Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146087 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novan Indramawan
"Analisis risiko merupakan proses untuk menentukan besaran dan level risiko. Tahap ini dilakukan dengan menentukan level kemungkinan dan level dampak terjadinya risiko. Langkah awal dalam pelaksanaan Analisis Risiko dimulai dari pengumpulan data dan informasi kemudian dilanjutkan ke proses penilaian risiko, penentuan peringkat risiko, sampai dengan mitigasi risiko. Dalam menganalisis risiko terdapat dua metode yang umum digunakan, yaitu: Analisis kualitatif, yaitu penilaian berdasarkan penilaian subjektif tentang tingkat keparahan dan kemungkinan risiko. Analisis kuantitatif, yaitu menggunakan model matematika untuk menghitung dampak finansial atau operasional suatu risiko. PT Intesco Global Internusa sebagai Perusahaan Engineering yang ditunjuk sebagai pelaksana Analisa Risiko, menggunakan metode kuantitatif berdasarkan API RP 581. Dalam pelaksanaan Analisis Risiko perlu diperhatikan hal-hal seperti kesesuaian sumberdaya pelaksana, langkah pengerjaan yang tepat, perencanaan waktu yang baik, serta etika dan tanggung jawab tim agar aspek manajemen proyek terpenuhi dan pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik.

Risk analysis is a process to determine the scale and level of risk. This stage is carried out by determining the level of possibility and level of impact of the risk. The initial step in implementing Risk Analysis starts from collecting data and information then continues to the risk assessment process, determining the risk ranking, to risk mitigation. In analyzing risk there are two commonly used methods, namely: Qualitative analysis, which is an assessment based on subjective assessments of the severity and likelihood of risk. Quantitative analysis, which uses a mathematical model to calculate the financial or operational impact of a risk. PT Intesco Global Internusa as an Engineering Company appointed as the implementer of Risk Analysis, uses a quantitative method based on API RP 581. In implementing Risk Analysis, it is necessary to pay attention to things such as the suitability of implementing resources, the right work steps, good time planning, and team ethics and responsibility so that project management aspects are met and work can be completed properly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Iryanto
"Sistem Informasi merupakan suatu sistem yang diperlukan organisasi dalam mengevaluasi kinerja suatu proyek. Pada proyek EPC diperlukan tools untuk dapat membantu mengevaluasi biaya dan progress. Untuk itu melalui Sistem Informasi Pengendalian Proyek (SIPP) dapat diketahui prognosa biaya maupun progress proyek. Penelitian ini menggunakan metode mix method yang bertujuan untuk menganalisis kinerja SIPP pada proyek Open Access Sorong dengan cara membandingkan laporan Rencana Kerja Keuangan (RKK) dengan data yang terinput pada sistem SIPP dan metode wawancara kepada user, atasan langsung dan manajemen atas, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan serta rekomendasi perbaikan input data dan penggunaan SIPP pada proyek EPC. Hasil penelitian kuantitatif yang telah dilakukan pada persentase kesesuaian data item biaya dan item progress RKK yang terinput pada SIPP bulan Desember 2022, Januari 2023 dan Februari 2023 nilai kesesuaiannya masih kecil. Program SIPP dinyatakan sudah cukup bagus berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan metode wawancara kepada user, atasan user dan manajemen tingkat atas. Namun diperlukan perbaikan dalam proses verifikasi data setelah dilakukan penginputan. Usulan proses bisnis baru diharapkan dapat memperbaiki proses input data dan kesesuaian data terinput adalah 100%. Sehingga permasalahan pembayaran kepada supplier dan progress tidak mengalami hambatan akibat terjadi ketidaksesuaian data pada SIPP.

