Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghadis Azalia Benedicta
"Latar Belakang
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang menempati posisi keempat sebagai kanker yang paling umum mempengaruhi wanita di seluruh dunia dan menjadi yang kedua paling prevalen di Indonesia. Penelitian ini menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi temuan positif dari inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) pada kalangan wanita di Cipinang Melayu untuk mengidentifikasi faktor risiko utama yang terkait dengan hasil IVA positif.
Metode
Studi kohort retrospektif observasional analitik ini menggunakan data sekunder dari program skrining yang dilakukan oleh Female Cancer Program (FCP) FKUI, bekerja sama dengan Female Cancer Foundation Universitas Leiden, pada tahun 2019 dan 2022. Sebanyak 3.231 mengikuti program skrining dan analisis multiple logistic regression dilakukan untuk menentukan hubungan berbagai faktor dengan hasil IVA positif.
Hasil
Di antara 3.138 wanita yang memiliki hasil IVA yang valid, 2,5% diantaranya diidentifikasi sebagai IVA. Analisis multivariat mengidentifikasi usia pada pernikahan pertama sebagai prediktor signifikan (P = 0,045), dengan wanita yang menikah setelah usia 20 tahun 2,57 kali lebih mungkin untuk mendapatkan hasil IVA positif (OR 2,57; 95% CI: 1,021–6,463). Skrining kanker serviks sebelumnya mendekati signifikansi (P = 0,068), menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat skrining memiliki peluang 2,46 kali untuk mendapatkan hasil IVA positif (OR 2,46; 95% CI: 0,936–6,483).
Kesimpulan
Studi ini menekankan peran faktor reproduksi, terutama usia pada pernikahan pertama, dalam mempengaruhi hasil IVA positif. Intervensi kesehatan masyarakat yang terarah sangat penting untuk meningkatkan pencegahan dan skrining kanker serviks di komunitas ini.

Introduction
Cervical cancer is the fourth most common cancer among women worldwide and the second most prevalent in Indonesia. This study investigates factors influencing positive findings of visual inspection with acetic acid (VIA) among female residents of Cipinang Melayu to identify key risk factors associated with VIA positivity.
Method
This analytical observational retrospective cohort study utilized secondary data from a screening program conducted by the Female Cancer Program (FCP) FKUI, in collaboration with the Female Cancer Foundation of Leiden University, between 2019 and 2022. A total of 3,231 women were screened, and multiple logistic regression analysis was performed to determine the associations of various factors with VIA positivity.
Results
Among the 3,138 women with accessible VIA results, 2.5% were diagnosed as VIA- positive. Multivariate analysis identified age at first marriage as a significant predictor (P = 0.045), with women marrying after age 20 being 2.57 times more likely to test positive (OR 2.57; 95% CI: 1.021–6.463). Previous cervical cancer screening approached significance (P = 0.068), suggesting that women with a screening history had 2.46 times the odds of positive results (OR 2.46; 95% CI: 0.936–6.483).
Conclusion
The study emphasizes the role of reproductive factors, particularly age at first marriage, in influencing VIA positivity. Targeted public health interventions are crucial for improving cervical cancer prevention and screening in this community.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Utari
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan akurasi tes IVA dalam mendeteksi lesi derajat tinggi kanker serviks.
Metode: Dua puluh lima subjek dilakukan pemeriksaan IVA, dimana didapatkan hasil IVA positif dan dinilai lima kriteria berdasarkan kecepatan muncul lesi, intensitas warna putih yang kuat, ketebalan lesi berbentuk plak, batas lesi yang tegas dan tepi lesi yang meninggi. Kemudian dilakukan biopsi pada lesi putih yang dihasilkan dan dilakukan pemeriksaan histopatologi. Hasil histopatologi dikelompokkan menjadi lesi derajat tinggi dan non lesi derajat tinggi.
