Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172526 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yovita Litani Putri Valentine
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterampilan metakognisi dan pendekatan belajar deep serta surface approach pada siswa SMP. Keterampilan metakognisi disebut sebagai suatu faktor personal yang memiliki peran penting dalam menentukan pendekatan belajar individu. Secara spesifik, penerapan Kurikulum Merdeka fase D pada jenjang SMP di Indonesia menuntut siswa untuk lebih menerapkan deep approach. Maka dari itu, penelitian ini melibatkan 192 partisipan siswa SMP dengan rentang usia 12-15 tahun yang berasal dari SMP swasta X di Bekasi dan SMP negeri Y di Jakarta. Hasil penelitian utama menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan metakognisi dan deep approach dengan r(192) = 0,597, p<0,001 (p<0,01, one-tailed) dengan effect size yang termasuk large effect (r≥0.5). Artinya, semakin tinggi keterampilan metakognisi siswa SMP, semakin tinggi kecenderungannya menerapkan deep approach. Hal ini sesuai untuk menjalani kondisi kurikulum pendidikan setingkat SMP yang diterapkan saat ini. Dengan mengetahui hubungan antara kedua variabel, harapannya guru dan orang tua/wali dapat menerapkan metode belajar konstruktivistik, Problem-Based Learning (PBL), atau metode lainnya yang dapat membantu meningkatkan keterampilan metakognisi siswa SMP sehingga tujuan belajar tercapai secara optimal.

This study aims to determine the relationship between metacognitive skills with deep and surface learning approaches in junior high school students. Metacognitive skills are referred to as a personal factor that has an important role in determining individual learning approaches. Specifically, the implementation of phase D of Kurikulum Merdeka at the junior high school level in Indonesia requires students to apply a deep approach. Therefore, this study involved 192 junior high school student participants aged 12-15 years from a private junior high school X in Bekasi and a public junior high school Y in Jakarta. The main result showed a positive and significant relationship between metacognitive skills and deep approach with r(192) = 0.597, p<0.001 (p<0.01, one-tailed) and a large effect size (r≥0.5). That is, the higher the metacognitive skills in junior high school students, the higher the tendency to apply the deep approach. This is appropriate to undergo the conditions of the current junior high school education curriculum. By knowing the relationship between the two variables, it is hoped that teachers and parents/guardians can apply constructivistic learning methods, Problem-Based Learning (PBL), or other methods that can help improve the metacognitive skills of junior high school students so that learning goals are achieved optimally.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zul Arsiah
"Berdasarkan data hasil survey Trends in International Mathematics and Sains Study (TIMSS) tahun 2003, tingkat kemampuan siswa kelas 2 SMP seluruh Indonesia dalam bidang matematika sangat rendah karena berada pada urutan ke 35 dari 45 negara. Hal ini sangat menarik diteliti tentang hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dan prestasi belajar matematika siswa karena sebagian besar siswa beranggapan bahwa hasil pelajaran matematika sangat sulit sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah.
Survey dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur yang terdiri atas skala sikap terhadap matematika dan tes prestasi belajar matematika dengan bentuk soal pilihan ganda, isian, dan uraian.
Hasil uji psikometrik data yang dilakukan pada tugas akhir ini menunjukan bahwa analisis item kuesioner dengan program Iteman dan SPSS untuk uji psikometrik secara klasik menghasilkan nilai reliabilitas (Alpha) sebesar 0.7, dan analisis faktor dilakukan dengan LISREL menunjukan bahwa pada setiap indikator memiliki faktor loading > 0,5 dan r-value > 2. Sedangkan analisis item tes prestasi belajar dengan menggunakan program Quest menunjukkan bahwa item-item pada tes memiliki daya pembeda yang baik.
