Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170763 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Alifah Zahran
"Kekurangan figur ayah dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan psikososial, kognitif dan emosional seseorang, terutama ketika individu memasuki usia dewasa awal. Pada tahap ini, individu menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang lebih kompleks, seperti mencari pekerjaan, membangun keluarga, dan berinteraksi dalam masyarakat, yang menuntut keterampilan sosial dan emosional yang matang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekurangan figur ayah dengan kemampuan menjalin hubungan interpersonal pada dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dan melibatkan 235 responden berusia 18 hingga 25 tahun yang berdomisili di Jakarta, dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Father Presence Questionnaire (FPQ) dan Kuesioner Hubungan Interpersonal. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dan dilakukan analisis bivariat dengan Uji Kai Kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kekurangan figur ayah dengan kemampuan menjalin hubungan interpersonal (p=0,000). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada bidang pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan serta meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya figur ayah dalam perkembangan kemampuan sosial individu. Peneliti selanjutnya disarankan untuk kembali meneliti tentang hubungan antara kekurangan figur ayah dengan kemampuan menjalin hubungan interpersonal pada dewasa awal di tempat berbeda.

The absence of a father figure (fatherless) can have a significant impact on an individual's psychosocial, cognitive, and emotional development, especially when the individual enters early adulthood. At this stage, individuals face various, more complex life challenges such as finding a job, building a family, and interacting in society, which require mature social and emotional skills. This study aims to examine the relationship between the absence of a father figure and the ability to establish interpersonal relationships in early adulthood. This research used a cross-sectional approach and involves 235 respondents aged 18 to 25 living in Jakarta, with purposive sampling as the sampling method. The instruments used were the Father Presence Questionnaire (FPQ) and the Interpersonal Relationship Questionnaire. Data were collected through questionnaire completion and analyzed using bivariate analysis with the Chi-Square test. The results show a significant relationship between the absence of a father figure and the ability to establish interpersonal relationships (p=0.000). This study is expected to contribute to the fields of education, nursing services, and research, as well as raise awareness about the importance of a father figure in the development of an individual's social skills. Future researchers are encouraged to further examine the relationship between the absence of a father figure and the ability to establish interpersonal relationships in early adulthood in different research place. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Shiny Frederika
"Kesepian umum terjadi pada individu dewasa awal, usia yang penuh perubahan dan instabilitas. Meski umum, kesepian berdampak buruk bagi kehidupan individu sehingga perlu diatasi. Penerapan mindfulness, salah satunya yaitu, interpersonal mindfulness, diusulkan dapat mengatasi kesepian dalam konteks relasi sosial. Penelitian ini melihat hubungan antara interpersonal mindfulness dan kesepian pada 149 individu berusia 18-25 tahun. Kesepian diukur dengan UCLA Loneliness Scale Revised Version 3 dan interpersonal mindfulness dengan Interpersonal Mindfulness Scale. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara interpersonal mindfulness dan kesepian. Temuan ini menunjukkan bahwa interpersonal mindfulness tidak berkaitan langsung dengan tingkat kesepian pada individu dewasa awal.

Loneliness commonly occurs in young adults, a period marked by change and instability. Despite its prevalence, loneliness adversely impacts individuals' lives and requires intervention. Mindfulness practices, such as interpersonal mindfulness, are suggested to address loneliness within social relationships. This study examines the relationship between interpersonal mindfulness and loneliness in 149 individuals aged 18-25 years. Loneliness was assessed using the UCLA Loneliness Scale Revised Version 3, while interpersonal mindfulness was measured using the Interpersonal Mindfulness Scale. The research findings indicate no significant relationship between interpersonal mindfulness and loneliness. These findings suggest that interpersonal mindfulness does not directly correlate with loneliness levels in young adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyahayu Saraswati Muthianingrum
"Sebagai manusia yang memiliki kebutuhan akan cinta, wajar untuk membentuk hubungan romantis dengan orang lain, terutama pada emerging adulthood yang menjadi salah satu tugas perkembangannya. Untuk mengeksplorasinya, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara interpersonal mindfulness dengan komitmen pada emerging adulthood yang sedang menjalani hubungan berpacaran. Penelitian dilakukan pada 293  partisipan dalam rentang usia 18-29 tahun dengan menggunakan alat ukur Interpersonal Mindfulness Scale dan The Investment Model Scale. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara interpersonal mindfulness secara unidimensional dengan komitmen r(293) = .411, p <.001. Hasil juga menjukkan adanya hubungan yang positif antara dimensi presence r(293) = .503, p <.001 serta dimensi awareness of self and others  r(293) = .298, p <.001 dengan komitmen. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin tingginya interpersonal mindfulness yang dimiliki emerging adulthood dapat memprediksi tingkat komitmen yang lebih tinggi pada hubungan berpacaran yang sedang dijalani. Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan wawasan khususnya pada emerging adulthood mengenai pentingnya interpersonal mindfulness dan komitmen dalam hubungan berpacaran.