Information System is a system that is needed by organizations in evaluating the performance of a project. In EPC projects, tools are needed to help evaluate costs and progress. For this reason, through the Project Control Information System (SIPP), the prognosis of costs and project progress can be known. This study uses a mix method that aims to analyze the performance of SIPP in the Sorong Open Access project by comparing the Financial Work Plan (RKK) report with data inputted in the SIPP system and interview methods to users, direct supervisors and upper management, so that a conclusion and recommendations can be produced for improving data input and the use of SIPP in EPC projects. The results of quantitative research that have been carried out on the percentage of suitability of cost item data and RKK progress items inputted in the SIPP in December 2022, January 2023 and February 2023 the conformity value is still small. The SIPP program is stated to be quite good based on the results of qualitative research with interview methods to users, user superiors and upper management. However, improvements are needed in the data verification process after input. The proposed new business process is expected to improve the data input process and the conformity of the input data is 100%. So that payment problems to suppliers and progress do not experience obstacles due to data discrepancies in SIPP."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Mark
Jakarta: Megapoin, 1996
658.404 BRO st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lock, Dennis
Jakarta: Erlangga, 1981
658.404 LOC pt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhamad Faruq Syaikani
"Perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek. Masalah yang sering terjadi dalam suatu proyek adalah keterlambatan pekerjaan karena ketidaksesuaian antara rencana awal dengan realisasi pelaksanaan proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Metode Critical Chain Project Management (CCPM) dalam mencari solusi optimalisasi dalam segi waktu proyek. Penelitian ini menganalisis penjadwalan proyek instalasi DCS dengan metode CCPM terhadap penjadwalan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen proyek untuk mengetahui durasi optimal proyek dengan memperhitungkan hubungan keterkaitan pekerjaan, 50% probabilitas, kendala sumber daya, jalur kritis, project buffer dan feeding buffer.
Hasil dari pengembangan penjadwalan dengan metode critical chain dapat mengoptimalkan jadwal karena menghilangkan waktu pengaman pada setiap pekerjaan sehingga didapat waktu penyelesaian proyek menjadi 279.75 hari dari penjadwalan sebelumnya yaitu 285 hari. hal ini juga dapat mengantisipasi kebiasaan buruk seperti student's syndrome.

Planning and scheduling are very important stage in determining the success of a project. A problem that often occurs in project is project lateness due to the mismatch between the first schedule plan and realization in project implementation.
This research aim to implementing the critical chain project management (CCPM) to find a solution in term of optimization of project time. This study analyzes the Project Scheduling Installation of DCS with scheduling of the CCPM method which has been established by the management of the project to find out the optimal duration of project. The indicators used to calculate the project can be implemented are the corresponding relationships between activity, change duration with 50% probability, resource constraints, critical chain, project buffer and feeding buffer.
The result of the development of scheduling with critical chain method can optimize the schedule because it eliminates a safety time on every job so come by the time the completion of the project becomes 278.75 days from the previous scheduling that was 285 days. It also can anticipate a bad habit such as student's syndrome."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Permana
"Keterlambatan dalam pengerjaan suatu proyek masih sering dialami oleh perusahaan berbasis proyek sehingga menyebabkan kerugian seperti keterbatasan dalam alokasi sumberdaya, biaya operasional yang meningkat dan keterlambatan waktu pembayaran. PT Kairos Utama Indonesia merupakan perusahaan berbasis proyek yang bergerak di bidang Teknologi Informasi, spesifik dalam pembuatan perangkat lunak, perancangan dan pemeliharaan infrastruktur. Perusahaan ini juga mengalami keterlambatan dalam pengerjaan proyek sebesar 66 dari total proyek yang ada pada tahun 2015.
Tingkat kesiapan dalam perencanaan dan pengerjaan sebuah proyek menjadi salah satu faktor yang menyebabkan adanya proyek yang mengalami keterlambatan. Dengan tingginya tingkat kematangan dalam manajemen proyek maka perusahaan akan memiliki persiapan yang lebih matang dalam pengerjaan proyek. Maka dari itu diperlukan pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek saat ini agar nantinya perusahaan ini dapat menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan agar mencapai target tingkat kematangan tertentu dalam manajemen proyek. Model pengukuran tingkat kematangan yang digunakan adalah PMMM. Metode yang digunakan adalah menggunakan kuesioner dari pertanyaan yang sudah ada dan wawancara terhadap responden.
Dari pengukuran yang dilakukan, terdapat dua dari enam manajer proyek yang lulus pada pengukuran tingkat pertama dan tiga dari lima kategori pada pengukuran tingkat kedua. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan pertama dan kedua, beberapa rekomendasi diberikan di setiap tingkatan agar perusahaan ini dapat memenuhi nilai minimum pada masing-masing tingkatan seperti memberikan pelatihan dan sertifikasi dalam manajemen proyek, mengintegrasikan jadwal dan biaya di dalam sebuah sistem, membangun kurikulum pelatihan tersendiri dan mendorong karyawan untuk memaksimalkan penggunaan tools dalam pengerjaan proyek.

