Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108793 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylviana Mulia
"Daerah potensi panas bumi Rimbo Panti merupakan salah satu prospek panas bumi di Indonesia. Daerah potensi panas bumi Rimbo Panti merupakan sistem panas bumi yang dipengaruhi oleh tektonik serta dilalui oleh Sesar Besar Sumatera. Akan tetapi, daerah potensi panas bumi Rimbo Panti masih belum banyak kajian dan belum banyak dieksplorasi. Dalam penelitian ini, metode gravitasi digunakan untuk mengidentifikasi struktur pada daerah penelitian serta menganalisis korelasi struktur tersebut dengan sistem panas bumi memanfaatkan data gravitasi satelit GGMPlus. Data satelit GGMPlus yang sudah dikoreksi menghasilkan peta Complete Bouguer Anomaly (CBA). Peta CBA ini dilakukan pemisahan anomali menggunakan dua metode, yaitu Polynomial Trend Surface Analysis dan juga Bandpass filter sehingga menghasilkan peta distribusi anomali regional dan residual. Kemudian, peta distribusi anomali residual dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk menghasilkan nilai persebaran First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) yang digunakan untuk mengidentifikasi struktur pada daerah penelitian. Peta anomali residual juga dimanfaatkan untuk forward 2D modelling yang mana dibuat satu lintasan bertepatan dengan lintasan 6 pada kajian AMT terdahulu. Penerapan berbagai metode pengolahan ini menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki struktur graben dengan litologi aluvium yang dikelilingi oleh batuan densitas tinggi seperti granit, diorit, metasedimen, metavulkanik, dan metagamping. Seluruh pengolahan data gravitasi satelit serta pemodelannya diintegrasi dengan data sekunder di antaranya adalah data geologi, data geokimia, dan data AMT. Proses integrasi ini menghasilkan 5 sesar yang teridentifikasi diantaranya, dua sesar normal yang terletak di daerah perbatasan litologi graben, dua sesar naik yang terletak pada zona graben, dan satu sesar naik lainnya yang terletak pada sebelah barat manifestasi APP. Reservoir terletak di sepanjang sesar normal pada batas litologi graben dengan arah orientasi arah baratlaut tenggara. Hal ini didukung dengan keberadaan manifestasi di sepanjang zona sesar. Sementara itu, terdapat beberapa dugaan potensi heat source pada sistem panas bumi ini, diantaranya hasil dari peluruhan radioaktif pada batuan beku atau adanya panas yang tersisa dari pendinginan intrusi batuan diorit. Berdasarkan analisis data gravitasi GGMPlus 2013 beserta data-data sekunder teridentifikasi beberapa struktur patahan pada peta geologi. Struktur ini berkorelasi dengan sistem panas bumi pada daerah penelitian dengan tipe sistem panas bumi tektonik didukung dengan peranan struktur atas keberadaan manifestasi di permukaan.

The Rimbo Panti geothermal prospect is one of Indonesia's geothermal potential areas. It is a tectonically influenced geothermal system traversed by the Great Sumatra Fault. However, this area has been minimally studied and remains largely unexplored. This study employs the gravity method to identify subsurface structures in the research area and analyze their correlation with the geothermal system using satellite gravity data from GGMPlus. The corrected GGMPlus data produces a Complete Bouguer Anomaly (CBA) map. Anomaly separation on the CBA map is conducted using two methods: Polynomial Trend Surface Analysis and Bandpass Filter, resulting in regional and residual anomaly distribution maps. Further processing of the residual anomaly map generates the distribution values of the First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) to identify structures in the research area. The residual anomaly map is also used for 2D forward modeling, aligned with Line 6 from a previous AMT study. These processing methods reveal a graben structure with alluvium lithology surrounded by high-density rocks such as granite, diorite, metasediments, metavolcanics, and marbles. The satellite gravity data and modeling are integrated with secondary data, including geological, geochemical, and AMT data. This integration identifies five faults: two normal faults at the graben boundary, two reverse faults within the graben zone, and one reverse fault west of the APP manifestation. The reservoir is located along the normal faults at the graben boundary, oriented northwest-southeast, supported by manifestations along the fault zone. Potential heat sources in this geothermal system include radioactive decay in igneous rocks or residual heat from diorite intrusion cooling. Based on GGMPlus 2013 gravity data and secondary data, several faults are identified on the geological map, correlating with the geothermal system in the study area, characterized as a tectonic geothermal system influenced by surface manifestations and fault structures."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jordan Leonardo