As humans who have a need for love, it is natural to form romantic relationships with others, especially during emerging adulthood, which is one of its developmental tasks. To explore this, this study aims to examine the relationship between interpersonal mindfulness and commitment in emerging adults who are in a dating relationship. The study was conducted on 293 participants in the age range of 18-29 years using the Interpersonal Mindfulness Scale and The Investment Model Scale. The results showed that there was a positive relationship between interpersonal mindfulness unidimensionally and commitment r(293) = .411, p. The results also show that there is a positive relationship between the dimensions of presencer(293) = .503, p <.001 and awareness of self and othersr(293) = .298, p <.001 and commitment. From this study it can be seen that the higher the interpersonal mindfulness of emerging adulthood, the more likely it is to predict a higher level of commitment in the current dating relationship. This study is expected to contribute to the understanding, particularly for emerging adulthood, regarding the importance of interpersonal mindfulness and commitment in dating relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rathaska Annisa Ardhana
"Pacaran sebagai salah satu tugas perkembangan bagi emerging adulthood memerlukan pengorbanan yang untuk mempertahankannya. Pengorbanan dilakukan berdasarkan motif berkorban mendekat dan menjauh. Demi memahami lebih dalam akan hal yang berkaitan dengan meningkatnya motif berkorban, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interpersonal mindfulness dengan motif berkorban pada emerging adulthood yang berpacaran. Alat ukur yang digunakan adalah Interpersonal Mindfulness Scale dan Motives of Sacrifice. Hasil analisis korelasional dari 289 partisipan menunjukkan terdapat hubungan antara motif berkorban mendekat dengan interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgemental acceptance (rs = .143), dan nonreactivity (rs = .233). Motif berkorban menjauh juga berhubungan dengan interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgemental acceptance (rs = .164), dan nonreactivity (rs = .238). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dengan interpersonal mindfulness yang tinggi akan semakin sering berkorban baik dengan motif mendekat maupun menjauh. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi emerging adulthood mengenai pentingnya motif berkorban serta interpersonal mindfulness dalam hubungan berpacaran.

Dating, as an important relationship for emerging adulthood requires sacrifice to maintain. Sacrifices were made based on approach and avoidance motives. In order to better understand things related to increased motives of sacrifice, this study aims to ascertain the relationship between interpersonal mindfulness and motives of sacrifice among emerging adulthood in a dating relationship. The measurement tools used are the Interpersonal Mindfulness Scale (IMS) and the Indonesian version of Motives of Sacrifice. The results of the correlational analysis of 289 participants showed that there was a relationship between approach motive and interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgmental acceptance (rs = .143), and nonreactivity (rs = .143). The avoidance motive was also found to be related to interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgmental acceptance (rs = .164), and nonreactivity (rs = .238). Thus, it can be concluded that individuals with high interpersonal mindfulness will make sacrifices more often, with both approaching and avoidance motives. This research is expected to provide insight for emerging adulthood regarding the importance of self-sacrifice and interpersonal mindfulness in dating relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhanni Rahman
"Mengetahui pentingnya mempertahankan hubungan penuh rasa percaya antar sesama, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepercayaan interpersonal. Metode penelitian yang dipakai adalah korelasional dan partisipan dalam penelitian ini merupakan relawan yang berasal dari kalangan usia emerging adulthood yaitu 18 s.d. 29 tahun yang berjumlah 1334 orang dari berbagai kota di Indonesia. Kepercayaan interpersonal diukur dengan menggunakan alat ukur Propensity to Trust Scale yang dikembangkan oleh Evans dan Revelle 2008 , sementara itu motivasi kerelawanan diukur dengan Volunteer Functions Inventory yang dikembangkan oleh Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, dan Miene 1998.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari enam dimensi motivasi kerelawanan mdash;values, social, dan understanding mdash;berhubungan positif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal, sedangkan dimensi protective berhubungan negatif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal. Hasil analisis lebih lanjut juga menunjukkan adanya pengaruh motivasi kerelawanan pada keenam dimensi motivasi kerelawanan, terutama pada dimensi values dan understanding. Kedua dimensi tersebut berpengaruh lebih kuat terhadap kepercayaan interpersonal dibandingkan dengan keempat dimensi motivasi kerelawanan lainnya; yaitu protective, career, social, dan enhancement.