Hasil: Penelitian ini diikuti oleh 25 wanita dengan hasil IVA positif Didapatkan NPP untuk kriteria kecepatan muncul lesi ≤60 detik, ketebalan lesi berbentuk plak, intensitas warna putih yang kuat, batas lesi yang tegas dan tepi lesi yang meninggi, adalah masing-masing sebesar 0,36; 0,33; 0,18; 0,2 dan 0,09. Apabila dua kriteria IVA positif dengan NPP tertinggi, yaitu kecepatan muncul lesi dan ketebalan lesi bentuk plak digabungkan, akan meningkatkan NPP menjadi 0,40.
Kesimpulan: Di antara lima kriteria IVA positif yang diuji pada penelitian ini, yang mempunyai nilai prediksi positif paling baik dalam mendeteksi lesi derajat tinggi adalah kriteria kecepatan munculnya lesi dan ketebalan lesi berbentuk plak.

Objective: To know the factors that can increase the accuracy of VIA tests in detecting high grade lesions.
Study design: Twenty-five subjects were performed VIA test with positive results, assessed further by five criterias based on speed of the lesion appear, strong white intensity of the lesions, thick lesions with plaque-shaped, firm-bordered lesions, and rised-edged lesions. Then punch biopsy and histopathology examination were conducted. Histopathology results grouped into high grade lesions and non-high grade lesions.
Results: This research followed by 25 woman with VIA positive results. Obtained PPV for five criterias: speed of lesions appear less than 60 seconds, strong white intensity of the lesions, the thickness of lesions with plaque-shaped, firm-bordered lesions, and rised-edged lesions were respectively 0.36; 0.33; 0.18; 0.2 and 0.09. If 2 criterias with best PPV, speed of lesions appear less than 60 seconds and the thickness of lesions with plaque-shaped, were combined, it will improve PPV to 0.40.
Conclusion: Among five criterias of VIA positive tested in the research, 2 criterias with best predictive values in detecting high grade lesions are speed of lesions appear less than 60 seconds and thick lesions with plaque-shaped.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Yenti
"Kanker serviks merupakan penyakit kanker dengan pervalensi tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia. Deteksi dini kanker serviks metode IVA merupakan program preventif prioritas pemerintah Indonesia dalam pengendalian kanker serviks, namun cakupan pemeriksaannya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA pada WUS usia 30-50 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada 180 WUS dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan 22,8 WUS melakukan deteksi dini metode IVA. Penelitian ini membuktikan pengetahuan, keterpaparan informasi dan dukungan tenaga kesehatan berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA, sementara pendidikan, akses kepelayanan kesehatan dan dukungan suami sebagai konfonding pada hubungan tersebut. Keterpaparan informasi merupakan faktor dominan, WUS yang terpapar informasi mengenai kanker serviks berpeluang 13,8 kali lebih tinggi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA dibandingkan WUS yang tidak terpapar informasi setelah dikontrol pendidikan, akses kepelayanan skrining dan dukungan suami p=0,013, OR:13, 869, 95 CI:1,723-111,650. Sedangkan pekerjaa dan asuransi kesehatan tidak berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA. Instansi terkait perlu melakukan upaya intervensi komunikasi informasi dan edukasi berupa penyuluhan dan penyebaran media promosi terkait kanker serviks dan tes IVA untuk meningkatkan jumlah WUS yang terpapar informasi.

Cervical cancer is cancer with the highest prevalence in Indonesia women. Early detection of cervical cancer VIAmethod is the government 39 s priority preventive program in controlling cervical cancer, but the coverage of the examination is still low. This study aimed to determine the determinants of the behavior of early detection of cervical cancer with VIA method in women of childbearing age of 30 50 years. This study used cross sectional design, data was collected through interviews using questionnaires to 180 samples and analyzed using chi square test and multiple logistic regression test.
The results showed 22.8 of childbearing age women perform early detection of cervical cancer VIA method. These finding revealed that knowledge, information exposure and support of health care related to early detection of cervical cancer VIA method, while education, access to health care and husband support as confounding. Information exposure is a dominant factor, childbearing age women exposed to information about cervical cancer had 13.8 times chance to early detection of cervical cancer VIA method than unexposed information after being controlled by education, screening service access and husbands support p 0,013, OR 13, 869, 95 CI 1,723 111,650. Meanwhile, work and health insurance are not related to the behavior of early detection of cervical cancer VIA method. Relevant institutions need to make efforts communication, information and education in the form socialization and dissemination of promotion media related to cervical cancer and VIA test to increase the number of childbearing age women exposed information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda
"ABSTRAK
Di Indonesia, kanker Ieber rahim menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur (15-49 tahun). Penyebab utama kanker servik adalah Human Papilloma Virus. Faktor-faktor rsiko yang berhubungan dengan kejadian kanker servik adalah usia, status sosial ekonomi, usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun. IVA (inspeksi visual asam asetat) adalah altematif skrining untuk mendeteksi kanker serviks.
