Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riyadul Asri
"Edelweiss (Anapahlis spp.) yang merupakan salah satu spesies yang tersebar di hutan tropis seperti Jawa dan Sumatera. Tumbuhan tersebut dapat tumbuh subur di wilayah yang didominasi oleh hutan seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk inventarisasi ketersediaan habitat Edelweiss (Anapahlis spp.) dengan pemodelan secara spasial terhadap objek penelitian dan menganalisis variabel yang digunakan dari citra Sentinel-2A MSI, Sentinel-3 dan Satelit GEO sepeti, elevasi, kemiringan lereng, penggunaan dan tutupan lahan, jenis tanah, pH tanah, curah hujan, suhu udara, NDVI dan NDMI. Pembentukan model menggunakan SIG dan Maximum Entrophy. Berdasarkan temuan di lapangan spesies ini sebanyak 937 individu. Jackknife of training gain memperlihatkan kontribusi pada tiap variabel yaitu tingkat kelembaban permukaan tanah (48,6%), jenis tanah (19%), kemiringan lereng (18%), elevasi (7,7%), curah hujan (3,3%), suhu udara (2,1%) dan tingkat kehijauan (1,3%). Selain itu, model spasial ini menghasilkan nilai AUC-ROC sebesar 0.976 yang menandakan hasil pemodelan ini masuk kategori excellent classification. Hasil pemodelan ini menghasilkan kesesuaian tinggi seluas ±11,92 ha, kesesuaian sedang seluas ±8,13 ha, kesesuaian rendah dengan luas ±16,25 ha, tidak sesuai untuk spesies ini adalah ±1.659,54 ha di Zona Sub Alpine Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Edelweiss (Anapahlis spp.) is a species that is distributed in tropical forests such as Java and Sumatra. These plants can thrive in areas dominated by forests such as the Gunung Gede Pangrango National Park. The aim of this research is to inventory the availability of Edelweiss (Anapahlis spp.) habitat by spatially modeling the research object and analyzing the variables used from Sentinel-2A MSI, Sentinel-3 and GEO Satellite imagery such as elevation, slope, use and cover. land, soil type, soil pH, rainfall, air temperature, NDVI and NDMI. Model formation using GIS and Maximum Entrophy. Based on findings in the field, there are 937 individuals of this species. Jackknife of training gain shows the contribution to each variable, namely soil surface moisture level (48.6%), soil type (19%), slope (18%), elevation (7.7%), rainfall (3.3% ), air temperature (2.1%) and greenness level (1.3%). Apart from that, this spatial model produces an AUC-ROC value of 0.976, which indicates that the modeling results are in the excellent classification category. The results of this modeling produce high suitability of ±11.92 ha, medium suitability of ±8.13 ha, low suitability of ±16.25 ha, unsuitability for this species is ±1,659.54 ha in the Sub Alpine Zone of Gunung National Park Big Pangrango."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyta Anggraeni
"Klasifikasi topik adalah proses pembagian dokumen sesuai dengan topik yang terkandung dari dokumen tersebut. Dalam melakukan klasifikasi topik, pada tugas akhir ini digunakan metode Naïve Bayes dan Maximum Entropi dengan dua jenis data, yaitu artikel media massa dan abstrak tulisan ilmiah dari sistem Lontar. Percobaan ini dilakukan dan dianalisis dari beberapa aspek yaitu metode dan fitur yang digunakan, banyak topik yang digunakan, dan jenis data yang digunakan.
Hasil percobaan yang didapat adalah nilai akurasi tertinggi didapat pada saat menggunakan metode Naïve Bayes dengan informasi fitur frequency-normalized yaitu 95,73%. Selain itu, jumlah token yang semakin banyak digunakan secara umum akan meningkatkan nilai akurasi dan pemakaian abstrak tulisan ilmiah memberikan nilai akurasi yang hampir mirip dengan pemakaian artikel media massa.

