Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155063 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laurentio Daniel Caesar Perdana Putra
"Laporan ini mengkaji pemantauan terapi obat pada pasien yang dirawat inap dengan kasus Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever/DHF) di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) pada periode Januari 2024. Tujuan dari laporan ini adalah untuk menganalisis masalah terkait obat menggunakan klasifikasi Hepler dan Strand, serta memberikan rekomendasi terapi guna meminimalkan masalah tersebut. Dua pasien yang dijadikan studi kasus dievaluasi berdasarkan riwayat penyakit, tanda vital, pemeriksaan laboratorium, dan rasionalitas terapi. Hasil dari evaluasi menunjukkan adanya masalah terkait obat, seperti dosis yang kurang tepat dan terapi tanpa indikasi. Laporan ini merekomendasikan peran aktif apoteker dalam memantau terapi obat guna meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko efek samping obat, serta mengoptimalkan pengetahuan apoteker terkait indikasi dan dosis obat yang diberikan.

This report examines drug therapy monitoring for inpatients with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) at Universitas Indonesia Hospital (RSUI) during the January 2024 period. The aim of this report is to analyze drug-related problems using the Hepler and Strand classification and provide therapeutic recommendations to minimize these issues. Two patients were used as case studies and evaluated based on their medical history, vital signs, laboratory results, and therapeutic rationality. The evaluation results revealed drug-related problems, such as inappropriate dosages and therapy without indication. This report recommends the active role of pharmacists in monitoring drug therapy to enhance therapeutic effectiveness and minimize adverse drug reactions, as well as optimizing pharmacists' knowledge regarding drug indications and dosages. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ikke Yuniherlina
"Manifestasi klinis demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan derajat keparahan DBD menurut kritera WHO 2011 terbagi atas DBD derajat I, DBD derajat II, DBD derajat III, dan DBD derajat IV. Di Indonesia insiden DBD meningkat walaupun angka kematiannya menurun, untuk itu penelitian ini bertujuan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD, dimana DBD derajat II, III, dan IV dikategorikan sebagai DBD parah.
Penelitian cross-sectional yang menggunakan data sekunder dari studi etiologi demam akut dari delapan rumah sakit di Indonesia, didapatkan proporsi keparahan DBD sebesar 43,3%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD didapatkan faktor jenis serotipe virus DENV-2 (OR = 3,06 95%CI 1,43-6,55), DENV-3 (OR = 2,62 95% CI 1,33-5,15), faktor lama demam (OR = 1,91 95%CI 1,09-3,35), dan faktor jumlah leukosit (OR = 1,79 95%CI 1,02-3,16). Skoring didapatkan sebesar 67% kemampuan untuk memprediksi keparahan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) as a clinical manifestasion of dengue infection remains a public health problem in Indonesia. According to WHO, DHF severity grade was divided into DHF I, DHF II, DHF III and DHF IV. In Indonesia, the incidence of DHF increased eventhough the mortality rate decreased. Therefore, the study aims to examine prognostic factors related to the severity of DHF, with the category of severe DHF is including DHF II, DHF III and DHF IV.
This cross-sectional study using secondary data from the Acute Febrile Illness Etiology Study of eight Hospitals in Indonesia. The result as follow, the proportion of severe DHF category is 43.3%, the prognostic factors associated with DHF severity are DENV serotype (DENV-2, OR = 3.06 95% CI 1.43 - 6.55; DENV-3, OR = 2.62 95% CI 1.33 - 5.15), day of illness (OR = 1.91 95% CI 1.09 - 3.35), and leucocyte count (OR = 1.79 95% CI 1.02 - 3.16). The scoring with contributing of DENV serotype, day of illness, and leucocyte count as prognostic factors, has only 67% ability to predict DHF severity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Continued geographic expansion of dengue viruses and their mosquito vectors has seen the magnitude and frequency of epidemic dengue/​dengue hemorrhagic fever (DF/​DHF) increase dramatically. Recent exciting research on dengue has resulted in major advances in our understanding of all aspects of the biology of these viruses, and this updated second edition brings together leading research and clinical scientists to review dengue virus biology, epidemiology, entomology, therapeutics, vaccinology and clinical management."
