Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Rahil Ainanisa
"Obesitas terjadi akibat penumpukkan lemak berlebih yang memicu produksi Reactive Oxygen Species (ROS) sehingga terjadi stres oksidatif. Salah satu penanda stres oksidatif yaitu peningkatan Malondialdehid (MDA) pada jaringan maupun organ. Ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L) diketahui memiliki kandungan bersifat antioksidan dan protektif terhadap kerusakan akibat Reactive Oxygen Species (ROS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek pemberian ekstrak biji ketumbar terhadap kadar MDA pada ginjal tikus obes. Desain studi yang digunakan eksperimental in vivo. Sampel yang digunakan jaringan ginjal tikus jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) dari penelitian sebelumnya yang dibagi atas lima kelompok yaitu kelompok kontrol, kontrol dengan ketumbar, preventif, obes, serta obes dengan ketumbar. Jumlah sampel yang digunakan 29 ekor tikus. Penilaian kadar MDA diukur menggunakan spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar Malondialdehid (MDA) secara berurutan sebagai berikut: kelompok 4 (obes tanpa ketumbar) > kelompok 3 (preventif) > kelompok 1 (kontrol) > kelompok 2 (normal dengan ketumbar) > kelompok 5 (obes dengan ketumbar). Perbedaan penurunan kadar MDA secara bermakna (p<0,05) terjadi pada kelompok 5 (obes dengan ketumbar) dibandingkan dengan kelompok 4 (obes tanpa ketumbar), kelompok 3 (preventif), dan kelompok 1 (kontrol). Dengan demikian pemberian ekstrak biji ketumbar dapat menurunkan kadar MDA pada ginjal tikus obes dan tikus normal. Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan 78 remaja SMA. Dimana 39 orang termasuk ke dalam kelompok prodromal psikotik dan 39 orang lainnya termasuk ke dalam kelompok sehat. Kelompok prodromal psikotik dan kelompok sehat diidentifikasi menggunakan Prodromal Questionnaire Brief for Psychotic (PQB) melalui aplikasi StethoSoul. Uji normalitas dilakukan dengan Shapiro-Wilk, dan perbedaan rerata skor memori kerja dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan skor rerata memori kerja pada kelompok sehat adalah 7,21 ± 1,79 (subtes T1) hingga 13,44 ± 1,57 (subtes T5), sedangkan kelompok prodromal psikotik memiliki skor rerata lebih rendah, yaitu 5,72 ± 1,41 (subtes T1) hingga 11,79 ± 2,31 (subtes T5). Perbedaan ini signifikan secara statistik dengan nilai p<0,001 pada semua subtes. Ini menunjukkan bahwa remaja dalam kelompok prodromal memiliki skor memori kerja yang lebih rendah daripada remaja dalam kelompok sehat, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada skor memori kerja di antara remaja sehat dan remaja prodromal psikotik dimana skor memori kerja pada remaja sehat lebih tinggi dibandingkan dengan skor memori kerja pada remaja yang berada dalam fase prodromal psikotik.

Obesity occurs due to excess fat accumulation that triggers the production of Reactive Oxygen Species (ROS) resulting in oxidative stress. One of the markers of oxidative stress is an increase in Malondialdehyde (MDA) in tissues and organs. Coriander seed extract (Coriandrum sativum L) is known to contain antioxidants and is protective against damage caused by Reactive Oxygen Species (ROS). This study aims to analyze the effect of coriander seed extract on MDA levels in the kidneys of obese rats. The study design used was experimental in vivo. The samples used were kidney tissue from male Wistar rats (Rattus norvegicus) from previous studies which were divided into five groups, namely the control group, control with coriander, preventive, obese, and obese with coriander. The number of samples used was 29 rats. Assessment of MDA levels was measured using spectrophotometry. The results showed a decrease in Malondialdehyde (MDA) levels in the following sequence: group 4 (obese without coriander) > group 3 (preventive) > group 1 (control) > group 2 (normal with coriander) > group 5 (obese with coriander). A significant difference in the decrease in MDA levels (p<0.05) occurred in group 5 (obese with coriander) compared to group 4 (obese without coriander), group 3 (preventive), and