Given the importance of maintaining trustful relationship, the goal of the present research was to determine whether volunteer motivations correlate with interpersonal trust. A correlational design was employed and measures were obtained from 1334 volunteers from various cities in Indonesia. Interpersonal trust was measured using Propensity to Trust Scale by Evans and Revelle 2008 , while volunteer motivations were measured using Volunteer Functions Inventory by Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, and Miene 1998.
The results demonstrated that three of six designated dimensions of volunteer motivations mdash values, social, and understanding mdash were positively correlated with interpersonal trust while the other dimension namely protective was found negatively correlated with interpersonal trust. Advanced analysis also determined that six designated dimensions of volunteer motivations have influence on interpersonal trust, especially values and understanding. Both dimensions have stronger influences towards interpersonal trust compared to the other dimensions they are protective, career, social, and enhancement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajita Wicaksana
"Skripsi ini membahas Kemampuan Komunikasi Interpersonal Kepala Cabang sebagai pemimpin dan hubungannya dengan Kinerja Karyawan yang ada di lingkungan Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Teori yang digunakan untuk mengukur variabel kemampuan komunikasi pemimpin adalah teori Devito (2011) mengenai kemampuan yang harus dikembangkan seorang pemimpin antara lain Openness, Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan Equality. Sementara teori yang digunakan untuk mengukur Kinerja Karyawan adalah teori Contextual Performance dari Aguinis (2007) yang terdiri dari Trait Approach, dan Behavior Approach. Teknik penarikan sampel menggunakan Total Sampling dimana Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan di lingkungan Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta berstatus Karyawan Kontrak dan Tetap (Organik) berjumlah 79 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan komunikasi interpersonal pemimpin dengan kinerja karyawan di Bank BRI Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta memiliki hubungan yang positif. Nilai koefisien korelasi sebesar .499 menunjukkan adanya hubungan yang sedang dari kedua variabel tersebut.

This study discusses about interpersonal communication skills of the leader and their relation with the performance of employees in the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta. This study used the Devito (2011) theory which states that the abilities leader to be developed are include openness, empathy, supportiveness, positiveness, and equality. Where as the theory of contextual performance bu Aguinis (2007) is used to measure the performance of employees. According to Aguinis it consists of the trait and behavior approach. The sampling technique of this study is total sampling which is the samples in this study were employees of the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta. The status oh this employee are the contract and permanent (organic), around to 79 people. Data collection technique is the questionnaire as a research instrument. The results of this study showed that the communication skills of the leadder with the employee performance in the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta had a positive relationship. The correlation coefficient is .499, it showed that moderate correlation of the two variables."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S55884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komunikasi interpersonal bidan delima dan bidan non delima di Bidan Praktek Mandiri. Desain studi penelitian ini menggunakan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 143 bidan praktek mandiri di wilayah Jakarta Selatan. Analisis data uji bivariat menggunakan Chi-Square dan uji multivariat menggunakan regresi logistik.
Disimpulkan bahwa bidan delima yang mempunyai komunikasi interpersonal baik sebesar 70% sedangkan bidan non delima yang mempunyai komunikasi interpersonal baik hanya 12,1%. Status bidan dan masa kerja mempunyai hubungan yang signifikan terhadap komunikasi interpersonal. Bidan delima yang mempunyai masa kerja <15 tahun mempunyai komunikasi interpersonal 7,3 kali lebih baik dibandingkan bidan non delima dan bidan delima yang mempunyai masa kerja 15 tahun mempunyai komunikasi interpersonal 121,4 kali lebih baik dibandingkan bidan non delima. Komunikasi interpersonal merupakan kemampuan non teknis yang penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dan kemampuan tersebut dapat dilatih melalui pelatihan komunikasi. Kementerian Kesehatan mendukung program bidan delima bersama Ikatan Bidan Indonesia dengan mengatur regulasi izin praktek dan mengadakan pelatihan komunikasi interpersonal untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di BPM.

