Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Luh Nyoman Devasya Padma Parameswari
"Latar Belakang: Ketidakseimbangan asupan gizi dapat menyebabkan malnutrisi yang dihubungkan dengan dampak buruk terhadap kesehatan gigi mulut karena dapat meningkatkan kejadian karies. Karies merupakan kondisi demineralisasi jaringan keras gigi yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia dan dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi dan karies merupakan penyakit multifaktorial yang terkait dengan perilaku makan dan pola diet. Faktor ini penting pada anak usia 6—9 tahun yang memasuki fase gigi bercampur dan mulai terpapar jajanan di awal masa sekolah. Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan antara status gizi dan status karies gigi pada anak usia 6—9 tahun di RSKGM FKG UI. Metode Penelitian: Pengambilan data dilakukan pada 473 rekam medis. Jumlah indeks deft dan DMFT dicatat dari tabel odontogram. Berat badan dan tinggi badan dikonversikan menjadi indeks massa tubuh per umur menggunakan acuan The WHO Reference 2007. Analisis data dilakukan menggunakan IBM SPSS Statistics versi 25. Hasil: Mayoritas subjek penelitian memiliki status gizi normal dengan total rata- rata karies sangat tinggi. Uji Spearman menunjukkan r=-0,018 dengan p=0,702. Kesimpulan: Hubungan antara status gizi dan status karies pada pasien anak usia 6—9 tahun di RSKGM FKG UI bersifat lemah dan tidak bermakna secara statistik.

Background: An imbalance in nutritional intake can cause malnutrition which is associated with adverse effects on oral health because it can increase the incidence of caries. Caries is a condition of demineralization of hard tooth tissue that has a high prevalence in Indonesia and can cause malnutrition. Malnutrition and caries are multifactorial diseases related to eating behavior and diet patterns. These factors are important for children aged 6–9 years as they enter the mixed dentition phase and are increasingly exposed to snacks at the start of school. Objectives: To analyze the relationship between nutritional status and dental caries status in children aged 6-9 years at RSKGM FKG UI. Methods: Data collection was carried out on 473 medical records. The number of deft and DMFT indices was recorded from the odontogram table. Body weight and height were converted into body mass index per age using The WHO Reference 2007. Data analysis was carried out using IBM SPSS Statistics version 25. Results: The majority of study subjects had normal nutritional status with a very high caries average. Spearman Correlation test showed r=-0.018 with p=0.702. Conclusion: The relationship between nutritional status and dental caries status in children aged 6— 9 years at RSKGM FKG UI is weak and not statistically significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulisa Zulkifli
"Latar belakang: Masalah Kesehatan gigi dan gizi pada anak tidak dapat dipisahkan. Keduanya berbagi faktor risiko yang sama. Masih tingginya prevalensi malnutrisi di negara berkembang khususnya di Indonesia yang disertai dengan tingginya prevalensi Early childhood caries (ECC) pada kelompok anak perlu menjadi perhatian khusus.
Tujuan : Menganalisa hubungan ECC dengan status gizi anak usia 5 tahun di Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2018.
Metode: Penelitian cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Sampel 701 anak usia 5 tahun yang dilakukan pemeriksaan klinis dan kuesioner. ECC sebagai variabel independen utama dan faktor risiko lainnya ; self-reported oral health, jenis kelamin, tingkat Pendidikan ibu, status pekerjaan ayah, status ekonomi keluarga, praktik diet anak dan pemanfaatan fasyankes dianalisa terhadap status gizi berdasarkan kategori berat badan/tinggi badan yang dikonversikan dengan standard Z-score.
Hasil: uji chi-square menunjukkan korelasi signifikan antara status ECC, tingkat Pendidikan ibu, status ekonomi keluarga dan praktik diet berisiko anak terhadap status gizi (p-value<0,05). Uji regresi logistik multinomial membuktikan korelasi signifikan antara ECC dengan wasting (OR = 1,352, 95% CI: 0.989 – 2,589). ECC tidak berkorelasi terhadap obesitas.
Kesimpulan: ECC dapat menjadi salah satu penyebab wasting pada anak. Beberapa faktor risiko terjadinya masalah gizi juga merupakan faktor risiko yang sama terhadap kejadian karies gigi.

