Ditemukan 123667 dokumen yang sesuai dengan query
Fadia Laras Sati
"Reinkarnasi adalah salah satu konsep dalam kebudayaan Korea yang sering diangkat menjadi tema dalam drama selama beberapa tahun terakhir. Konsep reinkarnasi telah dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Korea sejak masa Kerajaan Goguryeo hingga saat ini. Penelitian mengangkat drama dengan tema reinkarnasi berjudul Death Game sebagai objek penelitian. Tujuan dari penelitian adalah untuk memaparkan konsep reinkarnasi yang dialami oleh tokoh utama Choi Yi Jae dengan memperhatikan perubahan sikap tokoh utama setelah reinkarnasi. Tokoh utama dalam drama mengalami reinkarnasi dengan cara yang berbeda dengan penggambaran reinkarnasi lainnya. Choi Yi Jae mengalami reinkarnasi sebanyak 12 kali yang berujung pada kematian sebagai bentuk hukuman atas penghinaannya terhadap kematian. Hasil penelitian menemukan bahwa reinkarnasi yang dialami tokoh Choi Yi Jae bertujuan untuk menebus karma buruk dari tindakan bunuh diri dan penghinaannya terhadap kematian. Penggambaran reinkarnasi dalam drama mengandung unsur Buddhisme dan perspektif modern. Melalui penggambaran proses reinkarnasi yang dialami oleh Choi Yi Jae, pengarang menyampaikan pesan bahwa bunuh diri adalah tindakan egois yang meninggalkan rasa bersalah, kesedihan, dan penderitaan mendalam bagi keluarga.
Reincarnation is a concept in Korean culture that has frequently been featured as a theme in dramas over the past several years. The concept of reincarnation has been widely believed by the Korean people from the Goguryeo Kingdom era to the present day. This study examines a reincarnation-themed drama titled “Death Game” as its object of analysis. The research aims to explore the concept of reincarnation experienced by the main character, Choi Yi Jae, focusing on the changes in the protagonist's attitude after undergoing reincarnation. The main character in the drama undergoes reincarnation in a way that differs from other portrayals of reincarnation. Choi Yi Jae experiences twelve cycles of reincarnation, each ending in death, as a punishment for his contempt toward death. The study found that the reincarnation experienced by Choi Yi Jae serves as a means of atoning for his bad karma resulting from suicide and his disdain for death. Furthermore, the depiction of reincarnation in the drama contains elements of Buddhism and a modern perspective. Through the portrayal of the reincarnation process experienced by Choi Yi Jae, the author conveys the message that suicide is a selfish act that leaves behind guilt, sorrow, and profound suffering for the family left behind."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Retno Furi Estining Ratri
"Film Till We Meet Again (月老 Yuè Lǎo) adalah film drama fantasi yang menceritakan mengenai perjalanan seorang pemuda bernama Ah Lun menjadi dewa cinta untuk menebus dosanya agar dapat bereinkarnasi menjadi manusia. Dalam perjalanan Ah Lun dihadapkan oleh dua pilihan, yaitu memilih antara bersama Xiao Mi atau menjalankan tugasnya sebagai dewa cinta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memaparkan konsep reinkarnasi yang ditunjukkan dalam film Till We Meet Again melalui aspek penokohan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan aspek penokohan mempengaruhi tindakan yang diambil oleh Ah Lun dalam menyikapi konflik yang dialami. Tindakannya dalam menyikapi konflik tersebut mempengaruhi hasil akhir yang diterima Ah Lun dalam bereinkarnasi.Film ini memberikan pemahaman bahwa kebahagiaan tidak selalu ditandai dengan pertemuan kembali, tetapi kebahagiaan juga dapat dicapai melalui perpisahan dan pesan bahwa untuk selalu bersikap baik dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk hidup.