Topic Classification is a process of categorizing document based on the topic contained in a document. To carry out the topic classification, we use Naïve Bayes and Maximum Entropy towards mass media article and abstracts of scientific papers from Lontar System. Experiments have been done and analyzed regarding several aspects, namely the methods and features, the number of topics, and the data.
In this thesis, we found that Naïve Bayes with frequency-normalized as feature information yield the highest accuracy, 95,73%. Furthermore, as the number of the tokens used increase, the accuracy also increases. Experiments using the abstracts of scientific papers yield similar accuracy to mass media article."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal Ariyananda
"Studi keanekaragaman spesies lumut hati dan lumut sejati di hutan kota Universitas Indonesia telah dilakukan pada Februari--November 2014. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode jelajah bebas. Tercatat sebanyak 22 spesies lumut yang terdiri atas 8 spesies lumut hati dan 14 spesies lumut sejati. Spesies lumut hati yang ditemukan berasal dari 3 famili dan 5 genus, sementara spesies lumut sejati berasal dari 6 famili dan 8 genus. Spesies lumut hati yang ditemukan yaitu Calypogeia arguta, Frullania intermedia, Frullania muscicola, Cheilolejeunea intertexta, Cheilolejeunea ryukyuensis, Drepanolejeunea japonica, Lejeunea catanduana, Lejeunea curviloba. Spesies lumut sejati yang ditemukan yaitu Bryum apiculatum, Bryum atrovirens, Calymperes tenerum, Fissidens pseudoceylonensis, Fissidens strictulus, Fissidens zollingeri, Octoblepharum albidum, Barbula indica, Hyophila apiculata, Hyophila involuta, Hyophila javanica, Isopterygium minutirameum, Vesicularia dubyana, Vesicularia reticulata.

A study of liverworts and mosses at urban forest of Universitas Indonesia was conducted on February--November 2014. Data were collected using broad survey method. There were 22 species collected which were consisted of 8 liverworts and 14 mosses species. The liverworts derived from 3 family and 5 genus while mosses derived from 6 family and 8 genus. The liverworts species are Calypogeia arguta, Frullania intermedia, Frullania muscicola, Cheilolejeunea intertexta, Cheilolejeunea ryukyuensis, Drepanolejeunea japonica, Lejeunea catanduana, Lejeunea curviloba. The mosses species are Bryum apiculatum, Bryum atrovirens, Calymperes tenerum, Fissidens pseudoceylonensis, Fissidens strictulus, Fissidens zollingeri, Octoblepharum albidum, Barbula indica, Hyophila apiculata, Hyophila involuta, Hyophila javanica, Isopterygium minutirameum, Vesicularia dubyana, Vesicularia reticulata.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"As a mall zoobenthos inhabiting interstitial spaces of the substrates, endopsammon play an important ecological role in ecological marine ecosystem...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Saefrudin
"Meskipun taman nasional berperan penting dalam mendukung aktivitas manusia, kesadaran masyarakat masih rendah karena mereka umumnya mengabaikan dan meremehkan manfaat dari hutan. Kondisi ini meningkatkan tekanan terhadap lingkungan. Tujuan dari studi ini adalah untuk meninjau beberapa studi terdahulu, menentukan metode yang tepat dan menyusun panduan penilaian ekonomi dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Meskipun taman nasional ini memiliki keunikan, taman nasional ini dinilai terlalu rendah oleh studi terdahulu. Kelebihan dari Metode Penilain Kontingensi membuat metode ini sesuai untuk diterapkan pada manfaat konservasi keanekaragaman hayati dan air. Apilkasi sebelumnya dari Metode Biaya Perjalanan menyarankan bahwa manfaat rekreasi dari TNGGP dapat dinilai dengan metode ini. Taksiran Nilai yang didapat dari penerapan metode yang disarankan dapat membantu pemerintah dan pengelola TNGGP dalam pengalokasian sumber daya untuk meningkatkan perlindungan terhadap taman nasional ini.