Background: Oral health and nutrition problems in children cannot be separated. Both share the same risk factors. The high prevalence of malnutrition and Early childhood caries (ECC) in developing countries, especially in Indonesia still need attention.
Objective: Analyze the relationship between ECC and the nutritional status of children aged 5 years in Indonesia based on the 2018 Riskesdas data.
Methods: A cross-sectional study using secondary data from Riskesdas 2018. A sample of 701 children aged 5 years were subjected to clinical examinations and questionnaires. ECC as the independent variable and other risk factors; self-reported oral health, gender, mother's education level, father's employment status, family economic status, children's dietary practices and utilization of health facilities were analyzed against nutritional status based on weight/height categories converted by Z-score.
Results: chi-square test showed a significant correlation between ECC, maternal education level, family economic status and dietary practices at risk of children on nutritional status (p-value <0.05). Multinomial logistic regression test proved a significant correlation between ECC and wasting (OR = 1,352, 95% CI: 0.989 – 2.589). ECC is not correlated with obesity.
Conclusion: ECC can cause wasting in children. Meanwhile several risk factors for nutritional problems and dental caries were similar.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Utami
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji reliabilitas kuesioner frekuensi konsumsi makanan kariogenik, mengetahui status karies gigi, dan hubungan frekuensi konsumsi makanan kariogenik dengan status karies gigi pada anak usia 15-16 tahun di DKI Jakarta. Metode: Survei epidemiologi dilakukan dengan desain penelitian cross sectional. Pemeriksaan karies gigi dilakukan oleh satu pemeriksa, menggunakan indeks DMFT. Indeks DMFT digunakan untuk mencatat prevalensi karies gigi berdasarkan kriteria WHO. Selain itu juga memberikan FFQ/ Food Frequency Quetionare yang dijawab oleh subjek untuk mendapatkan informasi mengenai frekuensi konsumsi makanan kariogenik, karakteristik anak, dan keadaan sosiodemografi. Data kemudian dianalisis dengan analitik komparatif. Hasil: Total sampel sebanyak 471 anak, dengan prevalensi yang mengalami karies gigi sebesar 75,4% dengan rata-rata 2,72. Kesimpulan: Status karies gigi pada anak usia 15-16 tahun di DKI Jakarta tergolong moderate, dengan rata-rata 2,72. Kedua kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Karies gigi berhubungan signifikan dengan jenis kelamin, pendidikan ibu dan item makanan yogurt, perment mint, kripik, dan minuman bersoda.

Objective: This study aimed to examine the reliability of the questionnaire frequency of cariogenic food consumption, determine the dental caries status, and the relationship between the frequency of cariogenic food consumption and dental caries status in children aged 15-16 years in DKI Jakarta. Method: Epidemiology surveys were conducted with cross sectional study design. Dental caries was examined by one examiner, using DMFT index. DMFT index is used to record the prevalence of dental caries based on WHO criteria. FFQ / Food Frequency Quetionare answered by the subject to get information about the frequency of consumption of cariogenic foods, children's characteristics, and sociodemographic conditions. Data were analyzed with comparative analytic. Results: A total sample of 471 children, with a prevalence of dental caries of 75.4% with an average of 2.72. Conclusion: Dental caries status in children aged 15-16 years in DKI Jakarta is classified as moderate, with an average of 2.72. Both of questionnaires used in this study are reliable. Dental caries is significantly associated with gender, maternal education and food items such as yogurt, mint, mint, and carbonated drinks."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pindobilowo
"Latar belakang : Salah satu tindakan pencegahan Early Childhood Caries (ECC) adalah perbaikan status gizi anak karena dengan perbaikan status gizi anak maka gigi tahan terhadap karies serta didukung oleh pola konsumsi kariogenik dan peran ibu dalam mencukupi gizi selama masa kehamilan.
Tujuan : Untuk menganalisis hubungan status gizi anak terhadap terjadinya ECC.
Metode : Cross-sectional pada 287 anak usia 6-48 bulan, wawancara, dan pemeriksaan intraoral.
Hasil : Status gizi anak adalah variabel yang sesuai dalam pencegehan ECC karena merupakan salah satu variabel prediktor yang baik terhadap terjadinya ECC.
Kesimpulan : Terdapat hubungan status gizi anak terhadap terjadinya ECC.

