Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193415 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Ahmad Akbar
"Latar Belakang
Diabetes merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Interleukin-10 (IL-10) merupakan mediator anti inflamasi yang kadarnya akan menurun pada kondisi diabetes. Acalypha indica (Ai) merupakan salah satu tanaman yang diduga dapat menghambat inflamasi yang terjadi dalam kondisi diabetes. Penelitian ini melihat pengaruh pemberian ekstrak Ai terhadap kadar IL-10 di serum darah tersimpan tikus diabetes dan menganalisis senyawa dalam akar Ai yang memiliki ikatan dengan IL-10 menggunakan metode molecular docking.
Metode
Studi eksperimental dilakukan pada 25 ekor tikus Sprague-Dawley jantan yang dibagi ke dalam lima kelompok, yakni kelompok diet normal, kelompok DM, DM+Ai250, DM+Ai400 dan kelompok DM+Pioglitazone. Setelah 6 minggu, tikus- tikus tersebut diterminasi dan diukur kadar IL-10 pada serum darah menggunakan ELISA. Kemudian, studi molecular docking dilakukan dengan software Molegro Virtual Docker 6.0 pada 55 senyawa ekstrak akar Ai untuk membuktikan afinitasnya dengan IL-10 (PDB: 2H24) sebagai protein target.
Hasil
Pemberian ekstrak Ai meningkatkan konsentrasi IL-10 pada dosis Ai 250 mg/KgBB (46,26 (38,83-55,71)pg/mL) dan Ai 400 mg/KgBB (59,50 (40,23-176,10)pg/mL) dibandingkan pada kelompok DM (44,03 (41,65-54,46)pg/mL), tetapi tidak signifikan secara statistik. Senyawa 1.2.3.6-Tetragalloyl-beta-D-glucopyranose memiliki kekuatan afinitas dan kestabilan yang paling baik dengan reseptor IL-10 (PDB:2H24) diikuti oleh naringin, acaindinin, clitorin, dan gamma sitosterol dengan RerankScore berturut-turut - 102.872, -102.661, -102.391, -86.9786, dan -86.4227.
Kesimpulan
Pemberian ekstrak etanol akar Acalypha indica tidak dapat meningkatkan kadar IL-10 pada serum darah hewan coba tikus diabetes. Lima senyawa utama Ai yang dapat berikatan dengan IL-10, yaitu 1.2.3.6-Tetragalloyl-beta-D-glucopyranose, naringin, acaindinin, clitorin, dan gamma sitosterol.

Introduction
Diabetes is a metabolic disease caused by impaired insulin secretion, leading to elevated blood sugar levels. Interleukin-10 (IL-10) is an anti-inflammatory mediator whose levels are reduced in diabetes conditions. The plant Acalypha indica (Ai) is one of the plants believed to inhibit inflammation occurring in diabetes. This study examines the effect of Ai administration on IL-10 levels in the serum of diabetic rats and analyzes the compounds in the roots of Ai that bind with IL-10 using molecular docking methods. Method
Experimental studies were performed on 25 male Sprague-Dawley rats, divided into five groups: normal diet group, DM group, DM+Ai250 group, DM+Ai400 group, and DM+Pioglitazone group. After 6 weeks, the rats were euthanized, and IL-10 levels in the serum were measured using ELISA. Subsequently, molecular docking studies were conducted using Molegro Virtual Docker 6.0 software on 55 compounds extracted from the roots of Ai to prove their affinity with IL-10 (PDB: 2H24) as the target protein. Results
Administration of Ai extract increased IL-10 concentration at doses of Ai 250 mg/Kg (46.26 (38.83-55.71) pg/mL) and Ai 400 mg/Kg (59.50 (40.23-176.10) pg/mL) compared to the DM group (44.03 (41.65-54.46) pg/mL), but not statistically significant. The compound 1.2.3.6-Tetragalloyl-beta-D-glucopyranose exhibited the best affinity and stability with the IL-10 receptor (PDB: 2H24), followed by naringin, acaindinin, clitorin, and gamma sitosterol, with RerankScores of -102.872, -102.661, -102.391, -86.9786, and -86.4227, respectively.