Hubungan antara sikap dan prestasi belajar siswa diuji dengan menggunakan tiga model pengujian. Pengujian model struktural 1 menghasilkan x2 = 1.39, df = 1, p-value = 0.24; RMSEA= 0,013; GFI = 1 dengan T-value = 1,34 Model struktural 2 menghasilkan x2 = 2,40, df = 3, p-value = 0.49; RMSEA= 0,00; GFI = I dan T-Value = 0,38. Kedua model ini dikategorikan fit. Sedangkan model struktural 3 menghasilkan x2 = 886,46, df = 3, p-value = 0.00; RMSEA= 0,33; GFI = 0,86 dan T-Value = 0,38 dan 0,83. Model ketiga ini tidak fit Berdasarkan data tersebut sikap terhadap matematika memberikan kontribusi lerhadap prestasi belajar matematika secara stalistik tidak signifikan. Untuk siswa di Indonesia sikap terhadap matematika tidak berpengaruh pada prestasi belajar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Bactiar E.
"Salah satu titik berat pembangunan pendidikan dalam Pelita V adalah peningkatan mutu pendidikan di segala jenis jenjang pendidikan dan kesempatan memperoleh pendidikan. Karena keterampilan itu sangat menentukan tingkat kualitas lulusan di sekolah kejuruan, maka peran media pendidikan dalam hal ini Program Paket Multi Media (Cetak, Video, Film Bingkai Suara dan Audio) sangat membantu siswa dalam kegiatan belajar dan memudahkan siswa menyerap materi yang disajikan.
Oleh karena itu perlu diketahui sejauh mana pemanfaatan Program Paket Multi Media ini dapat memberikan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Untuk itu perlu diadakan penelitian untuk membandingkan hasil belajar siswa STM Negeri 5 Bandung yang memanfaatkan dengan siswa STM Negeri 4 Bandung yang tidak memanfaatkan program ini dan juga untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa STM Negeri 5 Bandung yang memanfaatkan Program Paket Multi Media ini.
Guna mendukung tujuan tersebut di atas maka digunakan salah satu teori belajar yaitu aliran tingkah laku, dimana seseorang telah dianggap belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan suatu perubahan dalam tingkah laku (dari tidak bisa menjadi bisa), dengan menggunakan metode penelitian eksperimen kuantitatif.
Dari hasil studi diperoleh gambaran bahwa ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan antara yang memanfaatkan dan yang tidak memanfaatkan Program Paket Multi Media, kecuali program media cetak. Maka dapat disimpulkan bahwa efektifitas pemanfaatan program Paket Multi Media terhadap meningkatnya daya serap belajar siswa kurang berhasil / tidak signifikan.
Disarankan agar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lebih diperhatikan secara selektif berdasarkan tingkat kemampuan akademis, maupun latar belakang sosial budaya, ekonomi dan keluarga, sehingga hasil penelitian mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku tertentu, dalam hal ini hasil belajar siswa, dan juga melakukan penelitian eksperimen seperti ini terhadap STM lainnya yang memanfaatkan Program Paket Multi Media agar diketahui apakah program ini efektif atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T4489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wahyu Anggara P.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mehrunnisah Kasim
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1998
S26946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosi Melati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mencari pola hubungan kecerdasan dominan, gaya belajar dominan, gaya pengajaran yang paling disukai terhadap kategori rata-rata skor capaian siswa SMP ?X? untuk kelas tujuh, kelas delapan dan kelas sembilan. Adanya perbedaan kecerdasan , gaya belajar, dan gaya pengajaran yang disukai setiap siswa membuat skor capaian siswa pun berbeda-beda, sehingga pola hubungan keempat hal tersebut perlu diperhatikan. Analisis yang digunakan untuk melihat pola hubungan ini adalah analisis korespondensi berganda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecerdasan dominan yang paling banyak dimiliki siswa SMP ?X? adalah kecerdasan Interpersonal dengan gaya belajar dominan Kinestetik, mayoritas siswa ini menyukai gaya pengajaran Intellectually oriented , ketika siswa ini mendapatkan guru yang mengajar dengan gaya Intellectually oriented maka skor capaian yang diperoleh akan optimum (tinggi). Selain gaya pengajaran intellectually oriented, siswa SMP ?X? juga cocok diajar dengan gaya pengajaran people oriented. Hasil analisis yang didapatkan untuk masing-masing kelas hampir sama. Karena kecerdasan dominan dan gaya belajar siswa sulit diubah, maka untuk mengoptimalkan skor capaian siswa perlu dilakukan penyesuaian gaya pengajaran pada setiap kelas.

