Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mesyafa Raihan Aldany
"Skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan realita, salah satunya berupa halusinasi pendengaran. Gangguan halusinasi yang terjadi terus menerus dapat memengaruhi fungsi sehari-hari pasien dan menurunkan kualitas hidup. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan keberhasilan penerapan intervensi keperawatan jiwa generalis menggunakan terapi musik sebagai kegiatan distraksi dengan aktivitas terjadwal terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada Ny. S (26 tahun). Jenis terapi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terapi musik dalam support group. Pengukuran hasil dilakukan menggunakan instrumen tanda dan gejala halusinasi serta penilaian kemampuan klien mengontrol halusinasi yang telah dikembangkan mahasiswa residen spesialis jiwa FIK UI 2023. Terapi Musik dalam support group dilakukan selama 9 pertemuan di Ruang Srikandi, Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSJMM). Hasil penerapan terapi musik menunjukkan penurunan signifikan dalam gejala halusinasi pendengaran, dengan Ny. S memiliki skor gejala awal halusinasi sebesar 24, yang kemudian menurun drastis menjadi skor 2 setelah terapi. Selain itu, kemampuan pasien dalam mengendalikan halusinasi meningkat dari skor 3 menjadi 12. Evaluasi ini menunjukkan bahwa terapi musik terbukti efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran dan meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi. Melalui studi kasus ini diharapkan dapat menjadikan terapi musik sebagai tindakan keperawatan inovasi untuk mengendalikan halusinasi dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive and reality distortions, including auditory hallucinations. Persistent hallucinations significantly impact a patient's daily functioning and reduce their quality of life. This study aims to illustrate the efficacy of implementing generalist psychiatric nursing interventions utilizing music therapy as a distraction technique through scheduled activities in reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations in Mrs. S, a 26-year-old patient. The intervention employed in this research is music therapy within a support group framework. Outcome measurements were conducted using instruments that assess signs and symptoms of hallucinations, along with evaluations of the client’s ability to control hallucinations, developed by psychiatric resident students from Faculty of Nursing. Universitas Indonesia, in 2023. The music therapy sessions were carried out over nine meetings at Srikandi Ward, Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM). The results of the music therapy intervention demonstrated a significant reduction in auditory hallucination symptoms, with Mrs. S’s initial hallucination score of 24 decreasing dramatically to 2 following the intervention. Furthermore, the patient’s ability to manage hallucinations improved, with scores rising from 3 to 12. This evaluation indicates that music therapy is effective approach to reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations and enhancing the capability to manage such experiences. Through this case study, it is anticipated that music therapy will emerge as an innovative nursing intervention for the management of hallucinations within psychiatric nursing care in hospital settings.  "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Cahya Ramadini
"Halusinasi merupakan stimulus palsu terhadap panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa yang berasal dari respon maladaptif. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada Tn. E yang berusia 30 tahun dengan diagnosis keperawatan utama halusinasi penglihatan. Untuk mengatasi halusinasi klien, dilakukan intervensi keperawatan generalis dan terapi musik. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran penerapan terapi musik pada klien dengan halusinasi penglihatan. Metode yang digunakan adalah case report. Penulis memberikan intervensi keperawatan generalis dan terapi musik yang termasuk dalam intervensi melakukan aktivitas terjadwal. Asuhan keperawatan dilakukan selama 10 hari dengan penerapan terapi musik selama 6 hari. Hasil dari penerapan terapi musik menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi yang dilihat dari pre test dan post test yaitu dari skor 20 menjadi skor 7. Adanya hasil tersebut diharapkan terapi musik dapat diterapkan pada asuhan keperawatan di rumah sakit sebagai alternatif terapi yang dapat membantu klien untuk mengontrol halusinasi terutama pada halusinasi penglihatan.

