Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elita Rizkiani Putri
"Latar Belakang: Pneumonia merupakan penyakit menular pada saluran pernapasan termasuk tiga besar penyakit penyebab mortalitas balita Indonesia pada 2019—2022. Kota Tangerang, bagian Provinsi Banten yang termasuk peringkat tiga nasional penemuan pneumonia balita tahun 2022, melaporkan 5247 kasus pneumonia balita di tahun yang sama berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Tujuan: Mengetahui hubungan cakupan rumah sehat, status gizi kurang, BBLR, pemberian ASI eksklusif, dan kepadatan penduduk terhadap pneumonia balita di Kota Tangerang tahun 2022.
Metode: Studi ekologi dengan unit analisis 13 kecamatan. Data bulanan dianalisis secara univariat, bivariat (Korelasi Pearson dan Korelasi Spearman), dan multivariat (Regresi Linear Berganda).
Hasil: Cakupan rumah sehat berhubungan signifikan dengan kejadian pneumonia balita di 2 kecamatan, yaitu Karang Tengah (p-value = 0,036) dengan korelasi kuat negatif (r = -0,607) dan Batuceper (p-value = 0,013) dengan korelasi kuat positif (ρ = 0,689). Pemberian ASI eksklusif berhubungan signifikan dengan kejadian pneumonia balita di Kecamatan Tangerang (p-value = 0,028) dengan korelasi kuat negatif (r = -0,629). Kepadatan penduduk berhubungan signifikan dengan kejadian pneumonia balita 2 kecamatan, yaitu Karawaci (p-value = 0,045) dengan korelasi kuat positif (r = 0,586) dan Periuk (p-value = 0,015) dengan korelasi kuat positif (ρ = 0,681). Sementara itu, variabel yang tidak berhubungan signifikan (p-value >0,05) dengan kejadian pneumonia balita di seluruh kecamatan adalah status gizi kurang dan BBLR. Pengaruh terbesar kejadian pneumonia balita adalah cakupan rumah sehat di 2 kecamatan (Cipondoh dan Tangerang), status gizi kurang di 7 kecamatan (Ciledug, Karang Tengah, Pinang, Jatiuwung, Cibodas, Periuk, dan Batuceper), BBLR di 3 kecamatan (Larangan, Karawaci, dan Benda), dan kepadatan penduduk di Kecamatan Neglasari.
Kesimpulan: Beberapa variabel berhubungan signifikan dan berkorelasi kuat dengan kejadian pneumonia balita, yakni cakupan rumah sehat di Karang Tengah (r = -0,607) dan Batuceper (ρ = 0,689), pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Tangerang (r = -0,629), dan kepadatan penduduk di Karawaci (r = 0,586) dan Periuk (ρ = 0,681).