Wallingford, Oxfordshire, UK : CABI, 2014
616.918 52 DEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rohmah
"Penelitian ini membahas tentang evaluasi implementasi clinical pathway pada penyakit Dengue Hemorrhagic Fever anak di RSUP Fatmawati tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan evaluasi input, proses, dan outcome implementasi clinical pathway pada kasus Dengue Hemorrhagic Fever anak serta mengetahui hambatannya. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitat if dengan menggunakan operational research dengan metode observasi, wawancara mendalam dan terstruktur. Hasil penelitian didapatkan pengisian clinical pathway pada pasien DHF anak bulan Januari-Juni 2016 sebesar 55,15%. Format clinical pathway DHF anak sudah ringkas dan jelas namun belum lengkap dengan kriteria hasil. Belum optimalnya sosialisasi SPO, edukasi clinical pathway, serta imbalan dan sanksi. Formulir clinical pathway selalu tersedia di ruang rawat inap. Terdapat beberapa masalah dalam proses implementasi clinical pathway yaitu tidak adanya pengisian clinical pathway di IGD atau ruang lain, belum optimalnya kolaborasi antar tenaga kesehatan, belum adanya monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kepatuhan dan kelengkapan pengisian clinical pathway. Evaluasi outcome dari implementasi clinical pathway DHF anak yaitu terdapat variasi pada lama hari rawat 12%, pemeriksaan penunjang DTL, Urine, Feses 99 %, Anti Degue, IgG/IgM 6%, pemeriksaan CXR RLD 55%, gizi 35%, pengobatan parasetamol 40% dan IVFD 2%.

This research discusses the evaluation of clinical pathways implementation in children's Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) disease at RSUP Fatmawati in 2016. This research aims to get input evaluation, process, and outcomes clinical pathways implementation in children's DHF disease and the obstacle. This is a quantitat ive and qualitative research that usen operational research with observation methodology, in-depth and structured interviews. The result shows that clinical pathways admission filling with patient in children?s DHF disease 55.15% in January-June 2016. Clinical pathway's form in children?s DHF disease are concise and clear but no outcome criteria. SPO?s socialization, clinical pathways educating, reward, and punishment are not optimum. Clinical pathway's form are always available at inpatient unit. There are some problems in the process of clinical pathways implemention, there is no filling clinical pathways in the ER (Emergency Room) or the other room, the lack of collaboration among health proffesional, no monitoring and evaluation to improve compliance and completeness of clinical pathways. Outcome evaluation of clinical pathways implementation in children's DHF are variations of length of stay 12%, DTL, Urine, Feses investigation 99 %, Anti Degue, IgG/IgM 6%, CXR RLD 55%, nutrition 35%, parasetamol treatment 40% and IVFD 2%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S66588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chasan Sudjain Kusnadi
"Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang cenderung semakin luas penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Berbagai upaya telah ditempuh pemerintah untuk menekan penyebaran penyakit DBD, melalui penatalaksanaan kasus dan pengendalian nyamuk penyebar penyakit DBD. Pemerintah telah mengembangkan program pemberantasan vektor intensif dalam usaha memperkecil wilayah terjangkit DBD.
Studi ini bermaksud mengetahui kecenderungan masalah penyakit DBD, perkembangan kegiatan pemantauan vektor, mengetahui masalah dalam pelaksanaan program P2.DBD, mengetahui dampak program P2.DBD di Kotamadya Jakarta Barat. Dipilih Kodya Jakarta Barat bersandar kepada beberapa pertimbangan strategis untuk mencermati masalah-masalah tersebut. Hasil studi ini dan penelitian sejenis diharapkan dapat memberi masukan dan dasar pertimbangan pemerintah untuk merencanakan metode terbaik guna meningkatkan efektivitas program P2.DBD, khususnya upaya pengendalian vektor DBD.
Menggunakan pendekatan observasional dan dengan desain studi penampang (cross sectional), studi ini mengumpulkan data dan informasi sekunder dari responden menggunakan daftar cek dan formulir isian. Angka insidens angka kematian (mortality rate) dan angka kematian kasus (case fatality rate) berfluktuasi dengan pola 5 tahunan (sampai 1988), selanjutnya menjadi berpola dua tahunan. Musim penularan diperkirakan berlangsung pada bulan Maret-Juni.