Background : One prevention ECC is improving thr nutritional status of children from the womb due to the improvement of the nutritional status of the children's teeth are resistant to caries and is supported by the pattern of consumption of cariogenic and role of adequate nutrition in the mother during pregnancy.
Purpose : To see the relationship to the nutritional status of children Early Childhood Caries (ECC).
Methods : Cross-sectional study on 287 children aged 6-48 months, interview, and examination intraoral.
Results : Nutritional status of children is appropriate variables in the prevention of ECC because it is one of the predictor variables were either against the ECC.
Summary : There is a relationship to the nutritional status of ECC
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurbayani Tauchid
"Karies gigi adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor utama adalah interaksi antara host (gigi dan saliva), mikroorganisme (plak), substrat (karbohidrat) dan waktu. Faktor lain yang turut berkontribusi diantaranya adalah perilaku yang berhubungan dengan kesebatan gigi yaitu kebiasaan makan dan pemeliharaan kebersihan gigi. Perilaku kesehatan gigi merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi status kesehatan gigi individu atau masyarakat. Survei kesehatan gigi dan mulut murid SDN di Kota Tangerang tahun 2006 menunjukkan prevalensi karies gigi murid SD di Kecamatan Cibodas sebessr 81% dengan rata-rata DMFT sebesar 1,95. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara perilaku kesehatan gigi murid SD kelss enam dengan status karies gigi (DMFT) serta beberapa faktor lain yang turut berbubungan.
Disain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel sebanyak 184 murid SD kelas enam dari 5 SD di Kecamatan Cibodas yang dipilih secara random pada bulan Januari - Februari 2008. Data variable perilaku kesehatan gigi dikumpulkan melalui wawancara menggunakan lembar kuesioner dan observasi simulasi cara menyikat gigi, pada model rahang. Data variable jenis kelamin, pengetahuan kesehatan gigi, tingkat pendidikan ibu dan pekerjaan ayah, dikumpulkan melalui wawancara menggunakan lembar kuesioner. Variabel status karies gigi (DMFT) dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan gigi dan dicatat dalam lembar pemeriksaan tatus karies gigi. Hasil penelitian menunjukkan proporsi murid yang mengalami karies 85,9% dengan indeks DMFT rata-rata 2,67, sedangkan proporsi murid dengan status karies gigi rendah (DMFT < I) hanya 35,3%. Didapat hubungan yang bermakna antara perilaku kesehatan gigi murid dengan status karies gigi (DMF1), dimana kenaikan 1nilai perilaku kesehatan gigi murid, berpeluang untuk mempunyai status karies gigi rendah sebesar 1,4 kali, sedangkan jenis kelamin, pengetahuan kesehatan gigi, tingkat pendidikan ibu dan pekerjaan ayah bukan merupakan confounder dalam hubungan tersebut.
Disarankan untuk meningkatkan perilaku kesehatan gigi murid melalui peningkatkan dan pengembangkan kegiatan UKGS di Sekolah-sekolah Dasar, pelatihan tenaga-tenaga pelaksana UKGS di lapangan, mengikut sertakan guru. orang tua dan murid untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan UKGS di sekolah, melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memotivasi murid untuk mempunyai kebiasaan memelihara kesehatan giginya, seperti pemeriksaan kebersihan gigi murid secara berkala, sikat gigi massal dan lomba gigi sebat.

Dental caries is a kind of disease caused by many factors. The primary factors is interaction between host (tooth and saliva), microorganism (plaque), substrate (carbohydrate) and time. Other factors with contribute to the dental caries are behavior that connected with dental health, which are eat habitual and tooth cleanliness mamtenance. Dental health behavior is important things that affeet either individual or society dental hsaltb status. Dental health survey from mouth of elementary school students at Tangerang city in 2006 shown that in Cibodas subdistrict, Dental caries prevalence at elementary student is 81% with DMFT average 1,95. This research objective is to find out the relationship between dental health behavior of sixth grsde elementary school students with dental caries status (DMFT) and several another factors which related.
The design of research used cross sectional, with 184 random samples of sixth grade elementary school students from 5 elementary schools, start from January to February 2008. Data of dental health behavior collected through interview with questionnaire and observe the simulation of tooth brushing at the jaw model, other data that sex, dental health knowledge, mother's educational level and father's work are collected through interview by questionnaire. Data of dental caries status (DMFT) collected by doing tooth examination using the dental examiner equipments and noted in the examination from of dental caries status (DMFT). The result of the research shown students proportion having caries is 85,9% with average DMFT index 2,67, students proportion is meaning relation between dental health behavior of sixth grade elementary school students with dental caries status (DMFT) , where more and more high the student's dental health behavior, having opportunity of 1,4 limes to have low dental caries status, while sex, dental health knowledge, mother's educational level and father's work are not confounder in the relation.
The researcher suggest to increase the student's dental health behavior by improve and develop UKOS activities at elementary schools, training the field executorS ofUKGS, participate of the teachers. parents and students to become miter in realization of UKGS at schools. do activities which motivate students to have a habit of keeping moth healthy, for example the student's tooth health examinations periodically, massive tooth brushing and healthy tooth competition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20856
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afida Luthfi Yuvana
"Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan status karies gigi dan jaringan periodontal menurut jenis kelamin pada anak usia 5 dan 12 tahun di Jabodetabek. 390 anak usia 5 tahun dan 458 anak usia 12 tahun dengan proporsi jenis kelamin seimbang berpartisipasi dalam penelitian. Status karies diukur dengan indeks dmf-t/DMF-T dan pufa/PUFA, status periodontal diukur dengan indeks modifikasi Loe and Silness. Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna pada indeks dmf-t, pufa, dan indeks plak antara laki-laki dan perempuan usia 5 tahun; terdapat perbedaan bermakna pada indeks DMF-T, PUFA, indeks plak, dan indeks gingiva antara laki-laki dan perempuan usia 12 tahun.
This research objective is to know the differences of dental caries and periodontal status by gender among 5 and 12 years-old children in Jabodetabek. A total of 390 5 year-old and 458 12-year-old children with balanced proportion between genders participated in the research. Caries status measured by dmf-t/DMF-T and pufa/PUFA index, periodontal status measured by Loe and Silness modified index. The results show that there are no significant differences in dmf-t, pufa, and plaque index between boys and girls ages 5 year-old; there are significant differences in DMF-T, PUFA, Plaque, and Gingival Index between boys and girls ages 12 yearold."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Jayanti
"Perawatan gigi pada usia 5-6 tahun mempengaruhi kesehatan gigi pada tingkat usia selanjutnya. Kurangnya perawatan gigi seperti menggosok gigi dapat memicu terjadinya kerusakan gigi, salah satu diantaranya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perawatan gigi yaitu menggosok gigi dengan insiden karies gigi pada anak usia 5-6 tahun. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa TK At- Taubah dan TK Persistri dengan jumlah 65 orang. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif sedangkan teknik analisis datanya menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungannya antara kurangnya perawatan gigi (menggosok gigi) dengan insiden karies gigi pada anak usia 5-6 tahun.

