Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172157 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumariyanto
"Pasien trauma akibat kecelakaan merupakan pasien yang paling banyak datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien-pasien tersebut selain mengalami nyeri akibat luka trauma yang dialaminya, juga merasakan kecemasan terkait pembiayaan dan kecemasan meninggalkan pekerjaan serta keluarganya. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan kecemasan dengan tingkat nyeri yang dialami pada pasien trauma. Metode penelitian dengan desain cross-sectional pada 107 responden yang dipilih dengan purposive sampling. Menggunakan alat ukur Kuisioner Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAR-S) dan kuesioner Numerical Rating Scale (NRS). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kecemasan dengan tingkat nyeri pada pasien trauma akibat kecelakaan (p value < 0,05). Kecemasan yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat nyeri pada pasien trauma. Perawat IGD dapat mengindentifikasi lebih dini kecemasan yang dialami pada pasien trauma. Sehingga, kecemasan yang terjadi tidak semakin memperburuk tingkat nyeri yang dialami pasien yang kemudian dapat meningkatkan tingkat keparahan.

Trauma patients due to accidents are the most frequent patients who come to the Emergency Department (IGD). These patients, in addition to experiencing pain due to the trauma injuries they experienced, also felt anxiety related to financing and anxiety about leaving their jobs and families. This study identified a relationship between anxiety and the level of pain experienced in trauma patients. The research method was conducted with a cross-sectional design on 107 respondents who were selected by purposive sampling. Using the Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAR-S) questionnaire and Numerical Rating Scale (NRS) questionnaire. The results showed that there was a relationship between anxiety and pain levels in patients with accidental trauma (p value < 0.05). High anxiety can affect pain levels in trauma patients. Emergency room nurses can identify anxiety experienced early in trauma patients. Thus, the anxiety that occurs does not worsen the level of pain experienced by the patient, which can then increase the severity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusar Cahyadi
"Kecemasan erat kaitannya dengan perasaan takut. Pada keluarga kecemasan dapat timbul bila ada anggota keluarga berobat ke unit gawat darurat (UGD) karena sakit atau kecelakaan dan memerlukan tindakan yang cepat untuk menolong jiwanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan penanganan penderita gawat darurat terhadap tingkat kecemasan keiuarga di UGD RSUFK UKI. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisoner. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 - 24 Desemebr 2005 dengan responden sebanyak 46 orang. Analisa hasil menunjukan tidak ada hubungan kecepatan penanganan penderita gawat darurat den dan tingkat kecemasan keluarga. Sebanyak 29 orang (63,04 %) responden menyatakan penanganan di UGD RSU FK UKI sangat Cepat dan 32 orang (69,57 %) mengalami kecemasan sedang. Penelitian ini perlu ditindak lanjuti dengan penelitian tentang faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga yang berobat ke UGD."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5555
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risak Tiimron Iswara
"COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan menjadi masalah kesehatan dunia. Virus COVID-19 berdampak pada kesehatan fisik, mental hingga mempengaruhi kualitas tidur perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada perawat yang merawat pasien COVID-19. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif retrospektif dengan simple random sampling. Sebanyak 123 responden diikutsertakan dari salah satu rs x daerah Depok. Data diambil pada bulan februari hingga maret 2023. Kuesioner penelitian menggunakan Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitan menunjukkan 78.9% perawat yang merawat pasien COVID-19 memiliki kualitas tidur buruk dan 87% mengalami tingkat kecemasa ringan. Selain itu diperoleh hasil p value 0.017 sehingga terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur perawat yang merawat pasien COVID-19 (p=0,017). Perawat bagian managerial diharapkan lebih memperhatikan kualitas tidur perawat melalui staffing yang baik, Perawat diharapkan dapat menjaga kualitas tidur sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan optimal