ABSTRACT
This Research was conducted to find the Pattern of the Dominant Intelligence, the Dominant Learning Style, and the Teaching Style which are the most preferable for the Category of Average Achievement of students in Junior High School coded ?X? for the seventh grade, eighth grade and ninth grade. The differences in intelligence, learning styles and teaching styles for each student made student?s achievement scores different, so this pattern is needed to be considered.In order to empirically analyze this pattern, this research used multiple correspondence analysis. The results showed that most of the students have Dominant Intelligence Interpersonal Intelligence with their Kinesthetic as the learning style and majority of these students liked teacher who teach with intellectually oriented style.When the student get a teacher who teach with intellectually oriented, student?s achivement scores will be optimum (high). Besides the intellectually oriented teaching style, the people oriented teaching style also applicable for SMP ?X?. Applying this research to each class resulted almost same. In order to optimize the performance scores of the students in SMP ?X?, it is not easy to make the studnets change their dominant intelligences and learning styles. Rather, making adjustment of the teaching style for each class is needed."
2016
S64596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisha Inas Izdihar
"Self-regulated learning adalah keterampilan seseorang untuk belajar dengan menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa penelitian menunjukkan penerapan keterampilan self-regulated learning dapat meningkatkan kinerja belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi yang digunakan untuk memfasilitasi keterampilan self-regulated learning pelajar dengan pendekatan User-Centered Design. Tahap penelitian terdiri dari perumusan masalah, pengembangan aplikasi, evaluasi aplikasi, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi yang dikembangkan berbasis Android dengan mengacu pada high-fidelity design dari hasil penelitian terdahulu. Aplikasi yang dikembangkan dievaluasi dengan metode diary study dan penilaian System Usability Scale. Pada penelitian ini, responden diary study dibagi menjadi kelompok kontrol dan eksperimental. Kelompok kontrol diminta untuk mengikuti skenario penggunaan aplikasi sedangkan kelompok eksperimental diberi kebebasan untuk menggunakan aplikasi. Berdasarkan pemetaan respons evaluasi, ditemukan bahwa responden dari kelompok kontrol lebih banyak menemukan masalah usability daripada mengungkapkan pengalaman positif. Sementara itu, banyak responden dari kelompok eksperimental yang memberi pendapat mengenai manfaat aplikasi pada proses belajar. Penelitian ini mengungkapkan masalah usability baru pada desain yang tidak ditemukan di penelitian sebelumnya. Dari pemetaan hasil evaluasi dan nilai System Usability Scale, diperoleh rekomendasi perbaikan dan saran untuk pengembangan aplikasi di masa depan.

Self-regulated learning is a person's skill to learn by using their abilities to achieve certain goal. Several studies have shown that implementation of self-regulated learning skills can improve learning performance. This study aims to develop an application to facilitate students' self-regulated learning skills using User-Centered Design approach. The research phase consists of problem formulation, application development, application evaluation, and conclusions. The application is developed for Android device, based on a high-fidelity design of previous study. The application is evaluated using diary study method and System Usability Scale assessment. Respondents were divided into control and experimental group. Control group respondents were asked to follow scenario on how to use the app while the other group was given the freedom to use the application. Respondents of control group gave lower System Usability Score and experienced more usability when using the application than expressing positive experience. Meanwhile, more respondents from experimental group gave more feedback on how this application may help learning process. This study revealed new usability problems that were not found in the previous study. From the evaluation result mapping and System Usability Scale assessment, recommendations for improvement and suggestions for future application development are obtained"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coker, Cheryl A.
New York : McGraw-HIll, 2004
152.334 COK m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria A. Mutiacandra
"ABSTRAK
Prestasi matematika merupakan gambaran obyektif dari kecakapan dan
keterampilan matematika, yang dalam banyak bagiannya menuntut kecakapan
dan keterampilan bekerja dengan simbol sebagai suatu bentuk bahasa.
