Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178389 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raudina Aisyifa Ekawati
"Tuberkulosis menjadi penyebab kematian akibat agen penyakit menular nomor 2 di dunia setelah COVID-19. Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan penyebaran tuberkulosis terbesar di dunia dengan persentase 10% dari kasus dunia dan stigma terhadap penderita tuberkulosis yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang penularan tuberkulosis terhadap stigma tuberkulosis pada dewasa muda di Kota Bekasi. Metode yang digunakan adalah cross-sectional melalui teknik simple random sampling dan uji statistik korelasi spearman. Hasil analisis menujukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang penularan tuberkulosis dan stigma (p < 0,05). Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan frekuensi pemberian edukasi kesehatan secara masif dengan media edukasi yang lebih inklusif, efektif, serta kreatif.

Tuberculosis is the second leading cause of death from infectious diseases worldwide, following COVID-19. Indonesia ranks second globally for tuberculosis prevalence, accounting for 10% of global cases, with a high level of stigma toward tuberculosis patients. This study aims to analyze the relationship between the level of knowledge about tuberculosis transmission and stigma among young adults in Bekasi. A cross-sectional design was employed, utilizing simple random sampling and Spearman correlation analysis. The results indicate no significant relationship between knowledge level and tuberculosis stigma (p < 0.05). This study recommends healthcare providers increase the frequency of health education using more inclusive, effective, and creative educational media. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniul Karomah
"Stigma TB yang diberikan kepada penderita TB masih menjadi masalah utama dalam penanganan penyakit TB. Peneliti melakukan penelitian terhadap 90 mahasiswa profesi ners FIK UI menggunakan teknik quota sampling dengan desain cross-sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang TB terhadap stigma kepada pasien TB.
Hasil penelitian ini menunjukkan 26 responden (28,9%) memiliki pengetahuan baik dan stigma tinggi, sedangkan 33 responden (36,7%) memiliki pengetahuan baik dan stigma rendah dengan p value 0,268 dan α=0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan stigma terhadap TB. Perlu dilakukan orientasi maupun pelatihan sebelum memasuki tahap profesi untuk meningkatkan pengetahuan dan memiliki stigma rendah terhadap TB.

The stigma of are given to TB patients is one of major problem in the TBtreatment. This study involved 90 clinical nursing student and used a quota sampling and cross-sectional design. This study used a questionnaire to determine the relationship of the level of student knowledge about TB and stigma to TB patients.
The results showed 26 respondents (28.9%) had a good knowledge and high stigma, while 33 respondents (36.7%) had a good knowledge and stigma lower with the p value 0.268 and α = 0.05.
The conclusion of this study Orientation and training needs to be done before entering the stage of the profession to improve their knowledge and have lower stigma against TB.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika
"Tuberkulosis (TBC) di Indonesia mencapai jumlah penderita terbanyak kedua di dunia pada tahun 2021 menyebabkan risiko penularan semakin tinggi. Saat ini, peningkatan kasus TBC anak mencapai hampir tiga kali lipat jika dibandingkan jumlah kasus di tahun 2021. Salah satu upaya pencegahan penularan adalah dengan pengembangan inovasi dalam memberikan asuhan keperawatan di komunitas serta untuk memudahkan dalam penerapannnya, dibuat dalam bentuk media berbasis aplikasi android “Gempita” yang diujikan pada praktik residensi keperawatan komunitas. Tujuan: Penerapan inovasi GErakan Masyarakat PedulI Tuberkulosis Anak bertujuan untuk meningkatkan perilaku pencegahan penularan dari orang tua selaku caregiver anak dengan tuberkulosis. Inovasi Gempita terdiri dari beberapa intervensi keperawatan yaitu melalui pendekatan dukungan kelompok, edukasi kesehatan, demonstrasi dan keterampilan dalam pencegahan penularan dan perawatan TB pada anak. Pada media aplikasi yang dibuat, Gempita memiliki sajian menu berupa materi edukasi kesehatan, diskusi interaktif, pengingat jadwal minum obat dan makanan bergizi, sharing experience dan demonstrasi keterampilan dalam pengobatan dan pencegahan penularan TBC. Metode: Desain yang digunakan adalah studi kasus dengan menerapkan asuhan keperawatan komunitas. Pendekatan dukungan kelompok menjadi strategi pada 32 partisipan. Hasil inovasi menunjukkan peningkatan rerata tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pencegahan penularan TB sebelum dan setelah intervensi Gempita; peningkatan berat berat badan anak sebelum dan setelah intervensi Gempita dan perbedaan bermakna pada rerata pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam upaya pencegahan penularan TB sebelum dan setelah intervensi Gempita (p Value < 0,05). Kesimpulan ada pengaruh pelaksanaan inovasi Gempita pada perilaku pencegahan penularan pada kelompok caregiver anak. Inovasi Gempita yang dikembangkan sebagai aplikasi berbasis teknologi diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perilaku pencegahan TBC dan menekan peningkatan kasus TBC, khususnya TBC anak