"Metode FFD (fault and fracture density) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai daerah dengan kepadatan struktur tinggi yang terindikasi sebagai sesar dan zona rekahan, kepadatan stuktur tinggi memiliki indikasi zona permeabel. Zona permeabel merupakan zona tempat terjadinya sirkulasi fluida dicirikan dengan adanya manifestasi di permukaan seperti mata air panas yang dapat menandakan daerah potensi panas bumi. Begitu juga data gravitasi satelit yang akan di filter INH (Improved Normalized Horizontal) memberikan informasi sebaran sesar dan zona rekahan yang memperkuat indikasi keberadaan zona permeabel. Pada metode FFD kelurusan ditarik menggunakan ekstraksi kelurusan otomatis yaitu kelurusan yang dibuat menggunakan algoritma line, sedangkan untuk gravitasi satelit akan ditarik secara manual. Hasil integrasi metode FFD dan INH memberikan korelasi dengan data peta geologi menggunakan diagram rosset memiliki sebaran pola kelurusan yang sesuai. Setelah hasil pengolahan data tersebut memiliki kesesuaian pola kelurusan, selanjutnya dilakukan analisis korelasi dan interpretasi guna mengindikasi keberadaan zona permeabel. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat korelasi yang baik antara INH dan FFD dalam mengindikasi zona permeabel. Hal ini dibuktikan nilai INH dan FFD yang relatif tinggi disekitar titik mata air panas, memperkuat bahwa daerah tersebut merupakan zona permeabel.

FFD (fault and fracture density) method is a simple method use to evaluated areas with high structure density which is indicated as faults and fracture zones, high structure density having permeable zone indications. Permeable zone is a zone where fluid circulation occurs which is characterized by the presence of manifestations on the surface such as hot springs which are can indicate geothermal potential areas. Likewise, satellite gravity data that will be filtered by INH (Improved Normalized Horizontal) provides distribution of fault and fractures information that confirm the indication of the presence of a permeable zone. In the FFD method lineaments is pulled using automatic lineament extraction which are created using the line algorithm while for satellite gravity it will be pulled manually. The results of the integration of the FFD and INH methods provide a correlation with geological map data using a rosette diagram having suitable lineament pattern distribution. After the results of the data processing have suitability with lineaments pattern, then correlation analysis and interpretation are use to indicate the presence of a permeable zone. The results showed a good correlation between INH and FFD in indicating the permeable zone. This is proven by the relatively high INH and FFD values ​​around the hot springs, confirming that the area is a permeable zone.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandi Baskoro Soebakir
"Keberadaan struktur geologi merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan zona permeabel pada suatu sistem geotermal. Penelitian ini dilakukan di salah satu area prospek geotermal di zona Sistem Sesar Sumatera (GSF) yang termasuk dalam segmen Angkola dan Barumun yang bertujuan untuk mengidentifikasi kemenerusan fitur permukaan hingga bawah permukaan terutama struktur geologi yang berkaitan erat dengan zona permeabel dengan mengintegrasikan data geologi, geokimia, dan geofisika. Teknologi remote sensing digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang terobservasi di permukaan yang dikorelasikan dengan persebaran manifestasi permukaan. Namun, tidak semua struktur geologi yang terobservasi di permukaan dapat diamati dan kemenerusannya dari permukaan hingga bawah permukaan dilakukan dengan pendekatan geofisika menggunakan data magnetotelurik (MT) dan gravitasi. Interpretasi struktur geologi permukaan berdasarkan analisis remote sensing dan persebaran manifestasi permukaan memiliki korelasi yang positif dengan hasil gravitasi adanya struktur graben dari zona GSF yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Kelurusan dan karakteristik (arah dan kemiringan) struktur ditandai dengan adanya kontras nilai gravitasi, nilai Horizontal Gradient Magnitude (HGM) maksimum, dan nilai zero Second Vertical Derivative (SVD) serta analisis Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD). Hasil interpretasi struktur bawah permukaan gravitasi berkorelasi positif dengan analisis parameter MT (splitting curve MT) yang dapat mengindikasi zona struktur bawah permukaan. Gabungan interpretasi struktur permukaan dan bawah permukaan teridentifikasi adanya 5 struktur (F1, F2, F3, F4, dan F5) yang diklasifikasikan sebagai Struktur Pasti (F1, F2, F3, dan F4) dan Struktur Diperkirakan (F5) yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Struktur F3 yang berorientasi baratlaut-tenggara merupakan struktur utama yang berperan sebagai fluid conduit (zona permeabel) yang dibuktikan dengan adanya manifestasi mata airpanas bertipe klorida. Berdasarkan hasil pemodelan inversi 3-D MT dan pemodelan kedepan 2-D gravitasi dapat mendelineasi zona reservoir pada kedalaman 1500 – 2000-meter yang dikontrol oleh struktur F3 dan zona reservoir berasosiasi dengan batuan metasediment yang nantinya dapat menentukan lokasi sumur pengeboran. Untuk memvisualisasikan sistem geotermal secara komprehensif, maka dikembangkan model konseptual dengan mengintegrasikan model geofisika yang memiliki kualitas data optimum dengan data geologi dan geokimia yang saling berkorelasi, sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan dalam menentukan lokasi pengembangan sumur produksi dan reinjeksi dan menurunkan resiko kegagalan dalam well targeting.