Conclusion
The administration of ethanol extract of Acalypha indica root did not increase IL-10 levels in the serum of diabetic experimental rats. The five main compounds of Ai that can bind with IL-10 are 1.2.3.6-Tetragalloyl-beta-D-glucopyranose, naringin, acaindinin, clitorin, and gamma sitosterol.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rasjad Indra
"Salah satu mekanisme terjadinya resistemi leptin pada obesitas adalah kelainan reseptor leptin (Ob-R). Beberapa penelitian membuklikan bahwa aktifitas ikatan leptin di serum manusia berhubungan dengan reseptor leptin terlarut (soluble leptin receptor) dan restriksi asupan energi menyebabkan penurunan kadar leptin darah. Penelitian ini adalah untuk mengetahui beda kadar reseptor leptin terlarut serum dan densitas reseptor leptin dijaringan lemak adventitial aorta setelah dilakukan restriksi diet selama 4 minggu. Kadar reseptor leptin terlarut diukur dengan ELISA dan densitas reseptor leptin di jaringan lemak dengan irnunohistokimia. Kadar reseptor leptin terlarut pada kelompok perlakuan 40% diet normal lebih rendah dibanding kontrol (p=0,02). Tidak didapaikan perbedaan reseptor leptin terlarut yang bermakna antara kelompok perlakuan 40% diet normal, 1 hari puasa-1 hari makan normal dan 1 hari pitasa-2 hari makan normal. Di sisi lain, densitas reseplor leptin dijaringan lemak advenlitia aorta justru lebih tinggi pada kelompok restriksi 40% daripada kontrol. Restriksi diet 40% kalori normal harian menurunkan kadar reseptor leptin terlarut di serum, tetapi meningkatkan densitas reseptor leptin dijaringan lemak advential aorta tikus. Perubahan ini mungkin merupakan akibat mekanisme up regulation dalani mempertahankan homeostasis. (Med J Indones 2006; 15:145-50)

One of the five possible mechanisms of leptin resistance in human obesity is the defect in the leptin receptor (Ob-R). Evidence has accumulated that leptin-binding activity in human serum is related to a soluble form of the leptin receptor, and restriction of energy intake resulted a decrease in circulating leptin levels. Aim of this study is to examine the difference of serum soluble leptin receptor level and ieplin receptor density in rat adipose tissue of adventitial aorta after four weeks treated with different restricted diets. Soluble leptin receptor level was measured by ELISA and leptin receptor density by using immuno-hisfochemistry. The soluble leptin receptor in group treated with 40% of normal daily calori diet was found significantly lower than control (p = 0.02). There were no any significant differences among group treated with 40 % of normal daily calori diet, "I day fast-] day eat", and "ldayfaxt-2 days eat" groups, and among I day fast-1 day eat", "day fast - 2 days eat" and control groups as well. On the other hand, leptin receptor density in adipose tissues was higher in restricted diet group than control. Diet of 40 % normal daily calorie for 4 weeks decreased soluble leptin receptor level, but increased adipocyte leptin receptor density of the adipose tissue of rat adventitial aorta. These changes may be resulted from an up regulation mechanism in relation with homeostatic maintenance. (Med J Indones 2006; 15:145-50)"
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-3-JulySept2006-145
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Qamariah
"Kulit buah delima (Punica granatum Linn) mengandung senyawa asam elagat yang potensial sebagai SERMs alami. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian fraksi air kulit buah delima (FA) bermanfaat sebagai terapi hormonal pada defisiensi estrogen, dibandingkan dengan obat standar 17- estradiol dan tamoxifen. Metode ovariektomi digunakan untuk mewakili kondisi hipoestrogen menggunakan 42 tikus betina galur Sprague Dawley usia 50 hari yang diinduksi osteoporosis selama 21 hari (kecuali sham), dibagi menjadi 7 kelompok: sham; OVX; OVX-estradiol (0,1 mg/kg BB, p.o.); OVX-tamoxifen (10 mg/kg BB p.o.); OVX-FA dengan variasi dosis 50; 100; dan 200 mg/kg BB, p.o). Perlakuan diberikan setiap hari selama 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan kelompok OVX, kelompok FA dosis 200 mg/kg BB mengalami peningkatan rerata kadar hormon estradiol darah (pg/ml) dari 46,11 + 3,301 menjadi 91,78 + 18,382 (p<0,05), peningkatan rerata kadar kalsium darah (mg/dl) dari 379,38 + 55,684 menjadi 475,43 + 38,321 (p<0,05), peningkatan rerata kadar fosfor darah (mg/dl) dari 30,74 + 21,697 menjadi 74,96 + 8,413 (p<0,05) dan rerata penambahan bobot badan tikus (gram) berkurang, dari 77,28 + 22,979 menjadi 32,55 + 18,408 (p<0,05). Sedangkan rerata kadar kolesterol total darah (mg/dl) kelompok FA dosis 50 mg/kg BB mengalami penurunan (p<0,05) (79,66 + 10,936) dibandingkan kelompok OVX (102,82 + 5,761). Disimpulkan bahwa pemberian FA mampu meningkatkan kadar estradiol darah yang berefek pada penurunan kadar kolesterol total darah dan mengurangi penambahan bobot badan pada tikus ovariektomi serta berefek pada parameter yang terkait bone remodelling yaitu mampu meningkatkan kadar kalsium darah dan mempertahankan homeostatis kadar fosfor dalam darah.