group 1 (control). Thus, administration of coriander seed extract can reduce MDA levels in the kidneys of obese and normal rats. The study used a cross-sectional design involving 78 high school teenagers. Where 39 people were included in the prodromal psychotic group and 39 others were included in the healthy group. The prodromal psychotic group and the healthy group were identified using the Prodromal Questionnaire Brief for Psychotic (PQB) through the StethoSoul application. Normality test was performed using Shapiro-Wilk, and the difference in mean working memory scores was analyzed using the Mann-Whitney test. The results showed that the mean working memory score in the healthy group was 7.21 ± 1.79 (subtest T1) to 13.44 ± 1.57 (subtest T5), while the prodromal psychotic group had a lower mean score, namely 5.72 ± 1.41 (subtest T1) to 11.79 ± 2.31 (subtest T5). This difference was statistically significant with a p value <0.001 in all subtests. This indicates that adolescents in the prodromal group had lower working memory scores than adolescents in the healthy group, indicating that they had lower cognitive abilities. This study shows that there is a significant difference in working memory scores between healthy adolescents and prodromal psychotic adolescents where the working memory score in healthy adolescents is higher than the working memory score in adolescents in the prodromal psychotic phase. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Cahyo Baskoro
"Psikosis adalah salah satu gangguan jiwa berat yang dapat memperburuk memori kerja. Teori mengatakan bahwa lama pencarian pengobatan psikosis duration of untreated psychosis, DUP yang panjang menyebabkan memori kerja yang lebih buruk. Namun, hasil penelitian pada pasien dewasa tidak konsisten sementara penelitian pada pasien anak belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan psikosis dengan memori kerja pada anak. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan 45 subjek yang dibagi ke dalam dua kelompok pasien dengan DUP pendek.

Psychosis is a morbid mental disorder which impairs working memory. Theory suggests that longer duration of untreated psychosis DUP results in worse working memory. However, results of previous studies remain inconsistent whereas no study has been conducted in children. This study aims to find out the association between duration of untreated psychosis and working memory in children. This is a cross sectional study with 45 subjects who were divided to two groups of patients with short DUP "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Amani
"Kasus penyalahgunaan narkoba terus mengalami peningkatan. Tidak jarang penyalahgunaan zat-zat ini dilakukansecara bersamaan polizat. Penyalahgunaan polizat dapat meningkatkan risiko intoksikasi sehingga dampak yangtersering dapat terlihat dengan adanya gangguan atensi dan memori, termasuk memori kerja. Memori kerjaberkaitan erat dengan fungsi sosial dan fungsi pekerjaan seseoang. Sampai saat ini, belum terdapat penelitianmengenai korelasi penyalahgunaan polizat dengan defisit memori kerja sehingga korelasi keduanya perlu diketahuiagar dapat mencegah dampak buruk yang mungkin terjadi. Penelitian ini dilakukan pada 55 penyalahguna polizatdi Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido dengan menggunakan backward digit span test untuk mengukur memorikerja. Uji normalitas data dilakukan dan diikuti dengan uji korelasi Spearmann. Hasil penelitian menunjukkanbahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna, namun jumlah polizat dan memori kerja memiliki korelasi negatif p=0,692. Penyalahguna polizat yang disertai marijuana dengan penyalahguna polizat tanpa marijuana tidakmemiliki perbedaan memori kerja yang signifikan p=0,096. Memori kerja pada penyalahguna polizatmetamfetamin dengan marijuana dan penyalahguna polizat metamfetamin tanpa marijuana juga tidak berbedasignifikan p=0,084. Memori kerja dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti jenis zat yang digunakan,umur, tingkat pendidikan, riwayat penyakit psikosis, dan durasi abstinen.