The existence of geological structures is one of the important parameters in determining the permeability zone in a geothermal system. This study was conducted in one of the geothermal prospect areas in the Sumatera Fault System (GSF) zone included in the Angkola and Barumun segments which aims to identify the continuity of surface to subsurface features, especially geological structures that are closely related to permeability zones by integrating geological, geochemical, and geophysical data. Remote sensing technology is used to identify geological structures observed at the surface that are correlated with the distribution of surface manifestations. However, not all surface-observed geological structures can be observed and their continuity from the surface to the subsurface is done with a geophysical approach using magnetotelluric (MT) and gravity data. Interpretation of surface geological structures based on remote sensing analysis and the distribution of surface manifestations has a positive correlation with the gravity results of the graben structure of the GSF zone which has a northwest-southeast orientation. The alignment and characteristics (direction and slope) of the structure are characterized by the contrast of gravity values, maximum Horizontal Gradient Magnitude (HGM) values, and zero Second Vertical Derivative (SVD) values as well as Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD) analysis. The results of gravity subsurface structure interpretation are positively correlated with MT parameter analysis (splitting curve) which can indicate subsurface structure zones. The combined interpretation of surface and subsurface structures identified 5 structures (F1, F2, F3, F4, and F5) classified as Certain Structures (F1, F2, F3, and F4) and Estimated Structure (F5) that have a northwest-southeast orientation. The northwest-southeast oriented F3 structure is the main structure that acts as a fluid conduit (permeability zone) as evidenced by the manifestation of chloride-type hot springs. Based on the results of 3-D MT inversion modeling and 2-D gravity forward modeling, it can delineate the reservoir zone at a depth of 1500 - 200 meters controlled by the F3 structure and the reservoir zone is associated with metasedimentary rocks which can later determine the location of drilling wells. To visualize the geothermal system comprehensively, a conceptual model was developed by integrating geophysical models that have optimum data quality with geological and geochemical data that are correlated, so that it can be used as a basis and guide in determining the location of production well development and reinjection and reduce the risk of failure in drilling targets."
Jakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alief Farhan
"Wilayah panas bumi Muara Laboh merupakan wilayah dengan potensi panasbumi yang berada pada jalur Sesar Sumatera. Hal tersebut menyebabkan wilayah ini memiliki struktur geologi yang kompleks. Untuk memahami sistem panas bumi dan memanfaatkan potensi panas bumi di wilayah Muara Laboh, maka perlu dilakukan kegiatan eksplorasi yang salah satunya bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang mengontrol aliran fluida dan manifestasi di wilayah tersebut. Pada penelitian ini, metode gravitasi diaplikasikan untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan seperti patahan yang menjadi salah satu kontrol permeabilitas pada suatu sistem panas bumi. Pengolahan data gravitasi satelit dilakukan hingga mendapatkan peta kontur Anomali Bouguer Lengkap. Setelah itu, dilakukan pemisahan anomali regional dan residual menggunakan metode Trend Surface Analysis (TSA) dan Analisis Spektrum. Untuk mendeteksi keberadaan patahan dilakukan analisa dengan metode First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD). Pemodelan Forward 2D juga dilakukan untuk memodelkan struktur bawah permukaan menggunakan kontur anomali residual data gravitasi dikorelasikan dengan informasi geologi dan data penampang 3D Magnetotellurik. Selain itu, pengidentifikasian struktur yang terlihat di permukaan dilakukan dengan analisis data remote sensing. Analisis ini dilakukan terhadap data Digital Evaluation Model (DEM) dengan menggunakan metode Fault and Fracture Density (FFD). Analisis FFD diawali dengan penarikan kelurusan secara manual berdasarkan interpretasi visual. Hasil ekstraksi kelurusan tersebut dipetakan dalam bentuk peta FFD untuk menggambarkan densitas kelurusan di permukaan. Hasil dari pengolahan dan analisis data gravitasi satelit dan remote sensing ini diintegrasikan secara terpadu dengan data penunjang yaitu penampang 3D Magnetotellurik. Dari integrasi terpadu tersebut didapatkan hasil bahwa zona struktur pengontrol manifestasi pada 2 area di wilayah panas bumi Muara Laboh. Kedua area tersebut berada di sekitar beberapa manifestasi hot spring dan Fumarol Idung Mancung serta area lainnya merupakan area sekitar kawah Gunung Patah Sembilan dan Fumarol Patah Sembilan.