Pomegranate pericarp contain ellagic acid which potential as natural SERMs. This study aim to determine whether administration of pomegranate pericarp water fraction (FA) useful as hormonal therapy for estrogen deficiency, compare to 17-estradiol and tamoxifen, with forty-two-50-days-old female, 21 days-induced osteoporosis (except sham), assigned into 7 groups: SHAM; OVX; OVX-estradiol (0,1 mg/kgBW); OVX-tamoxifen (10 mg/kgBW); OVX-FA (50; 100 ; and 200 mg/kgBW). Treatment was given for 28 days.
The results showed, compared to OVX, administration of FA 200 mg/kgBW increased blood estradiol hormones levels (pg/ml) from 46,11 + 3,301 to 91,78 + 18,382 (p<0,05), increased blood calcium levels (mg/dl) from 379,38 + 55,684 to 475,43 + 38,321 (p <0,05), increased blood phosphorus levels (mg/dl) from 30,74 + 21,697 to 74,96 + 8,413 (p <0,05) and reduced body weight gain (gr) from 77,28 + 22,979 to 32,55 + 18,408 (p<0,05). While at FA 50 mg/kgBW, blood total cholesterol levels (mg/dl) is decreased (p<0,05) (79,66 + 10,936) compare to OVX (102,82 + 5,761). Administration of FA increase blood estradiol levels, decrease blood total cholesterol levels, reduce body weight gain of ovariectomized rats, and on parameters related to bone remodeling it can increase blood calcium levels and maintain homeostatic of blood phosphorus levels."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T42077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Angelica
"Latar Belakang Peningkatan konsumsi diet tinggi fruktosa kolesterol (DTFK) pada masa ini telah memicu obesitas yang menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Pada kondisi obesitas, Interleukin-10 (IL-10) merupakan mediator inflamasi yang akan mengalami penurunan di jaringan adiposa. Tanaman Acalypha indica (Ai) merupakan salah satu tanaman yang terbukti memiliki beberapa senyawa yang menghambat inflamasi yang terjadi dalam kondisi obesitas. Penelitian ini menganalisis senyawa dalam akar Ai yang memiliki ikatan dengan IL-10 menggunakan metode molecular docking dan mengukur kadar IL-10 di jaringan adiposa viseral tikus obesitas. Metode Studi molecular docking dilakukan pada 17 senyawa ekstrak akar Ai untuk membuktikan afinitasnya dengan IL-10 (PDB: 2H24) sebagai protein target. Kemudian, studi eksperimental dilakukan pada 23 ekor tikus Sprague-Dawley jantan yang dibagi ke dalam empat kelompok, yakni kelompok diet normal, kelompok DTFK (kontrol negatif), DTFK+Ai, dan kelompok DTFK+Gemfibrozil (kontrol positif). Setelah 28 hari, tikustikus tersebut diterminasi dan diukur kadar IL-10 pada jaringan adiposa viseral menggunakan ELISA dan Bradford Protein Assay. Hasil Hasil studi molecular docking menunjukkan bahwa keseluruhan senyawa memiliki ikatan terhadap IL-10 dengan afinitas tertinggi dimiliki oleh stigmasterol (ΔG: -7,95 kkal/mol; Ki: 1,49 mikromolar) dan stigmast-5-en-3-ol (ΔG: -6,86 kkal/mol; Ki: 9,31 milimolar). Pemberian Ai terbukti memberikan hasil peningkatan kadar IL-10 sebesar 3x terhadap kelompok DTFK (DTFK = 0,157+0,041; DTFK+Ai = 0,485+0,021) yang berbeda bermakna (p<0,05). Kesimpulan Pemberian ekstrak akar Ai dapat meningkatkan kadar IL-10 pada jaringan adiposa viseral tikus obesitas yang diperkirakan melalui interaksi utama ligan stigmasterol dan stigmast- 5-en-3-ol dalam senyawa Ai.