Type This study attempts to knows the difference communication interpersonal delima midwives and non delima midwives in the midwife independent practice. Design study this research using cross-sectional. The data collection was done to the spread of the questionnaire to 143 midwives practice independently in South Jakarta. Data analysis test bivariate use Chi-Square and the multivariate use regression logistics.
Concluded that Delima midwives who have good interpersonal communication by 70 % but Non Delima midwives who have good interpersonal communication is only 12,1 % . Midwives status and old workings have a significant relation to interpersonal communication . Delima midwives have long working less than 15 years have 7,3 interpersonal communication better than Non Delima midwives and Delima midwives have old workings more equal to 15 years have 121,4 interpersonal communication better than Non Delima midwives. Interpersonal communication is a non technical abilities that are importan in providing midwifery care and the ability can be trained through communication training. The Ministry of Health together with The Indonesian Midwives Association to support Delima Midwives program and facilitate the training of communication to improve the interpersonal communication skills of midwives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemini Rosiana
"Kelompok umur yang berpeluang besar mengalami quarter-life crisis adalah individu pada masa dewasa awal, ini dikarenakan individu sedang mengalami masa transisi dalam membangun kehidupan, karir, dan hubungan interpersonal dengan individu lain secara mandiri. Akan tetapi, metode mindfulness diajukan dapat mengurangi quarter-life crisis. Penelitian dilakukan kepada 175 partisipan dengan proporsi perempuan 57,7% yang berada pada masa dewasa awal dengan rentang usia 18-25 tahun. Pengukuran dilakukan dengan cara self-report, variabel mindfulness diukur dengan MAAS (Mindfulness Attention & Awareness Scale) dan Quarter-life Crisis Scale yang sudah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa mindfulness berkontribusi positif signifikan terhadap quarter-life crisis yang dialami dewasa awal (r(175) = 0,500, dengan p < 0,05) dan tidak ada perbedaan signifikan pada skor quarter-life crisis antara laki-laki dan perempuan. Implikasi penelitian adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai mindfulness dan quarter-life crisis pada individu dewasa awal setelah pasca pandemi.

Individual in emerging adulthood period are the age group that most likely to experience quarterlife crisis; this mainly caused by individual that experiencing a transitional period whereas trying to build a life, career, and interpersonal relationships with other individuals. However, the mindfulness method is proposed to reduce quarter-life crises. The study was conducted on 175 participants, with a total proportion of 57.7% females who were in their early adulthood with an age range of 18–25 years. The measurement was carried out by utilizing a self-report questionnaire which has been adapted to Bahasa. While the mindfulness variable is measured by the MAAS (Mindfulness Attention and Awareness Scale), the quarter-life crisis variable is measured by a Quarter-life Crisis Scale. The results of the analysis showed that mindfulness made a significant positive contribution to the quarter-life crisis experienced by early adulthood (r(175) = 0.500, with a p<0.05) while there is no significant differences between man and woman for quarter-life crisis score. The results implied the urgency to conduct further research upon post-pandemic period on mindfulness and quarter-life crisis in emerging adulthood."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Widiarini
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bagaimana pemaknaan kelompok dewasa muda tentang konsep trust dalam konteks hubungan percintaan yang menggunakan Facebook. Saat ini Facebook merupakan situs jejaring sosial yang banyak digunakan kelompok dewasa muda untuk membina hubungan interpersonal, termasuk hubungan percintaan. Kondisi ini menjadi unik karena identitas pasangan hanya terbatas pada informasi di facebook. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan strategi penelitian fenomenologi. Sedangkan metode penelitian adalah wawancara mendalam dan observasi kemudian dianalisis dengan metode analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewasa muda memaknai trust dalam konteks diatas secara negotiated dan oppositional.

ABSTRACT
This research focus on reception toward trust concept among young adult who conduct love relationship by using Facebook. Nowadays, Facebook is one the most popular social networking site which is used by young adult to build interpersonal relationship, particularly love relationship. This case is unique because partners identity is very limited (merely rely on profile on Facebook). The research paradigm is constructivist and research strategy in phenomenology. Meanwhile the research methods use are observation and in-depth interview and use thematic analysis. The researcher found that young adult perceive trust in negotiated and oppositional ways."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>