Background: Pneumonia is an infectious respiratory disease and ranks among the top three causes of under-five mortality in Indonesia from 2019—2022. Tangerang City (part of Banten Province that ranked third nationally in under-five pneumonia cases in 2022) reported 5247 pneumonia cases on Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang’s publication.
Objective: To examine the relationship between healthy house coverage, wasting, low birth weight (LBW), exclusive breastfeeding, and population density with under-five pneumonia in Tangerang City in 2022.
Methods: An ecological study was conducted, with the unit of analysis consisting of 13 sub-districts. Monthly data were analyzed through univariate, bivariate (Pearson and Spearman Correlation), and multivariate analyses (Multiple Linear Regression).
Results: Healthy house coverage was significantly associated with under-five pneumonia in 2 sub-districts, namely Karang Tengah (p-value = 0,036) with strong and negative correlation (r = -0,607) and Batuceper (p-value = 0,013) with strong and positive correlation (ρ = 0,689). Exclusive breastfeeding was significantly associated with under-five pneumonia in Tangerang sub-district (pvalue = 0,028) with strong and negative correlation (r = -0,629). Population density was significantly associated with under-five pneumonia in 2 sub-districts, namely Karawaci (p-value = 0,045) with strong and positive correlation (r = 0,586) and Periuk (p-value = 0,015) with strong and positive correlation (ρ = 0,681). Meanwhile, variables that were not significantly associated were wasting and LBW. The most significant influences on under-five pneumonia were healthy house coverage in 2 sub-districts (Cipondoh and Tangerang), wasting in 7 sub-districts (Ciledug, Karang Tengah, Pinang, Jatiuwung, Cibodas, Periuk, and Batuceper), LBW in 3 sub-districts (Larangan, Karawaci, and Benda), and population density in Neglasari sub-district.
Conclusion: Several variables were significantly related and strongly correlated with under-five pneumonia, namely healthy house coverage in Karang Tengah (r = -0,607) and Batuceper (ρ = 0,689), exclusive breastfeeding in Tangerang sub-district (r = -0,629), and population density in Karawaci (r = 0,586) and Periuk (ρ = 0,681).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Nopendri
"Pneuumonia merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling banyak menyumbang kematian dan kesakitan pada anak. Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan bagi dunia dan Indonesia, terutama pada Kota Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor cakupan rumah sehat, faktor individu (BBLR), faktor demografi (kepadatan penduduk), dan faktor iklim (suhu dan curah hujan) dengan kejadian pneumonia pada balita di Kota Jakarta Barat pada tahun 2018-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis korelasi dan analisis spasial dengan unit analisis berupa seluruh kecamatan yang ada di Kota Jakarta Barat selama periode tahun 2018-2022. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa tedapatnya hubungan yang bermakna pada variabel cakupan rumah sehat (r= -0,362), BBLR (r= 0,396), kepadatan penduduk (r= 0,484), suhu (r= 0,332), dan curah hujan (r= -0,544). Pada analisis spasial menunjukan bahwa pola persebaran kejadian pneumonia balita di Kota Jakarta Barat tahun 2018-2022 cenderung banyak terjadi wilayah yang memiliki cakupan rumah sehat rendah dan kepadatan penduduk yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya preventif dan pengendalian dalam menekan kejadian kasus pneumonia yang banyak terjadi pada daerah dengan cakupan rumah sehat rendah dan kepadatan penduduk yang tinggi.

Pneumonia is one of the respiratory diseases that causes the most deaths and morbidity in children. Pneumonia is still a health problem for the world and Indonesia, especially in the city of West Jakarta. This study aims to analyze the relationship between healthy house coverage factors, individual factors (underweight birth), demographic factors (population density), and climate factors (temperature and rainfall) with the incidence of pneumonia in toddlers in West Jakarta City in 2018-2022. This research uses an ecological study design with a correlation analysis and spatial analysis approach with the unit of analysis being all sub-districts in West Jakarta City during the 2018-2022 period. The results of this study show that there is a significant relationship between the variables healthy house coverage (r= -0.362), underweight birth (r= 0.396), population density (r= 0.484), temperature (r= 0.332), and rainfall (r= -0.544). Spatial analysis shows that the distribution pattern of toddler pneumonia in West Jakarta City in 2018-2022 tends to occur in areas with low coverage of healthy homes and high population density. Therefore, preventive and control efforts are needed to reduce the incidence of pneumonia cases which often occur in areas with low coverage of healthy houses and high population density."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Yumni Ridianti
"Pneumonia merupakan penyakit menular dari manusia ke manusia lain melalui udara yang umumnya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Indonesia menempati posisi ke-7 di dunia dengan kasus kematian balita akibat pneumonia dan diare terbanyak pada tahun 2020 dengan 5,6 kematian per 1000 kelahiran hidup. Kota Jakarta Timur menempati posisi ke-2 di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kasus pneumonia balita terbanyak. Tujuan: Mengetahui hubungan antara status imunisasi, pemberian ASI eksklusif, status gizi buruk dan BBLR dengan kejadian pneumonia pada balita di 10 kecamatan di Kota Jakarta Timur tahun 2022 dengan data bulanan. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan cakupan status imunisasi memiliki hubungan yang signifikan di Kecamatan Kramat Jati (p = 0,034; r = 0,613), cakupan pemberian ASI eksklusif memiliki hubungan yang signifikan di Kecamatan Cakung (p = 0,021; r = –0,655), cakupan status gizi buruk memiliki hubungan yang tidak signifikan di 10 kecamatan (p = 0,069 – 0,957; r = –0,018 – 0,542) dan cakupan BBLR memiliki hubungan yang tidak signifikan di 10 kecamatan (p = 0,070 – 0,923; r = –0,031 – 0,520).