Tooth care in child 5-6 years old effects tooth health in the next level. Less tooth care like tooth brush with right and regular can cause damage tooth, example tooth caries. Research objective to know related between tooth care like tooth brush with incident tooth caries in child 5-6 years old. Research sample is students TK At- Taubah and TK Persistri with 65 people. Research design is corelatif descriptive with technique data analysis is chi square test. Research result direct not related between tooth care like tooth brush with incident tooth caries in child 5-6 years old."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5833
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hariani Rafitha
"Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang ditandai dengan kerusakan jaringan permukaan gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme dalam suatu fermentasi karbohidrat. Karies gigi dan obesitas keduanya merupakan penyakit multifaktorial yang terkait dengan kebiasaan diet makan dan beberapa faktor gaya hidup yang umum pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara obesitas dengan karies gigi pada anak usia 7-12 tahun di Kabupaten Badung Provinsi Bali 2018. Penelitian ini menggunakan desain pendekatan crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 426 anak beserta ibu yang diambil dari seluruh murid kelas 1-5 SD di 3 SDN yang terpilih secara acak sederhana. Hasil regresi logistic dengan analisis mutivariat menunjukan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara obesitas dan karies gigi setelah mengkontrol variabel ketiga, yang terbukti secara statistik dengan p value 0,003 dan OR 1,830. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak dengan obesitas memiliki resiko 2 kali untuk mengalami karies gigi dibandingkan anak yang tidak obesitas. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan sekolah dapat mengembangkan program UKS/UKGS yang sudah ada seperi membentuk dokter kecil atau kader kesehatan di sekolah untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sebagai upaya pemberdayaan siswa-siswi di sekolah.