COVID-19 is an infectious disease caused by the SARS-CoV-2 virus and has become a global health problem. The COVID-19 virus can have an impact on physical and mental health and also can affect the quality of sleep for nurses. This study aims to find the relationship between anxiety level and sleep quality in nurses who caring for COVID-19 patients. Design used retrospective descriptive with simple random sampling. Total respondent was 123 respondents at one of the hospital in Depok. The questionnaire used the Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results of the study showed that 78.9% of nurses caring for COVID-19 patients had poor sleep quality and 87% experienced mild levels of anxiety. In addition, there was a significant relationship between anxiety levels and sleep quality for nurses caring for COVID-19 patients (p = 0.017). Managerial nurses are expected to pay more attention to the quality of nurse sleep through good staffing. Nurses are expected to be able to maintain sleep quality so that they can provide optimal nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Jose Matthew Aldo
"Trauma masa kanak-kanak merupakan salah satu pengalaman traumatis yang terjadi ketika individu memasuki rentang usia 1 hingga 12 tahun. Tingginya angka gangguan mental emosional dan depresi di DKI Jakarta menjadi pertanda kemungkinan adanya trauma masa kanak-kanak pada emerging adulthood di DKI Jakarta. Adanya trauma masa kanak-kanak dapat saja menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang masih mencari makna hidupnya.  Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara trauma masa kanak-kanak dengan makna hidup. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner secara daring, menggunakan alat ukur Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (CTQ-SF) dan Three-Dimensional Meaning in life scale (3DM). Penelitian melibatkan 146 partisipan dengan rentang usia 18—25 tahun dan berdomisili DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara trauma masa kanak-kanak dan makna hidup (r (145) = -0,632, p < 0,01, two-tailed). Dari hasil tersebut, terdapat hubungan negatif antara trauma masa kanak-kanak dengan makna hidup.

Childhood trauma is a traumatic experience that occurs when individuals enter the age range of 1 to 12 years. The high rate of emotional mental disorders and depression in DKI Jakarta is a sign of the possibility of childhood trauma in emerging adulthood in DKI Jakarta. The presence of childhood trauma can be a challenge in itself for those who are still looking for the meaning of their lives. This research itself aims to determine the relationship between childhood trauma and the meaning of life. The research was carried out using an online questionnaire, using the Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (CTQ-SF) and Three-Dimensional Meaning in life scale (3DM) measuring instruments. The research involved 146 participants with an age range of 18-25 years and domiciled in DKI Jakarta. The results showed that there was a significant negative relationship between childhood trauma and meaning in life (r (145) = -0.632, p < 0.01, two-tailed). From the results, we can conclude that there’s a negative correlation between childhood trauma and meaning in life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Widjaya
"Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Hingga saat ini, terdapat lebih dari 179 juta kasus Covid-19 terkonfirmasi di dunia, sedangkan di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta kasus terkonfirmasi. Pasien Covid-19 dengan derajat berat hingga kritis seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) pertama kali dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) menyebabkan penumpukan (crowding). Penanganan untuk pasien Covid-19 derajat berat dan kritis memerlukan suplementasi oksigen dengan aliran yang lebih tinggi, salah satunya dengan Non-Invasive Ventilation (NIV). Komplikasi dari pemasangan NIV di antaranya ketidaknyamanan, ketidakpatuhan, dan ketakutan hingga mempengaruhi kondisi psikososial pasien. Salah satu masalah psikososial yang ditemui dari pemasangan NIV pada pasien Covid-19 adalah ansietas berat. Case report ini mengilustrasikan salah satu pasien yang membutuhkan NIV dan mengalami ansietas yaitu Ny R. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi ansietas tersebut yaitu dukungan emosional. Dukungan emosional berdampak terhadap kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik secara umum pada pasien Covid-19 dan mampu bekerja sama untuk dilakukan pemasangan NIV sebagai tatalaksana pernapasan yang dilakukan di IGD

Coronavirus disease 2019 or Covid-19 is caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Until now, there are more than 179 million confirmed cases of Covid-19 in the world, while in Indonesia, there are more than 2 million confirmed cases. Covid-19 patients with severe to critical degrees such as Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) are first treated in the Emergency Room (ER) causing crowding. Treatment for severe and critical Covid-19 patients requires supplementation of oxygen with a higher flow, one of which is Non-Invasive Ventilation (NIV). Complications of NIV installation include discomfort, non-compliance, and fear that affect the patient's psychosocial condition. One of the psychosocial problems encountered from the installation of NIV in Covid-19 patients is severe anxiety. This case report illustrates one patient who needs NIV and experiences anxiety, namely Mrs. R. Nursing interventions that can be done to reduce this anxiety are emotional support. Emotional support impacts on psychological conditions that can affect the general physical health of Covid-19 patients and being cooperative to carry out NIV installation as one of the respiratory management in the ER."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Ariadi
"Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu instalasi Rumah Sakit yang melayani pasien 24 jam dengan tujuan memberikan pertolongan segera agar tidak terjadi kematian, kecacatan. Hal yang paling penting dari pelayanan IGD adalah respon time, berbagai kondisi dan banyaknya pasien yang datang secara bersamaan untuk segera mendapatkan pelayanan secara cepat dan tepat, sehingga dapat memberikan kepuasan pasien salah satunya. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara response time perawat dengan tingkat kepuasan pasien di zona kuning Instalasi Gawat Darurat (IGD). Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional. Responden dipilih dengan metode consecutive sampling dengan jumlah 108 responden. Cara untuk mendapatkan hasil dengan pengamatan menggunakan stopwatch digital, lembar observasi respon time dan kuesioner kepuasan pasien dengan CECSS (Consumer Emergency Care Satisfaction Scale). Pada penelitian ini ditemukan tidak adanya hubungan antara response time perawat dengan tingkat kepuasan pasien di zona kuning Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan p value 0,410. Kesimpulan dari penelitian ini menjadi sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. Sehingga dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat berhubungan terhadap variabel-variabel yang telah diteliti.