Pelaksanaan pengendalian vektor intensif mempunyai kecenderungan untuk menurunkan angka insidens DBD, namun masih memerlukan pencermatan dan penelitian dalam kawasan yang lebih luas. Surveilans epidemiologi DBD sangat bermanfaat dalam melakukan perencanaan, implementasi, dan penilaian (evaluasi) program P2.DBD.
Sudah saatnya pemerintah mengupayakan keterlibatan warga masyarakat secara lebih aktif dalam pemberantasan penyakit DBD; dan pendekatan pengendalian vektor dengan menggunakan pestisida sudah waktunya ditinjau kembali. Sebagai alternatif dalam pengendalian vektor DBD dapat digunakan pengendalian vektor berwawasan lingkungan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) was one of the health problems in Indonesia tends to wider spreader in accordance with the high mobility and dense population. Many efforts have implemented by the government to depressed the widespread of the disease through the cases management and the control of the mosquito?s vector of the disease.
This study tend to characterized the disease trends, the surveillance of vector, to understand the problem faced in the implementation of the DHF control program, and to know the impact of the program within the West Jakarta Municipality. The municipal was chosen based on several strategic considerations to observe the problems. The results of this study and another will gave benefits for the inputs and basic considerations for the government both local and central government, to plan better method for the improvement of effectively of DHF control, especially vector control.
This observational study designed as cross-section using the secondary data and information from the subject of study with a set of checklist and/or forms. The incidence rate, mortality rate, and case fatality rate have a fluctuation and variation in 5 yearly pattern (up to 1988), and two yearly patterns there after. The period of disease transmission estimated on March to June.
The implementation of the intensified vector control program tends to lower or depressed the incidence rate of the disease, but there's still needed to make kin observation and studies in wider areas. The disease surveillance benefit for planning, implementation, and evaluating the disease control program.
It's the time for the government to think (globally) and search for active community participation in the control of the disease; and the pesticides approach to the vector control program is now on the time for reviewed. As an alternative for the vector control we could initiate the new approach named the environmental base vector control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Dharmawan
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat virus yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegipty. Pasien termasuk ke dalam fase kritis karena demam hari ke tiga dan terjadi penurunan trombosit yang mengakibatkan masalah pada keseimbangan cairan. Masalah keperawatan yang muncul yaitu risiko perdarahan, hipovolemia, dan nausea/mual. Salah satu masalah yang cukup mengganggu kenyamanan pasien DBD selain demam yaitu mual. Mual tidak hanya berdampak terhadap ketidaknyamanan, namun juga mempengaruhi intake serta keseimbangan cairan jika disertai dengan muntah. Oleh karena itu dibutuhkan suatu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu manajemen mual yang terbukti efisien dan efektif dapat dilakukan dengan pemberian aromaterapi. Pada kasus kelolaan diperoleh hasil pengkajian mual RINVR mengalami penurunan dari skor 7 menjadi 3 di hari ke 2 setelah intervensi. Pemberian aromaterapi efektif mengurangi keluhan mual disamping terapi farmakologi.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by a virus transmitted through the Aedes aegypti mosquito. The patient was included in the critical phase because of the third day of fever and a decrease in platelets, resulting in fluid balance problems. The nursing problems that arise are bleeding, hypovolemia, and nausea. One of the problems that interfere with the comfort of DHF patients besides converting fever. Nausea does not only have an impact on inhibition but also affects fluid intake and balance if accompanied by vomiting. Therefore, an intervention is needed to overcome this problem. One of the management of converts proven to be efficient and effective can be done by offering aromatherapy. In managed cases, the assessment results of nausea RINVR decreased from a score of 7 to 3 days after the intervention. Giving aromatherapy is effective in reducing complaints of nausea in addition to pharmacological therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldo
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di negara-negara tropis termasuk Indonesia. Provinsi Jawa Barat termasuk Kabupaten Bogor, sebagai salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk memiliki prevalensi DBD yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara perilaku 3M Plus dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Kemang Kabupaten Bogor. Penelitian potong lintang dengan unit analisis rumah tangga ini mengikutsertakan sebagian rumah tangga yang tinggal dan menetap di wilayah kerja Puskesmas Kemang, Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukan bahwa 46,6% responden memiliki perilaku 3M plus yang kurang baik. Didapati hubungan yang signifikan antara perilaku 3M Plus, perilaku pencegahan penggunaan kelambu antinyamuk, penggunaan kassa ventilasi, lokasi perkembang biakan, lokasi peristirahatan nyamuk dan keberadaan jentik dengan kejadian DBD di wilayah Kemang Kabupaten Bogor. Diperlukan program edukasi untuk meningkatkan pemahaman Masyarakat akan DBD sehingga timbul kesadaran diri untuk mau berperilaku 3M Plus dengan baik.