Drug abuse cases keep increasing worldwide. Sometimes the abuse of the substances is done simultaneously polydrug. Polydrug abuse may increase the risk of intoxication leading to attention and memory disruption,including working memory. Working memory is closely related to social functions and woking functions of oneindividual. Until now, there has been no research on the correlation of polydrug abuse and working memorydeficits. This correlation needs to be known in order to prevent polydrug abuse adverse effect that may occur. Thisresearch was conducted on 55 polydrug abuse patients in BNN Lido Rehabilitation Center using backward digitspan test to assess the working memory. The results showed that there were no significant correlation between the amount of substance and working memory, but they have negative correlation p 0.692, r 0.055. Marijuanapolydrug abuse and polydrug abuse without marijuana had no significant working memory difference p 0.096. Working memory of methamphetamine polydrug abuse with marijuana and methamphetamine polydrug abusewithout marijuana also did not differ significantly p 0.084. Working memory can be influenced by factors otherthan the amount of substance, such as the type of substance, age, education, history of psychosis, and abstinenceduration."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Supriawan
"Latar belakang : Sepak bola merupakan olahraga open motor skill sehingga harus memiliki atensi dan memori kerja yang baik untuk menghadapi lingkungan pertandingan yang dinamis. Pemain yang berpengalaman akan mempunyai level atensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemain yang tidak pengalaman. Memori kerja menggambarkan kemampuan seorang atlet dalam mempersepsikan informasi sensoris menjadi sebuah aksi yang bertujuan sehingga akan mempengaruhi performa atlet. Di Indonesia belum ada pemeriksaan objektif mengenai hal ini. Tujuan penelitian mengetahui performa atensi dan memori kerja pada atlet sepak bola berdasarkan pemeriksaan Trail Making Test (TMT) B, Letter Cancellation Test (LCT) dan neurofisiologis event-related potential (ERP) P300.
Metode Penelitian : Studi potong lintang yang membandingkan atlet sepak bola liga 3 dengan kelompok non-atlet untuk mengidentifikasi waktu tercepat melakukan tugas TMT B, LCT dan performa P300 seperti latensi, simetrisitas kedua hemisfer, kecepatan reaksi serta tingkat kesalahan berdasarkan omission error dan commission error. Analisa menggunakan uji t test berpasangan, Wilcoxon dan uji Fisher
Hasil : Dari 14 subjek pada masing masing kelompok, waktu pengerjaan LCT pada atlet cenderung lebih cepat namun tidak bermakna (p=0,168), lebih lama pada TMT B (p=615), latensi P300 lebih cepat pada semua sadapan kecuali di FP2 dan bermakna pada daerah temporal (T3, T5,T6), parietal (Pz) dan oksipital (01), latensi P300 yang simetris di semua sadapan dan amplitudonya P300 yang simetris dibandingkan non-atlet yang terdapat frontal asimetris serta tingkat ketelitian yang lebib baik dengan tidak adanya kesalahan pada omission error (0 vs 4subjek ) dan sedikitnya kesalahan pada commission error (2 vs 6 subjek).
Kesimpulan : Pemerikaan ERP P300, TMT B dan LCT dapat digunakan sebagai pemeriksaan objektif untuk menilai atensi dan memori kerja pada atlet sepak bola. Latensi yang lebih cepat dan simetris, amplitudo frontal yang simetris, tingkat kesalahan yang sedikit menunjukkan performa atensi dan memori kerja yang cepat dan akurat, namun belum tergambarkan secara fenotip (TMT B dan LCT).

Background : Football is an open motor skill sport, therefore to compete in a fast-paced atmosphere, you'll need to pay close attention and have an excellent working memory. Players with more experience will pay more attention than inexperienced players. Working memory is the term used to characterize an athlete's capacity to translate sensory information into intentional action that will impact performance. There hasn't been any impartial investigation of this issue in Indonesia. Using the Trail Making Test (TMT) B,
Letter Cancellation Test (LCT), and neurophysiological event related potential (ERP) P300 tests, the study's objective was to assess soccer players' attention and working memory
abilities.
Method : To determine the quickest time to complete TMT B, LCT, and P300 performance tasks, such as latency, symmetry of both hemispheres, reaction time, and error rate based on omission error and commission error, a cross-sectional study compared groups of league 3 soccer players with non-athlete groups in Indonesia. analysis utilizing the
Wilcoxon, paired t tests and Fisher.
Results : Of the 14 subjects in each group, the time for LCT processing in athletes tended to be faster but not significant (p=0.168), longer in TMT B (p=0,615), P300 latency was faster in all leads except in FP2 and significant in the temporal (T3, T5, T6), parietal (Pz) and occipital (01), symmetrical P300 latency in all leads and symmetrical P300 amplitude compared to non-athletes who have frontal asymmetry and a better level of accuracy with no errors in omission error (0 vs 4 subjects) and least error on commission error (2 vs 6 subjects).
