka waktu ± 20 jam bahkan lebih apabila chiller dalam kondisi dinyalakan.
Vaccines are biological elements that have special characteristics and are sensitive to temperature, vaccines are prone to decreasing quality and effectiveness when exposed to temperatures that do not match the required storage temperature characteristics. Efforts to maintain vaccine quality and effectiveness are not solely determined by how vaccines are produced properly and correctly, but one of the urgency that can become a critical point in determining vaccine quality and effectiveness, namely treatment during the management process. PBF plays an important role in managing vaccines from receipt, storage to distribution of vaccines to various health facilities. Before the vaccine is distributed, the vaccine will go through a storage process in a chiller. During the storage process, it is necessary to periodically monitor the temperature of the vaccine. Periodic temperature monitoring is closely related to the equipment used during the vaccine storage process, namely the chiller. The use of a chiller as a vaccine storage device must go through a validation stage according to predetermined requirements, namely being able to maintain a storage temperature between 2-8°C. This is intended as a reference for operational standards during the vaccine storage process. Through this special assignment, it can be seen that the chiller used during the process of storing vaccine products at PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta Branch 1 is valid and able to maintain temperature stability in the range of 2-8°C for a period of ± 20 hours or more if the chiller is turned on."
Depok:
2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Natasya Davita
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Setiap PBF berpedoman pada Cara Distribusi Obat yang Baik. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi penyimpanan obat agar keamanan, khasiat, dan mutu obat tetap terjamin yaitu suhu, kelembaban dan kebersihan bangunan. Tempat penyimpanan obat harus memiliki kondisi suhu yang terjaga sehingga dibutuhkan pemetaan pada kondisi suhu yang mewakili. Pemetaan suhu digunakan pada awal ruangan digunakan maupun jika dilakukan modifikasi yang signifikan terhadap fasilitas tempat penyimpanan obat. Selain itu, validasi dibutuhkan untuk pengendalian kegiatan distribusi. Validasi dilakukan untuk mengetahui suhu pada ruang penyimpanan obat memiliki kondisi yang konsisten setiap harinya. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahui titik suhu tertinggi dan terendah dari ruang penyimpanan obat berdasarkan hasil pemetaan suhu ruang dan memvalidasi suhu ruang penyimpanan obat. metode yang digunakan yaitu pengambilan data pemetaan dan validasi suhu pada ruang penyimpana obat PT SamMarie Tramedifa. Pengambilan data akan dilakukan selama 3 hari dan pencatatan akan dilakukan setiap ±30 menit. Berdasarkan hasil pengambilan data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ruang penyimpanan obat memiliki suhu tertinggi yaitu pada titik ke-11 (rak injeksi bagian tengah) dan suhu terendah yaitu pada titik ke-4 (rak sirup bagian atas) berdasarkan hasil pemetaan suhu ruang serta suhu pada ruang penyimpanan obat telah berada dalam rentang 20-25°C.
Pharmaceutical Distributor is a company that has permits for the procurement, storage, and distribution of drugs and medicinal ingredients in large quantities. Each pharmaceutical distributor is guided by Good Drug Distribution Methods. Environmental factors can affect drug storage conditions so that the safety, efficacy and quality of drugs are guaranteed, namely temperature, humidity and cleanliness of the building. The place for storing drugs must have maintained temperature conditions so that mapping is needed at representative temperature conditions. Temperature mapping is used when the room is used or when significant modifications are made to the drug storage facility. In addition, validation is needed to control distribution activities. Validation was carried out to determine that the temperature in the drug storage room has a consistent condition every day. This report aims to determine the highest and lowest temperature points of the drug storage room based on the results of mapping room temperature and validating the temperature of the drug storage room. The method used is mapping data collection and temperature validation in the drug storage room of PT SamMarie Tramedifa. Data collection will be carried out for three days and recording will be carried out every ± 30 minutes. Based on the results of data collection, it can be concluded that the drug storage room has the highest temperature at point 11 (middle injection rack) and the lowest temperature at point 4 (upper syrup shelf) based on the results of mapping room temperature and temperature in the drug storage room has been in the range of 20-25°C."
Depok:
2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library