Dengue fever is a major issue in tropical countries like Indonesia, particularly in West Java Province, including Bogor Regency. This study focused on the relationship between 3M Plus behavior (Behavior that includes mosquito repellent practices such as keeping the environment clean, using mosquito nets, and using mosquito repellents) and the incidence of dengue fever in the Kemang Health Center's area in Bogor Regency. The research included households living in the Kemang area and found that 46.6% of the respondents had poor 3M Plus behavior. The study identified a significant relationship between 3M Plus behavior and the occurrence of dengue fever, particularly with respect to preventive habits such as using mosquito nets, using ventilation gauze, controlling breeding sites and mosquito resting places, and the presence of larvae. The findings emphasize the importance of educational programs to enhance public awareness of dengue fever and promote proper 3M Plus behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Hernita
"Salah satu upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue, antara lain adalah membuat surveilans penyakit tersebut. Manfaat surveilans diantaranya adalah untuk membentuk sistem Kewaspadaan Dini terhadap letusan kasus maupun KLB (Kejadian Luar Biasa), disamping itu jugs mangatahui pola penyebaran. Penelitian terdahulu oleh peneliti lain (tahun 1998 dan 1995) di wilayah Kotamadya Bandung dan l:ndramayu, disebutkan bahwa data surveilans masih belum menghasilkan informasi secara geografis strata wilayah rawan DBD. Oleh karena itu dalam studi ini peneliti mengembangkan model untuk mendapatkan informasi wilayah rawan terhadap penyebaran DBD berdasarkan pengolahan data surveilans ke dalam bentuk Sistem Informasi Geografis.
Penelitian ini menggunakan metode operational research untuk mengembangkan model prediksi penyebaran kasus Dengue berdasarkan data surveilans kasus Demam Berdarah Dengue yang sudah dikonfirmasi. Surveilans kasus pasti tersebut dihubungkan dengan variabel : ketinggian, Jalan utama, jentik dan penduduk, dibuat model menggunakan perangkat lunak ArcView setelah diperoleh formulasi hubungan antar variabel. Model dapat menghasi Ikan informasi tingkat kerawanan suatu wilayah terhadap penyebaran DBD.
Pembuatan model atau disain model meliputi beberapa tahap mulai dari penelitian awal, menentukan pola hubungan kemudian memperoleh hubungan numerik model. Uji cobs model dilakukan dengan 2 cara membandingkan basil keluaran model dengan kasus yang terjadi pada bulan berikutnya dan Membandingkan basil model dengan data wilayah rawan menurut DinKes. Berdasarkan hasil ini dapat dianalisa tingkat kebenaran model yang dibuat.
Hasil penelitian mendapatkan output model yaitu wilayahlKecamatan rawan di Kabupaten Bandung yang meliputi : 22 (duapulub dua) Wilayah Kecamatan sangat rawan, 17 (tujuh betas) Wilayah Kecamatan rawan dan 4 (empat) Wilayah Kecamatan tidak rawan. Analisis pengamatan urutan kronologi kasus memperlihatkan pola penyebaran kasus menuju ke arah Utara dan ke Timur dari kecamatan terjangkit sebelumnya.
Hasil prediksi Kecamatan terjangkit pada bulan ke-5, semua terjadi pada wilayah rawan dan sangat rawan. Uji dengan cara ke-2 memberikan perbedaan 11% dari 43 Kecamatan yang ada. Diharapkan model ini dapat membantu Dims Kesehatan Kabupaten Bandung dalam mengendalikan penyebaran penyakit DBD.

Build Dengue Hemorrhagic surveillance is one of the efforts to prevent and control the disease. The benefit of surveillance is to build early warning system of case outbreak. Another benefit is to find out the spreading pattern. The recent research (year 1995 - 1998) in Indramayu and Bandung municipality found that there obstacle to take advantage stratification risk area information from analysis surveillance. Due to this reason, in this research, we try to develop application of Geographic Information System (GIS) model to present surveillance information.