neumonia is a disease transmitted from human to other humans through the air which is generally caused by Streptococcus pneumoniae. Indonesia occupies the 7th position in the world with the most under-5 mortality cases due to pneumonia and diarrhea in 2020 with 5.6 deaths per 1000 live births. East Jakarta City occupies the 2nd position in DKI Jakarta Province with the highest number of cases of pneumonia under five. Objective: To determine the relationship between immunization status, exclusive breastfeeding, malnutrition status and LBW with the incidence of pneumonia in toddlers in 10 sub-districts in East Jakarta City in 2022 with monthly data. Results: The results of this study showed that coverage of immunization status had a significant relationship in Kramat Jati District (p = 0.034; r = 0.613), coverage of exclusive breastfeeding had a significant relationship in Cakung District (p = 0.021; r = –0.655), coverage of malnutrition status had an insignificant relationship in 10 sub-districts (p = 0.069 – 0.957; r = –0.018 – 0.542) and LBW coverage had an insignificant relationship in 10 sub-districts (p = 0.070 – 0.923; r = –0.031 – 0.520"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizsa Fauziah Ichwani
"Kasus pneumonia sampai saat ini masih menempati posisi pertama sebagai penyakit menular yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada balita di Indonesia. Kota Semarang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir belum menunjukkan adanya penurunan tren kasus pneumonia balita berdasarkan Profil Kesehatan Kota Semarang. Faktor iklim menjadi salah satu faktor risiko yang dapat mempengaruhi kerentanan pada host dan menghadirkan kondisi lingkungan yang mendukung patogen pneumonia untuk bertahan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara paparan variabilitas iklim (lama penyinaran matahari, suhu udara rata-rata, kelembaban relatif, curah hujan dan kecepatan angin maksimum) terhadap kejadian pneumonia balita di Kota Semarang pada tahun 2012 – 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi deret waktu. Metode analisis meliputi univariat, bivariat dan multivariat. Penelitian ini menggunakan data sekunder kasus pneumonia balita dan data iklim Kota Semarang tahun 2012-2021. Pada hasil univariat mendapati bahwa rata-rata kasus tertinggi terjadi pada bulan Maret. Analisis pada data iklim memperoleh hasil rata-rata lama penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus. Suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Oktober. Kelembaban relatif tertinggi terjadi pada bulan Januari-Februari. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari-Februari. Rata-rata kecepatan angin maksimum tertinggi terjadi pada bulan Januari. Uji korelasi spearman menunjukkan hubungan yang signifikan (p < 0,05) pada lag 0 kelembaban relatif (r = 0,212) dan curah hujan (r = 0,198); lag 1 lama penyinaran matahari (r = - 0,206), suhu udara rata-rata (r = - 0,382), kelembaban relatif (r = 0,336), curah hujan (r = 0,283); lag 2 lama penyinaran matahari (r = - 0,270), suhu udara rata-rata (r = - 0,332), kelembaban relatif (r = 0,282), curah hujan (r = 0,185); lag 3 lama penyinaran matahari (r = - 0,240), curah hujan (r = 0,195). Uji multivariat GAMs poisson memperoleh hasil bahwa lama penyinaran matahari (lag 0, 1 dan 3), suhu udara rata-rata (lag 1 dan 3), kelembaban relatif (lag 3), curah hujan (lag 1) dan kecepatan angin maksimum (lag 2) berpengaruh terhadap pneumonia balita di Kota Semarang (R2 = 0,558; RMSE = 6,94). Berdasarkan hasil tersebut penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap variabilitas iklim dan pada Dinas Kesehatan diharapkan dapat mempertimbangkan pola variabilitas iklim pada bulan-bulan yang menunjukkan adanya potensi peningkatan kasus pada perencanaan penanggulangan dan kegiatan surveilans pneumonia balita di Kota Semarang.