The Muara Laboh geothermal area is an area with geothermal potential located on the Sumatra Fault. It causes this area to have a complex geological structure. To understand the geothermal system and utilize geothermal potential in the Muara Laboh area, it is necessary to carry out exploration activities, one of which aims to identify the geological structures that control fluid flow and manifestations in the area. In this study, the gravity method is applied to identify subsurface geological structures such as faults which are one of the permeability controls in a geothermal system. Satellite gravity data processing is carried out to obtain a complete Bouguer Anomaly contour map. After that, the regional and residual anomalies were separated using the Trend Surface Analysis (TSA) and Spectrum Analysis methods. To detect the presence of faults, analysis was carried out using the First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) methods. Forward 2D modeling was also carried out to model subsurface structures using residual anomalous contours of gravity data correlated with geological information and 3D Magnetotelluric cross-sectional data. In addition, the identification of structures visible on the surface is carried out by analysis of remote sensing data. This analysis was conducted on the Digital Evaluation Model (DEM) data using the Fault and Fracture Density (FFD) method. FFD analysis begins with manually drawing lineament based on visual interpretation. The lineament extraction results are mapped in the form of an FFD map to describe the lineament density on the surface. The results of the processing and analysis of satellite gravity data and remote sensing are integrated in an integrated manner with supporting data, namely the 3D Magnetotelluric cross section. From this integration, it is found that the zone of the manifestation control structure is in 2 areas in the Muara Laboh geothermal area. The two areas are located around several manifestations of hot springs and the Idung Mancung Fumarole and the other area is the area around the crater of Mount Patah Sembilan and Fumarole Patah Sembilan. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Idul Putra
"Daerah penyelidikan panasbumi Banda baru terletak di kecamatan Amahai, Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Daerah Banda Baru memiliki potensi panas bumi. Hal ini di indikasikan oleh penelitian sebelumnya yang menemukan adanya manifestasi panas bumi berupa mata air panas dengan suhu antara 60 - 68 oC. Metode gayaberat adalah metode yang efektif untuk mendelineasi struktur bawah permukaan yang mengontrol sistem panasbumi.
Pada penelitian ini, telah dilakukan pengukuran gayaberat dengan 253 titik pengukuran. Kemudian dilakukan koreksi data untuk mendapatkan peta anomali bouguer. Untuk pemisahan anomali residual dan regional dari anomali bouguer digunakan Butterworth filter.
Analisis data gayaberat dilakukan dengan menggunakan metode Horizontal Gradient (HG) dan Euler Deconvolution (ED). Kedua teknik interpretasi ini akan membantu mendeteksi sesar atau patahan yang ada di daerah penyelidikan. Kemudian hasilnya di didukung dengan hasil interpretasi sesar dari data geologi.
Hasil analisis geologi, Horizontal gradient dan Euler deconvolution, menunjukkan adanya struktur berupa sesar didekat manifestasi disekitar daerah penyelidikan panasbumi Banda Baru. Sesar ini diduga sebagai jalan bagi fluida hidrotermal untuk keluar.

Banda Baru geothermal research area is located in Amahai district, central Maluku, Maluku. Banda Baru area exhibited geothermal prospecting. It is indicated by previous investigation through which has been found manifestations such as hot springs with temperature around 60-68˚C. Gravity method is powerful way to delineate structures that controls geothermal system.