Melihat hubungan usia, pendidikan, paritas, usia berhubungan seksual pertama kali
(<20 tahun), riwayat keturunan kanker serviks, riwayat infeksi menular seksual dan
merokok dengan test IVA pada wanita usia subur. Disain yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 230 orang. Analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0, untuk membandingkan rerata dipakai uji independensi (t - test) dan untuk melihat adanya hubungan antara dua variabel menggunakan uji kai kuadrat. Pengujian hipotesis dengan memakai uji regresi logistik sederhana dan analisis multivariat. Hasil uji IVA positif terdapat pada 194 orang (84,3%) dan test IVA negatif sebanyak 36 orang (15,7%). Hasil analisis multivariat diperoleh hubungan antara usia berhubungan seksual pertama kali <20 tahun, riwayat keturunan kanker serviks dan riwayat infeksi menular seksual. Riwayat infeksi menular seksual (OR= 21) paling dominan hubungannya dengan basil uji IVA positif dibandingkan dengan usia berhubungan seksual pertama kali < 20 tahun dan riwayat keturunan kanker serviks.
Promosi kesehatan lewat penyuluhan tentang kanker serviks lebih difokuskan untuk mencegah hubungan seksual pertama kali pada usia <20 tahun, khususnya remaja agar tidak terpapar infeksi menular seksual sejak dini yang disebabkan oleh perilaku seks bebas dengan berganti ganti pasangan.
"
2010
T38361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Ayu
"Pada tahun 2023 cakupan pemeriksaan IVA pada Wanita usia subur di Kelurahan Cilodong masih rendah hanya mencapai 2,2%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cakupan pemeriksaan IVA dan faktor apa saja yang berhubungan dengan pemeriksaan IVA di Kelurahan Cilodong, Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner pada sampel sebanyak 130 WUS di Kelurahan Cilodong, Kota Depok, yang dipilih secara random dari 8 RW yang ada. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan hanya 6,2% WUS yang melakukan pemeriksaan IVA. Penelitian ini membuktikan pendidikan dan tingkat pengetahuan berhubungan dengan pemeriksaan IVA. Faktor yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan (POR=38,96, 95% CI= 4,23 – 358,66), WUS dengan tingkat pengetahuan tinggi berpeluang hampir 39 kali untuk melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan WUS tingkat pengetahuan rendah, setelah dikontrol oleh pendidikannya. Atas dasar tersebut maka instansi terkait perlu melakukan peningkatan pengetahuan dengan mengembangkan program edukasi kesehatan mengenai kanker leher rahim dan pemeriksaan IVA, baik untuk WUS maupun suami/keluarganya, sehingga cakupan pemeriksaan IVA meningkat

In 2023, the coverage of visual inspection of acetic acid (VIA) examinations in women of childbearing age in Cilodong Village is still low, only reaching 2.2%. This study aims to analyze the coverage of VIA examinations and factors related to VIA examinations in Cilodong Village, Depok. This study used a cross-sectional design. Data were collected through interviews using questionnaires on a sample of 130 women of childbearing age in Cilodong Village, Depok City, who were randomly selected from 8 existing neighborhood associations. Data were analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that only 6.2% of women of childbearing age underwent VIA examinations. This study proves that education and level of knowledge are related to VIA examinations. The most dominant factor is the level of knowledge (POR = 38.96, 95% CI = 4.23 - 358.66); women of childbearing age with a high level of knowledge are almost 39 times more likely to undergo VIA examinations compared to women of childbearing age with low levels of knowledge, after being controlled by their education. Based on these reasons, related agencies need to increase knowledge by developing health education programs regarding cervical cancer and IVA examinations, both for WUS and their husbands/families, so that the coverage of IVA examinations increases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sarita Dewi
"Latar Belakang: Tingginya angka prevalensi kanker serviks di Indonesia membuat pemerintah Indonesia berupaya untuk menurunkan angka kasus kanker serviks melalui program Deteksi Dini Kanker Serviks. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan suatu metode pemeriksaan visual seluruh permukaan leher rahim menggunakan asam asetat yang diencerkan dengan tujuan untuk mengetahui dini adanya kanker serviks.