Introduction Increasing consumption of a high fructose corn syrup (DTFK) diet during this period has triggered obesity, which causes various health problems. In obesity-related diseases, Interleukin-10 (IL-10) is an inflammatory mediator that decreases in adipose tissue. The Acalypha indica (Ai) plant is one that has been proven to have several compounds that inhibit inflammation that occurs in obesity-related conditions. This study analyzed compounds in Ai roots that bind to IL-10 using the molecular docking method and measured IL-10 levels in the visceral adipose tissue of obese mice. Method Molecular docking was performed on 17 ligands of Ai root extract to prove their affinity with IL-10 (PDB: 2H24) as a target protein. Then, an experimental study was conducted on 23 male Sprague-Dawley rats, which were divided into four groups: normal diet, DTFK (negative control), DTFK+Ai, and DTFK+ Gemfibrozil (positive control). After 28 days, these rats were terminated and IL-10 levels were measured using ELISA and Bradford Protein Assay. Results The results of molecular docking studies show that all compounds bind to IL-10 with the highest affinity in stigmasterol (ΔG: -7.95 kcal/mol; Ki: 1.49 micromolar) and stigmast- 5-en-3-ol (ΔG: -6.86 kcal/mol; Ki: 9.31 millimolar). The administration of Ai was proven to increase 3x IL-10 levels in the DTFK group (DTFK = 0.157+0.041; DTFK+Ai = 0.485+0.021), which was significantly different (p<0.05). Conclusion Administration of Ai root extract can increase IL-10 levels in visceral adipose tissue of obese mice which is thought to be through the main interaction of the stigmasterol and stigmast-5-en-3-ol ligands in the Ai compound."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkar, Amara Reyzel
"Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit metabolik kronis dengan prevalensi global yang meningkat, termasuk di Indonesia. Pada diabetes, peningkatan TNF-α memicu peradangan pada liver, sebagai organ yang berperan dalam metabolisme glukosa dan lemak. Acalypha indica (Ai) adalah tanaman herbal dengan aktivitas antioksidan dan antiinflamasi yang menawarkan alternatif terapi. Penelitian ini bertujuan mengukur kadar TNF-α pada liver tikus diabetes dan menganalisis senyawa dalam akar Ai yang dapat berikatan dengan reseptor target TNF-α menggunakan molecular docking.
Metode
Eksperimen dilakukan pada 25 ekor tikus jantan Sprague-Dawley yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu diet normal, DTFK, DTFK+Pioglitazone, DTFK+Ai 250 mg/kgBB, dan DTFK+Ai 400 mg/kgBB. Setelah 8 minggu, tikus diterminasi dan kadar TNF-α pada organ liver diukur menggunakan ELISA. Molecular docking dilakukan terhadap 58 senyawa ekstrak akar Ai untuk menguji afinitasnya terhadap TNF-α (PDB: 2az5) dengan aplikasi Molegro.
Hasil
Pemberian ekstrak akar Ai dosis 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar TNF-α secara signifikan (P=0,0075) pada organ liver tersimpan dari hewan coba tikus diabetes. Hasil studi molecular docking menunjukkan keseluruhan senyawa memiliki ikatan terhadap TNF-α (PDB: 2az5) dengan afinitas tertinggi dimiliki tanin (skor Moldoc: -231,958; skor Rerank: -109,499), mauritianin (skor Moldoc: -138,252; skor Rerank: -88,8503), 1,2,3,6- Tetragalloyl-beta-D-glucopyranose (skor Moldoc: -136.98; skor Rerank: -75,9225), dan clitorin (skor Moldoc: -122,239; skor Rerank: -93,7471).
Kesimpulan
Pemberian ekstrak akar Ai dapat menurunkan kadar TNF-α di organ liver tikus diabetes yang diperkirakan melalui interaksi utama ligan tanin, mauritanin, 1,2,3,6-tetragalloyl- beta-D-glucopyranose, dan clitorin dalam senyawa Ai.