Until now, pneumonia cases still occupy the first position as an infectious disease that causes morbidity and mortality in children under five in Indonesia. The city of Semarang in the last 10 years has not shown a decrease in the trend of pneumonia cases under five based on the Semarang City Health Profile. Climatic factors are one of the risk factors that can affect the susceptibility of the host and present environmental conditions that support pneumonia pathogens to survive. This study aims to determine the correlation between exposure to climate variability (length of sunshine, average air temperature, relative humidity, rainfall and maximum wind speed) on the incidence of pneumonia under five in Semarang City in 2012 – 2021. This study used an ecological study design. time series. Methods of analysis include univariate, bivariate and multivariate. This study uses secondary data on cases of pneumonia under five and the climate data of Semarang City in 2012-2021. The univariate results found that the highest average case occurred in March. Analysis of climate data obtained the result that the highest average length of sunshine occurred in August. The highest average air temperature occurs in October. The highest relative humidity occurs in January-February. The highest average rainfall occurs in January-February. The highest average maximum wind speed occurs in January. Spearman correlation test showed a significant relationship (p < 0,05) at lag 0 relative humidity (r = 0.212) and rainfall (r = 0.198); lag 1 duration of sunshine (r = - 0.206), average air temperature (r = - 0.382), relative humidity (r = 0.336), rainfall (r = 0.283); lag 2 duration of sunshine (r = - 0.270), average air temperature (r = - 0.332), relative humidity (r = 0.282), rainfall (r = 0.185); lag 3 duration of sunshine (r = - 0.240), rainfall (r = 0.195). The multivariate test of GAMs Poisson obtained the results that the duration of sunlight (lags 0, 1 and 3), average air temperature (lags 1 and 3), relative humidity (lag 3), rainfall (lag 1) and maximum wind speed (lag 2) has an effect on pneumonia under five in the city of Semarang (R2 = 0.558; RMSE = 6.94). Based on these results, it is important for the community to increase awareness of climate variability and the Health Office is expected to consider the pattern of climate variability in the months that indicate a potential increase in cases in prevention planning and surveillance activities for pneumonia under five in Semarang City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matdani Nurcik
"Masih tingginya angka kesakitan dan kematian pneumonia balita di Indonesia yaitu 10% dari populasi balita dan 6 per 1.000 balita, diikuti oleh masih rendahnya cakupan penemuan penderita pneumonia balita, khususnya di Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2000, yang tercatat hanya sebesar 31,1%. Meskipun program P2 ISPA telah dicanangkan sejak tahun 1984 dan difokuskan pada penanggulangan pneumonia sejak tahun 1990, namun cakupan penemuan penderita pneumonia balita baik secara nasional maupun di tingkat propinsi, khususnya di Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2000 masih tetap rendah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu petugas kesehatan (profesionalisme petugas P2 ISPA Puskesmas), masyarakat dan fasilitas kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan profesionalisme petugas P2 ISPA Puskesmas dengan cakupan penemuan penderita pneumonia balita di Propinsi Sumatera Selatan tahun 2000. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional Study dan menggunakan analisis kasus kontrol yang tidak berpadanan. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh petugas P2 ISPA Puskesmas di wilyah Propinsi Sumatera Selatan yang bertugas sejak 1 Januari hingga 31 Desember 2000. Data dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan program Stata versi 6.0 dan SPSS for Window versi 10.0.
Dari hasil penelitian didapat, 92,51% petugas P2 ISPA Puskesmas mendapatkan cakupan penemuan penderita pneumonia balita <86% (kurang baik) dan 7,49% petugas saja yang mendapatkan cakupan pneumonia balita 86% (baik). Begitu juga dengan profesionalisme petugas P2 ISPA Puskesmas, 71,37% petugas memiliki profesionalisme kurang baik dan 28,63% petugas saja yang memiliki profesionalisme baik. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada 7 variabel independen yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel dependen (cakupan penemuan penderita pneumonia balita).
Dari analisis regresi logistik multivariat, setelah dilakukan uji interaksi dan analisis faktor konfounding, maka didapat model yang paling sesuai dan sederhana (parsimonious) yang terdiri dari profesionalisme petugas P2 ISPA Puskesmas, pelatihan program P2 ISPA dan supervisi pengelola program P2 ISPA Kabupaten/ Kota ke puskesmas. Dengan demikian, model akhir ini perlu menjadi bahan pertimbangan bagi peningkatan dan pengembangan manajemen program P2 ISPA di Propinsi Sumatera Selatan.