Tujuan: Melihat gambaran implementasi dari program deteksi dini kanker serviks menggunakan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) yang ada di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam melalui pendekatan rapid assessment procedures. Teori yang digunakan adalah teori logic model. Informan dalam penelitian berjumlah 19 orang yang terdiri dari 4 informan kunci dan 15 informan utama. Peneliti mengambil data secara langsung dengan menerapkan protocol Covid-19.
Hasil: Sebagian besar pelaksanaan program IVA telah berjalan sesuai alur yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Namun terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya yaitu terdapat tenaga pelaksana yang belum terlatih tetapi dapat memberikan IVA, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan IVA serta pemberian penyuluhan terkait IVA di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas masih sedikit.
Kesimpulan: Pemberian penyuluhan terkait IVA di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas perlu ditingkatkan lagi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan IVA agar tercapainya cakupan IVA sesuai target.

Background: High prevalence of cervical cancer in Indonesia makes Indonesian Government strive to reduce the number of cervical cancer cases through the cervical cancer early detection program. Visual inspection with acetic acid (IVA) is a method of visual inspection of the entire surface of the cervix using diluted acetic acid with the aim to detecting cervical cancer early.
Aim: Describing the implementation of Cervical Cancer Early Detection Program using Visual Inspection with Acetic Acid Method (VIA) at Public Health Center in Pancoran Mas District.
Methods: This study used a qualitative method with indepth interviews through a rapid assessment procedure approach with. There were 19 informants consisting of 4 key informants, 3 main informants, and 12 supporting informants. Researchers took data directly by applying the Covid-19 health protocol.
Result: Most of the implementation of IVA program had run according to the law set by the Ministry of Health. However, there are several obstacles in its implementation as there were untrained health workers who already gave an IVA test, lack of public awareness to do IVA test, and the provision of socialization related to IVA at Public Health Center in Pancoran Mas District was still small.
Conclusion: The provision of socialization related to IVA at Public Health Center in Pancoran Mas District needs to be increased again to increase awareness in public also the scope of IVA so the target can be achieved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Meltiara
"Berdasarkan CPOB, produk parenteral harus terjamin kualitas dan keamanannya, terutama karena produk tersebut masuk dan berinteraksi langsung dengan jaringan dalam tubuh. Bila terdapat suatu kontaminan atau pengotor dalam produk, akan sangat membahayakan keselamatan pasien. Industri farmasi harus mempertimbangkan dan mengkaji berbagai potensi sumber partikulat, metode analitik yang tepat untuk memantaunya, dan strategi mitigasi untuk mencegah keberadaannya dalam produk akhir. Salah satu cara PT. Kalbio Global Medika menjamin produk bersih dari pengotor adalah melalui sejumlah pengujian pasca produksi. Salah satu pengujian awal sebelum produk jadi diedarkan yang paling sederhana adalah dengan melakukan manual inspeksi oleh operator dengan mendeteksi pengotor yang dapat terlihat. Divisi Quality Assurance memastikan bahwa standard kit terkualifikasi melalui Knapp Test dengan menentukan masing-masing produk ke dalam 3 zona (hitam, abu-abu dan putih) dimana produk dengan zona putih dan abu-abu dapat digunakan dalam test kit. Dari 3 batch (300 produk) dalam standard kit, didapatkan hasil 9 produk termasuk dalam zona hitam, 17 produk termasuk dalam zona abu-abu dan 274 produk termasuk dalam zona putih.