Tuberculosis (TB) in Indonesia reached the second highest number of patients in the world in 2021, causing a higher risk of transmission. Currently, the increase in pediatric TB cases has almost tripled when compared to the number of cases in 2021. One of the efforts to prevent transmission is to develop innovation in providing nursing care in the community and to facilitate its application, it is made in the form of an android application-based media "Gempita" which is tested in community nursing residency practice. Objective: The application of the Gempita innovation aims to improve the transmission prevention behavior of parents as caregivers of children with tuberculosis. Gempita innovation consists of several nursing interventions, namely through a group support approach, health education, demonstrations and skills in preventing transmission and treating TB in children. In the application media created, Gempita has menu offerings in the form of health education materials, interactive discussions, reminders of medication schedules and nutritious food, sharing experiences and demonstrations of skills in the treatment and prevention of TB transmission.
Methods: The design used was a case study by applying community nursing care. Group support approach was the strategy for 32 participants. The results of the innovation showed an increase in the average level of knowledge, attitudes and skills in preventing TB transmission before and after the Gempita intervention; an increase in child weight before and after the Gempita intervention and a significant difference in the average knowledge, attitudes and skills in preventing TB transmission before and after the Gempita intervention (p value <0.05). It is concluded that there is an effect of the implementation of the Gempita innovation on transmission prevention behavior in the child caregiver group. The Gempita innovation developed as a technology-based application is expected to be used to improve TB prevention behavior and reduce the increase in TB cases, especially childhood TB.
"
Depok: Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas tentang determinan infeksi tuberkulosis laten pada wargabinaan pemasyarakatan di Rutan klas 1 Bandung. Penelitian ini menggunakandesain cross sectional dan dianalisis dengan regresi logistik berganda. Hasilpenelitian ini menunjukan prevalensi infeksi TB laten sebesar 76,9 dan TB aktif2,3 . Risiko tinggi dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadianinfeksi TB laten yaitu kebiasan merokok sering sebesar 12,99 kali dan kebiasanmerokok kadang-kadang sebesar 9,34 kali. Determinan lainnya yang berisikomengalami infeksi TB laten yaitu riwayat kontak TB diluar rutan sebesar 3,02kali, status gizi kurang dari normal sebesar 2,64 kali dan status gizi lebih darinormal sebesar 0,21 kali, penahanan lebih dari 1 kali sebesar 0,44 kali, usia lebihdari 26-34 tahun sebesar 0,23 kali, usia 34-42 tahun sebesar 0,41 kali dan usialebih dari 42 tahun sebesar 0,63 kali. TB laten sangat tinggi sehingga diperlukanskrining TB laten agar dapat memutus mata rantai TB. Determinan utama TBlaten adalah merokok sehingga perlu pembatasan penjualan rokok dan membuatregulasi hingga kebiasaan merokok warga binaan pemasyarakatan berhenti. Selainitu, juga perlu meningkatkan status gizi sesuai dengan angka kecukupan gizi.

