Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Walhidayatul Al Ahadin
"Fenomena quiet quitting, di mana karyawan membatasi kontribusi mereka pada pekerjaan sesuai dengan deskripsi tugas minimum, telah menjadi perhatian yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini menyelidiki dampak perceived career development, job insecurity, dan smart technology negative awareness terhadap quiet quitting di sektor perbankan syariah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana perceived career development, job insecurity, dan smart technology negative awareness memengaruhi quiet quitting, serta dampaknya terhadap perceived performance. Data dikumpulkan melalui survei daring yang melibatkan 233 responden yang bekerja di sektor perbankan syariah di Indonesia. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan perangkat lunak LISREL 8.80. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perceived career development memiliki pengaruh positif terhadap quiet quitting, yang mana bertentangan dengan hipotesis awal yang mengharapkan hubungan negatif. Job insecurity berpengaruh positif terhadap quiet quitting, menunjukkan bahwa ketidakamanan kerja mendorong perilaku quiet quitting. Smart technology negative awareness juga memiliki pengaruh positif terhadap quiet quitting. Namun, quiet quitting tidak memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap perceived performance. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi quiet quitting di sektor perbankan syariah. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa upaya untuk mengurangi quiet quitting harus difokuskan pada pengurangan ketidakamanan kerja, dan pengelolaan persepsi negatif terhadap teknologi cerdas di tempat kerja.

The phenomenon of quiet quitting, where employees limit their contributions to work according to the minimum job description, has become an increasing concern in recent years. This study investigates the impact of perceived career development, job insecurity, and smart technology negative awareness on quiet quitting in Indonesia's Islamic banking sector. The study aims to examine how perceived career development, job insecurity, and smart technology negative awareness influence quiet quitting, as well as its impact on perceived performance. Data were collected through an online survey involving 233 respondents working in Indonesia's Islamic banking sector. The data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with LISREL 8.80 software. The results of this study found that perceived career development has a positive influence on quiet quitting, which contradicts the initial hypothesis expecting a negative relationship. Job insecurity positively influences quiet quitting, indicating that job insecurity drives quiet quitting behavior. Smart technology negative awareness also positively affects quiet quitting. However, quiet quitting does not have a significant negative impact on perceived performance. This study provides significant contributions by exploring the factors influencing quiet quitting in the Islamic banking sector. The findings suggest that efforts to reduce quiet quitting should focus on reducing job insecurity and managing negative perceptions of smart technology in the workplace."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeshica Harlim
"Merebak nya ekonomi digital yang berlangsung bersamaan dengan pandemic COVID-19, memicu ancaman job insecurity di kalangan para pekerja swasta. Penelitian sebelumnya yang menjelaskan terkait tentang job insecurity mengaitkan itu dengan komitmen kerja, struktur organisasi, partisipasi pekerja, turnover, serta perilaku pekerja tersebut. Studi-studi sebelumnya, lebih banyak melihat job insecurity secara objective. Studi terdahulu dengan metode kuantitatif dan membahas job insecurity, lebih banyak menggunakan indikator objective job insecurity. Maka dari itu, penelitian ini ingin mencoba untuk melihat job insecurity secara subjective atau perceived pada pekerja perusahaan swasta dikaitkan dengan kohesi sosial pekerja dengan kelompok, team ataupun divisi tempatnya bekerja. Kohesi sosial dipercaya dapat menjembatani job insecurity yang dirasakan pekerja karena pekerja merasa ada dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, studi ini membahas hubungan antara tingkat kohesi sosial dengan tingkat perceived job insecurity. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang dilakukan dengan menyebar kuesioner pada media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kohesi sosial dengan tingkat perceived job insecurity pada pekerja di perusahaan swasta.

The spread of the digital economy which took place simultaneously with the COVID-19 pandemic, triggered the threat of job insecurity among private workers. Previous research describing job insecurity related to work commitment, organizational structure, employee participation, turnover, and employee behaviour. Previous studies, more looking at job insecurity objectively. Previous studies using quantitative methods and discussed job insecurity, used more objective job insecurity indicators. Therefore, this study wants to try to see whether job insecurity is subjective or perceived in private company workers associated with the social cohesion of workers with the group, team or division where they work. Social cohesion is believed to bridge the job insecurity felt by workers because workers feel there is support from the surrounding environment. Therefore, this study discusses the relationship between the level of social cohesion and the level of perceived job insecurity. The approach used in this research is a quantitative approach, which is done by distributing questionnaires on social media. The results showed that there was a relationship between the level of social cohesion and the level of perceived job insecurity in workers in private companies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perceived investment in employee developmnet terhadap turnover intention, yang dimediasi oleh affective commitment dan job satisfaction. Untuk penelitian ini, data didapatkan dari 90 responden yang bekerja di kantor pusat PT. Asuransi Bangun ASKRIDA. Sedangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Baron & Kenny (1986). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perceived investment in employee development memberikan pengaruh terhadap turnover intention melalui variabel mediasi, yaitu affective commitment dan job satisfaction.