Emergency Department (ED) is one of the hospital installations that serves patients 24 hours with the aim of providing immediate assistance to prevent death, disability. The most important thing from the emergency services is the response time, various conditions and the number of patients who come together to immediately get services quickly and precisely, so that one can provide patient satisfaction. The purpose of this study was to examine the relationship between nurse response time and level of patient satisfaction in the yellow zone of the Emergency Department. The research design was a quantitative approach with cross sectional method. 108 respondents were recruited using consecutive sampling method. Response time was measured using a digital stopwatch and filled in the observation sheet and patient satisfaction was measured Consumer Emergency Care Satisfaction Scale (CECSS). The result found no relationship between nurse response time with patient satisfaction in the yellow zone of the Emergency Department (ED) with p value 0,410. The conclusions of this study serve as the basis for further research. So that it can analyze the factors that can be related to the variables that have been studied."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Nastiti
"Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien di ruang rawat ICU, di antaranya pengalaman dirawat di ICU itu sendiri serta lingkungan ICU yang banyak menimbulkan suara dari mesin dan monitor. Selain itu, pasien tidak mampu berkomunikasi secara lisan karena pemasangan endotracheal tube. Ketidakmampuan berkomunikasi ini membuat pasien merasa tidak berdaya, takut, kesepian, dan cemas. Untuk mengurangi dan mencegah kecemasan ini berkembang lebih lanjut adalah dengan menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan purposive sampling dengan 69 responden. Sumber data merupakan data primer yang dikumpulkan peneliti menggunakan kuesioner. Data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan gambaran komunikasi terapeutik mayoritas baik (60.9%). Gambaran tingkat kecemasan mayoritras ringan (56.5%). Hasil uji statistic Chi Square di peroleh nilai ? 0,000 (<0,05) artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pada masa penyepihan ventilator. Komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat efektif menurunkan kecemasan pasien dalam masa penyapihan ventilator. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien selama perawatan di ruang ICU.

Many factors can affect the patient's anxiety level in intensive unit, including the experience of being treated in the ICU itself and the ICU environment which generates a lot of noise from machines and monitors. In addition, the patient was unable to communicate verbally because of the endotracheal tube placement. This inability to communicate makes patients feel helpless, afraid, lonely, and anxious. To reduce and prevent this anxiety from developing further is to apply therapeutic communication to patients. The research to be conducted is a quantitative study with a cross-sectional design using purposive sampling with a total sample of 69 respondents. The data source is primary data collected by researchers using a questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate analysis with chi-square. The results showed that the majority of the therapeutic communication images were good (60.9%). The description of the level of anxiety of the majority is mild (56.5%). The results of the Chi Square statistical test obtained ? 0.000 (<0.05) meaning that there is a relationship between therapeutic communication and anxiety levels during ventilator withdrawal. Therapeutic communication implemented by nurses is effective in reducing patient anxiety during ventilator withdrawal. Further research is needed to look at the factors that influence the patient's anxiety level during treatment in the ICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Adytama Putra
"Kejadian Trauma menjadi penyebab kematian utama pada empat decade awal kehidupan manusia. Harapan tinggi dalam layanan kegawat daruratan untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas melalui layanan pada prehospital dan IGD, merupakan pemberi asuhan keperawatan gawat darurat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat perbedaan tingkat pengetahuan antara perawat Prehospital dan IGD dalam tatalaksana kegawatan trauma. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan pendekatan cross-sectional pada total 140 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan perawat Prehospital dan Perawat IGD dalam tatalaksana kegawatan trauma (p = 0,000; α = 0,05). Rekomendasi pada penelitian ini adalah diperlukannya pelatihan yang lebih terfokus serta pengembangan program pelatihan yang dapat meningkatkan tingkat pengetahuan perawat gawat darurat dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