ABSTRACT
This dissertation discusses the determinant latent tuberculosis infection ofprisoners in state prison class 1 Bandung. This study used cross sectional designand analyzed by multiple logistic regression. The results of this study show theprevalence of latent TB infection is 76.9 and active TB is 2.3 . The highest riskand the most dominant factors associated with the incidence of latent TB infectionwho have smoking habits frequently are 12.99 times and intermitent smokinghabits are 9.34 times. Other determinants who have risk of latent TB infectioninclude a history of TB contact outside the prison is 3.02 times, less nutritionalstatus from normally is 2.64 and nutritional status more than normally is 0.21times, incarceration more than once is 0,44 times, age range of 26 34 years old is0.23 times, the age 34 42 years is 0.41 times and the age more than 42 years is0.63 times. The occurence of latent TB is very high that latent TB screening isnecessary to be able to cut the transmission of TB. The main determinant of latentTB is smoking so it is necessary to restrict the sale of cigarettes and make aregulation to stop smoking habits of prisoners. In the other hand, it also needs toimprove nutritional status in accordance with the nutritional adequacy rate."
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hardiani Noorhizmah
"Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kegawatdaruratan global, World Health Organization melaporkan terdapat 8,6 juta kasus baru dan 1,3 juta kematian ditahun 2012. Saat ini, Indonesia merupakan negara peringkat kelima dengan beban TB terbesar. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan klien TB dengan tingkat kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Desain deskriptif korelasional dengan pendekatan penelitian cross sectional didapatkan 43 klien TB yang berobat di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki pengetahuan tinggi (65.1%) dan responden yang patuh minum OAT (67.4%). Hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang positif antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum OAT (p=0,033 α=0,05). Promosi kesehatan terkait TB masih perlu ditingkatkan dalam pelayanan keperawatan komunitas.

Tuberculosis (TB) is a global emergency problem. World Health Organization reported there were 8.6 million new cases and 1.3 million deaths in 2012. Currently, Indonesia is the fifth largest TB burden country. This study was conducted to determine the relationship of the level of knowledge of the TB clients with the level of Anti Tuberculosis Drugs (ATD) consumption adherence. Descriptive correlational design with cross-sectional research approach obtained 43 TB clients who had treatment in the public health center of Makasar District, East Jakarta. The results showed of the respondents had high knowledge (65.1%) and respondents adhere to drink ATD (65.7%). The results of the chi square test showed a significant association between the level of knowledge and the level of ATD consumption adherence (p = 0.033 α = 0.05). TB-related health promotion needs to be improved in the nursing community service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Putri
"Tuberkulosis masih menjadi penyakit yang memakan korban jiwa pada masyarakat. Pengetahuan penyakit tuberkulosis penting bagi keluarga untuk melakukan pencegahan. Penelitian terdahulu menunjukan bahwa pengetahuan tuberkulosis masih rendah. Rendahnya pengetahuan tuberkulosis menjadikan keluarga rentan terserang. Keluarga sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat memiliki peran dalam menjaga kesehatan yang disebut tugas kesehatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tuberkulosis dengan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam melakukan pencegahan. Penelitian menggunakan desain deskriptif cross sectional dengan teknik purposive sampling dengan responden sejumlah 111 keluarga pada enam provinsi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tuberkulosis dan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam pencegahan TB (p = 0,002; α = 0,05). Pengembangan program edukasi  tuberkulosi berbasis keluarga di Indonesia perlu untuk meningkatkan pengetahuan meningkat sehingga keluarga dapat melakukan pencegahan tuberkulosis dengan melaksanakan tugas kesehatan.

Tuberculosis is still a disease that takes lives in the community. Knowledge of tuberculosis is important for families to take precautions. Previous research shows that tuberculosis knowledge is still low. Low tuberculosis knowledge makes families vulnerable to the disease. The family as the smallest group in society has a role in maintaining health, called the family health task. This study aims to determine the relationship between tuberculosis knowledge and the implementation of family health tasks in tuberculosis prevention. The study used a cross sectional descriptive design with a purposive sampling technique with 111 family respondents in six provinces in Indonesia. The results showed there was a significant relationship between the level of tuberculosis knowledge and the implementation of family health tasks in tuberculosis prevention (p = 0,002; α = 0.05). The development of a family-based tuberculosis education program in Indonesia needed to increase the knowledge so that families can carry out tuberculosis prevention by out health tasks."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Novitasari
"Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab utama pada kesakitan serta termasuk ke dalam 10 penyebab kematian di dunia. Prevalensi kejadian tuberkulosis paru berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0.4% pada tahun 2013. Status gizi diketahui sebagai salah satu faktor risiko kejadian tuberkulosis paru. Di wilayah Asia, prevalensi malnutrisi pada penderita TB beriksar antara 68.6% - 87%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian tuberkulosis paru pada usia > 18 tahun di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari hasil Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 pada tahun 2014-2015 serta menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 29.545 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah diabetes melitus, merokok, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Hasil stratifikasi yang diperoleh: Diabetes melitus (OR= 3.02; 95% CI 2.32–3.95), merokok (OR= 2.93; 95% CI 2.24–3.84), usia (OR= 2.79; 95% CI 2.14–3.65), jenis kelamin (OR= 2.77; 95% CI 2.12–3.62), tingkat pendidikan (OR= 2.89; 95% CI 2.22–3.77), tingkat pendapatan (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).