This study aims to determine the impact of perceived investment in employee development toward turnover intention mediated by affective commitment and job satisfaction. The respondents of this study were 90 employees of PT. Asuransi Bangun ASKRIDA head office. This study uses Baron & Kenny (1986) method to process the data. The result of this study shows that perceived investment in employee development negatively affecting turnover intention through mediating variables, which is affective commitment and job satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uliyatun Nikmah
"Ketidakamanan atas pekerjaan dan konflik pekerjaan-keluarga semakin lazim dialami dalam lingkungan pekerjaan yang dinamis, dan penelitian terdahulu telah mendokumentasikan konsekuensinya terhadap luaran pekerjaan. Penelitian ini mengintegrasikan peran faktor psikologis dalam menjelaskan hubungan tersebut dengan menganalisis persepsi karyawan yang menjalani pengaturan kerja fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi ketidakamanan atas pekerjaan, konflik yang disebabkan gangguan pekerjaan terhadap keluarga dan gangguan keluarga terhadap pekerjaan terhadap keterikatan kerja karyawan dan kinerja mereka melalui peran mediasi kesehatan psikologis karyawan. Data dari 578 karyawan dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan persepsi ketidakamanan atas pekerjaan, konflik yang disebabkan gangguan pekerjaan terhadap keluarga dan gangguan keluarga terhadap pekerjaan dapat menurunkan kesehatan psikologis karyawan yang selanjutnya dapat berdampak pada keterikatan kerja karyawan serta kinerja mereka. Peningkatan kesehatan psikologis karyawan juga ditemukan dapat meningkatkan kinerja mereka melalui keterikatan kerja karyawan.

Job insecurity and conflict between work and family are increasingly prevalent in dynamic work environments, and previous research has documented their consequences for work outcomes. This study integrates the role of psychological factors in explaining this relationship by analyzing the perceptions of employees who are implementing flexible work arrangements. This study aims to analyze the effect of job insecurity, work-family conflict, and family-work conflict towards work engagement and job performance through the mediation role of psychological well-being. Data from 578 employees were analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results showed that increased perceptions of job insecurity, work-family conflict, and family-work conflict can reduce psychological well-being, which in turns can influence work engagement and job performance. Improved employees’ psychological well-being was also found to improve their job performance through work engagement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Artha Incentia
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dan job insecurity pada pekerja kontrak bank X di Solo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui skala sikap. Pengukuran locus of control menggunakan alat ukur Internal- Powerful others-Chance Scale (Levenson, 1972) dan pengukuran job insecurity menggunakan Job Insecurity Scale (Ashford, Lee & Bobko, 1989). Responden dalam penelitian ini berjumlah 121 orang pekerja kontrak yang berasal dari Bank X cabang Solo Slamet Riyadi.
Hasil dari penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara locus of control internal dengan job insecurity (r(22)= 0.135, p>0,05) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara locus of control eksternal dengan job insecurity (r(95)= -0.004, p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan locus of control pada pekerja kontrak bank X di Solo tidak memiliki hubungan dengan tingkat job insecurity yang dirasakan oleh pekerja kontrak bank X di Solo.