Based on CPOB, the quality and safety of parenteral products must be guaranteed, especially because these products enter and interact directly with tissues in the body. If there is a contaminant or impurity in the product, it will seriously endanger patient safety. The pharmaceutical industry must consider and assess the various potential sources of particulates, appropriate analytical methods to monitor them, and mitigation strategies to prevent their presence in the final product. PT. Kalbio Global Medika guarantees that products are free from impurities through a number of post-production tests. One of the simplest initial tests before the finished product is distributed is to carry out a manual visual inspection by the qualified operator to detect visible impurities. The Quality Assurance Division ensures that standard kits are qualified through the Knapp Test by determining each product into 3 zones (black, gray and white) where products with white and gray zones can be used in test kits. From the 3 batches (300 products) in the standard kit, the results showed that 9 products were included in the black zone, 17 products were included in the gray zone and 274 products were included in the white zone."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tahfizul Ramadhani
"ABSTRAK
Tujuan: Untuk mengetahui distribusi hasil uji DNA HPV pada populasi serviks normal dengan hasil IVA negativ di Jakarta. Metode: Studi deskriptif, retrospektif, consecutive sampling. Data penelitian diambil dari rekam medis pasien di Poliklinik Ginekologi, Kolposkopi, dan Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lain yang ditunjuk pada See and Treat Female Cancer Program (FCP) di Jakarta, dan di Poliklinik Women s Health Center (WHC) Kencana RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Hasil: 1210 subjek, prevalensi infeksi HPV pada IVA negatif sebesar 4,4. Prevalensi HPV positif dihubungkan dengan jumlah pernikahan (satu kali vs lebih dari satu kali) 94,3% vs 5,7%; awitan berhubungan seksual dini (<20 tahun vs ≥20 tahun) 20,8% vs 79,2%; kebiasaan merokok (ya vs tidak) 5,7% vs 94,3%. Kesimpulan: IVA merupakan metode yang memiliki akurasi yang baik, sehingga hasil penelitian ini memperkuat rekomendasi bahwa IVA dapat dijadikan metode skrining di Indonesia. Perlu diberikan perhatian khusus agar metode ini dapat dijadikan metode skrining pada praktik klinik sehari-hari, dalam bentuk penggiatan pelatihan secara periodik dan pengayaan praktik.

ABSTRACT
Objective: To investigate the distribution of HPV DNA result in normal cervical population with negative VIA result in Jakarta. Methods: Descriptive study, retrospective, consecutive sampling. Study data was taken from patient s medical record in gynecology, colposcopy, and gynecology oncology polyclinic of obstetrics and gynecology department Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta, public health center, and other health facilities which were appointed at See and Treat Female Cancer Program (FCP) in Jakarta, and Women s Health Center (WHC) Kencana Polyclinic in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Results: 1210 subjects, 4,4% HPV infection prevalence on negative VIA. Positive HPV prevalence associated with number of marriage (once vs more than once) was 94,3% vs 5,7%; onset of sexual intercourse (< 20-year-old vs ≥ 20-year-old) was 20,8% vs 79,2%; smoking habits (yes vs no) was 5,7% vs 94,3%. Conclusion: VIA is one of the methods with good accuracy, therefore this study result reinforces the recommendation that VIA can be used as a screening method in Indonesia. A special attention is needed in order for this method to become screening method on daily practice, in the form of periodic training activities and enrichment practices."
2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Fitra Hara
"Skrining secara dini dalam mendeteksi kanker serviks dalam meningkatkan perilaku sehat pada masyarakat, agar terjadi penurunan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit kanker leher rahim atau serviks, Capaian deteksi dini dengan IVA dilihat secara kumulatif setiap tahunnya, banyaknya tantangan dalam mencapai target IVA sehingga perlunya manajemen pelayanan untuk mencapai hasil yang diinginkan, dari unsur sistem dinilai input - proses – output. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA Test) di Puskesmas Tajur tahun 2022. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada unsur input terjadi masalah pada sumberdaya, dana, sarana dan prasana dan sistem pelayanan. Pada unsur proses masih terjadi masalah pada advokasi dan sosialisasi. Ouput dari evaluasi program yaitu input, proses dan output didapatkan cakupan pemeriksaan IVA bertambah setiap tahunnya 1-3 % WUS yang diperiksa IVA. Input yang dinilai sangat baik belum tentu menghasilkan output yang sangat baik. Proses yang baik belum tentu menghasilkan output yang baik. Saran meningkatkan perannya dalam pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA.