Till We Meet Again (Yuè Lǎo) is a fantasy drama film about a young man named Ah Lun's journey to become a god of love in order to atone for his sins and be reborn as a human. On his journey, Ah Lun is faced with two choices: being with Xiao Mi or carrying out his duties as a god of love. This research aims to analyze and explain the concept of reincarnation shown in the film Till We Meet Again through the aspect of characterization. The method used in this research is the qualitative method. The results showed that the characterization aspects influenced the actions taken by Ah Lun in responding to the conflict experienced. The film conveys the message that happiness is not always marked by reunion, but can also be attained through separation, as well as the need to always be kind and not waste the opportunity to live."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kevin Reynaldo
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh character image (symbolic representation dan self-image congruence) terhadap impulse buying, dan satisfaction dalam merekomendasikan secara word-of-mouth pada game Genshin Impact di Indonesia. Character image adalah salah satu faktor penting dalam meningkatkan pendapatan dan juga sebagai nilai jual pada perusahaan game, seperti yang terjadi di Genshin Impact yang penjualan utamanya terdapat pada karakter yang membuat pendapatan perusahaan meningkat. Penelitian kuantitatif ini menggunakan non-probability sampling dengan metode judgment sampling dengan jumlah sampel 514 responden gen Z di Indonesia. Hipotesis pada penelitian diuji dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan Lisrel 8.8. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara symbolic representation dengan kategori narasi dan cerita terhadap satisfaction; self-image congruence dengan kategori kepribadian terhadap impulse buying, satisfaction, dan word-of-mouth; dan satisfaction dengan kategori gacha dan pengalaman bermain terhadap word-of-mouth pada game Genshin Impact. Sedangkan hubungan yang tidak memiliki pengaruh ditemukan pada symbolic representation dengan kategori narasi dan cerita terhadap impulse buying; dan impulse buying dengan kategori internal impulse dan external impulse terhadap satisfaction.
This research aims to understand the influence of character image (symbolic representation and self-image congruence) on impulse buying and satisfaction in word-of-mouth recommendations for the game Genshin Impact in Indonesia. Character image is an important factor in increasing revenue and value for game companies, as seen in Genshin Impact, where the main sales come from in-game character, which increases the company’s revenue. This quantitative study used non-probability sampling with a judgment sampling method, with a sample size of 514 respondents gen Z in Indonesia. The hypotheses in this study were tested using Structural Equation Modeling (SEM) with Lisrel 8.8. The results of this study show a positive influence between symbolic representation with categories of narrative and story to satisfaction; self-image congruence with categories of personality to impulse buying, satisfaction, and word-of-mouth; and satisfaction with categories of gacha and gameplay experience on word-of-mouth for the game Genshin Impact. While no significant influence was found between symbolic representation with categories of narrative and story to impulse buying; and between impulse buying with categories of internal impulse and external impulse to satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Felicia
"Squid Game (2021) merupakan drama karya Hwang Dong Hyuk, menggambarkan orang-orang yang berjuang untuk memenangkan permainan-permainan dan rela mati demi mendapatkan hadiah uang yang besar jika menang. Drama ini juga memperlihatkan realita masyarakat Korea kontemporer dan secara implisit menunjukkan adanya sistem meritokrasi. Sistem ini menghadirkan kesempatan yang sama terhadap masing-masing individu dalam masyarakat untuk menggapai suatu posisi berdasarkan bakat atau prestasi. Pendekatan deskriptif dan kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis meritokrasi dalam drama Squid Game. Melalui teori semiotik Roland Barthes, penulis menemukan bahwa meritokrasi dalam drama Squid Game terjadi pada latar belakang, kostum, peran, dan permainan. Denotasi yang ditunjukkan pada para tokoh pada adegan drama Squid Game, memperlihatkan adanya gerak tubuh, katakata, dan tindakan kepercayaan pada meritokrasi. Sedangkan secara konotasi, terdapat sistem yang tergambarkan dalam drama Squid Game yang menunjukkan meritokrasi. Terakhir, di bagian mitos, terdapat wacana yang merupakan narasi tentang neoliberalisme dan dampak kapitalisme global.