This research was conducted to find the correlation between locus of control and job insecurity among temporary workers at Bank X in Solo. This research used quantitative approach by collecting data through attitude scale. Locus of control was measured by Internal-Powerful others-Chance Scale (Levenson, 1972) and job insecurity was measured by Job Insecurity Scale (Ashford, Lee & Bobko, 1989). The participants of this research are 121 temporary workers at Bank X from Solo Slamet Riyadi branch.
The result showed that internal locus of control is not correlated significantly with job insecurity (r(22)= 0.135, p>0,05) and external locus of control is not correlated significantly with job insecurity (r(95)= -0.004, p>0,05). This result indicated that the disposition of locus of control is not correlated with job insecurity among temporary workers at Bank X in Solo.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafyra Citra Anandi
"Pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia memunculkan ketertarikan untuk bekerja di industri ini. Namun, kondisi kerja di perusahaan rintisan yang memiliki ritme cepat, tuntutan kerja yang tinggi, dan belum stabil menimbulkan konsekuensi seperti niat untuk berhenti kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran burnout pada hubungan ketidakamanan kerja dengan niat berhenti kerja pada karyawan perusahaan rintisan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan partisipan diminta untuk mengisi Job Insecurity Scale (JIS), Indonesian Quality of Worklife Questionnaire (IQWiQ) dan Turnover Intention Scale (TIS).
Pengambilan data dilakukan kepada 151 partisipan yang merupakan karyawan perusahaan rintisan yang telah bekerja selama enam bulan di perusahaan rintisan yang berusia di bawah lima tahun. Analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat efek tidak langsung yang signifikan (ab=0,17, p<0,05) dan efek langsung yang tidak signifikan (c′=0,13,𝑝>0,05), maka burnout dapat memberikan efek mediasi penuh pada hubungan ketidakamanan kerja dengan burnout pada karyawan perusahaan rintisan.

A growing number of startup companies in Indonesia have attracted people to work in this industry. However, the work environment (fast rhythm, high pressure, and unstable conditions) have created high consequences, namely turnover intention. This research aims to examine burnout as mediator on relationship between job insecurity and turnover intention among startup employees. This quantitative research has participants fulfil a questionnaire about Job Insecurity Scale (JIS), Indonesian Quality of Worklife Questionnaire (IQWiQ) and Turnover Intention Scale (TIS).
Data has been collected from 151 participants who have been working for 6 months in startup company which established within 5 years. Based on mediation analysis, the result show there are significant indirect effect of burnout (ab=0,17, p<0,05) and insignificant direct effect burnout (c=0,13, p>0,05) on the relationship of job insecurity and turnover intention. Therefore, burnout has full mediation effect on relationship between job insecurity and turnover intention among startup employee.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Dwi Istiandieni
"Perasaan aman atas kepastian kerja merupakan hal yang diinginkan oleh banyak orang, terutama para pekerja. Tetapi bagaimana jika pekerja tidak memiliki keberdayaan atas kepastian kerja yang diinginkannya sedangkan mereka memiliki ketergantungan atas pekerjaan tersebut, tentu hal ini akan dapat menggangu keberlangsungan kehidupan pribadi dan pekerjaan tentu hal ini akan menyebabkan berbagai macam hal seperti kelelahan emosional yang berujung pada ketidakpuasan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari job insecurity terhadap job satisfaction, psychological well-being dan organizational commitment yang dimana hubungannya akan dimoderasi oleh job dependence. Data penelitian diperoleh dari 302 karyawan perusahaan yang berdomisili di Jabodetabek melalui kuesioner yang disebar secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job insecurity memiliki pengaruh negatif terhadap job satisfaction, psychological well being, dan organizational commitment. Ditemukan pula bahwa job dependence tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction, psychological well being, dan organizational commitment.

Feeling secure about work certainty is what many people want, especially workers. But what if workers do not have the empowerment of the certainty of work they want while they have dependency on the work, of course this will be able to interfere with the continuity of personal and work life, of course this will cause various things such as emotional exhaustion that results in job dissatisfaction. This study aims to determine the effect of job insecurity on job satisfaction, psychological well-being and organizational commitment in which the relationship will be moderated by job dependence. The research data was obtained from 302 company employees who live in Greater Jakarta through questionnaires distributed online. The results showed that job insecurity had a negative influence on job satisfaction, psychological well-being, and organizational commitment. It was also found that job dependence did not significantly influence job satisfaction, psychological well-being, and organizational commitment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Byarbreda Mahaputra
"Job insecurity sering diasumsikan dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja. Sekalipun demikian, beberapa studi sebelumnya gagal menemukan hubungan yang pasti antara job insecurity dan kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut mungkin dimoderasi oleh variabel lain. Dua variabel penting yang berpotensi menjelaskan hubungan job insecurity dan kepuasan kerja adalah employability ? yang didefinisikan sebagai persepsi karyawan terhadap kemampuannya untuk mencari pekerjaan baru atau tetap bekerja di pekerjaannya saat ini ? dan status kepegawaian (yaitu karyawan tetap vs. kontrak). Penelitian ini berhipotesis bahwa employability dapat memoderasi hubungan job insecurity dan kepuasan kerja pada karyawan tetap maupun karyawan kontrak. Untuk menguji hipotesa, dilakukan penelitian cross-sectional terhadap 172 karyawan ? yang terdiri dari karyawan tetap dan kontrak, di suatu perusahaan jasa logistik di Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa employability dapat memoderasi hubungan antara job insecurity dan kepuasan kerja pada karyawan tetap, tetapi tidak pada karyawan kontrak. Naskah ini juga mendiskusikan wawasan dan pemahaman teoritis yang baru terkait hubungan job insecurity dan kepuasan kerja.