Introduction
Diabetes is a chronic metabolic disease with a rising global prevalence, including in Indonesia. In diabetes, increased TNF-α triggers liver inflammation, a key organ in glucose and fat metabolism. Acalypha indica (Ai), a herbal plant with antioxidant and anti-inflammatory properties, offers an alternative treatment. This study aims to measure TNF-α levels in diabetic mice liver and analyze Ai root compounds that bind to TNF-α using molecular docking.
Method
Twenty-five male Sprague-Dawley rats were divided into five groups: normal diet, DTFK, DTFK + Pioglitazone, DTFK + Ai 250 mg/kgBW, and DTFK + Ai 400 mg/kgBW. After 8 weeks, rats were terminated and liver TNF-α levels were measured using ELISA. Molecular docking was performed on 58 Ai root extract compounds to test their affinity for TNF-α (PDB: 2az5) with Molegro app.
Results
Administration of Ai root extract at a dose of 400 mg/kgBW can significantly reduce TNF-α levels in the stored liver organs of diabetic rats (P=0,0075). Molecular docking showed all compounds bond to TNF-α (PDB: 2az5) with the highest affinity owned by tannin (Moldoc score: -231.958; Rerank score: -109.499), mauritianin (Moldoc score: - 138.252; Rerank score: -88.8503), 1,2,3,6-Tetragalloyl-beta-D-glucopyranose (Moldoc score: -136.98; Rerank score: -75.9225), and clitorin (Moldoc score: -122.239; Rerank score: -93.7471).
Conclusion
Ai root extract reduces TNF-α levels in the liver of diabetic rats, likely through key interactions with tannin, mauritianin, 1,2,3,6-tetragalloyl-beta-D-glucopyranose, and clitorin found in the Ai compounds.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyelir Nielya Mutiara Putri
"Pendahuluan: Penyakit ginjal diabetikum PGD merupakan komplikasi diabetes dan etiologi utama dari penyakit ginjal kronis PGK . Konsumsi diet yang tinggi akan fruktosa dan kolesterol dapat berujung pada PGD. Obat yang menjadi lini pertamanya adalah penghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron RAA , seperti kaptopril. Diperlukan agen yang dapat membantu penanganan PGD dengan menargetkan jalur patofisiologis lainnya. Beberapa studi telah menunjukkan potensi efek renoprotektif dari Acalypha indica AI , sehingga dapat menjadi alternatif penanganan PGD.
Metode: Sebanyak 32 ekor tikus Sprague-Dawley dibagi ke dalam enam kelompok, dengan empat yang mendapatkan diet tinggi fruktosa dan kolesterol DTFK dan dua mendapatkan diet normal selama tujuh minggu. Selama empat minggu berikutnya tiga kelompok DTFK mendapatkan terapi dengan AI 250 mg/kgBB , kaptopril 2,5 mg/kgBB , dan kombinasi keduanya, sementara satu kelompok diet normal diterapi dengan AI. Dilakukan pengukuran kadar ureum dan kreatinin serum dari sampel darah yang diperoleh sebelum minggu ke-7 dan sesudah terapi diberikan minggu ke-11.
Hasil: Pada kelompok normal, pemberian AI dapat menurunkan kadar ureum dan kreatinin serum, meskipun tidak berbeda secara signifikan dengan kontrol normal. Pada kelompok DTFK, monoterapi AI dan kaptopril dapat menurunkan kadar ureum serum jika dibandingkan dengan kontrol negatif, namun tidak berbeda secara signifikan. Sementara itu, kadar keratinin serum kedua kelompok tersebut mengalami penurunan. Terapi kombinasi ditemukan menimbulkan peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum yang berbeda secara signifikan dengan kelompok kaptopril dan kedua kelompok normal. Ini dapat mengindikasikan potensi interaksi antagonistik antara AI dan kaptopril.
Kesimpulan: Pemberian AI secara tunggal cenderung memberikan efek protektif terhadap ginjal, meskipun tidak signifikan secara statistik. Terdapat potensi interaksi antagonistik antara AI dengan kaptopril, yang dapat berdampak negatif bagi ginjal. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji efek renoprotektif dari AI dan potensi interaksi antagonistiknya dengan kaptopril.

Introduction Diabetic kidney disease DKD is a complication of diabetes and main etiology of chronic kidney disease CKD . Consumption of diets with high fructose and cholesterol content may lead to the development of DKD. Drugs that inhibit the rennin angiotensine aldosterone RAA system, such as captopril, are the first line treatment for the disease. Studies have shown that Acalypha indica AI has a potential renoprotective effect, thus it may become an alternative treatment for DKD.