Squid Game (2021) is a drama by Hwang Dong Hyuk, depicting people who struggle to win games and are willing to die in order to get a big prize money if they win. This drama also shows the reality of contemporary Korean society and implicitly shows the existence of a meritocracy system, a social system that gives someone the opportunity to lead not because of wealth or social class but based on talent or achievement. This system provides equal opportunity to all individuals in society to occupy a position. A qualitative descriptive approach is a research method used in analyzing meritocracy in this drama Squid Game. Through Roland Barthes' semiotic theory, the writer finds that meritocracy in Squid Game takes place in the background, costumes, roles, and games. The denotation shown to the characters in the Squid Game drama scene shows the gestures, words, and actions of belief in meritocracy. Meanwhile, connotatively, there is a system depicted in the drama Squid Game which shows meritocracy. Finally, in the myth section, there is discourse which is a narrative about neoliberalism and the impact of global capitalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Iqbal Eka Junianto
"Beberapa budaya memiliki konsep dan kepercayaan mengenai kehidupan dan kematian manusia, salah satunya adalah konsep reinkarnasi. Reinkarnasi merupakan kelahiran kembali atau siklus tidak terputus antara kehidupan dan kematian. Salah-satu penulis yang mengangkat tema reinkarnasi adalah Putu Fajar Arcana dalam kumpulan cerpen Samsara. Penelitian ini mengkaji hubungan antara konsep reinkarnasi yang tergambar pada cerpen “Requiem’, “Drupadi”, dan “Aku Cemas Menunggu Matahari” dalam kumpulan cerpen Samsara. Ketiga cerpen tersebut menarik untuk dikaji karena menggambarkan proses kompleks reinkarnasi yang dialami para tokoh dalam cerpen. Proses kompleks tersebut menarik untuk dibahas lebih dalam terhadap hubungannya dengan kepercayaan umat Hindu di Bali. Simbol-simbol umat Hindu dalam ketiga cerpen yang membedakannya dengan cerpen-cerpen lain dalam Samsara membuatnya semakin menarik untuk dikaji. Berdasarkan hal tersebut, dengan pendekatan kritis melalui penelitian ini, penulis berusaha menunjukkan kesesuaian dan penyimpangan konsep reinkarnasi dalam ketiga cerpen terhadap konsep umum reinkarnasi umat Hindu di Bali. Dari kajian yang dilakukan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa penggambaran konsep reinkarnasi dalam ketiga cerpen tersebut memperlihatkan kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan kepercayaan Hindu. Kesesuaiannya terletak pada proses reinkarnasi para tokoh melalui karma, samsara, dan moksa dalam jiwa yang tetap sama. Ketidaksesuaian atau penyimpangan yang tergambar dalam ketiga cerpen adalah adanya tafsir baru penulis bahwa menjadi manusia belum tentu sebaik-baiknya wujud dalam bereinkarnasi.
Several cultures have their concepts and beliefs regarding the life and death of humans, one of which is the concept of reincarnation. Reincarnation is rebirth or an unbroken cycle between life and death. One of the writers who raised the theme of reincarnation is Putu Fajar Arcana in the short story collection Samsara. This study examines the relationship between the concept of reincarnation depicted in the short stories "Requiem", "Drupadi", and "Aku Cemas Menunggu Matahari" in the short story collection Samsara. The three short stories are interesting to study because they describe the complex process of reincarnation experienced by the characters in the short story. This complex process to be discussed in more depth in relation to the beliefs of Hindus in Bali. The symbols of Hindus in the three short stories that distinguish them from other short stories in Samsara make it even more interesting to study. Based on this, with a critical approach through this research, the author tries to show the suitability and deviation of the concept of reincarnation in the three short stories to the general concept of reincarnation of Hindus in Bali. From the study conducted by the author, it is concluded that the depiction of the concept of reincarnation in the three short stories shows conformity and incompatibility with Hindu beliefs. The suitability lies in the process of reincarnation of the characters through karma, samsara, and moksha in the soul that remains the same. The discrepancy or deviation depicted in the three short stories is the author's new interpretation that being human is not necessarily the best form of reincarnation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Jajang M. Najmuddin
"Menurut teori tindak tutur, jika seorang penutur menyampaikan ujaran yang membuat pendengarnya merasa terhina, dapat dikatakan bahwa penutur tersebut melakukan perlokusi menghina. Tujuan skripsi ini adalah untuk mendapatkan pemerian dan penjelasan mengenai bagaimana dan mengapa perlokusi menghina terjadi dalam 10 data korpus yang dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah (problem-salving) dan teknik analisis heuristik.