Sementara itu diketahui bahwa prestasi matematika dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara Iain inteligensi dan status sosial-ekonomi.
Beberapa penelitian menunjukkan hasii meningkatnya prestasi matematika
secara umum, serta ingatan numerik dan verbal secara khusus, setelah anak
mendapat Iatihan musik secara teratur, sistematis dan terstmktur. Selain itu,
sudah sejak lama kegiatan musik digunakan sebagai alat terapi kesulitan belajar.
Secara urnum, kegiatan musik dapat merangsang perkembangan kognitif, afektif,
motorik, dan sosial anak.
Ditinjau dari penjelasan neuro-psikologi, belajar musik berarti mengaktifkan
hemisphere kanan otak dan menambah ketebalan corpus callosum, yang
menjembatani hemisphere kanan dan kiri. Pengaktifan hemisphere kanan akan
mengakibatkan aktifnya hemisphere kiri, yang merupakan pusat pengolahan
bahasa dan Iogika, yang penting untuk belajar matematika. Dilihat dari proses
belajar menurut Bruner, belajar musik berarti belajar bekerja dan berpikir dengan
simbol dalam bentuk notasi musik. Secara alami, sifat musik lebih bebas dan
menyenangkan, sehingga diharapkan terjadi transfer sikap dan prinsip berpikir
dari bidang musik kepada matematika. Karena belajar sendiri merupakan
proses, diduga bahwa lamanya belajar musik memiliki peranan yang cukup besar
dalam meramalkan prestasi matematika anak.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi matematika yang dilihat
dari rata-rata nilai ulangan formatif dan sumatif subyek, sementara variabel
bebasnya adalah belajar musik, yang dilihat dari Iamanya subyek mengikuti
kegiatan belajar musik. Variabel-variabel sekunder yang pada pengolahan data
diperlakukan sebagai variabel bebas tambahan adalah inteligensi yang dilihat
dari skor mentah tes Raven's Standard Progressive Matrices, dan status sosial-
ekonomi yang dilihat dan besarnya pengeluaran keluarga subyek per bulan.
Subyek penelitian adalah murid kelas VI SD yang berusia kira-kira 12 tahun.
pernah belajar musik, tapi tidak pernah mengikuti pelajaran tambahan
matematika. Dari 5 Sekolah Dasar di Jakarta, diperoleh 113 subyek. Alat
penggali data yang digunakan adalah tes Raven's SPM, kuesioner yang diisi oleh
subyek, kuesioner yang diisi oleh orang tua subyek, dan data nilai matematika
dan guru.
Pengolahan data dengan teknik perhitungan multiple regression analysis
secara hirarkis menunjukkan bahwa lamanya subyek belajar musik tidak dapat
sacara signifikan meramalkan prestasi matematika, pada los. 0.05. Namun
melalui perhitungan t-test dengan los. 0.05 diperoleh hasil-hasil: (1) Tidak
terdapat perbedaan prestasi matematika antara kelompok subyek yang belajar
musik kurang dari setahun dengan kelompok subyek yang belajar musik selama
minimum satu tahun. (2) Tidak terdapat perbedaan prestasi matematika antara
kelompok subyek yang belajar musik kurang dari enam tahun dengan kelompok
subyek yang belajar musik selama minimum enam tahun. (3) Tidak terdapat
perbedaan prestasi matematika antara kelompok subyek yang menguasai not
balok dengan kelompok subyek yang tidak menguasai not balok. (4) Terdapat
perbedaan prestasi matematika yang signifikan antara kelompok subyek yang
menguasai not balok dan not angka, dengan kelompok subyek yang sama sekali
tidak menguasai not balok dan not angka.
Diskusi dan saran berdasarkan hasil penelitian ini menyangkut karakteristik
dan proporsi subyek, desain penelitian, serta atat ukur untuk masing-masing
variabel yang terkait."