Trauma events become the main cause of death in the first four decades of human life. High hopes in emergency care services to reduce morbidity and mortality through services at prehospital and emergency department, is the nurse that provide emergency nursing care. The purpose of this study was to see the differences in the level of knowledge between prehospital and emergency nurses in trauma emergency management. This research is a descriptive analytic study, with a cross-sectional approach to a total of 140 respondents. The results showed a significant difference in the level of knowledge of prehospital nurses and emergency room nurses in the management of emergency trauma (p = 0.000; α = 0.05). The recommendation in this study is the need for more focused training and the development of training programs that can increase the level of knowledge of emergency nurses in providing appropriate nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novalda Ardheliza Ekawijaya
"Ketidaknyamanan fisik yang dirasakan selama kehamilan yang dapat menyebabkan berbagai dampak, salah satunya adalah dapat memperburuk kualitas tidur serta menimbulkan kecemasan pada ibu hamil. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidaknyamanan fisik selama kehamilan dengan kualitas tidur serta tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross sectional dengan metode consecutive sampling untuk mengumpulkan total 115 sampel. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik pasien atau data demografi, kuesioner Maternal Physical Discomfort Scale (MPDS), Sleep Quality Index (PSQI), dan Pregnancy Related Anxiety Questionnaire (PRAQ). Mayoritas responden mengalami ketidaknyamanan fisik sedang (53,9%), kualitas tidur yang buruk (55,7%), serta tingkat kecemasan ringan (51,3%). Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketidaknyamanan fisik selama kehamilan dengan kualitas tidur (p value = 0,004) dan tingkat kecemasan (p value = 0,00). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan asuhan keperawatan maupun program kesehatan pada ibu hamil terutama yang sudah memasuki trimester III yang berkaitan dengan ketidaknyamanan fisik, kualitas tidur, serta kecemasan selama kehamilan.

The physical discomfort felt during pregnancy can cause various impacts, one of which is that it can worsen sleep quality and cause anxiety in pregnant women. Therefore, this study aims to determine the relationship between physical discomfort during pregnancy and sleep quality and anxiety levels in third trimester pregnant women in DKI Jakarta. This research is a quantitative cross-sectional study with consecutive sampling method to collect a total of 115 samples. The questionnaire used in this study consisted of patient characteristics or demographic data, the Maternal Physical Discomfort Scale (MPDS) questionnaire, the Sleep Quality Index (PSQI), and the Pregnancy Related Anxiety Questionnaire (PRAQ). The majority of respondents experienced moderate physical discomfort (53.9%), poor sleep quality (55.7%), and mild anxiety (51.3%). Based on the results of the Spearman correlation test, it was found that there was a significant relationship between physical discomfort during pregnancy and sleep quality (p value = 0.004) and anxiety levels (p value = 0.00). The results of this study can be used as a reference for developing nursing care and health programs for pregnant women, especially those who have entered the third trimester related to physical discomfort, sleep quality, and anxiety during pregnancy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toulasik, Anita Welhelmina
"Endoskopi saluran cerna merupakan prosedur pemeriksaan saluran cerna secara langsung. Prosedur ini dapat digunakan untuk tujuan diagnostik maupun terapeutik. Pasien yang menjalani prosedur endoskopi dapat mengalami kecemasan yang diakibatkan karena kurangnya informasi mengenai prosedur, efek samping prosedur maupun hasil pemeriksaan yang akan diterima.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi saluran cerna di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan jumlah sampel sebesar 38 orang. Instrumen yang digunakan adalah Spielberg State-Trait Axiety Inventory (STAI) yang telah dimodifikasi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa sebanyak 73,7% pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi mengalami kecemasan tingkat ringan dan jumlah responden yang paling banyak mengalami kecemasan tingkat ringan, sedang, dan berat ditemukan pada responden yang berusia dewasa madya. Diharapkan perawat dapat memberikan intervensi untuk mengatasi atau mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi.

Gastrointestinal endoscopy is a procedure that used to examine that gastrointestinal tract. This procedure can be used for diagnostic and therapeutic purpose. The patient who undergo this procedure can feel anxious due to the lack of information about the procedure, the side effects of the procedure, and the result of the examination. Some studies found that gastrointestinal endoscopy arise anxiety to the patient.
This research aim to identify the anxiety level of the patient who will undergo the endoscopy procedure at Gatot Soebroto Army Center Hospital Jakarta. This research used descriptive method, with 38 respondents as sample. The instrument used in this research was Spielberg State-Trait Axiety Inventory (STAI) that have been modified.
The results showed that 73,7 percent of the respondents who will undergo the endoscopy procedure had low level of anxiety and the largest amount of respondents which has had low, moderate, and severe level of anxiety was found in the middle adult respondents. Nurses are expected to give interventions to overcome or minimize patient’s anxiety before undergoing endoscopy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>