Hasil yang didapatkan memperlihatkan bagaimana keterkaitan aspek-aspek situasi tutur (aspects of speech situation) menurut Leech dalam mempengaruhi penafsiran pendengar atas ujaran penutur sehingga ia menafsirkan ujaran tersebut sebagai tindakan yang menghinanya. Dua faktor diketahui sebagai penyebab ditafsirkannya ujaran penutur oleh pendengar sebagai tindakan yang menghinanya: Faktor eksternal yang berkenaan dengan petunjuk yang ditemukan pendengar dari kaitan antara ujaran penutur dan aspek-aspek situasi tutur. Faktor internal, yang berkenaan dengan pengaruh psikologis yang ada dalam diri pendengar ketika menafsirkan ujaran yang di dengarnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14102
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri R. Wahyu Endah P.
"Salah satu aspek progresif dalam Bahasa Inggris adalah aspek progresif. Aspek ini dinyatakan oleh infleksi -ing pada verbanya yang mempunyai ciri khusus yaitu kesementaraan atau kegiatan yang sedang berlangsung. Namun ternyata ada beberapa makna lain yang dapat kita perikan dengan melihat verha progresif menurut fitur Semantis verbanya. Jernis aspek yang penulis teliti dalam skripsi ini adalah aspek progresif kala kini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan berbagai macam makna aspek progresif kala kini yang terdapat dalam setiap tinjauan Willy Loman ditinjau dari fitur semantis verbanya. Disamping itu penulis bermaksud memberikan pemahaman kepada para pembaca bahwa aspek progresif kala kini bukan hanya mengacu kepada kesementaraan raja tetapi banyak nuansa makna yang dapat diberikan dari aspek, progresif kala kini. Penulis tertarik untuk menyempurnakan drama Death of a Salesman sebagai data karena penulis melihat adanya potensi yang yang besar dari drama ini untuk diteliti yaitu banyaknya ujaran yang berpola progresif kala kini yang diucapkan oleh Willy Loman. Data dianalisis dengan menggunakan teori yang digunakan oleh Leech yang membagi-bagi makna aspek progresif menjadi beberapa kelompok menurut fitur semantis verbanya. Kesimpulan analisis skripsi ini adalah bahwa jumlah aspek progresif kala kini pada ujaran Willy Loman yang mengacu kepada kesementaraan lebih banyak daripada yang mengacu kepada makna aspek progresif yang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14172
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kagan, Shelly
New Haven: Yale University Press, 2012
128.5 KAG d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Haryunany
"Satu hal yang menarik dari drama All My Sons dan Death of a Salesman karya Arthur Miller adalah bahwa kedua drama itu saling melengkapi dalam menyampaikan sebuah kritik so_sial. Kritik sosial terhadap masyarakat Amerika pada masa setelah Perang Dunia kedua tersebut, menyoroti kehidupan dunia usaha. Kritik berupa kesalahan persepsi dari tokoh utama yang menjadikan kesuksesan materi sebagai tolok ukur bagi kesuksesan seseorang. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan bahwa berbagai peristiwa sosial yang terjadi dalam drama tersebut mencerminkan sebagian dari keadaan sosial masyarakat Amerika yang sesungguhnya. Keadaan masyarakat sesudah Perang Dunia kedua yang ditandai dengan dominasi bidang industri dan perdagangan dalam perekonomian negara, membentuk masyarakat yang materialistis dan korisumtif. Mereka memiliki persepsi bahwa kebahagiaan dan kesuksesan dapat diraih dengan kekayaan materi. Kritik Miller disampaikannya dengan menceritakan bahwa semua persepsi yang dimiliki tokah utama dalam drama tersebut pada akhirnya terbukti salah. Dengan menggunakan pendekatan sosiologis yang berdasar pada teori sosiologis karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, seperti klasifikasi yang dibuat oleh We11ek dan Warren, saya berusaha menelaah apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa yang menjadi tujuannya. Dari hasil telaah tersebut, saya sampai pada kesimpulan bahwa peristiwa sosial yang tersirat dalam kedua drama tersebut merupakan cerminan dari sebagian kehidupan masyarakat Amerika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13979