Dental caries is an infectious disease characterised by dental tissue damage caused by microorganisms in a carbohydrate fermentation. Dental caries and obesity are both multifactorial illnesses associated with eating habits and some lifestyle factors in children. This study aims to see the relationship between obesity with dental caries in children aged 7-12 years in Badung district of Bali province in 2018. This study used a crossectional design with a total sample of 426 children and mothers taken from all students of class 1-5 elementary school in 3 schools selected by random sampling method. Logistic regression results with multivariate analysis showed that there was a significant relationship between obesity and dental caries after controlling the third variable, which statistically proven with p-value 0,003 and OR 1,830. Thus, it concluded that children with obesity have two times greater risk of dental caries than children who are not obese. Based on these results, schools are expected to develop UKS / UKGS programs such as establishing health cadres in schools to convey health information as an effort to empower students in schools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella Giovanni Gunawan
"Latar belakang: Indonesia memiliki jumlah lansia yang banyak dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Karies gigi dan karies akar merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh lansia. Perilaku kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penyebab karies yang dapat dimodifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku kesehatan gigi dan mulut pada status karies gigi dan akar lansia di tahun 2018. Metode: Desain studi cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Jumlah sampel sebanyak 4678 subjek usia 60 tahun ke atas. Hasil: Prevalensi karies gigi dan karies akar lansia Indonesia secara berturutturut adalah 95,7% dan 95,5%. Lansia Indonesia memiliki skor rerata decay, missing, filled teeth (DMFT) sebesar 15,6 (SE 0,1) dan skor median root caries index (RCI) sebesar 38,9% (IQR 10%,77,8%). Sembilan dari sepuluh lansia Indonesia tidak mengunjungi tenaga medis gigi dalam setahun terakhir. Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa perilaku menyikat gigi, konsumsi makanan manis, konsumsi minuman manis, dan berkunjung ke tenaga medis gigi memiliki korelasi (p < 0,05) pada skor rerata DMFT lansia Indonesia. Hal yang mirip juga terlihat pada skor median RCI lansia Indonesia, kecuali pada korelasinya dengan makanan manis. Selain itu, perbedaan skor rerata DMFT terlihat antara kategori sosiodemografi usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, pekerjaan dan daerah domisili. Perbedaan status karies akar juga terlihat antara kategori sosiodemografi usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, daerah domisili, dan jaminan kesehatan. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara perilaku kesehatan gigi dan mulut dengan status karies lansia di Indonesia. Program preventif karies, peningkatan kunjungan dokter gigi, dan adanya kebijakan pemerintah untuk menurunkan konsumsi gula pada lansia disarankan.

Background: Indonesia has a large number of elderly and will continue to grow every year. Dental caries and root caries are dental and oral health problems that are often experienced by the elderly. Dental and oral health behavior is one of the modifiable causes of caries. The purpose of this study was to determine the relationship between dental and oral health behavior on the dental caries status and roots of the elderly in 2018. Methods: Cross-sectional study design using Riskesdas 2018 data. The number of samples was 4678 subjects aged 60 years and over. Results: The prevalence of dental caries and root caries in the Indonesian elderly were 95.7% and 95.5%, respectively. Indonesian elderly have a mean decay, missing, filled teeth (DMFT) score of 15.6 (SE 0.1) and a median root caries index (RCI) score of 38.9% (IQR 10%, 77.8%). Nine out of ten Indonesian seniors did not visit dental personnel in the past year. Spearman correlation test showed that the behavior of brushing teeth, consumption of sweet foods, consumption of sugary drinks, and visits to dental medical personnel had a correlation (p < 0.05) on the average DMFT score of the Indonesian elderly. The same thing is also seen in the median RCI score of the Indonesian elderly, except for the correlation with sweet foods. In addition, differences in DMFT mean scores were seen between sociodemographic categories of age, education level, economic status, occupation and area of ​​domicile. Differences in root caries status were also seen between sociodemographic categories of age, education level, economic status, area of ​​domicile, and health insurance. Conclusion: There is a relationship between dental and oral health behavior and the caries status of the elderly in Indonesia. A caries prevention program, an increase in dentist visits, and a government policy to reduce sugar consumption in the elderly are recommended."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Khansa
"Latar Belakang: Indonesia masih menghadapi masalah status gizi. Pertumbuhan gigi sulung dimulai sejak minggu ke lima kandungan. Oleh sebab itu, gizi ibu prenatal dan anak postnatal dapat mempengaruhi kesehatan gigi, termasuk karies gigi sulung.
Tujuan: Mengetahui hubungan status gizi ibu periode prenatal dan status gizi balita dengan karies gigi sulung.
Metode: Desain potong lintang secara analitik observasional. Data status gizi ibu dan anak diambil melalui Buku KIA dan KMS. Data karies melalui pemeriksaan deft.
Hasil: Prevalensi ibu dengan gizi kurang periode prenatal 22,8 , 28,1 balita mengalami stunting, dan prevalensi karies gigi sulung 55,2 . Hubungan status gizi ibu periode prenatal dengan karies gigi sulung bermakna.

Background: Indonesia still face nutritional problem. Primary teeth growth start in fifth weeks of prenatal period. Thus, the prenatal nutritional status of mothers'and their child's can affect the tooth health, including primary teeth caries.
Objective: This study was analyzed the relationship between mother's nutritional status and their child of primary teeth caries.
Method: Analytic observational with cross sectional design. The data about mother's nutritional status and their child's were taken from KIA and KMS. The data of caries were using deft assessment.
Result: The prevalence of mothers and children with poor nutritional status were 22.8 and 28.1 . Prenatal nutritional status of mother's has a relationship to children's primary teeth caries.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>