Conclusion : Soccer players' attention and working memory can be evaluated objectively by looking at their ERP P300, TMT B, and LCT. Although not yet phenotypically defined (TMT B and LCT), faster latency and symmetrical, symmetrical frontal amplitude, reduced mistake rate, imply rapid and accurate attentional and working memory function.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zihan Nindia
"Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Salah satu perkembangan yang paling signifikan adalah munculnya teknologi pesan singkat atau Short Message Service (SMS).  Media SMS sering disalahgunakan sebagai media penipuan terhadap pengguna telepon. Penipuan sering terjadi dengan cara mengirimkan SMS secara masif dan acak hingga mencapai sepuluh ribu per hari kepada semua pengguna dan menjadi SMS spam bagi banyak orang. Klasifikasi teks menggunakan Long-Short Term Memory (LSTM) dan BERT Embbeddings dilakukan untuk mengklasifikasi data SMS ke dalam dua kategori, yaitu spam dan non-spam. Data terdiri dari 5575 SMS yang telah diberi label. Dengan menggunakan metode LSTM + BERT, penelitian ini dapat mencapai nilai accuracy sebesar 97.85%. Metode ini menghasilkan hasil yang lebih baik dari ketiga model sebelumnya. Model LSTM + BERT menghasilkan nilai accuracy 0.65% lebih baik dari LSTM.

The rapid development of information and communication technology has brought many changes in human life. One of the most significant developments is the emergence of short message service (SMS) technology.  SMS media is often misused as a medium for fraud against telephone users. Fraud often occurs by sending massive and random SMS up to ten thousand per day to all users and becomes SMS spam for many people. Text classification using Long-Short Term Memory (LSTM) and BERT Embeddings is performed to classify SMS data into two categories, namely spam and ham. The data consists of 5575 SMS that have been labeled. By using the LSTM + BERT method, this research can achieve an accuracy value of 97.85%. This method produces better results than the three previous models. The LSTM + BERT model produces an accuracy value of 0.65% better than LSTM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Susanto
"ABSTRAK
Warna berpengaruh pada fisiologis seseorang termasuk pada fungsi memori.
Hipertensi berpengaruh pada penurunan memori. Terapi yang sudah digunakan untuk
mencegah penurunan memori adalah dengan konsumsi suplemen seperti gingko
biloba dan juga kontrol ketat terhadap tekanan darah dengan obat-obatan tetapi
potensi warna belum terlihat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentikasi pengaruh
paparan warna (merah, biru dan hijau) pada retensi short term memory pasien
hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design penelitian
ini adalah Quasi Experimental Design dan jenis rancangan Posttest Only Non
Equivalent Control Group Design dan jumlah sampel 68 penderita hipertensi sesuai
kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh warna hijau terhadap
retensi short term memory dengan nilai p 0,001 dan meningkatkan retensi sebesar
18,4 % dan hasil tidak bermakna pada warna merah dan biru dengan masing-masing
p 0,243 dan 0,841 dengan hanya meningkatkan retensi short term memory masingmasing
sebesar 2,3% dan 0,1%. Untuk itu disarankan kepada Dinas Kesehatan dan
rumah sakit penggunaan warna hijau untuk pengecatan ruangan terutama ruangan
hipertensi dan pada perawat untuk menggunakan warna dominan hijau pada media
penyuluhan dan pendidikan kesehatan.

ABSTRACT
Colors affect on individual physiological status include memory function. In addition,
hypertension affect on memory reduction. Common treatment to prevent decreasing
memory are supplement consumption such as Gingko Biloba and intensive control to
blood pressure using medication. On the other hand, color that may affect memory
function have not been used widely. The purpose of the study was to identify the
effect of color exposure (red, blue and green) on short-term memory retention in
patients with hypertension. This study was a quantitative study with a quasi
experimental design and employed a Posttest Only Non Equivalent Control Group
approach. The number of 68 samples with hypertension who fulfilled the inclusive
criteria participated in the study. The findings demonstrated that there is a significant
effect of green color on short-term memory (p 0,001, alpha 0.05) and improve
retention 18,4 %. Conversely, there is no significant effect on red and blue colors (p
0,243 and 0,841 respectively) and improve short-term memory retention only 2,3%
dan 0,1% for red and blue colors (respectively). Based on the findings, a
recommendation is forwarded to local health office and hospital to use green color
on wall of the wards especially for wards where patients with hypertension are cared.
Also, it is suggested to nurses who look after the patients to develop health teaching
media using green color."