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bella Homario
"Serial drama You Are My Glory (你是我的荣耀) disutradarai oleh Wang Zhi (王之) dan ditayangkan pada tahun 2021 lalu dengan total 32 episode. Penelitian ini menganalisis 14 episode pertama yang menghadirkan popularitas game Honor of Kings (王者荣耀) melalui interaksi dan dialog antar dua tokoh utama yaitu Yutu (于途) dan Qiao Jingjing (乔晶晶). Penggabungan game online HoK yang sedang populer di masa kini dengan serial drama You Are My Glory yang dimainkan oleh aktor dan aktris papan atas merupakan strategi baru yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Analisis dilakukan secara intrinsik yang bersumber dari penokohan dua tokoh utama dalam serial drama You Are My Glory, dan secara ekstrinsik berupa gambaran realitas sosial masyarakat urban Cina masa kini. Penelitian ini menemukan analisis penghadiran popularitas game HoK melalui interaksi dan dialog antar dua tokoh utama merefleksikan kondisi Cina di masa kini. Aspek-aspek yang merefleksikan tentang kondisi Cina di masa kini yaitu, game online HoK sangat populer di kalangan anak muda perkotaan Cina; popularitas game online HoK menjadi gambaran kemajuan pembangunan teknologi informasi; dan, penghadiran popularitas game online HoK melalui penokohan menjadi strategi kesuksesan serial drama You Are My Glory. Strategi ini mendukung inti tujuan Dua Seratus Tahun dan isi pidato Xi Jinping, serta sebagai penguatan pembangunan budaya lingkup lokal Cina dan penyebaran kekuatan budaya lunak Cina secara global.
The drama series You Are My Glory (你是我的荣耀) was directed by Wang Zhi (王之) and aired in 2021 with total 32 episodes. This research analyzes the first 14 episodes which present the popularity of the Honor of Kings Game (王者荣耀) through interactions and dialogue between the two main characters, namely Yutu (于途) and Qiao Jingjing (乔晶晶). Combining the online game HoK which is currently popular with the drama series You Are My Glory played by top actors and actresses is an interesting new strategy to study further. The analysis was carried out intrinsically based on the characterization of the two main characters in the drama series You Are My Glory and extrinsically in the form of a description of the social reality of China urban society. This research found that the analysis of the popularity of the HoK game through interaction and dialogue between the two main characters reflects the conditions in China today. Aspects that reflect the current condition of China, namely, the online game HoK is very popular among China young urban; the popularity of the HoK online game is an illustration of the progress of information technology development; presenting the popularity of the online game HoK through characterization is a strategy for the success of the drama series You Are My Glory. This strategy of combining the online game HoK with the drama series You Are My Glory supports the core goals of the Two Hundred Years and the content of Xi Jinping's speech. This new China strategy is to strengthen China's local cultural development and spread China's soft cultural power globally."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library