Although national park plays an important role in supporting human activities, people?s awareness still remains low because they are often neglected and underestimate forest benefits. This condition leads to more pressures on the environment. The objective of this study is to review several previous studies, to determine the suitable method and to construct total economic valuation guidelines of the Gunung Gede Pangrango National Park (GGPNP). Although, this national park has unique features, it was undervalued previous studies. Advantages of Contingent Valuation Method make this method suitable to be applied in biodiversity conservation and watershed values. Moreover, Travel Cost Method previous applications suggest that recreational benefit in GGPNP can be evaluated using this method. The estimated value provided by application of the proposed method is supposed to help the government and GGPNP management allocating their resources to increase this national park protection."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T38633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaerul Amri
"Tesis ini membahas komodifikasi lingkungan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di dalam pengelolaan ekoturisme. Ekoturisme sebagai bentuk wisata alam dengan tujuan utama pelestarian alam pada akhirnya justru menimbulkan masalah dalam proses konservasi yang dijalankan dan bahkan menjadi ancaman terhadap keberlangsungan lingkungan alam di TNGGP. Di samping itu, permasalahan di TNGGP tidak hanya menyangkut bahasan lingkungan, tetapi juga pembahasan mengenai strategi dalam bernegosiasi dan berkontestasi di antara para pemangku kepentingan di dalam ruang yang menjadi kawasan ekoturisme. Data diperoleh dengan pendekatan etnografi termasuk wawancara mendalam di kawasan Cibodas dan Gunung Putri sebagai pintu masuk pendakian, dan di Gunung Gede, selama bulan April-Mei 2017. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana praktik berjualan yang berkontestasi terhadap otoritas Balai Besar di TNGGP setidaknya berperan sebagai alternatif pendapatan masyarakat sekitar kawasan konservasi untuk mengalihkan perhatian mereka dari pekerjaan yang tidak ramah lingkungan. Di samping itu, masyarakat sekitar melalui negosiasi dan resistansi dapat menutupi celah yang ditinggalkan oleh pemangku kepentingan yang mempunyai otoritas karena terbatasnya sumber daya manusia dalam mengelola ekoturisme pendakian gunung. Masyarakat sekitar menunjukkan bagaimana mereka mempunyai peran-peran yang cukup signifikan dalam pengelolaan pendakian gunung dan menjaga taman nasional.

This research discusses the commodification of environment in Mount Gede Pangrango National Park on ecotourism management. Instead of to conserve nature, ecotourism carried out in TNGGP causes problems on conservation proses and even becomes a threat to the sustainability of nature in TNGGP. Moreover, problem in TNGGP is not only about environment issues, but also discussions about strategies in negotiating and contesting among stakeholders in the space that become ecotourism area. The data was collected by ethnography approach including in depth interview in Cibodas and Gunung Putri area as climbing entrance, and on Mount Gede, on April-May 2017. The results show how the practice of selling which contested the authority of Balai Besar in TNGGP at least become an alternative income for the community around conservation area to divert their attention from jobs that damage the environment. Beside that through negotiation and resistance, the surrounding communities can cover the gap left by stakeholders who have authority because of limited human resources in managing mountaineering ecotourism. Surrounding community showed that they have significance roles in managing mountaineering and preserving national park."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Marthy
"ABSTRAK