Morbidity and mortality rate of the chidren under-five's pneumonia in Indonesia is high, which is 10% total population and 6 per 1.000. In South Sumatera pneumonia coverage is only 31,1%. Although P2 ISPA program established since 1984 and to be focused in pneumonia prevention since 1990, but the pneumonia coverage nationally or locally still low, especially in South Sumatera. This influenced by three major factors, which is, health providers professionalism, public and health facility.
This study objective is to find out correlation between professionalism of P2 ISPA providers with the children under-five's pneumonia coverage in South Sumatra Province year of 2000. This study is descriptive analytic with Cross Sectional Design and using unmatched case control analysis. Sample and population of this study is all of the providers of P2 ISPA of public health center in Province of South Sumatera which on duty since 1 January to 31 December 2000. Data collected by observation and structured interview and analyzed by Software Stata Version. 6.0. and SPSS for Window version 10.0.
From the results 92,51% P2 ISPA providers in public health center have got under-five's coverage of pneumonia less than 86% (low) and only 7,49% providers got under-five's coverage of pneumonia over 86% (good). Also there are 71,37% providers having low professionalism and 28,63% have good professionalism.
Bivariate analysis shows that there are seven independent variable, which have significant correlation with dependent variable (pneumonia coverage). From logistic regression multivariate analysis after interaction test and confounding factors analysis can determine the appropriate model and simple (parsimonious) that consist of professionalism of P2 ISPA providers, P2 ISPA Training Program, and Management Supervision of P2 ISPA Program from Districs Health Office to Public Health Center. This final model can be taken into consideration to improve and develop management of P2 ISPA program in South Sumatra Province.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T5165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Setiyowati
"

 

Secara global, pneumonia merupakan penyakit infeksius nomor satu penyebab kematian pada balita yang penemuan kasusnya mengalami peningkatan di Indonesia. Salah satu upaya preventif terhadap kejadian pneumonia pada balita yaitu melalui imunisasi DPT, Hib, campak, PCV, dan rotavirus. Imunisasi tersebut diberikan melalui program imunisasi dasar lengkap untuk semua bayi usia 0-11 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian imunisasi dasar lengkap, karakteristik orang tua, dan karakteristik balita dengan kejadian pneumonia pada balita yang berkunjung ke unit MTBS di Puskesmas Kota Depok. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 104 yang dipilih secara consecutive sampling. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pemberian imunisasi dasar lengkap (p: 0,000, ?: 0,05), usia (p: 0,002, ?: 0,05), dan status gizi (p: 0,043, ?: 0,05), mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian pneumonia pada balita. Edukasi kesehatan tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap dan gizi seimbang perlu diberikan kepada orang tua yang mempunyai balita.