Method Thirty two Sprague Dawley rats are divided into six groups, with four groups receiving high fructose and high cholesterol diet HF CD and two groups receiving normal diet for seven weeks. After that, for another four weeks, three groups with HF CD received treatment with AI 250 mg kgBW , captopril 2,5 mg kgBW , and both, while one group with normal diet received treatment with AI. Serum urea and creatinine levels from blood samples collected before week 7 and after the therapy was given week 11 were measured.
Results In the normal group, AI therapy decreases serum urea and creatinine levels, but the difference is not stastically significant. In the HF CD group, AI and captopril monotherapy is shown to decrease serum urea and creatinine levels compared to negative control group, though not statistically significant. Meanwhile, the serum creatinine levels of the two groups decrease. Combination therapy group is found to elevate serum urea and creatinine levels. The elevation of serum urea level is significantly different with captopril group and the two normal groups. This may indicate potential antagonistic interaction between AI and captopril.
Conclusion AI as a monotherapy has a tendency to give protective effect to the kidney, though is not statistically significant. This study has also shown antagonistic interaction between AI and captopril, which may have negative effects toward the kidney. Another study should be conducted to learn more about the renoprotective effect of AI and its potential antagonistic interaction with captopril."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianti Supriatna
"Komplikasi penyakit perlemakan hati non-alkoholik (PHNA) ditemukan pada 67% populasi memenuhi kriteria sindrom metabolik. Acalypha indica L. (AI) adalah herbal yang telah diketahui memiliki efek anti-oksidan, dan anti-inflamasi. Penelitian ini bertujuan membuktikan efek AI terhadap mekanisme pertahanan imun yang dibawa. Penelitian dilakukan dengan molecular docking terhadap senyawa AI pada TLR9, NFκB, TNFα, dan perubahan histopatologik hati. Model hewan steatohepatitis pada tikus Sprague-Dawley didapat dari induksi diet tinggi fruktosa, dan kolesterol (DTFK) selama 12 minggu. Terapi diberikan selama 8 minggu. Dua puluh lima tikus dibagi ke dalam 5 kelompok: Normal (K1), DTFK (K2), DTFK+AI, 400 mg (K3), kombinasi AI, 400 mg +gemfibrozil (Gem) 31 mg (K4) dan Gem 31 mg (K5) masing-masing per kgBB. Molecular docking untuk mengidentifikasi interaksi antara molekul hidrogen senyawa AI dengan residu asam amino TLR9, NFκB, TNFα. Perubahan morfologi hati dinilai dengan cara skoring. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji Kruskall Wallis post hoc Mann Whitney, dilanjutkan dengan uji korelasi Spearman. Hasil molecular docking menunjukkan, selain senyawa flavonoid, ditemukan senyawa alkaloid beta-sitosterol, dan stigmasterol yang dapat berikatan dengan ketiga marker inflamasi dengan nilai binding energy terbaik. Senyawa lain dasycarpidan-1-methanol, acetate (ester), fenofibrate, quinine. Pemberian AI menurunkan hipertrofi (p=0,031), steatosis makrovesikular (p=0,018), fokus inflamasi (p=0,005). Pemberian AI juga menurunkan ekspresi TLR9 (p=0,009), NFκB (p=0,009), TNFα (p=0,009), akan tetapi tidak sebaik pemberian kombinasi AI+Gem.