Hallucinations are false stimuli to the five senses, namely sight, hearing, touch, smell, and taste that originate from maladaptive responses. The author provides nursing care to Mr. E is 30 years old with a primary nursing diagnosis of visual hallucinations. To overcome the client's hallucinations, nursing interventions and music therapy are given. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of music therapy to clients with visual hallucinations. The method used is a case report. The author provides generalist nursing interventions and music therapy are carried out which are included in the intervention to perform scheduled activities. Nursing care was carried out for 10 days with the application of music therapy for 6 days. The results of the application of music therapy showed a decrease in symptoms of hallucinations seen from the pre-test and post-test, from a score of 20 to a score of 7. With these results, it is hoped that music therapy can be applied to hospital nursing care as an alternative therapy that can help clients to control hallucinations. especially visual hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Luthfi Kaulina
"Halusinasi adalah persepsi sensori palsu yang melibatkan panca indra. Klien pada karya ilmiah ini merupakan perempuan berusia 49 tahun telah mengalami halusinasi pendengaran selama belasan tahun. Instrumen Auditory Vocal Hallucination Scale Questionanre digunakan untuk mengukur tingkat keparahan halusinasi pendengaran. Pemberian asuhan keperawatan generalis halusinasi telah dilakukan dan dikombinasikan dengan mendengarkan musik sebagai upaya mendistraksi halusinasi. Hasil menunjukkan bahwa asuhan keperawatan generalis dan penerapan mendengarkan musik sebagai distraksi halusinasi dapat menurunkan tingkat keparahan halusinasi.

Hallucinations are false sensory perceptions that involve the five senses. The client in this study was a 49-year-old woman who had experienced auditory hallucinations for a dozen years. The Aud Auditory Vocal Hallucination Scale Questionnaire was used to measure the severity of auditory hallucinations. The provision of generalist nursing care for hallucinations has been carried out and combined with listening to music as an effort to distract hallucinations. The results show that generalist nursing care and the application of listening to music as a hallucinatory distraction can reduce the severity of hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf;PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Eka Ilhami
"Halusinasi merupakan salah satu gejala berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan palsu  yang sering muncul pada individu skizofrenia. Beberapa penelitian keperawatan sudah membuktikan bahwa terapi musik klasik cocok untuk menurunkan tanda gejala pasien halusinasi. Namun, sayangnya studi yang melihat penerapan terapi musik klasik dalam menurunkan tanda gejala halusinasi pendengaran pada individu skizofrenia masih terbatas. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan terapi musik klasik untuk menurunkan tanda dan gejala pada klien dengan halusinasi pendengaran. Metode yang digunakan adalah case report. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada klien yang berusia 57 tahun dengan diagnosa keperawatan utama halusinasi pendengaran. Tindakan keperawatan yang diberikan untuk mengendalikan halusinasi dengan standar asuhan keperawatan selama 10 hari intervensi dengan tindakan keperawatan generalis dan dilanjutkan terapi musik klasik sebagai teknik distraksi di Ruang Sadewa Rumah Sakit Jiwa Dr H. Marzoeki Mahdi Bogor. Hasil penerapan terapi musik klasik ini menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi yaitu dari skor 22 menjadi skor 0. Intervensi ini terbukti efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran. Dari hasil tersebut, diharapkan terapi musik klasik dapat diterapkan pada asuhan keperawatan di rumah sakit sebagai alternatif terapi yang dapat membantu klien mengontrol halusinasinya terutama pada halusinasi pendengaran.

Hallucinations are one of the symptoms of sound, sight, taste, touch or false sense of smell that often appear in schizophrenic individuals. Several nursing studies have proven that classical music therapy is suitable for reducing the symptoms of hallucination patients. However, studies looking at the application of classical music therapy in reducing symptoms of auditory hallucinations in schizophrenic individuals are unfortunately limited. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of classical music therapy to reduce signs and symptoms in clients with auditory hallucinations. The method used is case report. The author provides nursing care to a 57-year-old client with a primary nursing diagnosis of auditory hallucinations.. Nursing actions were provided to control hallucinations with nursing care standards for 10 days of intervention with generalist nursing actions and continued classical music therapy as a distraction technique in Sadewa Room, Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital, Bogor. The results of the application of classical music therapy showed a decrease in signs of hallucination symptoms, from a score of 22 to a score of 0. This intervention proved effective for reducing signs and symptoms of auditory hallucinations. From these results, it is hoped that classical music therapy can be applied to nursing care in hospitals as an alternative therapy that can help clients control their hallucinations, especially auditory hallucinations. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmah Suri
"Latar belakang: Skizofrenia merupakan sindrom pada perilaku maupun kognitif yang berhubungan dengan gangguan perkembangan otak seseorang. Halusinasi merupakan salah satu gejala positif yang paling umum pada skizofrenia yaitu dialami oleh 60% - 80% penderita skizofrenia.
Kasus: Ny. P (33 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena merasa takut dan mendengar suara bisikan – bisikan tanpa ada wujudnya. Selain itu, menunjukkan sikap curiga, marah – marah, sulit tertidur, dan keluyuran.
Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Proses asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 4 April 2023 hingga 18 April 2023 di Ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. P sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis dan terapi modifikasi yang digunakan adalah kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam sebagai distraksi atau pengalihan pasien pada halusinasinya.
Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dan terapi modifikasi kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam pada masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

Background: Schizophrenia is a behavioral and cognitive syndrome associated with the development of a person's brain disorder. Hallucinations are one of the most common positive symptoms in schizophrenia, which is experienced by 60% - 80% of people with schizophrenia.
Case: Mrs. P (33 years) was taken by his family to the hospital because he was afraid and heard whispering voices without his form. In addition, showing a suspicious attitude, angry, difficulty falling asleep, and wandering.
Discussion: Preparation care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, to evaluation. The nursing care process was carried out from 4 to 18 April 2023 in the Utari Room of the Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. The intervention given to Mrs. P according to general care service standards and the modified therapy used is a combination of murottal listening with deep breathing relaxation techniques as a distraction for her hallucinations.
Conclusion: The application of generalist interventions and modification therapy in combination with murottal listening and breathing relaxation techniques in hallucinatory disorder problems can reduce the signs and symptoms of hallucinations, and improve the patient's ability to control hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Revi Cahyowibowo
"Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering muncul pada seorang individu dengan skizofrenia. Gejala ini menganggu Kesehatan klien dengan memberikan persepsi panca indera dengan stimulus yang tidak nyata. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan terapi mendegar musik terhadap penurunan tanda dan gejala klien gangguan persepsi dan sensori halusinasi pendengaran pada Ny. R. Penururnan tanda dan gejala halusinasi di ukur dengan instrumen tanda dan gejala halusinasi residen FIK UI 2018 dan AVHRS-Q. Proses pemberian asuhan keperawatan perawat generalis sesuai standar dilakukan selama 8 pertemuan pada 18 hingga 27 April 2022 dengan 6 pertemuan terapi mendegarkan musik. Hasil yang didapatkan dari intervensi ini yaitu adanya penurunan tanda dan gejala halusinasi dari skor 18 menjadi 3 dan penurunan halusinasi penglihatan AVHRS-Q dari skor 10 menjadi 3. Intervensi ini dirasa efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran.

Hallucinations are one of the symptoms that often appear in an individual with schizophrenia. These symptoms interfere with the client's health by providing sensory perceptions with stimuli that are not real. The purpose of this paper is to find out how the application of music listening therapy to the reduction of signs and symptoms of clients with perceptual disorders and sensory auditory hallucinations in Ny. R. The decrease in signs and symptoms of hallucinations was measured using the 2018 FIK UI resident signs and symptoms and AVHRS- Q instruments. The process of providing generalist nursing care according to standards was carried out for 8 meetings on 18 to 27 April 2022 with 6 therapy meetings listening to music. The results obtained from this intervention are a decrease in signs and symptoms of hallucinations from a score of 18 to 3 and a decrease in visual hallucinations AVHRS-Q from a score of 10 to 3. This intervention is considered effective for reducing signs and symptoms of auditory hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alicia Nathasa Arastone
"Penerapan Kombinasi Terapi Musik dan Aromaterapi dalam Mengurangi Rasa Nyeri pada Pasien Karsinoma Lidah. Karsinoma sel skuamosa (KSS) lidah merupakan salah satu keganasan rongga mulut yang paling umum terjadi. Kondisi ini tidak mudah dideteksi pada tahap awal, serta manifestasi klinis yang biasanya tidak terlihat, namun nyeri menjadi salah satu gejala yang paling umum yang dirasakan pasien. Tujuan penelitian: Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan intervensi kombinasi terapi musik dan aromaterapi lavender pada pasien KSS lidah yang mengalami rasa nyeri. Metode: Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini berupa laporan kasus terkait intervensi terapi musik dan aromaterapi lavender berupa reed diffuser yang diberikan kepada pasien selama 3 hari. Diskusi: Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi terapi musik dan aromaterapi lavender mampu mengurangi rasa nyeri pada pasien kanker dengan keluhan nyeri. Penurunan tingkat nyeri yang dialami oleh pasien terukur dari skala VAS 7 menjadi skala VAS 3, serta perubahan respon nyeri non-verbal dan parameter fisiologis. Kesimpulan: Kombinasi terapi musik dan aromaterapi lavender direkomendasikan untuk diterapkan oleh pasien dan keluarga dalam mengontrol rasa nyeri secara mandiri di rumah.