Komposisi kelompok mitra spesies burung di Way Canguk, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, telah diteliti bulan Juni - Nopember 1997. Pengumpulan data dilakukan dengan metode ad-libitum untuk kelompok mitra spesies burung, dan metode point count untuk kepadatan jenis burung. Penelitian ini mencatat 119 spesies burung terdapat di lokasi penelitian, 111 spesies burung tercatat dengan mempergunakan metode point count. Terdapat 78 spesies burung yang bergabung dalam kelompok mitra spesies, 64% diantaranya adalah burung pemakan serangga. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan bergabung dalam kelompok mitra spesies burung, anggota memperoleh beberapa manfaat, seperti meningkatnya efisiensi dalam pencarian pakan. Terdapat tiga tipe kelompok mitra spesies burung di lokasi penelitian, dan setiap tipe memiliki spesies inti yang berbeda. Kompetisi antara individu dari setiap jenis berkurang karena jumlah individu yang bergabung kecil, sedangkan kompetisi antara jenis berkurang dengan adanya perbedaan pada kelompok fungsional dan varian strata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Supardi Wibowo
"Capung (Odonata) adalah organisme yang sangat efektif digunakan sebagai spesies indikator untuk penilaian habitat akuatik. Karena Odonata sangat spesifik terhadap pemilihan habitat dan menjadi spesies kharismatik di habitat akuatik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan, menganalisis struktur komunitas Odonata, menginterpretasikan kualitas habitat dan melihat hubungan antara kualitas habitat terhadap distribusi spesies Odonata di Telaga Saat, Telaga Warna dan Telaga Biru dataran tinggi Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2019. Pengambilan data spesies, jumlah individu Odonata dan variabel habitat menggunakan metode fixed point counts dengan 59 titik pengamatan. Analisis komunitas Odonata dilakukan dengan model kelimpahan spesies, indeks keanekaragaman spesies (Shannon-Wienner, Margalef, Simpson), indeks kemerataan dan indeks similaritas Jaccard. Kualitas habitat di tiga telaga dianalisis menggunakan Principal Component Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurva rarefaction di tiga telaga terlihat sudah mendatar atau mencapai titik asymptote. Kurva akumulasi spesies di Telaga Warna dan Telaga Biru tampak sudah mendatar atau mencapai titik asymptote, sedangakan Telaga Saat masih menaik tajam. Total 157 individu terdapat 11 spesies, 5 famili dan 2 subordo yang ditemukan di tiga telaga. 9 spesies di Telaga Saat, 6 spesies di Telaga Warna, dan 4 spesies di Telaga Biru. Tampak semakin tinggi suatu telaga cenderung semakin sedikit keanekaragaman spesies Odonata yang diperoleh. Telaga Saat memiliki nilai indeks keanekaragaman spesies paling tinggi, sedangkan Telaga Warna terendah. Telaga Biru memiliki nilai indeks kemerataan paling tinggi, sedangkan Telaga Warna terendah. Indeks similaritas Jaccard menunjukkan komunitas Odonata di Telaga Warna dan Telaga Saat paling mirip (Cj = 0.25). Variabel yang sangat mempengaruhi kualitas habitat di tiga telaga pada komponen 1 dan komponen 2 adalah intensitas cahaya dan oksigen terlarut. Kualitas habitat di Telaga Saat dan Telaga Warna terdapat kemiripan, sedangakan di Telaga Biru terpisah. Kemiripan kualitas habitat di kedua telaga ditunjukkan oleh variabel oksigen terlarut (DO), suhu air, dan keberadaan plastik. Terdapat 5 spesies Odonata memiliki korelasi signifikan dengan variabel habitat. A. pygmaea berkorelasi dengan kelimpahan (0.53), A. rubescens dengan kelembapan udara (0.52), tumbuhan akuatik A. philoxeroides (0.50), dan tumbuhan perdu (0.52), A. guttatus dengan tumbuhan akuatik Polygonum sp. (0.57), C. membranipes dengan ketinggian (0.66), suhu air (-0.56), tumbuhan akuatik Nasturtium sp. (0.74), Polygonum sp. (0.72), dan tumbuhan riparian (0.66), serta O. pruinosum dengan kekayaan spesies (0.55) dan kelimpahan Odonata (0.58). Untuk keberhasilan konservasi spesies Odoanta di tiga telaga harus dilakukan dengan cara melindungi habitatnya dari kerusakan dan modifikasi lahan.