In this study, we have identified subsurface structure by gravity method. We have measured gravity data at 253 station. Then, we corrected the data to obtain bouguer anomaly map. Buttherworth filter was used to separate residual and regional anomaly from its bouguer anomaly.
Gravity data analysis was done using Horizontal gradient method and Euler deconvolution. Both interpretation techniques was used to identify faults around the study area. Then, the result of this interpretation is supported with interpretation of faults from geology data.
The result of geological analysis combined with Horizontal gradient and Euler deconvolution showed that there is a fault structure near the manifestations around Banda Baru geothermal prospect. This fault is believed to be a path for the hydrothemal fluid to flow up to the surface.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fariduddin Syafiq
"Sumani merupakan salah satu daerah dengan potensi geotermal yang terletak di provinsi Sumatera Barat. Daerah ini memiliki struktur graben dan beberapa patahan-patahan disekitar graben. Eksplorasi geotermal di daerah Sumani telah dilakukan pada tahun 2011, Namun masih belum ada penelitian lanjutan ataupun penelitian dari pihak lain, terutama penelitian yang menggunakan metode geofisika untuk identifikasi struktur di daerah tersebut, terbukti dari sedikitnya publikasi yang ada, sehingga penelitian ini dilakukan. Dalam penelitian ini, aplikasi metode gravitasi yang diintegrasikan dengan data geologi dan geokimia yang bertujuan untuk meneliti lebih lanjut terkait struktur geologi yang berasosiasi di daerah geotermal Sumani. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data gravitasi satelit GGMPlus dan diolah untuk pembuatan Peta CBA, Pemisahan anomali Regional dan residual menggunakan metode spectrum analysis dan polynomial TSA Orde 1 dan 2, melakukan korelasi FHD dan SVD, serta pemodelan 3 dimensi yang kemudian di konfirmasi kembali dengan data geologi dan geokimia. Hasilnya ditemukan struktur geologi berupa sesar yang didominasi dengan arah orientasi baratlaut – tenggara yang searah sesar besar Sumatera dan sesuai dengan peta geologi, sesar-sesar tersebut juga lah yang mengontrol kemunculan mata air panas Lawi, Karambia, Lakuak, dan Lubuk Jange dari data geokimia. Analisis FHD dan SVD menunjukkan bahwa struktur geologi yang terjadi didominasi oleh struktur patahan turun berarah baratlaut-tenggara dan struktur graben yang sesuai dengan data geologi, serta ditemukannya struktur graben pada pemodelan 3 dimensi sampai kedalaman yang dalam.

Sumani is one of the areas with geothermal potential which is located in the province of West Sumatra. This area has a graben structure and several faults around the graben. Geothermal exploration in the Sumani area was carried out in 2011, however there is still no further research or research from other parties, especially research using geophysical methods to identify structures in the area, as evidenced by the lack of publications, so this research was conducted. In this study, the application of the gravity method is integrated with geological and geochemical data which aims to further research related geological structures in the Sumani geothermal area. The research was conducted using GGMPlus satellite gravity data and processed for making CBA Maps, Separating Regional and residual anomalies using spectrum analysis and TSA polynomial methods of Order 1 and 2, performing FHD and SVD correlations, as well as 3-dimensional modeling which was then re-confirmed with geological data. and geochemistry. The results found that geological structures in the form of faults were dominated by a northwest-southeast orientation in the direction of the Sumatran fault and in accordance with the geological map, these faults also controlled the emergence of Lawi, Karambia, Lakuak, and Lubuk Jange hot springs from geochemical data. FHD and SVD analysis shows that the geological structure that occurs is dominated by a northwest-southeast trending down fault structure and a graben structure that is in accordance with geological data, as well as the discovery of a graben structure in 3-dimensional modeling to deep depths."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Arnanda Adi Wijanarko
"Daerah Sembalun di Nusa Tenggara Barat memiliki potensi geothermal. Adanya potensi geothermal mendukung penelitian terkait daerah panas bumi Sembalun. Potensi panas bumi Sembalun rata-rata berkisar 70 megawatt equivalent (Mge). Pada daerah Sembalun telah dilakukan beberapa penelitian terkait geologi, geokimia dan geofisika. Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang dapat mengidentifikasi struktur bawah permukaan. Metode gravitasi dapat dilakukan secara langsung dilapangan atau melalui data citra satelit yaitu GGMplus. Metode GGMplus dapat diolah untuk menghasilkan peta CBA, regional dan residual, FHD dan SVD serta pemodelan inversi 3D. Diperlukan untuk integrasi data GGMplus dengan data geologi dan geokimia agar mendapatkan hasil yang akurat.  Berdasarkan pengolahan GGMplus yaitu korelasi antara FHD dan SVD diketahui bahwa daerah Sembalun memiliki sesar dengan arah barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya. Sesar tersebut mengakibatkan munculnya suatu manifestasi permukaaan berupa mata air panas Sebau dan Kalak serta mata air dingin Orok.