Tuberculosis or TB is an infectious disease that is a major cause of illness and is among the 10 causes of death in the world. The prevalence of pulmonary tuberculosis based on the diagnosis of doctors in Indonesia was 0.4% in 2013. Nutritional status is known as one of the risk factors for pulmonary tuberculosis. In the Asian region, the prevalence of malnutrition in TB patients varies between 68.6% - 87%. This study aims to determine the relationship of nutritional status with the incidence of pulmonary tuberculosis at age > 18 years in Indonesia. The data used in this study are secondary data from the results of the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014-2015 and using a cross sectional design. The sample in this study were 29.545 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. The control variables in this study were diabetes melitus, smoking, age, gender, education level, and income level. Stratification results obtained: Diabetes melitus (OR = 3.02; 95% CI 2.32-3.95), smoking (OR = 2.93; 95% CI 2.24-3.84), age (OR = 2.79; 95% CI 2.14-3.65), gender (OR = 2.77; 95% CI 2.12-3.62), education level (OR = 2.89; 95% CI 2.22-3.77), income level (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dorothea Oje Linda
"MDR TB merupakan pemasalahan yang muncul akibat tidak tuntasnya pengobatan. WHO melaporkan bahwa terdapat 290.000 kasus TB MDR pada tahun 2010 di dunia dan Indonesia berada pada urutan ke-9 dari 27 negara dengan beban MDR TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien TB tentang MDR TB. Disain deskriptif dengan total sampling diterapkan pada 60 klien TB yang berobat di Poli Paru Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
Hasil penelitian menunjukkan kebanyakan responden memiliki pengetahuan rendah tentang MDR TB (59,7%). Hasil uji chi square menunjukan terdapat hubungan bermakna antara pendidikan yang rendah dengan pengetahuan yang rendah (p=0,003 α=0,05 ). Promosi kesehatan terkait TB dan MDR TB perlu ditingkatkan dalam pelayanan keperawatan komunitas. Pendidikan kesehatan pada klien TB disarankan diberikan secara efektif.

The MDR TB is emerging due to failure in treatment completion. WHO reported that there were 290 000 cases in the world at 2010 and Indonesia is on the order-9 of the 27 high-burden of MDR TB countries. The aim is to determine TB clients' knowledge of MDR TB. A descriptive design with total sampling was applied to 60 TB clients at Jagakarsa health center.
The results showed mostly respondents have low knowledge (59.7%). Based on Chi Square test, there was a significant relationship between poor eduvation and low knowledge(p=0.003,α= 0.05).Health promotion-related TB and MDR TB needs to be improved in the community nursing services. Health education on TB clients is advised delivered effectively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harris Soetanto
"Kasus tuberkulosis dan kematian akibat infeksinya merupakan salah satu masalah utama di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai tuberkulosis dengan faktor sosio ekonomi Desain penelitian adalah cross sectional dengan menggunakan kuesioner Sampel penelitian sebesar 2419 ibu yang dipilih secara acak menggunakan sistem polygonal random sampling dari 11 kelurahan terpadat di Jakarta Timur Data yang dikumpulkan diuji dengan chi square untuk menemukan nilai p rasio prevalens dan interval kepercayaan Hasil penelitian menunjukkan hanya 335 responden 14 yang menjawab seluruh pertanyaan dengan benar dan berhubungan dengan status kerja penghasilan keluarga pendidikan terakhir dan sumber informasi Pengetahuan mengenai tuberkulosis yang tinggi berhubungan dengan status ibu yang tidak bekerja p 0 004 RP 0 894 IK95 0 83 0 97 penghasilan keluarga yang tinggi p 0 001 RP 1 33 IK95 1 12 1 15 pendidikan terakhir yang tinggi p 0 001 RP 1 41 IK95 1 31 1 51 dan mendapatkan informasi p 0 001 RP 0 082 IK95 0 037 0 178 Pengetahuan yang benar mengenai tuberkulosis masih terbilang rendah pada ibu di Jakarta Timur Sumber informasi seperti televisi memiliki peran besar dalam meningkatkan pengetahuan mengenai tuberkulosis pada ibu yang berada di Jakarta Timur Disimpulkan kalau pengetahuan mengenai tuberkulosis berhubungan dengan faktor faktor sosioekonomik ibu dan dapat ditingkatkan dengan sumber informasi yang tepat.