The Application of Music Therapy and Aromatherapy Combination to Reduce Pain in Tongue Carcinoma Patient. Squamous cell carcinoma (SCC) of tongue is one of the most common oral malignancies. This condition is not easily detected in its early stages, and the clinical manifestations are usually not visible, but pain is one of the most common symptoms experienced by patient. Objective: The purposeof this work was to analyze the effectiveness of a combination intervention of music therapy and lavender aromatherapy in patient with tongue SCC who experiences pain. Methods: The method used is a case report related to music therapy intervention and lavender aromatherapy in the form of a reed diffuser given to patient for 3 days. Discussion: This study shows that the combination of music therapy and lavender aromatherapy in cancer patient with pain can reduce the patient's pain. The decrease in pain level experienced by patient was measured from the VAS 7 scale to the VAS 3 scale, as well as changes in non-verbal pain responses and physiological parameters. Conclusion: The combination of music therapy and lavender aromatherapy is recommended to be applied by the patient and family in controlling pain independently at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Laura Peby Sinta
"Salah satu gejala positif yang paling banyak ditemui pada klien dengan skizofrenia adalah halusinasi. Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan, terhadap sumber yang tidak nyata. Halusinasi pendengaran merupakan gejala psikosis yang paling banyak terjadi. Dampak dari halusinasi pendengaran yang terjadi pada klien dapat menganggu kehidupan sehari-hari seperti sering mengalami ketakutan, kecemasan, bahkan depresi akibat halusinasi, yang dapat meningkatkan risiko melakukan bunuh diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran terkait penerapan intervensi kegiatan bermain catur sebagai distraksi pada Tn M.I dengan halusinasi pendengaran. Intervensi yang diberikan kepada klien yaitu intervensi keperawatan jiwa generalis dengan ditambahkan dengan distraksi dengan kegiatan bermain catur. Pemberian intervensi dilakukan dari tanggal 04 April-14 April 2023. Pengukuran tingkat keparahan halusinasi menggunakan instrument Auditory Vocal Hallucination Rating ScaleQuestionnaire (AVHRS-Q). Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat penurunan tingkat keparahan halusinasi yang dialami dari 9 menjadi 4 dan terjadi penurunan tanda dan gejala halusinasi dari 28 menjadi 12 tanda dan gejala yang tersisa. Penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan bermain catur dapat digunakan sebagai salah satu teknik distraksi dalam mengontrol halusinasi yang muncul terutama pada pasien dengan halusinasi pendengaran.

One of the most common positive symptoms in clients with schizophrenia is hallucinations. Hallucinations are a symptom of a mental disorder in the form of a response from the five senses, namely sight, hearing, smell, touch and taste, to sources that are not real. Auditory hallucinations are the most common symptom of psychosis. The impact of auditory hallucinations that occur on clients can interfere with daily life such as often experiencing fear, anxiety, and even depression due to hallucinations, which can increase the risk of committing suicide. The purpose of this study is to provide an overview regarding the application of chess playing interventions as a distraction to Mr. M.I with auditory hallucinations. The intervention given to the client is a generalist psychiatric nursing intervention with added distraction by playing chess. The intervention was carried out from 04 April to 14 April 2023. The measurement of the severity of hallucinations used the Auditory Vocal Hallucination Rating Scale-Questionnaire (AVHRS-Q) instrument. The results showed that there was a decrease in the severity of hallucinations experienced from 9 to 4 and there was a decrease in signs and symptoms of hallucinations from 28 to 12 remaining signs and symptoms. This study proves that playing chess can be used as a distraction technique in controlling hallucinations that appear especially in patients with auditory hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sila Dewi Anggreni
"Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang diakibatkan oleh menurunnya suplai darah ke otot jantung yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Penyakit ini akan mempengaruhi arteri koroner yang memberi suplai darah, oksigen dan nutrisi ke otot miokardium. Infark miokard merupakan nekrosis dari miokard yang terjadi akibat insufisiensi aliran darah lewat koroner tidak mampu mencukupi kebutuhan oksigen. Untuk mencapai proses penyembuhan dan pemulihan yang baik pada pasien infark miokard perlu adanya manajemen nyeri yang tepat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh terapi musik terhadap tingkat persepsi nyeri pada pasien infark miokar di RS. Dr. M. Djamil Padang.
Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment, khususnya non-equivalent control group dengan pre dan post test. Sampel berjumlah 30 orang (15 orang kelompok intervensi yang diberikan terapi penurun nyeri ditambah terapi musik yang diberikan selama 3 hari dan 15 orang kelompok kontrol yang hanya diberikan terapi penurun nyeri, yang diambil dengan metode non probability sampling jenis consecutive sampling. Evaluasi tingkat nyeri dilakukan setiap hari baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Hasil penelitian diperoleh adanya penurunan tingkat nyeri setiap harinya, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Penurunan yang lebih besar terjadi pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya terapi musik pada pasien infark miokard dapat berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri. Pada penelitian ini karakteristik umur, jenis kelamin dan pengalaman nyeri tidak berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri pasien infark miokard. Rekomendasi hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam menangani nyeri pada pasien infark miokardan perlu adanya penelitian lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan waktu penelitian yang lebih lama agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Coroner heart diseases is a heart sickness which is caused by decreasing blood of supply to cardiac muscle that happening of imbalance between supplies and oxygen needs. This disease will effect the artery coronary which provide blood supply, oxygen and nutrition to myocardium muscle. Infark miokard is necrosis from miokard that happened because of insufficiency blood stream through coroner can not fulfill oxygen needs. To reach good curative process and curing at patient with infark miokard, it needs good pain management. The research a purpose is to identifying the effect of music therapy on the level of pain perception with infark miokard at Dr. M. Djamil Hospital in Padang.
This research used a quasi experiment design by control group approach with pre and post tested. Research has been done at Dr. M. Djamil Hospital Padang. 30 samples of patient with infark miokard divided into 2 groups, 15 people of intervention group which were given by pain degradation therapy and music therapy and 15 people of control group which were only given by pain degradation therapy, taking sample by non probability sampling type of consecutive sampling.
Statistic test result of dependent t-test indicated that there was meaning difference between pain degradation at group which was given by music therapy and pain degradation at group which was not given by music therapy before and after intervention. This research of age characteristic, gender and pain experience don't have an effect on pain level degradation of patient with infark miokard. The research concluded that degradation on pain perception level of patient with infark miokard was higher at group which was given by music therapy Recommendation of this research result, music therapy has to be applied as one of nursing intervention on handling pain of patient with infark miokard and it is important to be done a continue research which has more specific sample criterion and longer research to get better research result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Junaeni
"Hipertensi masih menjadi masalah utama di masyarakat Indonesia. Faktor risiko yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah gaya hidup tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan stres. Upaya pengendalian tekanan darah dapat dilakukan secara non-farmakologis dengan menerapkan teknik relaksasi terapi musik. Metode yang digunakan adalah asuhan keperawatan keluarga dan analisis kasus mulai dari tahap pengkajian sampai dengan tahap evaluasi. Evaluasi tindakan dilihat dari pemenuhan lima tugas kesehatan keluarga menurut Friedman, di dalam teori keperawatan keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Ibu E, didapat masalah kesehatan terjadi pada Ibu E yang memiliki penyakit hipertensi sejak 2021 dan tidak rutin minum obat. Kebiasaan makan pada Ibu E masih suka makan makanan yang berlemak, bersantan, dan asin-asin. Masalah keperawatan utama yang muncul adalah manajemen kesehatan diri tidak efektif. Sebelum dilakukan intervensi, tekanan darah Ibu E 150/100 mmHg dan setelah dilakukan intervensi dengan penerapan terapi musik selama 6 kali, tekanan darah Ibu E mengalami penurunan dengan dibuktikan dari hasil pengukuran tekanan darah pada hari keenam pemberian intervensi tekanan darah menjadi 114/76 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 9.50 mmHg dan diastolik sebesar 6.67 mmHg. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah penerapan intervensi terapi musik. Teknik relaksasi terapi musik juga memba

Hypertension is still a major problem in Indonesian society. The risk factors that influence an increase in blood pressure are an unhealthy lifestyle, lack of physical activity, and stress. Efforts to control blood pressure can be done non-pharmacologically by applying the relaxation music therapy. The method used is family nursing care and case analysis from the assessment stage to the evaluation stage. Evaluation of actions is seen from the fulfillment of the five family health tasks accordingto Friedman, in family nursing theory. Based on the results of the assessment in Mrs. E’sfamily, it was found that health problems occurred in Mrs. E who had hypertension since 2021 and not taking medication regularly. Eating habits in Mrs. E’s family still like to eat fatty, coconut milk, and salty foods. The main nursing problem that arises is ineffective self-health management. Before the intervention, Mrs. E’s blood pressure was 150/100 mmHg and after the intervention with the application of music therapy for 6 times, Mrs. E’s blood pressure decreased as evidenced by the results of blood pressure measurements on the sixth times of giving blood pressure interventions to 114/76 mmHg and an average decrease in systolic blood pressure by 9.50 mmHg and diastolic by 6.67 mmHg. The research results indicate a decrease in blood pressure after intervention music therapy. The relaxation techniques music therapy also help reduce stress. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>