The Sembalun area in West Nusa Tenggara has geothermal potential. The existence of geothermal potential supports research related to the Sembalun geothermal area. Sembalun's geothermal potential averages around 70 megawatt equivalent (Mge). In the Sembalun area, several studies related to geology, geochemistry and geophysics have been carried out. The gravity method is one of the geophysical methods that can identify subsurface structures. The gravity method can be carried out directly in the field or through satellite imagery data, namely GGMplus. The GGMplus method can be processed to produce CBA, regional and residual, FHD and SVD maps as well as 3D inversion modeling. Required for integration of GGmplus data with geological and geochemical data in order to obtain accurate results. Based on GGMplus processing, namely the correlation between FHD and SVD, it is known that the Sembalun area has a fault with a northwest - southeast and northeast - southwest direction. The fault resulted in the emergence of a surface manifestation in the form of Sebau and Kalak hot springs and Orok cold springs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Noor Permadi
"Telah dilakukan penelitian terhadap lapangan panas bumi PATRA guna mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan interpretasi dari data gravitasi. Pada penelitian ini data utama adalah data gravitasi yang didukung oleh data geologi permukaan dan metode geofisika lainnya berupa data magnetotellurik. Secara geologi, daerah penyelidikan dibagi menjadi 3 satuan batuan, yaitu; Satuan batuan malihan yang terdiri dari batuan sekis, pilit dan kuarsit, Satuan batuan Lempung dan Satuan batuan alluvium. Struktur geologi yang berkembang didaerah penyelidikan berupa sesar-sesar mendatar yang mempunyai trend hampir utara-selatan, sedangkan sesar-sesar normalnya berkembang dengan trend hampir berarah barat-timur. Dari data pengolahan gravitasi tahap awal yang telah dilakukan, dengan densitas rata-rata sebesar 2.33 gr/cc dari metode parasnis yang diduga merupakan nilai dari batuan metamorf.
Struktur geologi yang ditemukan pada daerah penelitian berdasarkan hasil gabungan filtering data gravitasi menyebutkan terdapat dua buah struktur geologi patahan naik yang saling berhadapan, sangat berkemungkinan untuk menjadi struktur graben dibawah permukaan. Sistem panas bumi lapangan PATRA merupakan sistem tectonic setting. Struktur geologi bawah permukaan bumi dapat teridentifikasi dari berbagai pengolahan dan filtering data gravitasi yang menunjukkan bahwa jalur fluida panas berada pada bagian barat dan bagian tenggara daerah penelitian.

The research has conducted on geothermal field PATRA to identify subsurface geological structures based on interpretation of gravity data.In this study,the main data is gravity data that were supported by surface geological data and other geophysical methods, magnetotelluric data. Geologically, the investigation area was divided into three lithologies, there are metamorphic rock composed of schist, phylit and quartzite, clay and alluvium.Geological structures that developing the area of investigations such as horizontal faults that has almost north south trend, while the normal faults develop with the trend nearly east west. Processing of gravity data at early stage has been done with an average density of 2 33 gr cc from parasnis method which believed as the value of the metamorphic rocks.
The geological structure discovered in area of research based on the combined results of filtering gravity data mentioned there are two geological structure thrust fault that face each other, mostly identified as a graben structure below the surface. PATRA 39 s geothermal field system is tectonic setting. Geological structure below the earth 39 s surface can be identified from variety of processing and filtering gravity data that indicating the hot fluid paths is western and the southeastern part of area of research.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Claudiya A.