 

Kata kunci : pneumonia, imunisasi dasar lengkap, balita

 


Pneumonia is the first global infectious diseases causing death in children under five years whose discovery of cases has increased in Indonesia.
One of preventive efforts againts the disease is by immunization DPT, Hib, measles, PCV, and rotavirus. The immunization is provided through a complete basic immunization program for all infants aged 0-11 months.
This study aims to determine the relationship of providing basic immunization complete, parental and children characteristics with the incidence of pneumonia in children under five years who visit the unit MTBS in Puskesmas Depok City.
The research design was cross sectional with 104 respondents selected by consecutive sampling. The results showed that complete basic immunization (p: 0,000), age (p: 0,002), and nutritional status (p: 0,043), were signifantly assosiated with pneumonia incident.
Health education about the importance of complete basic immunization and balanced nutrition needs to be given to parents who have children under five years.  
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Gita Pradapaningrum
"Tengkes (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi kurang pada balita yang ada di Indonesia. Pengelolaan sampah yang belum maksimal di TPA dapat menimbulkan pencemaran sanitasi lingkungan yang menjadi faktor penyebab tidak langsung tengkes (stunting) dan perilaku hidup bersih yang kurang. TPA Cipeucang menjadi satu-satunya TPA untuk wilayah Tangerang Selatan dengan 2 kelurahan yang berada dekat dengan TPA mengalami kenaikan kasus tengkes (stunting) pada tahun 2021-2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar rumah sehat dan personal higiene rumah tangga dengan kejadian tengkes tengkes (stunting) pada balita di pemukiman sekitar TPA Cipeucang Kota Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional melalui pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh balita yang ada di pemukiman sekitar TPA meliputi 2 Kelurahan dengan 4 RT dan 2 RW. Sampel penelitian berjumlah 86 dengan menggunakan teknik total dan purposive sampling. Penelitian dilaksanakan bulan April hingga Juni 2023. Analisis data menggunakan univariat, bivariat (uji Chi Square) dan multivariat (uji regresi logistik). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara sarana air minum dengan tengkes (stunting) (p=0,05, POR=1,89) dan menjadi faktor dominan penyebab tengkes (stunting) (p=0,054). Sedangkan sarana air bersih (p=0,374, POR=1,44), sarana jamban (p=0,613, POR=1,22), sarana pembuangan air limbah (p=1,000, POR=1,54), kebersihan kulit (p=1,000, POR=1,24) serta kebersihan kuku dan tangan (p=0,625, POR=1,22) tidak berhubungan dengan tengkes (stunting) namun berpotensi menjadi risiko tengkes (stunting). Sarana pengelolaan sampah padat rumah tangga (p=0,310) tidak ada hubungan dengan tengkes (stunting) dan bukan merupakan faktor risiko. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sarana sanitasi dasar air minum memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian tengkes (stunting) dan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi kejadian tengkes (stunting) pada balita di pemukiman sekitar TPA Cipeucang Kota Tangerang Selatan Tahun 2023.