Job insecurity is often thought to cause lower job satisfaction. However, research shows that the relationship between these two variables is more complicated than previously assumed. Previous studies fail to provide conclusive results, which indicate that the relationships between job insecurity and job satisfaction may be moderated by other variables. Two variables that can explainthis relationship are employability, defined as employees? perception of their abilities to find a new job, and work status differences (i.e., permanent and contract employees). Therefore, this study hypothesizes that employability will moderate the relationship between job insecurity and job satisfaction for, both, permanent and contract employees. Adapting scales from previous research, this study conducted a cross-sectional survey of 172 employees, comprised of permanent and contract employees, of a logistic services company in Indonesia. Results reveal that employability moderates the relationship between job insecurity and job satisfaction among permanent but not contract employees. This paper also discusses the implication of these results for the advancement of organizational behavior theory, especially for understanding the impact of job insecurity on job satisfaction.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Teguh Wicaksana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisist pengaruh praktik sumber daya manusia terhadap dimensi job embeddedness. Penelitian ini menggunakan alat ukur praktik sumber daya manusia yang dikembangkan Delery & Doty (1996 dalam Huff, 2007) untuk mengukur pengembangan karir, pelatihan, kompensasi, keamanan kerja dan penilaian kinerja, sementara variabel job embeddedness diukur menggunakan Job Embeddedness Scale yang dikembangkan oleh Mitchell (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik sumber daya manusia terbukti secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap dimensi fit dan sacrifice dari job embeddedness, sedangkan praktik sumber daya manusia tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap dimensi link dari job embeddedness. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik praktik sumber daya manusia yang diterapkan maka karyawan akan merasakan dirinya memiliki kecocokan dan kenyamanan dalam bekerja di perusahaan. Selain itu juga karyawan akan merasakan semakin banyak hal yang dirasa akan dikorbankan apabila keluar dari perusahaan.

This study aims to analyze the influence of human resources practices on dimensions of job embeddedness. This study used Human Resources Practices Test which was developed by Delery & Doty (1996 in Huff, 2007) to measure career development, training, compensation, job security and performance appraisal, and Job Embeddedness Scale which was developed by Mitchell (2001). The result of this study showed that human resources practices have significant positive influence on job embeddedness, specifically fit and sacrifice, meanwhile, human resources practices do not have significant influence on link dimension of job embeddedness. The findings show that good implementation of human resources practices will make employee more compatible and comfort with organization. Moreover, employee will also feel greater losses if leaving the organization.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azman Ismail
"This study was conducted primarily to measure the relationship between career program, career development and
personal outcomes using self-administered questionnaires gathered from employees who have worked at a Sabah local
government in Borneo. The outcomes of testing research hypothesis using a stepwise regression analysis showed two
important findings: firstly, relationship between career program (i.e., planning and management) and career
development positively and significantly correlated with job satisfaction. Secondly, relationship between career
program (i.e., planning and management) and career development positively and significantly correlated with career
commitment. Statistically, the result demonstrates that career development does act as an important mediating variable
in the relationship between career program and personal outcomes in the career program model of the studied
organization. The paper provides discussion, implications and conclusion.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur hubungan antara program karir, pengembangan karir dan pribadi dengan
menggunakan survei yang dikumpulkan dari karyawan yang telah bekerja pada pemerintah daerah Sabah di
Kalimantan. Pengujian hipotesis penelitian yang menggunakan analisis regresi bertahap menunjukkan dua penemuan
penting: Pertama, hubungan antara program karir (yaitu, perencanaan dan manajemen) dan pengembangan karir
memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kepuasan kerja. Kedua, hubungan antara program karir (yaitu,
perencanaan dan manajemen) dan pengembangan karir menunjukkan hubungan positif dan signifikan dengan komitmen
karir. Secara statistik, penemuan ini menunjukkan bahwa pengembangan karir tidak bertindak sebagai variabel mediasi
penting dalam hubungan antara program karir dan pengembangan pribadi di dalam model program karir dari organisasi
yang dipelajari di dalam penelitian ini. Makalah ini memberikan diskusi, implikasi dan kesimpulan."
Universiti Kebangsaan Malaysia. Faculty of Economics & Management ; International Islamic University Malaysia. Kulliyah of Economics and Management Science, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>