"Heat source merupakan parameter yang penting dalam sistem panas bumi. Heat source akan memanaskan fluida atau meteoric water yang terkandung di dalam bumi. Fluida yang terpanaskan ini kemudian akan menghasilkan hot spring dan fumarol di permukaan. Munculnya manifestasi di permukaan dikarenakan adanya patahan yang menghubungkan reservoir dengan permukaan bumi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui dimana letak reservoir dan patahan serta strukturnya saat eksplorasi. Selama ini analisis data gravitasi hanya fokus pada reservoir tidak sampai menentukan heat source. Tilt angle atau tilt derivative adalah metode derivative yang dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman hot rock. Tilt angle memanfaatkan perbanding antara vertical derivative dengan horizontal derivative. Diharapkan dari penelitian ini kita dapat mengetahui kedalaman hot rock dari sistem geothermal yang berada di gunung lawu dengan menggunakan tilt derivative. Tidak hanya hot rock namun diharapkan juga dari penelitian ini kita dapat mengetahui letak struktur patahan yang kemudian akan digunakan untuk membuat model konseptual geothermal pada sistem geothermal di Gunung Lawu.Heat source merupakan parameter yang penting dalam sistem panas bumi. Heat source akan memanaskan fluida atau meteoric water yang terkandung di dalam bumi. Fluida yang terpanaskan ini kemudian akan menghasilkan hot spring dan fumarol di permukaan. Munculnya manifestasi di permukaan dikarenakan adanya patahan yang menghubungkan reservoir dengan permukaan bumi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui dimana letak reservoir dan patahan serta strukturnya saat eksplorasi. Selama ini analisis data gravitasi hanya fokus pada reservoir tidak sampai menentukan heat source. Tilt angle atau tilt derivative adalah metode derivative yang dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman hot rock. Tilt angle memanfaatkan perbanding antara vertical derivative dengan horizontal derivative. Diharapkan dari penelitian ini kita dapat mengetahui kedalaman hot rock dari sistem geothermal yang berada di gunung lawu dengan menggunakan tilt derivative. Tidak hanya hot rock namun diharapkan juga dari penelitian ini kita dapat mengetahui letak struktur patahan yang kemudian akan digunakan untuk membuat model konseptual geothermal pada sistem geothermal di Gunung Lawu.

Heat source is the important parameter in geothermal system which is will heats fluid or meteoric water that is contained in the earth. Basically, geothermal system formed as a result of heat transfer from heat source to the surrounding by conduction and convection. Geothermal manifestation occurs because of the propagation of heat from below the surface. The emergence of manifestations at the surface due to the fault that connects the reservoir to the earth rsquo s surface. Therefore, it is important to know where the location of the reservoir, the location of the fault, and the structure of the fault when exploration used gravity method. In general, analysis of gravity data only focus to determine the reservoir . Tilt angle or tilt derivative is a dervative method that can be used to determine the depth of the hot rock. Tilt angle utilizing comparison between vertical derivative with horizontal derivative. The zero contours of the tilt angle correspond to the boundaries of geologic discontinuities and are used to detect the linear features in gravity data. The half distance between 4 and 4 radians is equal to the depth of top of heat source. This research is expected that can we know the depth of top of heat source of geothermal system at Mt. Lawu using tilt derivative.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vito Giovani Amin
"Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang sudah umum digunakan dalam eksplorasi sistem panas bumi. Parameter yang terdeteksi berupa variasi nilai gravitasi yang menggambarkan distribusi densitas bawah permukaan. Dalam sistem panas bumi, batuan reservoir dapat dipetakan dengan metode gravitasi dikarenakan batuan reservoir memiliki densitas yang lebih rendah dibandingkan sekitarnya, sehingga menimbulkan anomali kontras densitas. Selain reservoir, struktur bawah permukaan juga akan teridentifikasi melalui peta residual, yang juga dikorelasikan dengan analisis derivatif berupa First Horizontal Derivative FHD , dan Second Vertical Derivative SVD. Melalui identifikasi patahan, zona recharge, zona discharge, serta daerah upflow dan outflow dapat dipetakan dengan lebih baik untuk merancang model konseptual sistem panas bumi. Kemudian dalam penelitian ini, sistem panas bumi akan dibuat model 3D inversi untuk penggambaran yang lebih jelas.

Gravity is a common geophysical method to be used in geothermal exploration. The detected parameter is the variation of gravity value, which represents the distribution of subsurface density. In geothermal system, we can detect reservoir rock with gravity method because the reservoir rock has a lower density rather than its surrounding which makes a contrast anomaly. For subsurface structures, the author will analyze it with derivative method FHD First Horizontal Derivative and SVD Second Vertical Derivative . Through subsurface structure identification, we can delineate the recharge and discharge area, together with uplow and outflow zone to design the geothermal conceptual model. Last but not least, the author will make a 3d inversion model for a better understanding."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>