Stunting is one of malnutrition problems towards toddlers in Indonesia. Environmental sanitation has an important role against stunting. Waste management that has not been maximized at landfill can cause environmental sanitation pollution and lack of healthy hygiene behavior. Cipeucang Landfill is the only landfill for South Tangerang City with 2 sub-districts that are close to the landfill and have an increase stunting case in 2021-2022. This study aims to determine the relationship between basic healthy home sanitation and household personal hygiene with stunting case towards toddlers in settlements around Cipeucang Landfill, Tangerang Selatan City. This type of research is observational analytic through a cross sectional approach. The study population was all toddlers in settlements around Cipeucang Landfill with 2 Sub-Districts (4 RTs and 2 RWs). The research sample was 86 using a total and purposive sampling technique. The research was conducted from April to June 2023. Data analysis used univariate, bivariate (Chi Square test) and multivariate (logistic regression test). The results showed that there was relation between drinking water facilities and stunting (p=0.05, POR=1.89) and became a dominant factor causing stunting (p=0.054). While clean water facilities (p=0.374, POR=1.44), latrines (p=0.613, POR=1.22), waste water disposal facilities (p=1.000, POR=1.54), skin hygiene (p=1.000, POR=1.24) and hand and nail hygiene (p=0.625, POR=1.22) were not related to stunting but were potentially a risk of stunting. Household solid waste management facilities (p=0.310) have no relation with stunting and is not a risk factor. The conclusion in this study is basic sanitation facility for drinking water has a significant relationship with stunting case and is the dominant factor influencing stunting case towards toddlers in the settlements around TPA Cipeucang, South Tangerang City, 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dortua Lince Sidabalok
"Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar akibat infeksi pada balita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Polusi udara dalam ruangan menjadi salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kejadian pneumonia disamping faktor individu dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara PM2,5 dalam udara ruang rumah dengan kejadian pneumonia pada balita. Penelitian ini bersifat analitik observasional menggunakan desain studi kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak 78 balita dari wilayah kerja Puskesmas Citeureup yang terdiri dari 26 kasus dan 52 kontrol. Data penelitian dikumpulkan menggunakan alat mini particle counter dan kuesioner, serta dianalisis menggunakan chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi (OR=12,14; 95%CI: 1,33-110,29), status imunisasi (OR=5,51; 95%CI: 1,82-16,69), ASI eksklusif (OR=3,89; 95%CI: 1,27-11,88), luas ventilasi (OR= 4,09; 95%CI: 1,43-11,75), dan kebiasaan merokok dalam rumah (OR=4,09; 95%CI: 1,51-11,12) berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Konsentrasi PM2,5 dalam rumah berhubungan dengan pneumonia pada balita (aOR=4,092; 95%CI: 1,08-15,45) setelah dikontrol oleh status imunisasi, ASI eksklusif, luas ventilasi dan adanya orang yang merokok di dalam rumah.

Pneumonia is the major causes of death due to infection in children under five around the world, especially in developing countries including Indonesia. Indoor air pollution is one of the risk factors that increased the incidence of pneumonia besides individual factors and infections. This study aimed to determine the relationship between indoor PM2,5 with the incidence of pneumonia in children under five. This was an analytic observational study with case control design. The sample study was 78 children under five selected from working area of Puskesmas Citeureup consisted of 26 cases and 52 controls. The data were collected by mini particle counter and a set of questionnaire, analyzed by chi square and multiple logistic regression. The results showed that nutritional status (OR=12.14; 95% CI: 1.33 to 110.29), immunization status (OR=5.51; 95% CI: 1.82 to 16.69), exclusive breastfeeding (OR=3.89; 95% CI: 1.27 to 11.88), ventilation (OR=4.09; 95% CI: 1.43 to 11.75), and smoking habits at home (OR=4.09; 95% CI: 1.51 to 11.12) associated with the incidence of pneumonia. Indoor PM2.5 were associated with pneumonia in children under five (aOR=4,092; 95%CI: 1.08 to 15.45) after being controlled by immunization status, exclusive breastfeeding, ventilation and smoking habits at home."
Depok: Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Nila Estasya
"Pneumonia menjadi penyebab kematian terbesar pada anak di Indonesia termasuk di Kota Depok salah satu kota di Provinsi Jawa Barat. Cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita di Kota Depok meningkat hingga mencapai 52.88% di tahun 2022. Faktor risiko dari penjamu, lingkungan, dan agen mempengaruhi peningkatan cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cakupan pemberian ASI eksklusif, cakupan BBLR, cakupan rumah sehat, dan kepadatan penduduk terhadap kejadian pneumonia pada balita di Kota Depok tahun 2013-2022. Desain studi yang digunakan yaitu desain studi ekologi dan populasinya yaitu seluruh balita terdiagnosis pneumonia di Kota Depok. Hasil penelitian menghasilkan variabel- variabel yang menunjukkan hubungan signifikan antara lain cakupan pemberian ASI eksklusif (p = 0.000, r = -0.497), cakupan BBLR (p = 0.011, r = 0.242), dan cakupan rumah sehat (p = 0,026, r = 0.212). Sementara, variabel kepadatan penduduk tidak menunjukkan hubungan terhadap kejadian pneumonia pada balita (p = 0.099, r = 0.158). Adanya hubungan antara cakupan pemberian ASI eksklusif, BBLR, dan rumah sehat terhadap kejadian pneumonia pada balita di Kota Depok diharapkan dapat menjadi masukan untuk merencanakan program pencegahan dan pengedalian pneumonia di Kota Depok kedepannya.