Complications of non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) include 67% of the criteria for metabolic syndrome. Acalypha indica L., (AI) which is one of a herbal plant had been known as anti-oxidant and anti-inflammatory effects. The effect of AI for therapy investigated by looking of the immune defense mechanisms. This researched was assessed by molecular docking approached on TLR9, NFκB, TNFα expression and liver morphological changes. Animal models of steatohepatitis were collected from high- fructose and cholesterol diet (HFCD) of Sprague-Dawley rats for 12 weeks and followed by therapy for 8 weeks. There were 5 groups from twenty five researched rats, include normal group (K1), HFCD group (K2), HFCD group supplemented with 400 mg Acalypha indica L. (K3), combination between 400 mg AI.+gemfibrozil (Gem) 31 mg (K4) and Gem 31 mg/kg (K5) in kgBW, respectively. The results of molecular docking were carried out by assessing the interaction between hydrogen molecules of AI compounds and amino acid residues in TLR9, NFκB, TNFα. Morphological changes were assessed by scoring system. Statistical analyzed used Kruskall Wallis with post hoc Mann Whitney test continued by Spearman correlation test. The molecular docking analysis showed that, an alkaloid compounds were found besides the flavonoid compounds that can bind to the binding pocket of inflammatory markers with the best binding energies. Other compounds, there are dasycarpidan-1-methanol, acetate (ester), fenofibrate and quinine. Supplementation of AI would reduced hypertrophy (p=0.031), macrovesicular steatosis (p=0.018), inflammation foci (p=0.005) and also decreased of TLR9 (p=0.009), NFκB (p=0.009), TNFα (p=0.009) expression, but not as good as the combination of AI+Gem."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Abid Hibattuloh
"Latar Belakang
Obesitas merupakan masalah kesehatan pada abad ke-21 dan berkaitan erat dengan peningkatan masalah kesehatan seperti non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). Patofisiologi obesitas tersebut melibatkan makrofag proinflamatori M1 (salah satu marker adalah Itgax atau CD11c) dalam perkembangan NAFLD. Dalam kasus yang lebih berat, NAFLD dapat berkembang menjadi fibrosis liver yang melibatkan TGF-β1. Meskipun pengobatan antiobesitas telah beredar dimasyarakat, namun obat tersebut dapat memiliki kontraindikasi dan efek samping masing-masing. Acalypha indica (Ai) merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki efek antihiperlipidemia dan antiobesitas. Penelitian ini akan menganalisis efek Ai terhadap perkembangan kerusakan liver melalui Itgax sebagai marker makrofag proinflamatori, TGF-β1 dan histopatologi liver pada tikus obesitas.
Metode
Uji reverse transcription-quantitative polymerase chain reaction (RT-qPCR) dilakukan untuk mengukur ekspresi Itgax dan TGF- β1 serta pemeriksaan histologi untuk menilai ada/tidaknya inflamasi dan persentase rerata luas area sinusoid pada organ liver tersimpan tikus obesitas dengan perlakuan: (1) diet normal (kontrol normal), (2) diet tinggi fruktosa dan kolesterol (DTFK) (kontrol negatif), (3) DTFK + Gemfibrozil (kontrol positif), serta (4) DTFK + ekstrak Ai (DTFK + Ai).
Hasil
Ekspresi Itgax pada kelompok tikus DTFK+Ai (1,580 + 0,836) terbukti lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol negatif (1,880 + 1,293), ekspresi TGF-β1 pada kelompok tikus DTFK+Ai (1,340 + 0,706) terbukti lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol negatif (1,850 + 1,358), walaupun tidak berbeda bermakna secara statistik. Di lain pihak, terjadi perbaikan inflamasi pada kelompok tikus DTFK+Ai dibanding dengan kontrol negatif, dan persentase rerata luas area sinusoid pada kelompok tikus DTFK+Ai (3,286 + 0,138) terbukti lebih tinggi dibanding dengan kontrol negatif (2,654 + 0,165).
Kesimpulan
Pemberian ekstrak akar Ai dapat menurunkan ekspresi Itgax dan TGF-β1, memperbaiki inflamasi pada liver serta meningkatkan persentase luas rerata sinusoid liver tikus obesitas, walaupun memerlukan penelitian lebih lanjut.

Introduction
Obesity is a health problem in the 21st century and is closely related to an increase in health problems such as non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). The pathophysiology of obesity involves proinflammatory M1 macrophages (one of the markers is Itgax or CD11c) in the development of NAFLD. In more severe cases, NAFLD can progress to liver fibrosis involving TGF-β1. Even though anti-obesity treatments have been circulating in the community, these drugs can have their own contraindications and side effects. Acalypha indica (Ai) is a herbal plant that has antihyperlipidemia and antiobesity effects. This study will analyze the effect of Ai on the development of liver damage through Itgax as a marker for proinflammatory macrophages, TGF-β1 and liver histopathology in obese mice.
Method
The reverse transcription-quantitative polymerase chain reaction (RT-qPCR) test was carried out to measure the expression of Itgax and TGF-β1 as well as histology examination to assess the presence/absence of inflammation and the average percentage of sinusoid area in the stored liver organ of obese mice treated with: (1) diet normal (normal control), (2) high fructose and cholesterol diet (DTFK) (negative control), (3) DTFK + Gemfibrozil (positive control), and (4) DTFK + Ai extract (DTFK + Ai).