Early screening in detecting cervical cancer in improving healthy behavior in the community, so that there is a reduction in morbidity, disability and death due to neck or cervical cancer. The achievements of early detection with IVA are seen cumulatively every year, the amount of swelling in achieving the IVA target so that management is needed services to achieve the desired results, from system elements that are assessed as input - process - output. The purpose of this study was to determine the evaluation of the implementation of the cervical cancer early detection program using the acetic acid visual inspection method (IVA Test) at the Tajur Health Center in 2022. This research method uses a descriptive observation study with a qualitative approach. Data collection techniques using in-depth interviews, observation and document review. The results of the research show that in the input element there are problems with resources, funds, facilities and infrastructure and service systems. In an uncertain process, there are still problems with advocacy and outreach. The outputs of the evaluation program are input, process and output for the acquisition of VIA inspection coverage increasing annually by 1-3% of WUS examined IVA. Input that is considered very good does not necessarily produce very good output. A good process does not necessarily produce a good output. Suggestions to increase recognition in cervical cancer early recognition programs with IVA examinations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Zianita Yustikarini
"Pada tahun 2020, kanker leher rahim menempati urutan ketiga dengan jumlah kematian terbanyak akibat kanker di Indonesia, yang mencapai 21.003 kematian karena keterlambatan deteksi dini. Jawa Barat termasuk provinsi dengan cakupan deteksi dini yang rendah karena hanya mencapai persentase 3,7% dan Kota Depok menempati urutan kelima dengan persentase hasil IVA positif tertinggi (1,03%) pada tahun 2021. Wanita dengan HIV 6 kali lebih berisiko terhadap kanker leher rahim dibandingkan wanita tanpa HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi WUS dengan HIV terhadap metode IVA untuk deteksi dini kanker leher rahim menggunakan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, pendekatan studi kasus, dan wawancara mendalam dengan informan utama, yaitu WUS dengan HIV di bawah dampingan LSM Kuldesak dan belum/sudah pernah melakukan IVA, serta informan kunci yaitu Koordinator Seksi P2PTM Dinas Kesehatan Kota Depok dan Ketua LSM Kuldesak. WUS dengan HIV yang sudah pernah melakukan deteksi dini lebih mengetahui kanker leher rahim. Persepsi mengenai kerentanan, keparahan, dan manfaat tidak dapat mendorong mereka melakukan deteksi dini karena hambatan yang dihadapi dirasa lebih besar. Efikasi diri sangat berperan dalam mengambil tindakan deteksi dini. Belum cukupnya informasi dan dukungan menyebabkan dibutuhkannya program khusus bagi WUS dengan HIV untuk meningkatkan kesadaran dan efikasi diri dengan melibatkan pasangan dan keluarga.

In 2020, cervical cancer ranks third with the highest number of cancer deaths in Indonesia, reaching 21,003 deaths due to delays in screening. West Java is a province with low screening numbers which only reached about 3.7% and Depok ranks fifth with the highest number of positive VIA results (1,03%) in 2021. Women living with HIV are 6 times more likely to get cervical cancer than women without HIV. This study aims to find out the perceived of women of childbearing age living with HIV towards the VIA screening for cervical cancer screening using Health Belief Model. This study used a qualitative design, case study approach, and in-depth interviews with women of childbearing age living with HIV under NGO Kuldesak and who had/had never done VIA test, also key informants, the Coordinator of P2PTM in Depok Health Office and the Chairman of NGO Kuldesak. Women who had done screening have more knowledge about cervical cancer. Perceived susceptibility, seriousness, and benefit cannot encourage them to undergo screening because the barriers seemed outweigh the benefits. Self-efficacy is very important to undergo screening. Inadequate information and support has led to the need of a program specifically for women of chilbearing age living with HIV to increase awareness and self-efficacy by involving partner and families."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>