1999
S2789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Salim
"Inteligensi adalah konsep penting dari atribut psikologis dalam diri manusia. Berbagai penelitian inteligensi menunjukkan bahwa faktor bawaan dan faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan inteligensi seseorang. Dan salah satu proses yang sangat berpengaruh dari faktor lingkungan adalah melalui proses belajar. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar formal diharapkan dapat membantu siswa/i untuk lebih mengenali kemampuan yang dimilikinya. Dengan berdasarkan model struktur intelek dari J.P Guilford (1959), Meeker & Meeker (1963-1979) menghadirkan tes 541-LA (Structure of Intellect - Learning Abilities). Tes inteligensi ini akan memberikan informasi peta kemampuan yang telah dimiliki siswali-nya dan tehnik Berta metode pengajaran yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah untuk membantu siswa/i dalam mengembangkan kemampuannya. Salah satu kemampuan yang diuji dalam penelitian ini adalah kemampuan matematika, yang terdiri dari sebelas subtes -dengan total item tes sebanyak 198 buah. Dengan tehnik sampling simple random sampling without replacement terpilih 400 siswa/i kelas X dari dua sekolah menengah atas di kota Malang sebagai sampel pada uji validasi tes SOI LA.
Pada pengujian dengan bantuan program komputer Quest version 21 diketahui bahwa seluruh subtes SOI-LA memiliki kesesuaian antara skor item tes dengan model, dimana nilai infit means square untuk masing-masing subtes berada pada batas penerimaannya. Berdasarkan perbandingan antara tingkat kemampuan siswa/i peserta tes dengan tingkat kesukaran item diketahui bahwa subtes CFS adalah subtes yang paling sulit, sedangkan subtes ESS adalah subtes yang paling mudah. Analisis item juga menunjukkan bahwa dari kesebelas subtes S01 LA yang diujikan terdapat dua puluh item tes yang memiliki nilai infit means square yang berada diluar batas penerimaannya, sehingga item-item tes tersebut yang dinyatakan tidak fit. Tetapi pada pengujian lebih lanjut - dengan menggunakan bantuan program Prelis version 2.27 dan Lisrel version 8.7 - memperlihatkan bahwa pada uji kesesuaian model, hasil pengujian yang diberikan oleh seluruh item tes tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan hasil pengujian yang diberikan oleh item yang dinilai fit. Ini berarti bahwa seluruh item tes yang ada pads kesebelas subtes dapat diterima sebagai item tes yang fit.
Nilai reliabilitas yang diperoleh berdasarkan estimasi item dan konsistensi internal dari kesebelas subtes ini juga menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan kedua pengujian nilai reliabilitas, subtes CFS adalah subtes yang paling reliabel (r1 = 0,99 ; r2 = 0,91). Sedangkan subtes ESS adalah subtes dengan nilai reliabilitas yang terendah berdasarkan pengujian reliabilitas dengan estimasi item (r1 = 0,72) dan subtes CSS subtes dengan nilai reliabilitas yang terendah berdasarkan pengujian konsistensi internal (r2 = 0, 29).
Uji validitas konstruk untuk tes SOI-LA menunjukkan bahwa kesebelas subtes memiliki validitas konstruk yang baik, yang berarti bahwa kesebelas indikator tersebut terbukti mengukur variabel latennya - yaitu kemampuan matematika. Dengan melihat nilai koefisien muatan faktor (factor loading/.) dan nilai t, subtes ESC adalah subtes yang memberikan peranan yang paling besar dalam mengukur kemampuan matematika ( A1= 0,51 , t1 = 8,60 ; A2 = 0,52 , t2 = 8,64) sedangkan subtes ESS adalah subtes yang memberikan peranan paling kecil (A1 = 0,17, t1 = 2,82 ; .A2 = 0,17, t2 = 2,74) .
Untuk mendapatkan model yang lebih baik dilakukan modifikasi terhadap model, yaitu dengan mengeliminasi subtes ESS. Hasil uji kesesuaian model dan validitas konstruk terhadap model yang dimodifikasi ternyata tidak memberikan hasil yang lebih baik. Tidak ada perubahan yang signifikan untuk uji kesesuaian model maupun uji validitas konstruk dari model yang dimodifikasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>