2012
T30324
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Rutmalem Bangun
"Gangguan memori kerja merupakan salah satu faktor risiko yang signifikan dalam mempengaruhi kemampuan belajar anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi anak dengan gangguan memori kerja dan kesulitan belajar serta untuk menelusuri hubungan keduanya. Penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Subjek penelitian ini adalah 184 siswa/i kelas 1-6 SD di salah satu Sekolah Dasar Negeri Jakarta Pusat. Memori kerja dinilai berdasarkan kuesioner Working Memory Rating Scale (WMRS) versi Bahasa Indonesia yang diisi oleh guru sekolah. Kesulitan belajar ditentukan berdasarkan nilai akademik pada satu semester terakhir yang berada di bawah nilai rerata kelasnya. Hasil penelitian menunjukkan 21 (11,41%) mengalami gangguan memori kerja. Sementara itu, 92 anak (47,30%) mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia, 96 anak (52,20%) mengalami kesulitan belajar matematika, dan 65 anak (51,58%) mengalami kesulitan belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Anak dengan defisit memori kerja berisiko 4,8 kali lebih besar mengalami kesulitan belajar dibandingkan anak tanpa defisit memori kerja, perbedaan ini bermakna secara statistik OR (p<0,05) memori kerja dengan kesulitan belajar pada pelajaran matematika (OR=4,935), dan Ilmu Pengetahuan Alam (OR=3,075) dan bahasa Indonesia (OR=3,373). Kesimpulan: Perlu deteksi dini gangguan memori kerja pada anak sekolah dasar terutama di sekolah dasar untuk menghindari kesulitan belajar dikemudian hari.

Working memory deficit is one of the significant risk factors that affect children's learning ability. This study aims to obtain the proportion of children with working memory deficit and learning difficulties as well as for tracing the relationship between both of them . Quantitative research with cross sectional design. Subjects of this study were 184 students of 1st-6th grade in A State Elementary School at Central Jakarta. Working memory was assessed based on Indonesian version of Working Memory Rating Scale questionnaire (WMRS) filled by their hometeacher. Learning difficulty determined based on student's last semester academic achievement that below class average. The results showed 21 (11.41%) students had working memory deficit. Meanwhile, 92 (47.30%) students had Indonesian language learning difficulty, 96 (52.20%) students had mathematics learning difficulty, and 65 (51.58%) students had science learning difficulty. Children with working memory deficit have 4.8 times greater risk of learning difficulties than children without working memory deficit, this difference is also statistically significant OR (p <0.05) in working memory deficit status with learning difficulty in mathematics (OR = 4,935), and science (OR = 3.075) and Indonesian language subject (OR = 3,373). Conclusions: It is needed early detection of working memory deficit in primary school students especially in inclusion primary school to avoid future learning difficulties."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Wulandari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Febrianti
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara psychological well-being dan identitas nasional pada remaja yang tinggal di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Sebagai tambahan, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran tingkat psychological well-being dan identitas nasional pada remaja di kedua negara tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Psychological well-being diukur menggunakan Ryff?s Scale of Psychological Wellbeing yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya oleh Sapto Ashardianto dkk di tahun 2012 sedangkan identitas nasional diukur menggunakan Collective Self- Esteem. Responden penelitian ini berjumlah 298 orang yang terdiri dari 149 orang Malaysia dan 149 orang Indonesia. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa psychological well-being berkorelasi secara signifikan dengan identitas nasional (r = 0.624; p = 0.000, signifikansi pada L.o.S 0.01) untuk responden Indonesia sedangkan pada Malaysia (r = 0.607; p = 0.000, signifikansi pada L.o.S 0.01). Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat psychological well-being seseorang maka menunjukkan semakin tinggi pula identitas nasionalnya.

This study was conducted to find the correlation between psychological well-being and national identity in adolescence that lives in the border area of Indonesia and Malaysia. In addition, this research also aimed to depict psychological well-being and national identity among adolescence in these countries. This research used quantitative approach. Psychological well-being was measured using the Ryff 's Scale of Psychological Well-being adopted from previous research by Sapto Ashardianto et al. in 2012, and national identity was measured using the Collective Self-Esteem. The participant of this research are 298 people consist of 149 people of Malaysia and Indonesia 149 people. The main result of this research showed that psychological well-being correlated significantly with national identity (r = 0.624; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01) for the Indonesia participant and in Malaysia (r = 0.607; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01) , That is, the higher psychological wellbeing of one?s own, the higher his/her national identity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S62032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Retno Widiastuti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1985
S2073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>