Delay in project implementation is still experienced in project based organization. It can impacted on cost such as limited resource allocation, increasing operational cost, and delay in payment from customer to the company. PT Kairos Utama Indonesia is one of project based organization in Jakarta, which specified in software development, design and maintenance infrastructure. This organization also experienced delay in project implementation for almost 66 from their project in 2015.
Readiness level in planning and executing project is one of the factor that cause delay in project implementation. If a company have higher level in project management maturity, there will be higher readiness level when planning and executing the project. Therefore this company will need measurement for maturity level in project management to enable the company decide which step they need to do to gain higher level in project management maturity. PMMM will be used as measurement model for this research. Questionnaire and interview will held for specified respondents.
Based on measurement, two out of six project manager passed the first level and three out of five category also passed in second level. Based on the result, some recommendation on each level submitted to this company to ensure this company comply with PMMM minimum passing score. The recommendations are arrange training and certification to each PM with own curriculum, integrate cost and schedule control in new system, and encourage all project member to use proper tools or system on each project.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riangga Anugrah Pratama
"Project delay dapat menyebabkan pembengkakan biaya, dimana hal tersebut akan mengurangi nilai kontrak dan profit perusahaan. Dalam penanganannya, sering dilakukan tindakan antisipasi yang justru membutuhkan banyak biaya. Pada dasarnya, project delay dapat dicegah dengan tindakan antisipasi tanpa harus menambah banyak biaya, yaitu dengan menejerial yang baik dan pemilihan Sumber Daya Manusia yang bermutu. Manajemen waktu yang baik sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya project delay.

Project delay causes cost overruns, where it can reduce the value of contract and corporate profits. In handling that, anticipation is often done while it needs high cost. Basically the project delay can be prevented by doing anticipation without having to add much cost, with good managerial and selection of qualified human resources. Good in time management is needed to prevent project delay"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rekto Sugiarto
"Faktor internal kontraktor mempunyai pengaruh sebesar 42% terhadap kesuksesan kontraktor. Salah satu faktor yang menjadi kunci kesuksesan kontraktor dalam industri konstruksi yaitu kinerja waktu proyek. Faktor internal kontraktor terdiri dari manajeman, organisasi, SDM, keuangan, dan budaya perusahaan. Permasalahan yang terdapat pada faktor internal kontraktor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja waktu proyek termasuk pada proyek EPC.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari permasalahan-permasalahan pada faktor internal kontraktor yang berpengaruh besar terhadap kinerja waktu proyek serta untuk mengetahui tindakan preventif dan korektifnya. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu terdapat 11 variabel permasalahan pada faktor internal kontraktor yang berpengaruh besar terhadap kinerja waktu proyek pada tahap pelaksanaan konstruksi pada proyek EPC serta tindakan preventif dan korektifnya dari ke-11 variabel tersebut.

Internal factors of contractor have an effect by 42% to success of contractors. One of the key factors for the successful contractors in the construction industry is the time performance of the project. Internal factors contractor consist of management, organization, human resources, finance, and company culture. The problems found in contractor's internal factors have considerable influence on the time performance of the project including the EPC project.
The purpose of this study is to find out the problems on the contractor's internal factors which greatly affect the time performance of the project and to know about preventive and corrective actions. The results obtained in this research that there are 11 variable problems on the contractor's internal factors which greatly affect the time performance of the project at the implementation stage of construction on EPC projects as well as preventive and corrective actions of the 11 variables.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S42542
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3216
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>