Results
Itgax expression in the DTFK+Ai group of mice (1.580 + 0.836) was proven to be lower than the negative control group (1.880 + 1.293), TGF- β1 expression in the DTFK+Ai group of mice (1.340 + 0.706) was proven to be lower than the negative control group. (1.850 + 1.358), although it is not statistically significantly different. On the other hand, there was an improvement in inflammation in the DTFK+Ai mice group compared to the negative control, and the average percentage of sinusoid area in the DTFK+Ai mice group (3.286 + 0.138) was proven to be higher than the negative control (2.654 + 0.165). Conclusion
Administration of Ai root extract can reduce the expression of Itgax and TGF-β1, improve inflammation in the liver and increase the percentage of the average area of liver sinusoids in obese mice, although further research is needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Matheus Nathanael
"Pendahuluan. Proses penuaan merupakan kondisi gangguan fungsi akibat penurunan integritas fisiologis yang dapat menjadi faktor risiko penyakit utama lain. Proses penuaan diakibatkan radikal bebas dan kondisi stres oksidatif sehingga dapat mempercepat proses penuaan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan mediator proinflamasi, penurunan kognisi dan kekuatan otot. Berdasarkan studi, Acalypha indica Linn (AI) menunjukkan efek antioksidan dan antiinflamasi. Ekstrak tanaman herbal AI juga diketahui dapat menekan sitokin proinflamasi, meningkatkan kognisi dan kekuatan otot. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh AI dalam proses penuaan melalui perlakuan terhadap tikus Sprague-Dawley (SD) tua.
Metode. Tikus SD terdiri dari Tikus SD tua (n=21) dan Tikus SD muda sebagai pembanding (n=6). Tikus SD tua dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok perlakuan (ekstrak etanol AI 250 mg/kg berat badan), kontrol negatif, dan kontrol positif (vitamin E 6 IU). Kognisi tikus SD diuji menggunakan metode Y-maze sebelum dan selama perlakuan melalui uji setiap minggu. Perlakuan diberikan tikus selama 28 hari. Pada hari ke-29, kekuatan otot tikus dilakukan dengan metode grip test, setelah itu tikus diterminasi dan dilakukan pengukuran kadar interleukin-6 darah menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Hasil. Ditemukan penurunan kadar IL-6 darah (p=0,02) dan peningkatan kekuatan otot (p=0,032) yang signifikan pada kelompok perlakuan (AI) dibandingkan dengan kontrol negatif. Namun, tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan pada kognisi tikus (p>0,05).
Kesimpulan. Ekstrak etanol AI dapat menurunkan kadar IL-6 darah dan meningkatkan kekuatan otot tikus SD tua, tetapi tidak memberikan efek yang signifikan terhadap kognisi tikus SD tua. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat lebih jauh dan mendalam mengenai potensi AI sebagai agen antipenuaan.

Objectives. Aging is a condition of impaired function due to the decrease of physiological" "integrity that can be a risk factor for another disease. Aging process is caused by free radicals and oxidative stress that can increase proinflammatory mediators, such as interleukin-6. Acalypha indica Linn (AI), is widely used as a herbal medicine. Studies have shown that AI have antioxidant and antiinflammatory effects and known to suppress proinflammatory cytokines, improve cognition and muscle strength. We aimed to study the effects of AI in the aging process through treatment on aged Sprague-Dawley (SD) rats.
Methods. Old (n=21) and young SD rats as a comparison group (n=6). Aged rats were divided into treatment group (AI ethanolic extract 250mg/kg bodyweight), negative control, and positive control (6IU vitamin E). SD rats cognition was tested (Y-maze method) before and during treatment every week. Treatment was given for 28 days. On the 29th day, muscle strength was tested (grip test). SD rats were terminated and measured for its blood interleukin-6 levels using enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Results. Decrease in blood IL-6 levels (p=0.02) and an increase in muscle strength (p=0.032) significantly was found in the treatment group (AI) compared to negative control. Statistics did not show significant differences in rats cognition (p>0.05).
Conclusions. AI ethanolic extracts can reduce blood IL-6 levels and increase muscle strength on aged SD rats, but did not have a significant effect on its cognition. More research is needed to look further about the potential of AI as an antiaging agent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>