Tuberculosis cases and deaths caused by its infection is major problem in Indonesia This study was done to describe the association between socio economic factors and tuberculosis rsquo knowledge The design of this study was cross sectional survey Research subjects were 2419 housewives from 11 most populated districts within East Jakarta selected at random by using polygonal random sampling Collected data would be tested with Chi square test to find significance risk prevalence and confidence interval Result showed that 335 respondents 14 answered correct all question regarding etiology curability transmission and length of treatment Chi square test showed that tuberculosis rsquo knowledge was significantly associated with level of formal education employment status monthly income level and information source Better knowledge of tuberculosis was significantly related with unemployment p 0 004 PR 0 894 CI95 0 83 0 97 high level of monthly income p 0 001 PR 1 33 CI95 1 12 1 15 high level of formal education p 0 001 PR 1 41 CI95 1 31 1 51 and receiving information about TB p 0 001 PR 0 082 CI95 0 037 0 178 Overall level of tuberculosis knowledge without misconception on housewives within East Jakarta is low Based on the result level of tuberculosis knowledge related to socioeconomic status and can be improved by effective source of information
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika
"Tuberkulosis merupakan salah satu penyumbang kematian tertinggi di beberapa negara-negara maju dan berkembang termasuk Indonesia. Selain berdampak kepada kesehatan, penyakit tuberkulosis juga menjadi penyakit yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup tinggi di tanah air. Upaya yang saat ini banyak dilakukan meliputi promosi edukasi pencegahan penularan tuberkulosis dengan berbagai media berbasis paper dan audiovisual yang terbukti efektif namun masih perlu adanya inovasi yang lebih kompleks lagi dari media sebelumnya. Media video explainer merupakan jenis video promosi yang memadukan gambar, animasi, serta audio narasi dengan sajian materi yang singkat namun informatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi video explainer terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam pencegahan penularan tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen jenis pre test dan post test dengan kelompok kontrol, pada pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah responden pada masing-masing kelompok kontrol dan intervensi sebanyak 39 responden. Analisis data menggunakan paired t test dan pooled t test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara pemberian edukasi video explainer terhadap pengetahuan (p value < 0,05), Sikap (p value < 0,05), dan keterampilan (p value < 0,05). Media video explainer disarankan dapat digunakan menjadi media edukasi alternatif di puskesmas pada awal pengobatan dan kunjungan rumah untuk dapat memaksimalkan asuhan keperawatan melalui edukasi kesehatan dalam pencegahan penularan tuberkulosis.

Tuberculosis is one of the third highest contributors of death in several developed and developing countries including Indonesia. In addition, tuberculosis impacted on health, it was also a disease caused high economic losses in the country. Efforts that are currently being carried out including the promotion of tuberculosis transmission prevention by various education media such as paper-based and audiovisual media. Explainer video as a media education typed promotional video that combines images, animations, and audio narration with a short presentation of material. This study aimed to see the influence of explainer video education on the level of knowledge, attitudes and skills of families in preventing tuberculosis transmission. This study used a quasi-experimental design with pre-test and post-test with a control group. The selection of respondents were done by simple random sampling. The number of respondents in the intervention group and the control group were similar to 39 people. The data analysis used paired t test and pooled t test. The results showed that there was a significant effect between giving explainer video education on knowledge (p value < 0.05), attitudes (p value < 0.05), and skills (p value < 0.05). The explainer video media is recommended as alternative media for using in public health center at the beginning of treatment and at home to maximaze the nursing care by health education in preventing tuberculosis transmission.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>