Pneumonia is the biggest cause of death in children in Indonesia, including in Depok City, one of the cities in West Java. The coverage of pneumonia case detection in toddlers in Depok City increased up to 52.88% in 2022. Risk factors from hosts, environment, and agents affect the increase in the coverage of pneumonia case detection in toddlers in Depok City. This study aims to determine the relationship between the coverage of exclusive breastfeeding, LBW coverage, healthy household coverage, and population density on the incidence of pneumonia in toddlers in Depok City in 2013-2022. The study design used was an ecological study design and the population was all toddlers diagnosed with pneumonia in Depok City. The results of the study produced variables that showed a significant relationship including the coverage of exclusive breastfeeding (p=0.000, r=-0.497), the coverage of LBW (p=0.011, r=0.242), and the coverage of healthy household (p=0.026, r=0.212). Meanwhile, the population density variable showed no relationship to the incidence of pneumonia (p=0.099, r=0.158). The existence of a relationship between the coverage of exclusive breastfeeding, LBW, and healthy household to the incidence of pneumonia in toddlers in Depok City is expected to be an input for planning pneumonia prevention and control programs in Depok City in the future."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Putri
"Tuberkulosis masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia sebagai negara ke-3 tertinggi penderita tuberkulosis di dunia. Sementara pada tingkat provinsi, Kota Depok berada pada urutan 11 dengan penyumbang kasus tuberkulosis terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rumah sehat, cakupan pengobatan TB, dan angka keberhasilan pengobatan TB dengan Incidence Rate (IR) tuberkulosis di Kota Depok tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat dengan populasi seluruh masyarakat yang tercatat di 11 kecamatan di Kota Depok yang terdiagnosis penyakit tuberkulosis. Hasil penelitian melalui uji korelasi menunjukkan variabel independen yang memiliki hubungan signifikan dengan Insidence Rate (IR) tuberkulosis adalah cakupan pengobatan di Kecamatan Bojongsari (p = 0.000). Sementara hasil uji korelasi cakupan rumah sehat, cakupan pengobatan TB, angka keberhasilan pengobatan TB di Kota Depok menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Hasil analisis lainnya, cakupan rumah sehat di Kota Depok memiliki keeratan hubungan lemah berpola negatif (r = -0.173), cakupan pengobatan TB memiliki keeratan hubungan lemah berpola positif (r = 0.184), dan angka keberhasilan pengobatan TB memiliki keeratan hubungan kuat berpola negatif (r = -0.584).

Tuberculosis is still the main cause of death worldwide, including Indonesia as the 3rd country with the highest number of tuberculosis sufferers in the world. Meanwhile, at the provincial level, Depok City is in 11th place with the largest contributor to tuberculosis cases in West Java Province. This study aims to determine the relationship between healthy homes, TB treatment coverage, and TB treatment success rates with the Incidence Rate (IR) tuberculosis in Depok City in 2021. This study uses an ecological study design based on place with a population of all communities recorded in 11 sub-districts in Depok. Depok City, which was diagnosed with tuberculosis. The results of the study through the correlation test showed that the independent variables that had a significant relationship with the Incidence Rate (IR) of tuberculosis is treatment coverage in Bojongsari District (p = 0.000). Meanwhile, the results of the correlation test between healthy home coverage, TB treatment coverage, and TB treatment success rates in Depok City showed an insignificant relationship. The results of other analyzes showed that the coverage of healthy homes in Depok City had a weak negative correlation (r = -0.173), TB treatment coverage had a weak positive correlation (r = 0.184), and the success rate of TB treatment had a strong negative correlation (r = -0.584)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>