The dragonfly (Odonata) was organism very successfull which used as indicator species for assessment of the aquatic habitat. Because their very specific toward preference the habitat and became flagship species in aquatic habitat. This research aims to compare, analyse the community structure of Odonata, interpret the habitat quality and seen the correlation between habitat quality to species distribution Odonata in the highland freshwater Lake Saat, Lake Warna and Lake Biru, Bogor, West Java. The research was conducted in May - August 2019. Data species, individual Odonata and variable habitat were collected using fixed point counts method at 59 observation point. Community of Odonata were analysed with species abundance model and diversity indices using Shannon-Wiener, Margalef and Simpson indices, as well as evenness index and similarities index using Jaccard method. The habitat quality in those lake were analyzed by Principal Component Analysis (PCA). The result showed that rarefaction curve in three lake have seem flattened or reached an asymptote. Species accumulation curve in Telaga Warna and Telaga Biru also flattened or reached asymptote point, while in Telaga Saat still showing increasing curve. A total of 157 individual of Odonata were recorded which belong to 11 species, 5 families and 2 suborder. At least 9 species were recorded in Telaga Saat, 6 species in Telaga Warna, and 4 species in Telaga Biru. It appears there will be more less species were recorded at high altitude. The index of species diversity of Odonata in Telaga Saat was the highest, while Telaga Warna was the lowest. The highest of evenness index was in Telaga Biru and the lowest was in Telaga Warna. The Jaccard index of similarity, it showed that Telaga Warna and Telaga Saat had the most similar communities (Cj = 0,25). The habitat quality in three lake were affected by variable light intensity on PC1 and dissolved oxygen on PC2. The habitat quality in Telaga Saat and Telaga Warna more similar quality at some points, while in Telaga Biru was separate. The similarity of habitat quality in two locations were showed from variables dissolved oxygen (DO), water temperature and emegernce of plastic. The correlation showed significant between five Odonata species and habitat variable. A. pygmaea was correlation with abundance (0.53), A. rubescens with humidity (0.52), A. philoxeroides (0.50), and shrub (0.52), A. guttatus with of Polygonum sp. (0.57), C. membranipes with altitude (0.66), water temperature (-0.56), Nasturtium sp. (0.74), Polygonum sp. (0.72), and riparian vegetation (0.66), as well as O. pruinosum with species richness (0.55) and abundance (0.58). The succesful for conservation of Odonata species in those lake must be protected the habitat from destruction and land modification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Budiman
"Mangrove molluscs data collected from some mangrove forest in Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Java, Mollucas, and Papua) are used in order to understand the mangrove molluscs distribution and pattern of species abundance. The result of the present study strongly suggest three models (or combination of them) of distribution (1) molluscs (especially bivalve ) only recruit into certain microhabitat, in which they reach larger densities; (2) certain species of mollusc may recruit widely, but suffer increase mortality in certain microhabitats; and (3) molluscs (especially for mobile animals, such as many gastropods) may actively move among macrohabitats, increasing local densities in some of those. The correlation between features of habitat and abundance of molluscs which can be described as preference are discussed "
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2009
BBIO 9:4 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tun Susdiyanti
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pengembangan program Corporate Social Responsibility (CSR) berdasarkan observasi dilapangan dan merekomendasikan strategi yang tepat dalam mengimplementasikan CSR di Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Cianjur Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Metode kerja dalam penelitian ini meliputi tahap evaluasi menggunakan kerangka konseptual dengan analisis deskriptif serta rekomendasi teknis dan tahap penyusunan rekomendasi strategi menggunakan analisis SWOT.
Hasil analisis SWOT, program CSR di PTN Cianjur adalah agressive (poin 2,22;1,75) merupakan posisi yang strategis. Usulan strategi pengembangan yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan pemahaman masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat usia produktif, optimalisasi penggunaan dana, dan meningkatkan kinerja penyuluh, Polhut, PEH dan operator dalam pelaksanaan kegiatan CSR."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>