This research designed is operational research, develops model to predict the Dengue spreading by using the data of Dengue surveillance. Model was built by using AreView software. 4 (four) variables, i.e.: Main road, height, population density and larva, have been examined to determine the spatial relationship between case occurrence and those variables. From the model we find out the information about the risk level of Dengue spreading.
Model building consists of 3 (three) main steps, i.e. preliminary research, determining the relationship pattern, and figure out the numeric relationship of model. Model validation was done by two way, first making the comparison between the model output and the Dengue data from the next period, second comparison between the model output and risk area according to Dinkes data. From these validation could conclude the truth of the model.
From the result we conclude that there are 22 (twenty two) districts are high-risk area, 17 (seventeen) districts are medium-risk area, and 4 (four) districts are not-risk area. From the examination of subsequence cases, we have the conclusion that the Dengue spreading is northward and eastward.
All of cases in period 5 occur in the risk and high risk area predicted. And from second validation found 11% differentiation with DinKes data Hope this model will help Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung to control the spreading of Dengue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani
"Kelurahan Lubang Buaya merupakan salah satu wilayah endemis Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor ? faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur 2010 ? Maret 2011. Jenis penelitian ini adalah observasi dan wawancara dengan desain kasus kontrol tidak berpadanan dengan jumlah sampel kasus sebanyak 131 orang dan non kasus 131 orang. Analisis data dengan cara univariat, bivariat dengan chi square dan multivariate dengan uji regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur, pengetahuan, perilaku, frekuensi pengurasan, keberadaan jentik pada TPA, fogging dan penyuluhan memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD. Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan adalah fogging . Namun perlu diingat fogging tidaklah efektif tanpa upaya 3M dan penyuluhan, untuk itu perlu dilakukan upaya pengembangan program yang terintegrasi dimana pelaksanaan fogging dibarengi dengan penyuluhan kepada masyarakat serta perlunya mengupayakan kegiatan 3M agar upaya pemberantasan penyakit DBD efektif dan efisien.

Lubang Buaya is one of the endemic region of Dengue Hemorrhagic Fever in subdistric of Cipayung, East Jakarta. This study aims to determine factors that affect disease incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the municipality distric of Lubang Buaya Cipayung, East Jakarta in 2010 - March 2011. This research is the observation by using method of survey and interviews with case-control design used 131 cases and 131 non-cases. The data analysis with univariate, bivariate with chi square and multivariate with logistic regression test.
The results of this study showed that age, knowledge, behavioral, frequency draining in the water reservoirs, presence of Aedes aegypti larva in the water reservoirs, fogging and counseling have significant correlation with the incidence of DHF . Based on multivariate analysis showed the factor with dominant variables is fogging. But fogging is not effective without the effort of 3M, so it is necessary to develop an integrated program where the implementation of fogging along with counseling to the community and the need to pursue activities of 3M for DHF eradication efforts effectively and efficiently.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Handayani
"Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular akibat virus dengue dan disebarluaskan nyamuk Aedes sp. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian DBD adalah iklim. DKI Jakarta merupakan wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim. Setiap tahun DBD menjadi satu dari sepuluh kasus penyakit terbanyak di DKI Jakarta yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB). Penelitian ini merupakan studi ekologi yang dilakukan untuk mengetahui hubungan iklim dengan kejadian DBD di DKI Jakarta tahun 2008-2011.
Hasil penelitian menyatakan kejadian DBD memiliki hubungan sedang dengan suhu (r=-0,279;p=0,000), kelembaban (r=0,301;p=0,000), curah hujan (r=0,316;p=0,000), dan lama penyinaran matahari (r=-0,392;p=0,000), sedangkan dengan kecepatan angin hubungannya tidak siginifikan (p>0,05).

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus and the spread of Aedes sp. One of the factors that influence the incidence of dengue is the climate. Jakarta is a region vulnerable to climate change. Each year, dengue became one of top ten cases of the disease in Jakarta that could potentially Extraordinary Events. This study is an ecological study conducted to determine the relationship of climate with the incidence of dengue fever in Jakarta in 2008-2011.
The study stated the incidence of dengue fever are being linked with temperature (r=-0.279, p=0.000), humidity (r=0.301, p=0.000), rainfall (r=0.316, p = 0.000), and duration of solar radiation (r=-0.392, p=0.000), whereas the wind velocity relationship is not significant (p> 0.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>